Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Uji antioksidan dan bioaktivitas fraksi etil asetat batang jarak tintir (Jatropha multifia L.) Akhirul Kahfi Syam; Julia Ratnawati; Desti Hermawati; Puspita Satriyani Permatasari Surasa
Riset Informasi Kesehatan Vol 9 No 1 (2020): Riset Informasi Kesehatan
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30644/rik.v9i1.329

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Jatropha multifida L. atau jarak tintir merupakan tanaman yang digunakan secara empiris getahnya sebagai obat luka oleh masyarakat Indonesia sejak lama. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya mengenai batang jarak tintir yang telah diuji toksisitas dengan metode BSLT dan peredaman antioksidan dengan metode DPPH yang secara berturut memberikan nilai LC50 terendah 3,69 µg/mL dan IC50 56,85 µg/mL pada ekstrak etil asetat. Metode: Penelitian meliputi tahap-tahap pengumpulan bahan uji batang jarak tintir, penyiapan simplisia, pembuatan ekstrak dengan 3 pelarut yang berbeda kepolarannya penapisan fitokimia dari simplisia, fraksinasi menggunakan metode Kromatografi Cair Vakum (KCV) dari ekstrak etil asetat menjadi 4 fraksi. Hasil: Hasil pengujian antioksidan metode peredaman DPPH memberikan IC50 terhadap f1 (n-heksan 75%:etil asetat 25%), f2 (n-heksan 50%:etil asetat 50%), f3 (n-heksan 25%:etil asetat 75%), dan f4 (etil asetat 100%) secara berturut-turut adalah 3759,79 µg/mL; 790,94 µg/mL; 167,41 µg/mL; dan 164,82 µg/mL. Hasil pengujian BSLT terhadap fraksi etil asetat memberikan hasil LC50 sebesar f1 64,43 µg/mL; f2 37,54 µg/mL; f3 41,94 µg/mL; dan f4 25,70 µg/mL. Kesimpulan: F4 merupakan fraksi dengan nilai IC50 dan LC50 yang paling rendah dari seluruh fraksi, yang menunjukkan f4 merupakan fraksi yang paling aktif sebagai antioksidan dan BSLT serta diduga golongan flavonoid yang diketahui dari profil kromatogram KLT dengan Rf 0,57 yang memberikan hasil positif terhadap penampak bercak FeCl3 dan AlCl3 merupakan senyawa aktif dari kedua aktifitas tersebut. Kata kunci: Antioksidan, Brine Shrimp Lethality Test, DPPH, Jatropha multifida L. ANTIOXIDANT AND BIOACTIVITY ASSAYS OF ETHYL ACETATE FRACTION OF JARAK TINTIR STEM (Jatropha multifida L) Abstract Background: Jatropha multifida L. or jarak tintir was empirically used as wound treatment for the sap by Indonesian people for a long time ago. The toxicity and antioxidant capacity of the jarak tintir stem was done by brain shrimp lethality test (BSLT) with LC50 3,69 µg/mL and DPPH scavenging activity with IC50 56,85 µg/mL for ethyl acetate extract. Method: Extraction was performed by continuous extraction with Soxhlet apparatus using various polarity solvents (n-hexane, ethyl acetate, and methanol) and ethyl acetate extract was fractioned by vacuum liquid chromatography (VLC) into 4 fraction with gradien eluen of n-hexane and ethyl acetate. Results: Antioxidant assay gave IC50 for f1 (n-hexane 75%:ethyl acetate 25%), f2 (n-hexane 50%: ethyl acetate 50%), f3 (n-hexane 25%: ethyl acetate 75%), and f4 (ethyl acetate 100%) respectively as 3759,79 µg/mL; 790,94 µg/mL; 167,41 µg/mL; and 164,82 µg/mL. BSLT assays for each fractions gave LC50 as f1 64,43 µg/mL; f2 37,54 µg/mL; f3 41,94 µg/mL; and f4 25,70 µg/mL. Conclusion: Fraction 4 was the best fraction with the lowest IC50 and LC50 with flavonoid was suspected as responsible compound for both assays after TLC analysis that gave spot with Rf 0.57 and gave positive result after sprayed with FeCl3 dan AlCl3 spray reagent. Keywords: Antioxidant, Brine Shrimp Lethality Test, DPPH, Jatropha multifida L
KOMBINASI BUAH KARAMUNTING, JERUK KUNCI, DAN KELUBI SEBAGAI NUTRASETIKA DARI BANGKA BELITUNG DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDANNYA Sheila Nur Hasanah; Soraya Riyanti; Akhirul Kahfi Syam
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa Vol 6, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiff.v6i1.11938

