Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

KARAKTERISASI DAN STUDI PENAPISAN FITOKIMIA DAUN KELOR (Moringa oleifera L.) ASAL GARUT JAWA BARAT: CHARACTERIZATION AND PHYTOCHEMICAL SCREENING STUDY OF MORINGA LEAF (Moringa oleifera L.) FROM GARUT, WEST JAVA Aji Najihudin; Siti Hindun; Nopi Rantika; Ghina Magfiroh; Dani Sujana
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 2 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i2.761

Abstract

Tanaman kelor (Moringa oleifera L.) digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional dan diyakini memiliki potensi untuk mengatasi malnutrisi serta mencegah dan menyembuhkan berbagai penyakit. Sebagai calon bahan baku obat, karakteristik merupakan langkah awal untuk mengetahui mutu dari simpilia, sehingga hasilnya dapat dijadikan acuan pengembangan penelitian selanjutnya. Tujuan dari karakteristik simplisa dalam upaya pemenuhan persyaratan dan menjamin konsistensi mutu untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan sebagai bahan baku obat tradisional. Penelitian ini melaporkan bahwa serbuk simplisia daun kelor memiliki nilai kadar air 4,0%, kadar abu total 6,47%, kadar abu larut air 1,69%, kadar abu tidak larut asam 0,73%, kadar sari larut air   38%, kadar sari larut etanol 18% dan susut pengeringan 6,5%. Rendemen ekstrak yang diperoleh adalah 13,58%, sedangkan hasil penapisan fitokimia dari simplisia dan ekstrak daun kelor menunjukkan hasil yang konsisten antara kandungan alkaloid, flavonoid, tanin dan kuinon, akan tetapi saponin dan steroid/triterpenoid justru tidak terdeteksi setelah perlakuan ekstraksi. Jenis dan konsentrasi fitokimia pada tanaman sumber berbeda-beda tergantung faktor internal dan eksternal seperti jenis tanaman, varietas, tanah, dan lingkungan tumbuh (luas, ketinggian, dan musim). Saponin diklasifikasikan sebagai saponin steroid atau triterpenoid tergantung pada sifat aglikon, yang dikenal sebagai sapogenin. Selama ekstraksi, saponin dapat terhidrolisis dan terdegradasi, sehingga harus sangat berhati-hati selama ekstraksi. Selain itu, struktur kimia saponin dapat berubah selama penyimpanan atau pengolahan. Ikatan antara rantai gula dan aglikon serta antara gugus gula dapat dihidrolisis dengan perlakuan asam atau basa, dihidrolisis atau diubah oleh enzim/mikroorganisme, mengarah pada pembentukan aglikon, prosapogenin (saponin yang dihidrolisis sebagian) dan residu gula...
COMPARISON OF ABTS (2,2-AZINOBIS(3-ETHYLBENZOTHIAZOLINE)-6-SULFONIC ACID) AND DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZYL) ASSAYS TO MEASURE THE ANTIOXIDANT ACTIVITY OF ETANOL EXTRACT OF RED ALGA (Gelidium sp) Martiani, Isye; Rustamsyah, Ardi; Puspitasari, Tien Ellita Endah; Sujana, Dani
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vol 15, No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Farmako Bahari
Publisher : Faculty of Mathematic and Natural Science, Garut University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jifb.v15i1.3461

Abstract

Seaweeds have an ecological function as primary producers in marine waters. It also has an important economic value as a producer of hydrocolloids (alginate, agar, and carrageenan) used in various food and pharmaceutical industries. This study aims to determine the antioxidant activity of red algae (Gelidium sp). Extraction was done using the maceration method using 96% ethanol and concentrated by rotary evaporation. The antioxidant activity of the extract was tested using ABTS and DPPH methods. Antioxidant activity was seen from the IC50. The results showed that IC50 from ethanol extract of red algae (Gelidium sp) with the DPPH method is 3,9154 ppm. Then, using the ABTS method, IC50 from ethanol extract of red algae (Gelidium sp) is 9,1178 ppm. This result shows that the ethanol extract from red algae (Gelidium sp) has very strong antioxidant activity (<50 ppm).
Pembuatan Media Perawatan Ulkus Diabetik Menggunakan Kombinasi Lidah Buaya dan Gula Aren di Kabupaten Garut Farhan, Zahara; Ratnasari, Devi; Sujana, Dani
Abdimas Galuh Vol 6, No 2 (2024): September 2024
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v6i2.14735

