Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial

Pergeseran prosesi dan makna dalam tradisi Merti Dusun di desa wisata budaya Dusun Kadilobo Astin Eka Tumarjio; Muhammad Iqbal Birsyada
Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial Vol. 6 No. 2 (2022): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/satwika.v6i2.21503

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya pergeseran dan penurunan tradisi upacara Merti Dusun  seperti penurunan kepercayaan, faktor ekonomi dan perubahan pola pikir masyarakat dalam memaknai prosesi tradisi. Tujuan dari penelitian ini adalah umtuk mengetahui: (1) Bagaimanakah  prosesi upacara Merti Dusun Kadilobo Kecamatan Pakem dan makna tradisi Merti Dusun. (2) Hal-hal apakah  yang menyebabkan penurunan prosesi dan makna tradisi Merti Dusun di Dusun Kadilobo. (3) Apakah ada pergeseran prosesi dan makna dalam tradisi Merti Dusun di Dusun Kadilobo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi kasus. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi langsung, wawancara mendalam, dan dokumetasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.  Pengecekan keabsahan data penelitian menggunakan  triangulasi teori Struktural Fungsional dari Talcott Parsons untuk menganalisis temuan  hasil penelitian. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa: (1) Merti Dusun merupakan upacara tradisi masyarakat di Dusun Kadilobo yang memiliki makna filosofis sebagai wujud terima kasih dan rasa syukur kepada Allah (2) Adanya penurunan pada prosesi dan makna kuantitas pada tradisi isi karena disebabkan oleh antusias warga yang mulai berkurang. Selain itu lemahnya ekonomi dan pemahaman serta proses internalisasi budaya menjadi salah satu pemicu menurannya tradisi tersebut. Hal lainnya adalah berkenaan dengan kendala pembagian tugas kepanitiaan serta munculnya pola pikir masyarakat yang lebih modern (3) Pergeseran pada prosesi dan makna mengakibatkan berubahnya prosesi Merti Dusun pada setiap tahunnya. Perubahan dan pergeseran makna menjadikan pemahaman baru bagi masyarakat bahwa tradisi Merti Dusun tidak menjadi suatu hal yang harus dilaksanakan secara besar-besaran. The background of this research is that there are shifts and declines in the Merti Dusun ceremonial tradition such as a decline in belief, economic factors and changes in mindset. The purpose of this study was to find out: (1) The Merti Dusun Kadilobo ceremony procession, Pakem District and the meaning of the Merti Dusun tradition. (2) Things that cause a decline in procession and meaning the Merti Dusun tradition in Dusun Kadilobo. (3) Is there a shift in the procession and meaning in the Merti Dusun tradition in Dusun Kadilobo. The method used in this research is a case study qualitative research method. Data collection techniques were carried out by direct observation, in-depth interviews, and documentation. Data analysis techniques used in this research are data reduction, data presentation and conclusion drawing. Data validity check using the Structural Functional theoretical conception of Talcott Parsons to analyze and find the results of the study. The results of this study show that: (1) Merti Dusun is a traditional ceremony of the people in Kadilobo Hamlet which has a philosophical meaning as a form of gratitude and gratitude to God (2) There is a decrease in procession and meaning quantity in the tradition of content because it is caused by the enthusiasm of the residents who are starting to decrease. In addition, the weakness of the economy and understanding and the process of internalizing culture is one of the triggers for the decline of the tradition. Another thing is related to the obstacles in the division of committee tasks and the emergence of a more modern society mindset. (3) The shift in procession and meaning has resulted in changes in the Merti Dusun procession every year. Changes and shift in meaning create a new understanding for the community that the Merti Dusun tradition is not something that must be carried out on a large scale.  
Agama dan ritual: Dinamika konflik Dusun Mangir Lor Sendangsari Pajangan Muhammad Khidir Baihaqi; Muhammad Iqbal Birsyada
Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial Vol. 6 No. 2 (2022): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/satwika.v6i2.21657

Abstract

Menurut Dahrendorf dimasyarakat terdapat dua sisi, yakni konflik dan consensus, sehingga konflik adalah hal yang lumrah terjadi di masyarakat akibat dari hubungan psikologis dengan hubungan antagonis yang memiliki tujuan yang berbeda dan akhirnya tidak dapat menjadi satu karena perbedaan pendapat tersebut. Konflik yang terjadi di Mangir Lor adalah konflik antar umat beragama yakni  antara umat Hindu Paguyuban Padma Buana dan Umat Islam Dusun Mangir Lor yang terjadi pada tahun 2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap permasalahan terjadinya konflik di Mangir di mana setiap narasumber memiliki cerita versi yang berbeda tentang konflik ini. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif analisis. Pengumpulan data dengan cara observasi lapangan, wawancara, dokumentasi, dan studi Pustaka. Analisa data yang peneliti lakukan meliputi: reduksi data, penyajian data, dan verifikasi (kesimpulan). Hasil penelitian ini menjawab bahwa konflik yang terjadi di Mangir Lor pada tahun 2019 karena adanya miskomunikasi antara ibu Utiek Suprapti dengan masyarakat Mangir Lor. Masyarakat beranggapan ritual piodalan yang diselenggarakan oleh Ibu Utiek adalah sesat, karena para tamu yang diundang ibu Utiek beragam agama, seperti: Hindu, Budha, Nasrani, Islam, dan aliran kepercayaan. Kesimpulan dari penelitian, penyebab konflik di Mangir Lor  yang paling mencolok adalah karena kurangnya komunikasi dari Ibu Utiek dengan masyarakat yang pada akhirnya menimbulkan  konflik.    According to Dahrendorf in society there are two sides, namely conflict and consensus, so thatk onflik is a common thing that occurs in society due to psychological relationships with antagonistic relationships that have different goals and ultimately cannot become one because of these differences of opinion. The conflict that occurred in Mangir Lor was a conflict between religious people, namely between hindus of Padma Buana Community and Muslims of Mangir Lor Hamlet which occurred in 2019. The purpose of this study is to uncover the problem of conflict in Mangir where each source has a different version of the story about this conflict. The method used in this study is a descriptive qualitative method of analysis. Data collection by means of field observations, interviews, documentation, and literature studies. The data analysis that the researcher conducts includes: data reduction, data presentation, and verification (conclusion). The results of this study answer that the conflict that occurred in Mangir Lor in 2019 was due to a miscommunication between Utiek Suprapti's mother and the Mangir Lor community. People think that the piodalan ritual  organized by Mrs. Utiek is heretical, because the guests invited by Mrs. Utiek are of various religions, such as: Hinduism, Buddhism, Christianity, Islam, and religious traditions.  In conclusion from the researcher, the cause of the conflict in Mangir Lor was because of thenon-establishment of the openness of the communityi kasi from Mrs. Utiek with the community finally a conflict arose.