Abstract

Bangka Belitung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan alam melimpah, diantaranya yaitu tanaman karamunting, jeruk kunci dan kelubi. Ketiga buah tersebut sudah biasa dikonsumsi oleh masyarakat sekitar. Sejauh ini belum terdapat laporan mengenai aktivitas antioksidan dari kombinasi ketiga buah tersebut serta penggunaannya sebagai nutrasetika. Penelitian ini bertujuan untuk membuat minuman serbuk instan antioksidan yang mengandung kombinasi dari ketiga buah tersebut sebagai nutrasetika khas Bangka Belitung yang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. Buah karamunting dan buah kelubi dimaserasi dalam etanol 96%, sedangkan air perasan buah jeruk kunci dikeringkan dengan cara freeze drying. Sampel buah karamunting (KAR), buah kelubi (KEL), buah jeruk kunci (JK), dan kombinasinya dilakukan penetapan aktivitas antioksidan dengan pereaksi DPPH. Formula kombinasi ekstrak terbaik dipilih berdasarkan nilai IC50 lalu dibuat menjadi sediaan minuman berupa serbuk instan dan dilakukan uji mutu sediaan untuk menentukan formula minuman serbuk terbaik. Hasil pengukuran nilai IC50 tunggal dari KAR, KEL, dan JK berturut-turut adalah 143,26 µg/mL, 1317,09 µg/mL, dan 2266,10 µg/mL dan pada kombinasi ekstrak menunjukkan F2 (KAR 2: JK 1: KEL 1) sebagai formula terbaik dengan nilai IC50 yaitu 289,14 µg/mL. Pada uji mutu sediaan menunjukkan bahwa formula minuman terbaik adalah M3 dengan rasa terbaik, kadar air (0,05%), pH (3,73), dan IC50 (1334,64 µg/mL).Kata kunci: Buah karamunting, buah jeruk kunci, buah kelubi, nutrasetika, antioksidan.
THE GROWTH OF PIMPINELLA ALPINA HOST CALLUS AT VARIOUS TREATMENTS OF PLANT GROWTH REGULATOR CONCENTRATIONS OF NAA. 2,4 D AND ITS COMBINATION WITH BAP Fahrauk Faramayuda; Muhammad Irwan; Akhirul Kahfi Syam
Agric Vol. 34 No. 2 (2022)
Publisher : Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24246/agric.2022.v34.i2.p171-182

