Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Buletin Peternakan Tropis (Bulletin of Tropical Animal Science)

The Effect of Moringa Leaf Extract (Moringa oleifera L) as Feed Additive in Drinking Water on Growth Performance and Percentage of Broiler Internal Organs: Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera L) sebagai Feed Additive dalam Air Minum terhadap Performa Pertumbuhan dan Persentase Organ dalam Broiler Fenita, Yosi; Kaharuddin, Desia; Nurmeiliasari, Nurmeiliasari; Azis, Arif Rahman; Kumalasari, Widia
Buletin Peternakan Tropis Vol. 5 No. 2 (2024)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.5.2.221-233

Abstract

This study aims to evaluate the impact of giving 70% ethanol extract of Moringa leaves as a feed additive in drinking water on growth performance and percentage of internal organs in broilers. The design applied was a completely randomized design (CRD) with four treatments and five replicates, where each replicate consisted of eight broilers. The treatments given varied in the levels of moringa leaf extract in drinking water, namely: P0 (drinking water without moringa leaf extract), P1 (0.45 g moringa leaf extract in 1 liter of drinking water), P2 (0.9 g moringa leaf extract in 1 liter of drinking water), and P3 (1.35 g moringa leaf extract in 1 liter of drinking water). The observed variables included ration consumption, body weight gain, final weight, ration conversion, as well as the percentage and weight of internal organs such as liver, heart, intestine, and cecum length and percentage. The results showed that the provision of moringa leaf extract at various doses had no significant effect (P > 0.05) on ration consumption, body weight gain, final weight, ration conversion, percentage and weight of liver, heart weight, intestinal weight, intestinal length, or percentage and length of broiler cecum. Based on these results, it can be concluded that the provision of Moringa leaf extract in drinking water at doses of 0.45 g to 1.35 g does not have a significant impact on the performance of growth and internal organs of broilers.
Studi Kualitas Semen Ayam Burgo Putranto, Heri Dwi; Nurmeiliasari, Nurmeiliasari; Harferry, Kendini Tianti
Buletin Peternakan Tropis Vol. 1 No. 1 (2020)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.1.1.10-15

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas semen ayam Burgo untuk tujuan Inseminasi Buatan. Penentuan sampel diambil secara accident sampling. Penelitian ini menggunakan 4 ekor ayam Burgo jantan berumur 12-15 bulan. Pengamatan dilakukan dengan evaluasi semen secara makroskopis terdiri dari volume, bau, warna dan konsistensi. Sedangkan evaluasi secara mikroskopis terdiri dari konsentrasi, gerakan massa, motilitas, dan abnormalitas. Dari pengamatan didapati hasil volume semen 0.21 mL , bau semen ayam Burgo adalah normal seperti bau khas dari ayam itu sendiri, warna semen dan kekentalan yaitu berwarna putih susu dan konsistensi kental. Sedangkan evaluasi secara mikroskopis terdiri dari konsentrasi yaitu 6942 x 106 spm /mL,  Gerakan massa (+++), gerakan individu atau motilitas mendapati angka 84% dan abnormalitas 8%. Hasil penelitian  menunjukkan  bahwa semen ayam Burgo mempunyai performa yang baik dan layak untuk digunakan untuk kebutuhan IB.
Kelimpahan Relatif Ektoparasit pada Inang Ayam Buras Lokal Putranto, Heri Dwi; Meriana, Meriana; Brata, Bieng; Nurmeiliasari, Nurmeiliasari
Buletin Peternakan Tropis Vol. 2 No. 1 (2021)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.2.1.1-8

Abstract

Negara beriklim tropis seperti Indonesia memiliki suhu dan kelembaban lingkungan yang tinggi, dan hal ini menjadi salah satu faktor berkembangnya ektoparasit. Ektoparasit pada unggas peliharaan dapat menjadi masalah yang berpotensi untuk berkontribusi pada kerugian sebuah usaha peternakan seperti penyakit, penurunan produksi dan bahkan mortalitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi serta menganalisa nilai Indeks Kelimpahan Relatif (IKR) ektoparasit yang ditemukan pada 3 jenis inang ayam buras lokal (ayam burgo, ayam ketarras dan ayam kampung) yang dipelihara pada manajemen pemeliharaan intensif. Penelitian eksploratif ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling pada 3 jenis ayam buras lokal yang dipelihara secara intensif di Commercial Zone and Animal Laboratory (CZAL) Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Ektoparasit dikoleksi langsung dari setiap individu ayam, kemudian data jenis dan populasi ektoparasit dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 5 jenis ektoparasit yang ditemukan yaitu Echidnophaga gallinacea, Penicillidia dufourii, Lipeurus caponis, Menopon gallinae dan Rhipicephalus sanguineus. Total populasi ektoparasit pada 3 jenis inang ayam buras lokal ditemukan sebanyak 174 ekor. Populasi ektoparasit tertinggi yaitu 68 ekor (M. Gallinae) dan populasi terendah sebanyak 13 ekor (P. dufourii). Spesies M. gallinae dan L. caponis ditemukan lebih melimpah serta memiliki IKR yang tinggi (39,1% dan 24,1%).
Pengaruh Media Tumbuh yang Berbeda terhadap Kandungan Air, Protein dan Lemak Maggot Black Soldier Fly (Hermetia illucens) Maulana, Maulana; Nurmeiliasari, Nurmeiliasari; Fenita, Yosi
Buletin Peternakan Tropis Vol. 2 No. 2 (2021)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.2.2.149-157

