Claim Missing Document
Check
Articles

EFEK MUTAGENIK EKSTRAK METANOL AMPAS BIJI JARAK (Jatropha curcas L.) SISA PENGOLAHAN BAHAN BAKAR NABATI (BIOFUEL) Wahyuningrum, Retno; Wirasutisna, Komar Ruslan; Elfahmi, Elfahmi; Wibowo, Marlia Singgih
Majalah Obat Tradisional Vol 15, No 3 (2010)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.094 KB) | DOI: 10.14499/mot-TradMedJ15iss3pp89 – 93

Abstract

Biji jarak (Jatropha curcas L) mengandung minyak yang dapat dimanfaatkan pada pembuatan sabun, kosmetik dan juga sebagai bahan bakar nabati (biofuel). Biji jarak mengandung senyawa ester phorbol yang bersifat toksik. Pengolahan minyak biji jarak menjadi bahan bakar nabati menyisakan hasil samping berupa ampas biji yang jumlahnya cukup melimpah. Untuk meyakinkan keamanan penggunaan ampas biji jarak, dilakukan uji mutagenik. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi dengan pelarut metanol, uji mutagenik ekstrak dilakukan dengan metode Ames Test menggunakan bakteri Salmonella typhimurium TA 1535, baik dengan penambahan maupun tanpa penambahan homogenat hati (S9). Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak metanol ampas biji jarak tidak bersifat mutagenik terhadap bakteri S. typhimurium TA 1535. 
Produksi Senyawa Metabolit Sekunder Melalui Kultur Jaringan dan Transformasi Genetik Artemisia Annua L. Manalu, Meilina Marsinta; Wirasutisna, Komar Ruslan; Elfahmi, Elfahmi
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol 37, No 1 (2012)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.403 KB)

Abstract

Produksi metabolit sekunder pada tanaman biasanya menghasilkan kadar yang rendah. Metode bioteknologi telah terbuktidapat meningkatkan produksi beberapa metabolit sekunder pada tanaman. Untuk meningkatkan perolehan metabolit sekunder telah digunakan teknik kultur jaringan dan transformasi genetik dengan induksi Agrobacterium rhizogenes. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kandungan metabolit sekunder dari kultur kalus dan akar rambut dari tanaman Artemisia annua hasil transformasi genetik menggunakan A. rhizogenes. Kultur kalus dan akar rambut hasil transformasi genetika mengandung senyawa artemisinin lebih tinggi dibanding dengan kultur kalus dan akar tanpa transformasi.Kata Kunci : Artemisia annua, kultur kalus, akar rambut Agrobacterium rhizogenes, artemisinin. The production of secondary metabolites of plant is usually low. Biotechnological methods have been proved to enhance the production of some of plant’s secondary metabolites. To enhance the production of secondary metabolites, cell cultures and genetically transformed plants which were induced by Agrobacterium rhizogenes have been used. This research aimed to enhance the secondary metabolite content from A. rhizogenes transformed callus and hairy roots cultures of Artemisia annua. Genetically transformed callus and hairy root cultures of A. annua contained higher artemisinin content compared to untransformed callus and root cultures.Keywords : Artemisia annua, callus cultures, hairy roots, Agrobacterium rhizogenes, artemisinin.
Elisitasi Kultur Sel Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) untuk Produksi Senyawa Aktif Xantorizol Elfahmi, Elfahmi; Aziz, Syaikhul; Dana, Akbar
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol 39, No 1 & 2 (2014)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.053 KB)