Abstract

Salah satu komplikasi neuropati pada pasien diabetes mellitus tipe 2 adalah ulkus diabetik yang disebabkan oleh neuropati perifer. Kondisi tersebut mengakibatkan keterlambatan proses penyembuhan luka yang menimbulkan penyebaran infeksi pada luka. Perawatan ulkus diabetik menggunakan kombinasi lidah buaya dan gula aren merupakan salah satu tindakan perawatan komplementer untuk mencegah komplikasi pada luka. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kemampuan soft skill dan hard skill mitra dalam merancang, membuat, dan menggunakan teknologi tepat guna berbasis kearifan lokal dalam bidang kesehatan. Metode pelaksanaan kegiatan melalui penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan mitra dalam membuat produk media perawatan ulkus diabetik menggunakan kombinasi lidah buaya dan gula aren untuk digunakan dalam merawat luka ulkus diabetik yang diaplikasikan langsung kepada pasien. Kegiatan dilaksanakan selama 3 hari mulai dari tanggal 04-06 November Tahun 2023 yang diikuti oleh 15 orang kader kesehatan di Desa Tegal Panjang Kecamatan Sucinaraja Kabupaten Garut dengan melibatkan 1 orang pasien yang mengalami ulkus diabetik. Sebelum dilakukan kegiatan, tim pelaksana melakukan pre-test untuk mengukur tingkat pengetahuan pasien dan keluarga menggunakan kuesioner. Setelah itu, tim pelaksana melakukan pemaparan materi yang dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan media perawatan ulkus diabetik menggunakan kombinasi lidah buaya dan gula aren kepada para kader kesehatan dan selanjutnya dilakukan post-test. Hasil kegiatan menunjukkan, sebagian besar (66,7%) kader kesehatan memiliki tingkat pengetahuan kurang, sebagian kecil (20%), dan sebagian kecil lainnya (13,3%) memiliki tingkat pengetahuan baik dan cukup sebelum dilakukan kegiatan. Setelah mengikuti kegiatan, hampir seluruh (86,7%) kader kesehatan memiliki tingkat pengetahuan baik, dan sebagian kecil lainnya (13,3%) memiliki tingkat pengetahuan cukup. Adanya perubahan tingkat kemampuan tersebut dikarenakan tingginya motivasi kader kesehatan untuk ingin tahu dan mampu dalam membuat media perawatan ulkus diabetik menggunakan kombinasi lidah buaya dan gula aren secara mandiri karena kedua bahan tersebut mudah didapatkan dan biayanya terjangkau oleh masyarakat.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL JAHE MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum) TERHADAP BAKTERI Streptococcus mutans SECARA IN VITRO Nugraha, Yogi Rahman; Sujana, Dani; Dewi, Risma Anugrah
Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi Vol 9 No 2 (2024): Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jpx.v9i2.8019

Abstract

Infections remain a major public health challenge in Indonesia, including infections of the oral cavity caused by microorganisms such as Streptococcus mutans. Red ginger is known to contain flavonoids, phenols, essential oils, and tannins that have the potential to inhibit bacterial growth. This study aims to test the antimicrobial activity of red ginger ethanol extract against Streptococcus mutans using the agar diffusion method. The results showed that at concentrations of 10 and 20%, there was a slight increase in the zone of inhibition. However, starting from 40% concentration, the increase in concentration resulted in a larger zone of inhibition. At 60% concentration, the results were close to the positive control, and at the highest concentration of 80%, the inhibition zone reached 28.04 mm with an inhibition rate of 62.24%. Overall, the inhibitory activity showed a positive relationship as the concentration of red ginger extract increased.
KESESUAIAN RESEP BERDASARKAN ASPEK ADMINISITRATIF DAN FARMASETIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS WANARAJA GARUT Nurul, Nurul; Sujana, Dani; Rahayu, Sri
Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi Vol 9 No 2 (2024): Pharma Xplore : Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jpx.v9i2.8020