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengaruh media tumbuh yang berbeda terhadap kandungan air, protein dan lemak maggot BSF. Penelitian ini dilaksanakan bulan Agustus – Oktober 2020 di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu dan Laboratorium Jurusan Peternakan Universitas Bengkulu. Desain penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan ulangan sebanyak 3 ulangan. Pada penelitian ini menggunakan berbagai media tumbuh yaitu Lumpur Sawit (M1), Ampas Tahu (M2), Ampas Kelapa (M3) dan Pelepah Sawit (M4). Analisis data dilakukan dengan analisis ragam, apabila analisis berpengaruh nyata (P<0,05) maka dilakukan Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa media tumbuh berbeda mempengaruhi kandungan air (P<0,05), tidak berpengaruh nyata (P>0,05) pada parameter kandungan lemak kasar dan signifikan mempengaruhi kandungan protein kasar (P<0,01) dan berat segar maggot BSF yang dihasilkan.  Media yang menghasilkan kadar air Maggot BSF yang terendah yaitu ampas tahu (77,14 ± 0,53%); media tumbuh yang terbaik menghasilkan kadar protein maggot tertinggi adalah media tumbuh ampas kelapa (37,71 ± 0,54%) dan media tumbuh yang terbaik menghasilkan berat segar maggot tertinggi adalah media tumbuh ampas tahu (380.67 ± 43,11g). Berbagai media tumbuh maggot menyebabkan perubahan pada komposisi gizi maggot. 
Pengaruh Pemberian Tepung Daun Sirsak (Annona muricata L.) Fermentasi Aspergillus niger terhadap Deposisi Lemak Broiler Hutriansyah, Ilham; Santoso, Urip; Nurmeiliasari, Nurmeiliasari
Buletin Peternakan Tropis Vol. 2 No. 2 (2021)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.2.2.76-82

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian tepung daun sirsak yang difermentasi dengan Aspergillus niger terhadap deposisi lemak ayam broiler. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 12 Desember 2020 sampai 18 Januari 2021, berlokasi di Commercial Zone of Animal Laboratory, Jurusan Peternakan dan Laboratorium Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap. Seratus enam puluh ayam broiler umur 14 hari didistribusikan ke dalam 5 kelompok perlakuan sebagai berikut: P0= Penggunaan 0% daun sirsak fermentasi dalam ransum; P1= Penggunaan 1% daun sirsak fermentasi dalam ransum ; P2= Penggunaan 3% daun sirsak fermentasi dalam ransum; P3= Penggunaan 5% daun sirsak fermentasi dalam ransum; P4= Penggunaan 7% daun sirsak fermentasi dalam ransum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung daun sirsak yang difermentasi dengan Aspergillus nigert berpengaruh tidak nyata (P<0,05) terhadap lemak abdomen, lemak sartorial, lemak leher, lemak gizzard, lemak proventikulus dan fatty liver score, Dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung daun sirsak yang difermentasi dengan Aspergillus niger tidak mampu menurunkan deposisi lemak pada ayam broiler.
Performa Reproduksi dan Perkembangan Populasi Keturunan dari Ayam Hutan Merah pada Masyarakat di Kabupaten Seluma, Bengkulu Sutriyono, Sutriyono; Nurmeiliasari, Nurmeiliasari; Soetrisno, Edi; Brata, Bieng Brata; Suherman, Dadang
Buletin Peternakan Tropis Vol. 4 No. 1 (2023)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.4.1.55-62

