Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Meningkatkan Keterampilan dan Kreatifitas Santri Melalui Pengolahan Limbah Botol Plastik Menjadi Produk Siap Pakai Rosalinda Wiemar; Cama Juli Rianingrum; Susy Irma Adisurya
Jurnal Pengabdian Masyarakat Madani Vol 1 No 2 (2021): Jurnal Pengabdian Masyarakat Madani (JPMM)
Publisher : Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Syariah Bina Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.595 KB) | DOI: 10.51805/jpmm.v1i2.35

Abstract

Along with the development of technology and the needs of society, the production of packaged food and beverages is growing rapidly. Various materials are used as containers, mostly plastic, especially as drink containers. Besides being relatively cheap, lightweight, hygienic, it is also easy to process into an aesthetic and functional form. Unfortunately, this material is very difficult to decompose, so it has the potential to become waste that damages the environment and disturbs the view. Students at Islamic boarding schools are the next generation of the nation. Apart from primarily studying religious knowledge, they are also responsible for protecting and saving the environment. With self-financing, Raudhatul Ishlah Islamic Boarding School has limited funds to carry out daily student activities. For this reason, training that provides additional skills will be very beneficial for the students. The training method begins with a basic lecture on colors, design principles, an overview of the work to be made and tries to develop the creativity of the students by utilizing plastic bottle waste combined with natural materials around the pesantren. From this training, students get additional useful knowledge and skills so that they are more creative and productive. so that it can help students fill their spare time with positive activities and produce products according to the needs of students in Islamic boarding schools
Pelatihan Batik Kreatif Teknik Transfer Warna Sebagai Elemen Penunjang Interior Bagi Siswa SMA Pada Mata Kuliah Keterampilan Cama Juli Rianingrum; Ariesa Pandanwangi; Atridia Wilastrina; Erlina Novianti; Drajatno Widi Utomo; Belinda Sukapura Dewi; Indralaksmi Indralaksmi
Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal Vol 8, No 2 (2022): May 2022
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/aksara.8.2.1357-1366.2022

Abstract

Batik kreatif pada masa sekarang semakin berkembang secara proses dan variasinya baik secara tehnik, pengolahan material, motif, dan hasilnya. Salah satu yang sedang dikembangkan adalah batik dengan tehnik transfer warna. Keunggulan dalam proses membatik transfer warna adalah tidak memakai bahan kimia, memiliki proses yang lebih sederhana dan cepat, serta ramah lingkungan. Maka hal tersebut perlu disosialisasikan kepada masyarakat melalui Pengabdian pada Masyarakat (PkM). Kegiatan PkM ini bertujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang proses membatik kreatif dengan sistim transfer warna. SMK Kebangsaan Tanggerang Selatan adalah sekolah yang memfokuskan pada pengembangan batik. Inovasi baru yang ditawarkan pada pelatihan PkM diharapkan dapat memenuhi kebutuhan peserta didik dalam pengembangan materi teknik membatik dan dapat memperkaya khasanah teknik pembatikan di Indonesia. Karena masih masa pandemic, maka pelatihan pada tahap awal ini masih secara online dengan metode angket dan metode praktik dengan pendekatan cooperative learning. Diharapkan setelah masa pandemi selesai dapat dilanjutkan dengan metode eksperimen dan metode participatory action research. Hasil PkM diharapkan menambah wawasan para siswa mengenai perkembangan proses membatik sebagai warisan budaya tradisi.
THE TRANSFORMATION OF HOUSES IN KAUMAN YOGYAKARTA SETTLEMENT AS A FORM OF CULTURAL STAGES Cama Juli Rianingrum
Jurnal Dimensi Seni Rupa dan Desain Vol. 10 No. 2 (2013)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1452.581 KB) | DOI: 10.25105/dim.v10i2.303