Abstract

Completeness of administration and pharmacology in prescriptions can minimise or reduce the occurrence of medication errors. This study aims to look at the description of the suitability of administrative and pharmaceutical aspects in prescriptions by looking at the percentage of completeness of administrative and pharmaceutical aspects in prescriptions at the Wanaraja Garut Health Centre. This research is quantitative descriptive. The sampling method is random sampling which is calculated using the Slovin formula. The sample used was 308 prescription sheets in January 2021. Based on the results of the description of the completeness of prescriptions at the Wanaraja Garut Health Centre, of the 308 prescription sheets studied administratively, it was found that 60.90% were complete and 39.10% were incomplete, and studied pharmaceutically, it was found that 93.33% of the prescriptions were appropriate and 6.67% of the prescriptions were not appropriate. It can be concluded that the prescription sheet at the Wanaraja Garut Health Centre almost entirely meets the aspects of the completeness of the prescription in accordance with applicable laws and regulations, but it is still found that 11 out of 16 aspects of the completeness of the prescription do not contain information, namely the patient's age 2.27%, gender 30.51%, patient weight 98.51%, patient address 8.76%, doctor's name 47.7%, doctor's initials 64.28%, prescription date 3.57%, doctor's room or unit of origin 43.83%, doctor's SIP No. 0%, dosage form 11.3%, drug dosage 28.88%. This shows that the completeness of prescriptions at the Wanaraja Garut Health Centre is still incomplete, in writing prescriptions that trigger medication errors. It needs to be improved so that it meets the standards in accordance with applicable laws and regulations.
Review : Aktivitas Farmakologi Rumput Laut Genus Gracilaria (Rhodopyceae) Nurazizah, Siska; Rustamsyah, Ardi; Perdana, Farid; Sujana, Dani; Kusmiyati, Mimin
Jurnal Farmasi Sains dan Terapan (Journal of Pharmacy Science and Practice) Vol. 10 No. 1 (2023): February
Publisher : Faculty of Pharmacy, Widya Mandala Surabaya Catholic University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jfst.v10i1.4318

Abstract

Penyebaran rumput laut di Indonesia berada hampir diseluruh penjuru tanah air, namun produksi dan perdagangan rumput laut Indonesia sampai saat ini didominasi oleh genus Gracilaria dari kelas Rhodopyceae sebagai penghasil agar. Beberapa penelitian telah dilakukan dan menunjukan aktivitas dari Gracilaria. Tujuan review artikel ini adalah memberikan informasi tentang aktivitas farmakologi genus Gracilaria, dengan menggunakan metode studi literatur dari beberapa penelitian mengenai aktivitas dari Gracilaria. Beberapa spesies dari genus ini, berpotensi untuk aktivitas antioksidan, antibakteri, terapi adjuvans pada penyakit peridontal, antidiabetes, antiobesitas, antikolesterol, antiosteoklas, hepatoprotektor, antikanker, homeostatis, antikoagulan, antiulcer, dan imunostimulan.
SKRINING FITOKIMIA MINYAK ATSIRI AKAR WANGI (Vetiveria zizanioides (L.) Nash) ASAL KABUPATEN GARUT Nurul, Nurul; Sujana, Dani; Nugraha, Yogi Rahman; Muharam, Firman; Puspitasari, Siva; Syswianti, Desy
Jurnal Medika Cendikia Vol 11 No 01 (2024): Jurnal Medika Cendikia
Publisher : Karsa Husada Health Institute Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33482/jmc.v11i01.246

Abstract

Indonesia is uniquely positioned among the countries in the world where most of the land consists of tropical forests. Besides Haiti and the Bourbon Pacific, Indonesia is among the three largest producers of vetiver oil in the world. Garut Regency is the center of vetiver oil production in Indonesia. Vetiver root (Vetiveria zizanoides L. Nash), is known to contain terpenoid compounds that have antioxidant bioactivity, especially ?-vetivena, ?-vetivenon, and ?-vetivenon compounds. Phytochemical screening is a way to determine the content of secondary metabolites in a natural material. This study aims to determine the content of secondary metabolites in vetiver essential oil from Garut Regency. This research is qualitative in nature using a descriptive design of laboratory experiment method. The vetiver essential oil produced by the steam distillation method was tested for secondary metabolite content using thin-layer chromatography by looking at the stains that appeared on the chromatogram and the Rf value of the tested compounds. Secondary metabolite compounds tested include alkaloids, flavonoids, tannins, steroids, terpenoids, and saponins. Vetiver essential oil contains steroid compounds characterized by the onset of blue stains with an Rf of 0.9 and terpenoid compounds characterized by the onset of bright blue stains with an Rf of 0.54.