Abstract

Purwaceng (Pimpinella alpina) is an herbal plant that has aphrodisiac, diuretic, and tonic properties. The imbalance between the growth and the exploitation of this plant makes it included in Appendix I (endangered), so its conservation will be crucial. One method of the conservation of this plant is tissue culture. This method is considered one way to induct the callus. The research objective is to find the effect of various treatments of plant growth regulator concentrations of NAA. 2,4 D and its combination with BAP on the growth of purwoceng callus. Concentration of plant growth regulator NAA (0.5 mg L-1, 1 mg L-1, 2 mg L-1), 2,4-D (0.4 mg L-1, 0.8 mg L-1, 1.2 mg L-1 ), a combination of NAA with BAP (0.5 mg L-1 NAA: 1 mg L-1 BAP, 1 mg L-1 NAA: 2 mg L-1 BAP, mg L-1 NAA: 3 mg L-1 BAP) and a combination of 2, 4- D with BAP (1 mg LL 2,4-D : 0.5 mg L BAP, 1 mg L-1 2,4-D : 1 mg L-1 BAP, 2 mg L-1 2,4-D : 1 mg L-1 BAP) into Murashige Skoog medium. Then purwaceng leaf explants were planted on the medium until the growth was seen. This research shows that the plant growth regulator concentration has a different influence on the growth of callus that is recognized by the day of callus induction, colour and callus texture. MS media with growth regulator 1.2 mg L-1 2,4-D can grow callus faster (17 days) with friable texture.
Sosialisasi Penanganan Pasca Panen Bahan Baku Rempah Obat Tradisional Fahrauk Faramayuda; Soraya Riyanti; Akhirul Kahfi Syam; Ari Sri Windyaswari; Yeni Karlina; Remare Halomoan Limbong; Anggita Esa Putri Fitrichia; Ananda Tunjung Pertiwi; Trialisa Aprilia; Ema Mutya; Renti Mutiara Dewi; Dwi Ayu Pratiwi; Usi Septiani; Esanda Zulfi Amedea; Yesi Wulandari; Adinda Fitriani; Ami Soega Dwigantina
Kawanad : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2022): October
Publisher : Yayasan Kawanad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56347/kjpkm.v1i2.52

Abstract

Community service activities carried out by students of Universitas Jenderal Achmad Yani were carried out on August 29, 2022, taking place in a medicinal plant garden, Faculty of Pharmacy, Universitas Jenderal Achmad Yani which was attended by UMKM Spice Nusantara Bandung participants. The socialization carried out was the presentation and delivery of post-harvest processing materials (wet sorting, washing, drying, and dry sorting) and the standardization of traditional raw materials. Conventional medicine is a form of treatment efforts in the community to support health which is currently being recommended by the government. Communities can use the toga as an economical and efficient measure to maintain body immunity because the community can obtain and use the toga quickly and simply to maintain family health. The postharvest process greatly determines the existence of active compounds that are efficacious for treatment. Incorrect postharvest management can change, reduce, or destroy the active substance of a plant into a substance that has no therapeutic effect and can even endanger health. The results of the participant's level of understanding were carried out post-test with the results of what is the purpose of post-harvest processing (100%), the sequence of post-harvest processing (80%), what is the general drying temperature (100%), a medicinal plant has good quality and efficacy then we need to know (80%), and what is the function of the washing process (90%) with the conclusion that socialization activities can significantly increase the knowledge of participants from MSMEs regarding planting, post-harvest processing, and the properties of medicinal plants significantly.
UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN KARUK (Piper sarmentosum Roxb.) TERHADAP Streptococcus mutans DAN Candida albicans Vina Septiani; Anna Choirunnisa; Akhirul Kahfi Syam
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5 No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v5i1.87