Abstract

AbstrakManusia menerima alam dengan segala kondisinya karena memang bukan manusia yang menciptakan alam, namun dengan akalnya manusia mencari pemecahan masalah dari berbagai persoalan hidup sehari-harinya dan berusaha mengendalikan alam agar sesuai dengan keinginannya.Bangunan dalam pemukiman Kauman Yogyakarta mengalami pergeseran dan perubahan bentuk, yang menurut teori Peursen terjadi dalam tiga tahap kebudayaan, yaitu tahap mistis ( alam pikiran), tahap ontologis dan tahap fungsionil. Selama peradaban manusia berlangsung selalu tampil dalam sebuah kebudayaan, sebagai hasil budi daya akal manusia terhadap suatu perubahan peradaban atau perubahan jaman. AbstractHuman received nature with all of it's condition because it was not human who created nature , but with their intelligence human seeked for resolution of their various everyday life's problems and tried to control the nature for their own desire. The building on Kauman Yogyakarta settlement had experecienced shifts and alterations to it's form, with according to the the Peursen's theory happened in three cultural stages, the mystical stage ( the mind), the ontological stage and the functional stage.
REPRERSENTASI KONSEP EKOLOGI DI PEMUKIMAN KAUMAN YOGYAKARTA Cama Juli Rianingrum; Agus Sachari
Jurnal Dimensi Seni Rupa dan Desain Vol. 8 No. 2 (2011)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (872.546 KB) | DOI: 10.25105/dim.v8i2.991

Abstract

AbtractIn the modern era nowdays, the development process of dwelling is expected to be that of a tranformation, making way for changes while adjusting physical appereances to suit the traditional way of thinking. The end result of such a process is therefore expected to show traces of traditional values, since stepping forward requires also looking back at tradition in creative process to determine meanings, by re-studying the concepts of traditional architecture that environmentally friendly and harmless to natureThe Javannese society is one of cinsiderable ecological ethics Theu process of concept of cultural value derived from nature, believing that they are part of nature's will where human and nature influence each other by creating harmony between the microcosmos ( the house ) and the macrocosmos ( nature) for the sake of mental and physical peace, which is reflected in the design of the Javannese house. The shape of Javannese buildings and their surroundings are an architectural manifestation of the totality of a life statement originating from the manners of placing the self, norm, and human value system among the environmental condition to create harmony aimed at preserving the balance of nature. This is evident is the Kauman village in Yogyakarta ( established 1775) , a traditional village capable of maintaining its originality for nearly three centuries. It remains a calm and clemet housing in the middle of urban Yogyakarta AbstrakDi era modern saat ini, proses pembangunan tempat tinggal diharapkan membawa perubahan, membuat jalan bagi perubahan sementara menyesuaikan penampilan fisik yang sesuai dengan cara berpikir tradisional. Hasi akhir dari prosestersebut diharapkan tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional, karena melangkah maju membutuhkan juga melihat kembali tadisi dalam proses kreatif untuk menentukan makna, dengan kembali mempelajari konsep arsitektur tradisional yang ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi lingkungan, Masyarakat Jawa merupakan salah satu etika ekologis yang cukup besar. Mereka memiliki konsep-konsep nilai budaya yang berasal dari alam, percaya bahwa mereka adalah bagian dari kehendak alam, percaya bahwa mereka adalah bagian dari kehendak alam di mana manusia dan alam saling mempengaruhi dengan menciptakan keselarasan antara mirokosmik ( rumah) dna makrokosmos ( alam) demi perdamaian mental dan fisik, yang tercermin dalam desain rumah Jawa. Bentuk bangunan Jawa dan lingkungannya merukan manifestasi arsitektur totalitas penyataan kehidupan yang berasal dari tata cara menempatkan diri , norma, dan sistem nilai manusia anatara kondisi lingkungan untuk menciptakan harmoni yang ertujuan untuk memelihara keseimbangan alam. Hal ini terbukti di desa Kauman di Yogyakarta (didirikan 1775) , sebuah desa tradisional mampu mempertahankan keasliannya selama hampir tiga abad. Ini tetap menjadi perumahan tenang dan sejuk di tengah kota Yogyakarta.
THE CONTRIBUTE OF INTERIOR DESIGN TO ANTICIPATE FLOOD IN URBAN CITY Cama Juli Rianingrum; Sri Puji Astuti
Jurnal Dimensi Seni Rupa dan Desain Vol. 6 No. 2 (2009)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.127 KB) | DOI: 10.25105/dim.v6i2.1154