Abstract

This study evaluates the reproductive performance and population development of red junglefowl offspring in communities in Seluma District, Bengkulu. Fifty respondents obtained by snowball sampling method used in this study. Data obtained through interviews, filling out questionnaires, and observation; includes rearing techniques, egg and chick production, as well as population. As a result, chicken population based on age and sex structure consisting of roosters (85 individuals), hens (67 individuals), chicks (63 individuals), and young chickens (122 individuals); and a total of 337 chickens. Chickens are raised by the community with 3 systems, namely (1) caged during the day and night, (2) released during the day and night, caged at night and released during the day. Egg production 5–15 eggs/hen/period, average 10.07±2.3 eggs/head/period, 8.6 ± 1.83 eggs were incubated by the hen, and eggs hatched 6.17±1.6 eggs/hen/period (72.78%), and and produced 6.17 chicks (61.26% of total egg production). Population development was slow, the initial population was 96 and the final population was 337 or an increase of 241 individuals (259.14%), the length of time of rearing was 7.47 years, so the increase rate was 32.26 individuals/year or 33.60% from the initial population. In conclusion, the descendants of the red jungle fowl are local chickens that genetically have good reproductive performance. Population growth is slow and is thought to be due to poor chickens rearing management.   Key words: Red Jungle Fowl, Offspring, Reproduction, Population   ABSTRAK Penelitian ini mengevaluasi performa reproduksi dan perkembangan populasi ayam hutan merah dan keturunannya pada masyarakat di Kabupaten Seluma, Bengkulu. Lima puluh responden diperoleh dengan metode snowball sampling digunakan dalam penelitian ini. Data diperoleh  melalui wawancara, pengisian kuesioner, dan observasi;  meliputi teknik pemeliharaan, produksi telur dan anak ayam, serta populasi. Hasil, populasi ayam terdiri dari ayam jantan (85 ekor ayam), ayam betina (67 ekor ayam), anak ayam (63 ekor anak ayam), dan ayam muda (122 ekor ayam), sehingga total ayam 337 ekor ayam. Ayam dipelihara dengan 3 sistim yaitu : dikandangkan  siang  dan malam hari, dilepas siang dan malam hari, dikandangkan pada malam hari dan dilepas pada siang hari. Produksi telur 5–15 butir/induk ayam/periode, rata-rata 10,07±2,3 butir/ekor/periode, jumlah telur dieram 8,6±1,83 butir/induk ayam/periode, dan telur yang menetas 6,17±1,6 butir/induk ayam/periode (72,78%). Produksi anak ayam sebanyak 6,17 ekor/induk ayam/periode (61,26% dari total produksi telur). Perkembangan populasi lambat, populasi awal adalah 96 ekor dan populasi akhir sebanyak 337 ekor atau naik 241 ekor (259,14%), dengan lama pemeliharaan adalah 7,47 tahun, sehingga angka kenaikkan adalah 32,26 ekor/tahun atau 33,60% dari populasi awal. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa ayam hutan merah keturunan dipelihara sebagai ayam lokal yang secara genetik memiliki kemampuan reproduksi cukup baik. Perkembangan populasi lambat yang diduga disebabkan menajemen pemeliharaan yang kurang baik.   Kata kunci: ayam hutan merah, keturunan, reproduksi, populas
Livestock Evacuation and Emergency Preparedness During Floods: Evakuasi Ternak Selama Bencana Banjir Nurmeiliasari, Nurmeiliasari; Fenita, Yosi; Bilyaro, Woki; Azis, Arif Rahman; Hermansyah, K.
Buletin Peternakan Tropis Vol. 6 No. 1 (2025)
Publisher : BPFP Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/bpt.6.1.101-110

Abstract

Flooding is a serious threat to the livestock sector that can cause significant economic losses and threaten livestock welfare. This article examines comprehensive strategies for livestock evacuation and emergency preparedness during floods, aiming to minimize such negative impacts. Through a systematic literature review from reputable scientific databases such as PubMed, Scopus, Web of Science and Google Scholar, this study identifies best practices for handling livestock evacuation during floods. The results showed five key components in effective livestock evacuation management: (1) pre-disaster stage that includes risk mapping and identification of flood-prone zones, (2) development of a structured evacuation plan that considers livestock characteristics and available infrastructure, (3) solid coordination between farmers, local government and relevant agencies, (4) implementation of regular evacuation training and simulation, and (5) post-evacuation recovery strategy. The main challenges identified include limited infrastructure, lack of coordination between institutions, and the lack of awareness of farmers on the importance of disaster preparedness. This study recommends the development of an integrated early warning system, capacity building of farmers through continuous training, and strengthening coordination between stakeholders. Implementation of these recommendations is expected to improve the effectiveness of livestock evacuation during floods and reduce potential economic losses and negative impacts on livestock welfare.