Abstract

ABSTRAKPenggunaan antibiotik dengan intensitas yang relatif tinggi menimbulkan berbagai permasalahan dan merupakan ancaman global bagi kesehatan terutama resistensi bakteri terhadap antibiotik. Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati, menjadi potensi besar bagi pengembangan obat-obatan dari tanaman, termasuk tanaman yang berkhasiat sebagai antimikroba. Salah satu tanaman tersebut adalah karuk  (Piper sarmentosum  Roxb.).  Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  aktivitas antimikroba dari  ekstrak  etanol  daun  karuk  (Piper  sarmentosum  Roxb.)  terhadap  Streptococcus  mutans  dan Candida  albicans.  Ekstraksi  dilakukan  dengan  metode  maserasi  menggunakan  pelarut  etanol  96%. Pengujian aktivitas antimikroba menggunakan metode difusi agar perforasi dan metode mikrodilusi. Hasil  menunjukkan  dari  3  konsentrasi  ekstrak  uji,  konsentrasi  ekstrak  etanol  daun  karuk  80% menghasilkan diameter hambat terbesar terhadap Streptococcus mutans dan Candida albicans yaitu 19,87 mm dan 15,13 mm. Konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak etanol daun karuk terhadap Streptococcus  mutans  sebesar  4096  µg/mL,  sedangkan  KHM  tetrasiklin  sebesar  256  µg/mL.  Nilai KHM ekstrak etanol daun  karuk terhadap Candida albicans sebesar 4096 µg/mL, sedangkan KHM ketokonazol sebesar 100 µg/mL.Kata kunci  :  Antimikroba,  Daun  Karuk  (Piper  sarmentosum  Roxb.),  Streptococcus  mutans, Candida albicansABSTRACT The use of antibiotics with relatively high intensity raises variety of problems and is a global threat to health, especially of bacterial resistance to antibiotics. Indonesia is rich in biodiversity, being a huge potential for development of medicines from plants, including plants that are useful as antimicrobials. One  of  that  plants  is  karuk  (Piper  sarmentosum  Roxb.).  The  aim  of  this  research  was  to  study antimicrobial activity of ethanolic extract from karuk leaf against Streptococcus mutans dan Candida albicans. Extraction  was  done  by  maceration  method  using  ethanol  96%  as  solvent.  Antimicrobial activity test was  done  by  agar  diffusion  method  and microdilution  method. The  result  showed  that among 3 concentration of testesd extract,  extract concentrations 80% produce the biggest inhibition diameter 19,87 mm and 15,13 mm. The minimum inhibitory concentration (MIC) of ethanolic extract from  karuk  leaf  against  Streptococcus  mutans  was  4096  µg/mL,  while  MIC  of  tetracycline  was  8 µg/mL. MIC value of ethanolic extract from karuk leaf against Candida albicans was 4096 µg/mL, while MIC of ketokonazole was 100 µg/mL. Keywords  : Antimicrobial,  Karuk  Leaf  (Piper  sarmentosum  Roxb.),  Streptococcus  mutans, Candida albicans
KARAKTERISASI FARMAKOGNOSI DAUN FALOAK (Sterculia quadrifida R.Br): CHARACTERIZATION OF PHARMACOGNOSY OF FALOAC LEAVES (Sterculia quadrifida R.Br) Fahrauk Faramayuda; Julia Ratnawati; Akhirul Kahfi Syam
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 7 No 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v7i2.322

Abstract

Faloak secara empiris digunakan sebagai antimikroba, megobati penyakit tifus, mengatasi gangguan pada hati, laksatif, dan antimalaria. Faloak merupakan salah satu tumbuhan yang secara empiris digunakan sebagai obat tradisional di Nusa Tenggara Timur. Selanjutnya dari hasil penelitian ini dapat digunakan untuk studi dan pengembangan aktivitas biologi ekstrak daun faloak menjadi produk farmasi. Ekstraksi menggunakan cara maserasi dengan pelarut etanol dan menghasilkan rendemen 8,84% b/b. Parameter standarisasi ekstrak menunjukkan bobot jenis ekstrak 0,7543 ± 0,0060 g/mL, kadar sari larut air 54 ± 1,15% b/b, sari larut etanol 88,48 ± 1,05% b/b, kadar abu total 10,47 ± 0,16% b / b, abu larut air 8,01 ± 0,99% b / b, abu tidak larut asam 0,39 ± 0,03% b/b. Ekstrak etanol daun faloak mengandung flavonoid, kuinon, polifenol, steroid-triterpenoid, dan monoterpen-sesquiterpen. Ekstrak dianalisis kandungan kimianya menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) dengan fase diam silica F254 dan menggunakan fasa gerak n-heksana: etil asetat (1:1), hasilnya terdapat bercak dengan Rf 0,21 memberi warna biru pada UV 365 nm dan bercak hitam berlatar hijau pada UV 254 nm. Total kandungan flavonoid pada ekstrak etanol daun faloak 5,31 ± 0,29% b / b dan total kandungan polifenol 1,79 ± 0,03% b / b. Dari hasil karakterisasi ini bisa menjadi dasar pemgembangan tanaman faloak menjadi bahan baku obat tradisional terstandar dan acuan untuk melakukan uji aktivitas farmakologi.
POTENSI SALEP EKSTRAK ETIL ASETAT Jatropha multifida L. SEBAGAI AGEN PENYEMBUHAN LUKA Syam, Akhirul Kahfi; Lahagu, Helga Nitulo Berliana; Ramdhani, Amalia Kusuma; Azhar, Farah Salsabilla Saidah; Mardiana, Grace Selly; Dewilestari, Meyra Pratami; Windyaswari, Ari Sri
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 9 No 1 (2024): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36387/jiis.v9i1.1630