Abstract

AbstrakPeranan Desain Interior dalam mengantisipasi Permasalahan Perkotaan. Masalah perkotaan di Negara berkembang di manapun di dunia hampir memiliki masalah yang sama yaitu masalah ekonomi yang berkaitan dengan ketimpangan antara pembangunan kota yang mengikuti perkembangan jaman menuju kota modern yang tidak diikuti dengan perkembangan sumber daya manusianya, yaitu pembangunan yang berantakan dan 'lari' dari master plan awal. Salah satu akibatnya adalah terjadinya banjir. Sejak jaman Orde Lama di Jakarta sudah direncanakan adanya kanal barat dan kanal timur untuk mengantisipasi banjir, namun tidak berjalan dengan baik bahkan sampai sekarang belum selesai dibangun , akibatnya Jakarta menjadi langganan banjir setiap tahun. Sudah banyak usaha yang dicoba dilakukan, seperti : perbaikan tata kota, pembukaan lahan hijau/taman, membatasi pembangunan , dan lain-lain. Namun bagaimana untuk mengantisipasi dalam mengurangi kerugian akibat banjir untuk gedung-gedung yang sudah berdiri ? Di sinilah desain interior mencoba untuk ikut berperan dalam masalah perkotaan ini. AbstractThe Contribute of Interior Design to Ancipate Flood in Urban City.Urbanproblems in developing countries around the world has a common issue. namely economical disparity of a city development that follows modern principles but not accompanied by human resiurcea development, resulting in development that are chaotic and ignored the initial master-plan. One of consequence of this the event of flood. Since the era Soekarno, Jakarta has planned west-canal and east-canal to anticipate flood, it was going the way it was planned and even untull now is still incomplete. The result of this is that Jakarta becomes flooede every year. Many efforts have been done, such as: better urban planning, green spaces, structural guidance, etc. But how to mitigate the loss from flood on the structures and buildings that already there? This is where interior try to contribute to solve the city's problem 
PERAN KURIKULUM TERSELUBUNG DALAM PROSES SOSIALISASI PROFESI DESAIN Cama Juli Rianingrum
Jurnal Dimensi Seni Rupa dan Desain Vol. 2 No. 2 (2005)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1345.307 KB) | DOI: 10.25105/dim.v2i2.1260

Abstract

AbstrakSekolah dalam hal ini adalah universitas/pendidikan tinggi sebagai agen sosialisasi dapat membentuk karaktek seorang mahasiswa selama mereka menempuh pendidikan dengan bersosialisasi di lingkungan kampus.Kampus menjalankan fungsi sosialiasasi nilai dan sikap profesi.Dalam dunia pendidikan disamping kurikulum formal, kurikulum terselubung ( hidden curriculum) dapat memberi pengaruh yang cukup besar terhadap perubahan perilaku mahasiswa selama mereka menepuh pendidikan, di mana sebagian besar dari mereka akan mengikuti perilaku/sifat dari lingkungannya anatara lain dari para seniornya, dosen dan keikutsertaan mereka dalam berbagai aktivitas yang berlangsung baik dalam proses pertemanan ataupun proses pembelajaran. Penerapan kurikulum terselubung dilihat melalui pola-pola interaksi sosial yang terjadi antara mahasiswa-mahasiswa dan dosen di kampus serta dengan lingkungannya setiap harui. AbstractA college in the circumstances is a university/higher education , act as a socialiazation agency to form students during their educations through a socialization in their campus environment. Campus implements the value socialization function and profession manner function.In the education world, besides formal curriculum, hidden curriculum could give a minor influences toward the change of student's manner during
BALINESE RESTAURANT IN A COSMOPOLITAN BACKGROUND Cama Juli Rianingrum
Jurnal Dimensi Seni Rupa dan Desain Vol. 4 No. 1 (2006)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1079.077 KB) | DOI: 10.25105/dim.v4i1.1311

Abstract

AbstrakBali adalah salah satu daerah wisata paling terkenal dan paling populer , dengan jumlah terbesar wisatawan mancanegara yang datang ke indonesia. Bali memiliki daya tarik yang luar biasa, antara lain karena keindahan alam yang tidak tercemar dan sellau terjaga kelestariannya. Hal tersebut karena filosofi hidup masyarakat nya yang berpatokan pada alam yang mempengaruhi segala segi kehidupan mereka, yaitu menjaga keseimbangan antara alam dan lingkungan hidup manusia. Dengan melihat pada kekayaan budaya Bali, maka bagi Jakarta yang merupakan kota modern dan heterogen akan sangat menarik bila terdapat restaurant dengan nuansa Bali, mulai dari menunya , pelayanannya, hiburannya dan interiornya. AbstractBali is one of the most famous tourist destinations in Indonesia with the largest foreign tourist arrival. Located in the southern part of Indonesia, between Java island and Lombok island. Bali has a remarkable attraction, in part because of its cultural heritage and the balance between nature, so that the beauty of it not spoiled. That all are caused by the philosophy of the society that centered arround nature, which in turn influence all aspects of life to balance between nature and environment by human being. Looking at the rich culture of Bali and Jakarta as a modern and diverse cosmopolitan, it would be interesting to have Balinese themed restaurant, starting form its menu, services, entertainment and interior.
KAJIAN PENATAAN ARSITEKTUR KAMPUNG ADAT KASEPUHAN CIPTAGELAR DALAM UPAYA PELESTARIAN BUDAYA Sarah Purnama; Ahadiat Joedawinata; Cama Juli Rianingrum
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 2 No. 2 (2020): Jurnal Seni & Reka Rancang : Jurnal Ilmiah Magister Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1213.312 KB) | DOI: 10.25105/jsrr.v2i2.8228