Abstract

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan salah satu tanaman asli Indonesia yang telah digunakan untuk tujuan pengobatan. Xantorizol, senyawa seskuiterpenoid dari temulawak, telah banyak diteliti aktivitasnya. Kandungan senyawa xantorizol dari tanaman ini sangat kecil dan waktu panen relatif lama. Untuk mengoptimalkan produksi xantorizol, teknik kultur jaringan tanaman dapat digunakan sebagai salah satu alternatif. Penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan kadar xantorizol dari kultur suspensi sel temulawak menggunkan elisitor. Kultur kalus yang telah diinisiasi pada media padat diinduksi menjadi suspensi sel dengan media cair. Kultur suspensi sel yang berumur dua minggu dan dielisitasi dengan ekstrak ragi. Kultur dipanen pada minggu pertama dan kedua setelah perlakuan dan dikeringkan. Sampel kering diekstraksi dengan etil asetat dan dianalisis dengan KCKT. Hasil analisis menunjukkan bahwa kultur yang dielisitasi dengan ekstrak ragi 100 ppm dapat menstimulasi pembentukan xantorizol sebesar 0,186%.Kata kunci: Curcuma xanthorrhiza Roxb., ekstrak ragi, kultur suspensi sel, temulawak.AbstractTemulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) is the one of indigenous plants in Indonesia that has been used for medicinal purpose. Xanthorrhizol, a sesquiterpenoid compound from temulawak, was studied for various activities. Xantorrhizol content in this plant is very low and relatively have long time for harvest. For optimize the production of xanthorrhizol, tissue culture technique could be used as an alternative. The aim of this research was carried out by to enhance the production of xanthorrhizol from cell suspension cultures using elicitors. The initiated callus cultures from solid medium, was induced to suspension cell cultures in liquid medium. The suspension cell culture was grown for two weeks and elicited with yeast extract. The cultures were harvested on the first and second weeks after elicited. Dry sample was extracted by ethyl acetate as a solvent and analyzed by HPLC. The results showed for elicitated culture by yeast extract 100 ppm could stimulate production of xanthorrhizol by 0.186%.Keywords: Curcuma xanthorrhiza Roxb., yeast extract, cell suspension culture, temulawak.
Isolasi Senyawa Aktif Lignan dari Buah Lada Hitam (Piper nigrum L.) dan Daun Sirih (Piper betle L.) Elfahmi, Elfahmi; Wirasutisna, Komar Ruslan; Desyane, Heipy Ketrin
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol 37, No 1 (2012)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.267 KB)

Abstract

Buah lada hitam (Piper nigrum L.) dan daun sirih (Piper betle L.) telah banyak digunakan secara tradisional untuk mengobati beberapa jenis penyakit. Beberapa senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada kedua tanaman tersebut diduga bertanggungjawab terhadap efek farmakologi, salah satu golongan metabolit sekunder tersebut adalah lignan. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa lignan dari buah lada dan daun sirih. Serbuk simplisia dari daun sirih dan buah lada hitam diekstraksi dengan ekstraksi sinambung menggunakan pelarut metanol. Ekstrak difraksinasi dengan ekstraksi cair-cair menggunakan pelarut air-diklorometan (1:1) dan kromatografi cair vakum. Pemurnian dilakukan dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis preparatif. Isolat dikarakterisasi dengan menggunakan kromatografi gas-spektroskopi massa (KG-SM). Dari buah lada hitam telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi dua senyawa lignan berupa hinokinin dan satu senyawa lignan lain yang memiliki ciri fragmen 135 dan 286 pada KG-SM. Sedangkan daun sirih memberikan data kromatografi untuk golongan lignan tetapi belum dapat dikonfirmasi dengan data KG-SM.Kata kunci : buah lada hitam, daun sirih, lignan, tanaman obat Indonesia Black pepper fruits and betel leaves are widely used traditionally to cure several illnesses. Secondary metabolites of both plants are believed to be responsible for their pharmacological effect; one of the secondary metabolites groups is lignan. The goal of this research is to isolate lignans from betel leaves and black pepper fruits. Crude drugs of betel leaves and pepper fruits were extracted with Soxhlet apparatus, using methanol. The extract was fractionated by liquid-liquid extraction using dichloromethane-water (1:1) and vacuum liquid chromatography. Purification was conducted by preparative thin layer chromatography. Isolated compounds were characterized by gas chromatography-mass spectra (GC-MS). Two lignans were isolated from black pepper fruits and identified with GCMS. First known as hinokinin, and another has MS fragment 135 and 268, which are specific for lignan compounds. Betel leaves showed chromatography data to lignan groups but cannot confirm yet by GC-MS.Keywords: black pepper fruits, betel leaves, lignan, Indonesian Medicinal Plant
Penentuan Aktivitas Siklisasi-β Siklodekstrin Glukosiltransferase Wild Type, H43K, P84Y, Y93F, Y188L, dan S468F dari Bacillus sp. A2-5a terhadap Pati Terlarut Rostinawati, Tina; Sumirtapura, Yeyet Cahyati; Elfahmi, Elfahmi; Retnoningrum, Debbie Soefie
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan Vol 2, No 1 (2016): Pharmauho
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.148 KB) | DOI: 10.33772/pharmauho.v2i1.3471

