Penelitian ini merupakan kajian sinkronis deskriptif yang menjelaskan salah satu kajian produk penerjemahan dalam tataran mikro, yaitu teknik amplifikasi. Teknik amplifikasi merupakan teknik penerjemahan yang menambah detail informasi yang tidak terdapat dalam teks bahasa sumber. Penambahan dalam teknik ini hanya informasi yang digunakan untuk membantu penyampaian pesan atau pemahaman pembaca. Dalam hal ini, teknik amplifikasi meliputi: (1) teknik parafrase, (2) teknik eksplisitasi, (3) teknik adisi, dan (4) teknik anotasi. Untuk melihat penerapan teknik amplifikasi dalam teks sumber dan teks sasaran, perlu diurai terlebih dahulu struktur informasi yang membentuk pesan dalam teks, yaitu konstruksi Tema dan Rema. Dalam kajian ini, tema dipahami sebagai titik anjak sebuah pesan yang sudah dipahami (informasi lama), sementara itu rema merupakan informasi baru. Dengan demikian, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan teknik amplifikasi dalam struktur informasi yang ada dalam produk penerjemahan teks Syarah Al-Hikam karya Kyai Sholeh Darat dan bagaimana dampak dari teknik penerjemahan amplifikasi tersebut terhadap kualitas terjemahan. Data dalam penelitian ini adalah 163 klausa yang terdapat dalam teks sumber (Tsu) berbahasa Jawa yang ditulis dengan abjad Arab pegon, kemudian teks tersebut diterjemahkan ke dalam teks sasaran (Tsa) berbahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif kebahasaan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Spradley, yaitu analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, dan analisis tema budaya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa teknik amplifikasi berpengaruh terhadap kualitas terjemahan, khususnya aspek akurasi terjemahan. Teknik amplifikasi dalam teks al-Hikam bahasa Jawa dengan abjad Arab Pegon cenderung berorientasi pada bahasa sasaran (Indonesia). Kajian ini diharapkan memberikan kontribusi pada penelitian bahasa lokal di Indonesia, khususnya dalam kajian linguistik dan penerjemahan.