Abstract

Structuring traditional areas in Indonesia many still maintain and uphold the traditions of the local area. One of them is the Ciptagelar traditional village area which still applies Sundanese culture, but there are changes that can be seen from the management of the characteristics of building facilities in the Kasepuhan Ciptagelar traditional village in the form of environmental and cultural aspects. This study uses a descriptive qualitative analysis method that connects the typical Sundanese Architecture with Architecture in the Kasepuhan Ciptagelar Region, followed by the application of the design theory of Dr. Ahadiat Joedawinata is a nine element approach to analyzing the development of various formsof design, facilities, and materials. After that use the application of conservation efforts in the form of conservation. The output of the research resulted in recommendations regarding the management of thecharacteristics of the Sunda Indigenous Village in Ciptagelar so that it could be of interest to both local and foreign tourists to get to know about the characteristics and arrangement of Sundanese traditional Abstrak Penataan kawasan tradisional di Indonesia banyak yang masih mempertahankan dan memegang teguh tradisi dari daerahnya. Salah satunya yaitu Kawasan Kampung adat Ciptagelar yang masih menerapkan budaya Sunda, namun ada beberapa perubahan yang dapat dilihat dari pengelolaan karakteristik fasilitas bangunan di kampung adat KasepuhanCiptagelar yang berupa aspek lingkungan, dan budaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif analisis yang menghubungkan antara Arsitektur khas Sunda dengan Arsitektur yang ada di Kawasan Kasepuhan Ciptagelar setelah itu dilanjutkan dengan penerapan teori Desain karya Dr. Ahadiat Joedawinata yaitu pendekatan 9 unsur pemandudalam menganalisis perkembangan berbagai bentuk desain, fasilitas, dan material. Setelah itu menggunakan penerapan upaya pelestarian terhadap fasilitas berupa perservasi. Output dari penelitian menghasilkan rekomendasi mengenai pengelolaan terhadap karakteristikKampung Adat Sunda di Ciptagelar sehingga dapat diminati oleh wisatawan baik secara lokal maupun mancanegara untuk mengenal tentang karakteristik dan penataan kampungadat sunda. 
PENERAPAN ELEMEN-ELEMEN ARSITEKTURAL DAN INTERIOR MASJID TIMUR TENGAH PADA BANGUNAN MASJID BAITUL MUTTAQIEN SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR (Kajian Dalam Perspektif Ilmu-Ilmu Desain) Layla Nurina Kartika Iskandar; Cama Juli Rianingrum; Ahadiat Joedawinata
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 3 No. 2 (2021): Junal Seni & Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Produk
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (21225.79 KB) | DOI: 10.25105/jsrr.v3i2.9429

Abstract

AbstractBaitul Muttaqien Mosque is one of the mosques in Indonesia, precisely in Samarinda, East Kalimantanwith a variety of facilities and infrastructure in its interior, so it is dubbed the Islamic Center Mosque. Theapplication of architectural and interior elements applied reflects two different cultures namely MiddleEastern culture and local culture, East Kalimantan. This is not just to beautify the mosque building, butthere is a philosophical content contained in the two different cultural elements.Keywords: culture, architecture and interior of the mosque, Islamic architecture, Baitul Muttaqien mosque Samarinda.AbstrakMasjid Baitul Muttaqien merupakan salah satu Masjid di Indonesia tepatnya di Samarinda,Kalimantan Timur dengan berbagai sarana dan prasarana yang ada didalamnya sehinggadijuluki Masjid Islamic Center. Penerapan elemen arsitektur dan interior yang diaplikasikanmencerminkan dua kebudayaan yang berbeda yaitu budaya Timur Tengah dan budaya lokalyakni Kalimantan Timur. Hal ini bukan sekedar untuk memperindah bangunan masjid itusaja, akan tetapi ada muatan filosofis yang dikandung dari kedua unsur budaya yang berbedatersebut.Kata kunci: Kebudayaan, Arsitektur dan interior masjid, arsitektur Islam, masjid Baitul Muttaqien Samarinda.
PENGARUH BENTUK RUANG KOMUNAL COHOUSING TERHADAP PERILAKU ANGGOTA KOMUNITASNYA EFFECTS OF COHOUSING COMMUNAL ROOM’S SHAPE ON THE BEHAVIOUR OF ITS COMMUNITY MEMBERS Annisa Nussaiba Azzahra; Cama Juli Rianingrum; Ahadiat Joedawinata
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 4 No. 1 (2021): Jurnal Seni & Reka Rancang : Jurnal Ilmiah Magister Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1169.996 KB) | DOI: 10.25105/jsrr.v4i1.9976