Abstract

Siklodekstrin (CD) merupakan oligosakarida yang terdiri atas enam sampai delapan glukosa yang dihubungkan dengan ikatan 1,4 glikosida (CD-α, -β dan -γ). Molekul ini memiliki kemampuan membentuk kompleks inklusi dengan suatu molekul ”tamu” (guest) yang bersifat hidrofobik. CD membentuk cincin yang rongganya bersifat hidrofob namun permukaan luarnya bersifat hidrofil sehingga memungkinkan molekul tamu yang tidak larut air untuk berkompleks di dalam rongganya. Senyawa ini diaplikasikan secara luas pada berbagai industri farmasi, bioteknologi, makanan, kimia, tekstil,  pertanian dan juga untuk perlindungan lingkungan. CD dihasilkan melalui reaksi enzimatis siklodekstrin glikosiltransferase (CGTase) terhadap pati sebagai substrat. CGTase yang berasal dari Bacillus sp. A2-5a (BA2-5a) merupakan CGTase-β yang menghasilkan CD-β sebagai produk utamanya dengan sebagian kecil CD-α dan selebihnya CD-γ. Pada penelitian sebelumnya telah dihasilkan CGTase BA2-5a mutan melalui substitusi asam amino pada posisi 43, 84, 93, 188 dan 468 yang menghasilkan CGTase BA2-5a H43K, P84Y, Y93F, Y188L dan S468F. Pada penelitian ini ditentukan aktivitas siklisasi-β CGTase BA2-5a wild type dan CGTase mutan H43K, P84Y, Y93F, Y188L dan S468F. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas siklisasi-β CGTase wild type dan pengaruh substitusi asam amino pada posisi 43, 84, 93, 188 dan 468 terhadap aktivitas tersebut. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas siklisasi-β CGTase wild type, CGTase H43K, CGTase P84Y, CGTase Y93F, CGTase Y188L dan CGTase S468F adalah 5,01; 2,14; 2,78; 1,77; 0,62; dan 3,37 unit/ml. Pada penelitian ini juga ditentukan aktivitas spesifik CGTase wild type, CGTase H43K, CGTase P84Y, CGTase Y93F, CGTase Y188L dan CGTase S468F sebagai berikut : 65,6; 41,2; 53,8 29,1; 11,0; dan 57,6 (unit/mg). Substitusi asam amino pada CGTase BA2-5a menunjukkan penurunan aktivitas siklisasi-β.Kata kunci: BA2-5a, CGTase wild type, substitusi, CGTase mutan, aktivitas siklisasi-β
Isolasi Dan Karakterisasi Senyawa Golongan Kapsaisinoid Dengan Metode Ekstraksi Fluida Superkritik Dan Metode Konvensional Dari Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens L) Ghozaly, Muchammad Reza; Elfahmi, Elfahmi
Archives Pharmacia Vol 2, No 1 (2020): ARCHIVES PHARMACIA
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKBuah cabai rawit (Capsicum frutescens) mengandung berbagai macam senyawa metabolit sekunder diantaranya alkaloid, flavonoid, dan steroid/terpenoid. Salah satu senyawa golongan alkaloid diantaranya kapsaisin, dihidrokapsaisin, nordihidrokapsaisin, homokapsaisin dan homodihidrokapsaisin. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa golongan kapsaisinoid yang ada di dalam plasenta, kulit, biji dan buah cabai rawit (Capsicum frutescens). Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi yang dibantu dengan alat ultrasonik dengan menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat dan metanol. Berdasarkan hasil pengukuran kadar dengan menggunakan TLC Scanner, sampel plasenta dalam pelarut etil asetat memiliki kadar senyawa kapsaisin dengan bobot 27,5 mg/gram simplisia. Setelah itu, kristal yang didapat dimurnikan dengan metode pencucian dengan menggunakan pelarut n-heksana. Lalu dilakukan uji kemurnian rentang titik leleh dan KLT dua dimensi. Setelah itu kristal (isolat 1) dikarakterisasi dengan menggunakan spektofotometer 1H-NMR dan 13C-NMR. Ekstraksi juga menggunakan alat ekstraksi fluida superkritik (EFS) dengan berbagai variasi suhu dan tekanan. Suhu yang digunakan adalah 40, 60 dan 800C dan tekanan yang digunakan dalam proses ekstraksi adalah 100, 175 dan 250 bar. Berdasarkan hasil pengukuran kadar dengan menggunakan TLC Scanner, sampel hasil EFS pada suhu 400C dan tekanan 175 bar memiliki kadar kapsaisin tertinggi mencapai 32,52 mg.  Kata kunci: Capsicum frutescens, kapsaisin, cabai rawit, ekstraksi fluida superkritik  ABSTRACTFruit cayenne (Capsicum frutescens L) contains a wide variety of secondary metabolites such as alkaloid, flavonoid, steroid/triterpenoid group, Alkaloid group is a main component of its plants such as capsaicin, dihydrocapsaicin, nordihydrokapsaicin, homocapsaicin and homodihydrocapsaicin. This study aim to isolate capsaicinoid compounds from placenta, skin, seeds and the fruits of (Capsicum frutescens L). Extraction was done by maceration method aided by ultrasonic using n-hexane, ethyl acetate and methanol as solvets. Based on the results of measurements of the levels using TLC Scanner, the crystals obtained from the placenta extract recrystallization in ethyl acetate with a weight of 27,5 mg /grams of crude drug. Therefore, the crystal obtained is purified by washing method using n-hexane. Then the purity is tested by the melting point range and two-dimensional TLC. After the crystal (isolate 1) is characterized by using a spectrophotometer 1H-NMR and 13C-NMR.Extraction was also done using a supercritical fluid extraction (SFE) with a variety of temperatures and pressures. Temperatures used were 40, 60 and 800C. While the pressure used in the extraction process was 100, 175 and 250 bar. Based on the results of measurements of the levels using TLC Scanner, the SFE result had higher levels which is 32,52 mg/grams at 400C and 175 bar. Keywords: Capsicum frutescens, capsaicin, cayenne fruit, Supercritic fluid extraction
The Inhibition of 15-Lipoxygenase by Blechnum orientale Leaves and its Glycoside-flavonoid Isolates: In Vitro and In Silico Studies Rissyelly Rissyelly; Syaikhul Aziz; Frangky Sangande; Agung Wibawa Mahatva Yodha; Krisyanti Budipramana; Elfahmi Elfahmi; Sukrasno Sukrasno
HAYATI Journal of Biosciences Vol. 29 No. 3 (2022): May 2022
Publisher : Bogor Agricultural University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4308/hjb.29.3.353-359