Abstract

Jarak tintir (Jatropha multifida L.) umumnya terkenal sebagai tanaman hias yang berasal dari suku Euphorbiaceae. Masyarakat secara empiris memanfaatkan bagian getahnya sebagai obat luka. Telah dilakukan penelitian mengenai suku Euphorbiaceae memiliki aktivitas sebagai antioksidan pada ekstrak etil asetat dengan nilai IC50 < 50 ug/mL. Tujuan penelitian  ini untuk melihat  potensi metabolit sekunder pada ekstrak etil asetat yang berpotensi sebagai antioksidan untuk dikembangkan sebagai kosmedika penyembuhan luka.  Ekstraksi simplisia batang jarak tintir dilakukan menggunakan Refluks dengan pelarut etil asetat. Aktivitas antioksidan yang dinyatakan dalam nilai IC50 diuji menggunakan metode peredaman radikal bebas DPPH. Formulasi sediaan salep menggunakan basis vaselin album dan ekstrak etil asetat dengan konsentrasi 5,5% dan 11%. Potensi aktivitas penyembuhan luka dari ekstrak etil asetat dilakukan dengan metode telaah jurnal. Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak etil asetat memberikan nilai IC50 110,4 µg/mL. Formulasi sediaan salep ekstrak etil asetat batang Jarak tintir dengan konsentrasi 5,5% dan 11% memenuhi persyaratan uji evaluasi sediaan salep yang baik. Hasil telaah pustaka, metabolit sekunder yang memiliki potensi aktivitas antioksidan juga memiliki potensi sebagai agen penyembuhan luka dengan berbagai mekanisme penyembuhan dan metabolit sekunder yang bertanggung jawab sebagai agen penyembuhan luka antara lain alkaloid, flavonoid, tanin dan saponin.
Penyuluhan Antioksidan dari Tumbuhan untuk Kesehatan Pada Masyarakat Kampung Adat Cireundeu Kota Cimahi Juliastuti, Henny; Yuslianti, Euis Reni; Rakhmat, Iis Inayati; Handayani, Dewi Ratih; Faramayudha, Fahrauk; Riyanti, Soraya; Syam, Akhirul Kahfi; Rahaju, Asih; Suntana, Mutiara Sukma; Sabirin, Indah Puti R.; Khaerunnisa, Rahmadaniah; Adinugraha, Irham M.
Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma Vol 5 No 2 (2024): Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma
Publisher : LPPM Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jakw.v5i2.385