Abstract

AbstractHuman behavior is defined as an effort made by humans because of a need. A human being is said tohave reasonable behavior if there is an effort to harmonize the role of humans on their needs as individualbeings and also as social beings. Spatial Language Theory explains that human reputation and the waythey get along with other humans are the most powerful things that humans feel. Therefore, the way inwhich a space facilitates or hinders this behavior is the most important thing to consider when observingand designing a space. In line with this theory, the theory of 9 Guiding Elements of Design explains thatthe ideal design of a space is carried out through a process of analysis of the Needs and Wills of the spaceuser. This study aims to identify the effect of Cohousing Communal Space in Kampung Communitiesin East Java on the Behavior of Community Members. The qualitative narrative research method waschosen to examine: Primary Data Sources, in the form of direct observations and interviews conductedby research assistants on the research object, and Secondary Data Sources, namely a collection ofvarious literature studies and documentation related to the research object. From the results of theanalysis carried out on the elements: User-Maker of Sapce, Content of Space and Shaper of Space, it canbe concluded that there are three Cohousing indicators found in the Kampung Community, namely:Sense of Safety, Contractual Character, and Contractual Community. There is a match between thebehavior of community members with the physical and social background in the village community.The behavior of the Village Community Members is formed because of the Communal Activities thatare carried out repeatedly in the Communal Space within the Village Community. This is due to theHomogeneous Needs of Community Members.Keywords: cohousing, communal space, 9 guiding elements of design, the language of space, humanbehaviorAbstrakPerilaku Manusia didefinisikan sebagai sebuah usaha yang dilakukan oleh manusiadikarenakan adanya kebutuhan. Seorang manusia dikatakan memiliki perilaku wajarapabila didalamnya terdapat upaya penyelarasan peran manusia atas kebutuhan merekasebagai makhluk individu dan juga sebagai makhluk sosial. Teori Bahasa Ruang menjelaskanbahwasanya reputasi manusia dan cara mereka bergaul dengan manusia lain adalah halpaling kuat yang dirasakan oleh manusia. Oleh karena itu, cara bagaimana sebuah ruangmemfasilitasi atau menghalangi perilaku ini menjadi sebuah hal yang paling diperhatikanketika melakukan pengamatan dan perancangan ruang. Sejalan dengan teori tersebut, dalamteori 9 Unsur Pemandu Desain dijelaskan bahwasanya perancangan sebuah ruang secaraideal dilakukan melalui proses analisa terhadap faktor Needs dan Wills dari pengguna ruang.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh Ruang Komunal Cohousing padaKomunitas Kampung di Jawa Timur terhadap Perilaku Anggota Komunitasnya. Metodepenelitian deskriptif kualitatif dipilih untuk mengkaji: Sumber Data Primer, berupa hasilobservGasi langsung dan wawancara yang dilakukan oleh asisten peneliti terhadap objek penelitian, serta Sumber Data Sekunder, yaitu kumpulan berbagai studi literatur dan dokumentasi terkait objek penelitian. Dari hasil analisa yang dilakukan terhadap unsur-unsur:Pengguna-Pembuat Ruang, Muatan Ruang, dan Pembentuk Ruang dapat disimpulkan bahwaterdapat tiga indikator Cohousing yang ditemukan di dalam Komunitas Kampung, yaitu:Sense of Safety, Contractual Character, dan Contractual Community. Terdapat kesesuaian antaraperilaku anggota komunitas dengan latar fisik dan latar sosial di dalam komunitas kampung.Perilaku Anggota Komunitas Kampung terbentuk karena adanya Aktifitas Komunal yangdilakukan secara berulang pada Ruang Komunal di dalam Komunitas Kampung. Hal inidikarenakan Kebutuhan Anggota Komunitas yang bersifat Homogen.Kata kunci: cohousing, ruang komunal, 9 unsur pemandu, the language of space, perilaku manusia