Abstract

Fern is one of the groups of primitive plants rich in secondary metabolites that are commonly used to treat various diseases, including antioxidant, anti-hyaluronidase, anti-inflammation, and respiratory disease but less investigated. Flavonoid is one of the secondary metabolites abundantly present in ferns. This study aims to isolate major compounds found in Blechnum orientale act as 15-lipoxygenase (15-LOX) inhibitors. Inhibition of lipoxygenase decrease the production of leukotriene that induces bronchoconstriction in asthma. Isoquercitrin (Quercetin-3-O-β-glucopyranoside) and trifolin (kaempferol-3-O-β-D-galactoside) have been successfully isolated from Blechnum orientale. Further in silico study was performed to explain the binding mode between flavonoid pyranoside or galactoside and flavonoid aglycone in the 15-LOX cavity and their amino acid residues interaction. Isoquercitrin binds with Ile663, Ile400, Leu408, Leu597, Ala404, and Arg403 in the 15-LOX cavity as a lipoxygenase inhibitor. Trifolin binds the same amino acids as isoquercetin with addition His366, Gln596, and Phe175. Both isoquercitrin and trifolin act as competitive inhibitors against lipoxygenase enzymes.
Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.) : PENGGUNAAN TRADISIONAL, FITOKIMIA dan AKTIVITAS FARMAKOLOGI Piper retrofractum Vahl. : Traditional Uses, Phytochemical and Pharmacological Activities Fahrauk Faramayuda; Sufyan Zainul Arifin; Akhirul Kahfi Syam; Elfahmi Elfahmi
Perspektif Vol 20, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/psp.v20n1.2021.26-34