Abstract

Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang manfaat antioksidan dari tumbuhan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan di kalangan masyarakat Kampung Adat Cireundeu, Kota Cimahi. Metode pengabdian masyarakat dilakukan melalui kegiatan penyuluhan yang melibatkan warga kampung untuk memahami konsep antioksidan, sumber alami dari tumbuhan yang kaya akan senyawa antioksidan, serta manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Kegiatan penyuluhan ini mencakup ceramah, demonstrasi, dan sesi tanya jawab guna meningkatkan pemahaman masyarakat akan cara-cara sederhana dalam memanfaatkan tumbuhan sekitar sebagai sumber antioksidan. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengonsumsi antioksidan dari buah, bunga, daun, batang, dan akar tumbuhan untuk menjaga kesehatan. Sebanyak 46 masyarakat Kampung Cireundeu mengisi pretes diakhiri dengan evaluasi yaitu mengisi postes untuk alat ukur sederhana mengevaluasi pemahaman masyarakat tentang tanaman antioksidan. Masyarakat yang terlibat mengikuti kegiatan dengan antusias dan berdasarkan postes menunjukkan nilai pemahaman terhadap materi yang diberikan sangat baik. Melalui pengabdian masyarakat ini, masyarakat diharapkan dapat menerapkan pengetahuan yang didapat untuk memperbaiki pola hidup sehat dengan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia di sekitarnya sebagai antioksidan. Hasil kegiatan menunjukkan terjadinya peningkatan pemahaman masyarakat terhadap manfaat antioksidan dari tumbuhan untuk kesehatan, sehingga diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Kampung Adat Cireundeu, Kota Cimahi.
Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Kampung Adat Cireundeu Cimahi-Jawa Barat Mengenai Potensi Tanaman untuk Kesehatan Gigi Yuslianti, Euis Reni; Meliawaty, Florence; Sabirin, Indah Puti R.; Juliastuti, Henny; Rakhmat, Iis Inayati; Handayani, Dewi Ratih; Faramayudha, Fahrauk; Riyanti, Soraya; Syam, Akhirul Kahfi; Rahaju, Asih; Suntana, Mutiara Sukma; Khaerunnisa, Rahmadaniah; Adinugraha, Irham M.
Jurnal Medika: Medika Vol. 4 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/53ye5t32

Abstract

Kesehatan gigi dan mulut merupakan aspek penting dalam kesejahteraan masyarakat, namun masih sering kurang mendapatkan perhatian, terutama di komunitas adat yang memiliki keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan. Padahal, alam menyediakan berbagai tanaman yang memiliki potensi sebagai agen perawatan gigi dan mulut, seperti yang ditemukan di Kampung Adat Cireundeu, Cimahi. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai manfaat tanaman termasuk daun reundeu bagi kesehatan gigi dan mulut melalui penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gigi. Metode pengabdian masyarakat berupa penyuluhan interaktif dengan partisipasi warga mengenai tanaman berkhasiat antioksidan, antimikroba, antiinflamasi, dan kaya nutrisi, serta pemeriksaan kesehatan gigi untuk menilai kondisi gigi warga Kampung Adat Cireundeu. Evaluasi dilakukan melalui pretes dan postes terhadap 46 warga sebelum dan setelah penyuluhan Hasil menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang manfaat tanaman termasuk daun reundeu tuntuk kesehatan gigi. Selain itu, kegiatan ini membantu dalam identifikasi masalah kesehatan gigi yang dihadapi warga. Kesimpulan penyuluhan terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai potensi tanaman untuk kesehatan gigi. Sebagai langkah lanjutan, diperlukan program edukasi berkelanjutan dan pendampingan dalam pemanfaatan tanaman secara mandiri guna menjaga kesehatan gigi dan mulut secara optimal.
ANTIOXIDANT ACTIVITY OF COMBINATION OF WHITE-PURPLE Orthosiphon aristatus (Blume) Miq HERB EXTRACT AND Stevia rebaudiana Bertoni USING FRAP METHOD Faramayuda, Fahrauk; Syam, Akhirul Kahfi; Putri, Dhiffa Namira Alifia; Ismail, Nursafira Khairunnisa; Akbar, Tzazkia Febriyana; Farhan
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 10 No 2 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ahmad Dahlan Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v10i2.1612