Abstract

 ABSTRAK Cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) adalah tanaman daerah tropis asli Indonesia yang dijumpai juga di negara Asia Tenggara seperti Thailand dan Malaysia, dan sejak dahulu telah digunakan secara turun-temurun sebagai bahan tambahan makanan ataupun obat tradisional. Secara tradisional di masyarakat, buah cabe jawa dapat digunakan dalam ramuan untuk mengobati demam, perut kembung, mulas, muntah, mengatasi gangguan pencernaan, merangsang nafsu makan, dan lemah syahwat. Akarnya sering digunakan untuk mengobati sakit gigi, luka dan kejang, serta bagian daunnya digunakan juga untuk obat kumur. Beberapa penelitian menyebutkan aktivitas farmakologi cabe Jawa memiliki efek afrodisiaka, antipiretik, antihiperurisemia, antikanker, dan antimikroba. Pengujian klinis terhadap cabe jawa telah dilakukan dan potensial dikembangkan menjadi obat tradisional golongan fitofarmaka. Cabe jawa memiliki aktivitas sebagai imunostimulan, lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok imunostimulan fitofarmaka. Cabe jawa mempunyai potensi sebagai anti-photoaging, aktivitas antituberkular, antiproliferasi, aktivitas larvasida, dan aktivitas sitotoksik. Studi fitokimia senyawa metabolit sekunder utama yang terkandung dalam cabe jawa antara lain beberapa jenis alkaloid seperti piperine, pipernonaline, guineensine, piperoctadecalidine, minyak atsiri buah cabe jawa mengandung tiga komponen utama yaitu yaitu β-caryophyllene (17%), pentadecane (17,8%) dan β- bisabollene (11,2%) . Selain senyawa utama tersebut,  terdapat senyawa baru pada buah cabe jawa, diantaranya; senyawa amida, amida glikosida, fenilpropanoid glikosida, dan alkaloid. Sebagai afrodisiaka bagian yang digunakan adalah buahnya dan senyawa piperin yang diduga bertanggung jawab terhadap aktivitas tersebut. Piperin merupakan senyawa utama dan zat berkhasiat yang terkandung dalam buah cabe jawa dan berfungsi sebagai penurun demam, mengurangi rasa sakit, antioksidan, mengurangi peradangan, antitumor, dan sebagai imunomodulator. Berdasarkan aktifitas farmakologi yang baik dari cabe jawa maka studi atau penelitian-penelitian pada tanaman ini harus terus dilakukan seperti pengembangan formulasi dan upaya perbanyakan tanaman karena populasi cabe jawa jumlahnya terbatas. Media terbaik dalam induksi kalus tanaman cabe jawa adalah Murrashige Skoog (MS) yang ditambah 6-Benzil Amino Purin (BAP) dan Naphtalene Acetic Acid (NAA).ABSTRACT Piper retrofractum vahl. is a tropical plant native to Indonesia which is also found in Southeast Asian countries such as Thailand and Malaysia, and has been used for generations as a food additive or traditional medicine. Traditionally in the community, P. retrofractum  fruit can be used in potions to treat fever, flatulence, heartburn, vomiting, overcome digestive disorders, stimulate appetite, and impotence. The roots are often used to treat toothaches, wounds, and seizures, and the leaves are also used for mouthwash. Several studies have stated that the pharmacological activity of P. retrofractum  has aphrodisiac, antipyretic, anticancer, and antimicrobial effects. Clinical testing on P. retrofractum  has been carried out and has the potential to be developed into a traditional medicine of the phytopharmaceutical class. P. retrofractum  has activity as an immunostimulant, which is higher than the phytopharmaceutical immunostimulant group. P. retrofractum has potential as anti-photoaging, antitubercular, antiproliferative, larvicidal activity, and cytotoxic activity. Phytochemical studies of the main secondary metabolites contained in P. rectofractum include several types of alkaloids such as piperine, pipernonaline, guineensine, piperoctadecalidine, fruit essential oils. Javanese chili contains three main components, namely-caryophyllene (17%), pentadecane (17.8%) and -bisabollene (11.2%). In addition to these main compounds, there are new compounds in P. retrofractum  fruit, including; amide compounds, amide glucosides, phenylpropanoid glucosides, and alkaloids. As an aphrodisiac, the part used is the fruit and the piperine compound which is thought to be responsible for this activity. Piperine is the main compound and efficacious substance contained in P. retrofractum  fruit and functions as a fever reducer, pain reliever, antioxidant, reducing inflammation, antitumor, and immunomodulator. Based on the good pharmacological activity of P. retrofractum , studies or researches on this plant must continue to be carried out such as formulation development and plant propagation efforts because the population of P. retrofractum  is limited. The best medium for callus induction of cabe jawa was Murashige Skoog (MS) with 6-Benzyl Amino Purine (BAP) and Naphtalene acetic (NAA) added. 
Diagnosis dan Penatalaksanaan Benda Asing Baterai Kancing pada Kavum Nasi Yolazenia Yolazenia; Elfahmi Elfahmi
Jurnal Ilmu Kedokteran Vol 11, No 1 (2017): Jurnal Ilmu Kedokteran
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.05 KB) | DOI: 10.26891/JIK.v11i1.2017.54-58