Abstract

Oxidative stress is caused by an increase or decrease in the antioxidant defense activity. Orthosiphon aristatus (Blume) Miq and Stevia are two plants that contain antioxidant compounds and can bind free radical compounds. The combination of Orthosiphon aristatus (Blume) Miq and Stevia was expected to increase antioxidant activity. This study aimed to determine the antioxidant activity of a combination of the Orthosiphon aristatus (Blume) Miq white-purple variety and Stevia rebaudiana Bertoni extract. Antioxidant activity was tested using the FRAP method with a UV-visible spectrophotometer at a wavelength of 710 nm. The results of phytochemical screening showed that both plant extracts and dry material contained secondary metabolite compounds, including flavonoids, polyphenols, saponins, quinones, steroid-triterpenoids, and monoterpenes-sesquiterpenes. A qualitative test relating to antioxidants using TLC showed positive antioxidant activity, which was proven by the presence of green or blue light on the TLC plates. This was due to electron transfer in the compound, which reduced Fe3+ to Fe2+. On the other hand, quantitative measurements using the FRAP method showed the antioxidant capacity values consecutively, F1 combination extract (1:1) of 43.725 mg of QE/g extract, F2 combination extract (2:1) of 57.963 mg of QE/g extract, and combination extract of F3 (3:1) of 64.849 mg of QE/g extract. The extract combination of F3 showed the best formula, with a value of 64.849 mg QE/g extract.  Keywords: Orthosiphon aristatus (Blume) Miq, Stevia, antioxidants, FRAP
Co-Authors Adinda Fitriani Adinugraha, Irham M. Akbar, Tzazkia Febriyana Amedea, Esanda Zulfi Ami Soega Dwigantina Ananda Tunjung Pertiwi Anggita Esa Putri Fitrichia Anna Choirunnisa Anna Choirunnisa, Anna Aprilia, Trialisa Ari Sri Windyaswari Ari Sri Windyaswari Ari Sri Windyaswari Ari Sri Windyaswari, Ari Sri Azhar, Farah Salsabilla Saidah Dadan Suryasaputra Desti Hermawati Dewi, Renti Mutiara Dewilestari, Meyra Pratami Dwi Ayu Pratiwi Dwigantina, Ami Soega Elfahmi Elfahmi, Elfahmi Ema Mutya Esanda Zulfi Amedea Fahrauk Faramayuda Fahrauk Faramayuda, Fahrauk Faizal Hermanto Farah Salsabilla Saidah Azhar Faramayudha, Fahrauk Farhan Febrinella, Catellya Fitriani, Adinda Fitrichia, Anggita Esa Putri Florence Meliawaty Handayani, Dewi Ratih Hermawati, Desti Hestiary Ratih Ismail, Nursafira Khairunnisa Jaka Permana Julia Ratnawati Julia Ratnawati Julia Ratnawati Julia Ratnawati, Julia Juliastuti, Henny Khaerunnisa, Rahmadaniah Komar Ruslan Wirasutisna Lahagu, Helga Nitulo Berliana Limbong, Remare Halomoan Mardiana, Grace Selly Meyra Pratami Dewilestari Muhamad Insanu Muhammad Irwan Mutya, Ema Nandi Agustian Pertiwi, Ananda Tunjung Pratiwi, Dwi Ayu Purwoko, Agus Puspita Satriyani Permatasari Surasa Putri, Dhiffa Namira Alifia Rahaju, Asih Rakhmat, Iis Inayati Ramdhani, Amalia Kusuma Remare Halomoan Limbong Renata Ananda Marthasedana Renti Mutiara Dewi Sabilia, Syahra Asfi Sabirin, Indah Puti R. Septiani, Usi Septiani, Vina Sheila Nur Hasanah Sheila Nur Hasanah Sigid Pamungkas Wicaksono Soraya Riyanti Soraya Riyanti Soraya Riyanti Soraya Riyanti, Soraya Sri Restu Andriyani Suci Nar Vikasari, Suci Nar Sufyan Zainul Arifin Sukrasno Suntana, Mutiara Sukma Surasa, Puspita Satriyani Permatasari SURYANI Totik Sri Mariani Trialisa Aprilia Usi Septiani Vina Septiani Wulan Anggraeni Wulandari, Yesi Yeni Karlina Yeni Karlina Yeni Karlina, Yeni Yesi Wulandari Yuslianti, Euis Reni