Abstract

Nasal foreign body is common case that often seen in children. Button battery is one of nasal foreign body that rarelyseen and most commonly occur in children 2-5 year-old. A nasal button battery is one of otorhinolaryngologicalemergency because it can lead to severe damage, necrosis, and perforation of nasal septum. Therefore, early diagnosisand prompttreatment was needed. A case of button battery in nasal cavity in a 3 year-old boy was reported, which hadbeen performed an extraction of foreign body and irrigation under general anesthesia.
Transient transformation of artemisinic aldehyde ∆ 11 (13) double bond reductase (dbr2) gene into Artemisia annua L. Elfahmi Elfahmi; Fany Mutia Cahyani; Andre Ditya Maulana Lubis; Tati Kristanti; Sony Suhandono
Indonesian Journal of Biotechnology Vol 21, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1326.152 KB) | DOI: 10.22146/ijbiotech.27956

Abstract

Global demand of antimalarial drug artemisinin has a gap with production capacity from existing sources since the low content of this compound from Artemia annua L. Genetic engineering-based strategy for A. annua plant on key enzymes in artemisinin biosynthetic pathway is needed. Artemisinic aldehyde ∆ 11 (13)  double bond reductase (dbr2) is one of the key enzyme on artemisinin biosynthesis which was studied in this research. Agrobacterium tumefaciens-mediated transformation of A. annua using dbr2 was carried out. Synthetic dbr2 was ligated into pCAMBIA1303 and transformed into Escherichia coli DH5α. pCAMBIA1303-dbr2 plasmid was transformed to A. tumefaciens AGL1. Leaves of  A. annua were infected by positive transformant of recombinant A. tumefaciens (OD600 ≈ 1) supplemented with acetosyringone 50 ppm, and Silwet S-408 0.02%. Samples were incubated in desiccators connected with vacuum pump, this method is called infiltration vacuum. Leaves were covered in dark for 45 min, and co-cultivated on MS co-cultivation media for 3 days. All leaves were washed in 300 ppm cefotaxime and divided into 2 parts; 3 leaves for GUS histochemical assay and 300 mg of leaves for HPLC analysis. Transient transformation was done in triplicate. In GUS histochemical assay, pCAMBIA1303 and pCAMBIA-dbr2 showed positive blue spot where coefficient of variance was less than 5%. PCR analysis for genomic DNA of transformed  A. annua showed a positive result of inserted dbr2 recombinant indicated by migration profile and direct sequencing analysis. It could be concluded that pCAMBIA-dbr2 construct and transformation into  A. annua have been successfully performed.
Co-Authors Adella Shindy Pratiwi Adji Mustiaji Agus Chahyadi Agus Chahyadi Agus Chahyadi Agus Supriadi Aisyah, Siti Zanuba Akbar Dana Akhirul Kahfi Syam Ana Indrayati Andi Rifki Rosandy Andre Ditya Maulana Lubis Andreanus A Soemardji Anggardiredja, Kusnandar Anita K Ari Sr Windyaswari Ari Sri Widyaswari Ari Sri Windyaswari Ari Sri Windyaswari, Ari Sri Ariranur Haniffadli ARTRI Astrid Indalifiany Ayu, Inna Puspa Bashari, Muhammad Hasan Beginer Subhan Budipramana, Krisyanti Choirul Huda Dana, Akbar DEBBIE SOEFIE RETNONINGRUM Desyane, Heipy Ketrin Dondy Arafat FAHRAUK FARAMAYUDA Fahrauk Faramayuda Fahrauk Faramayuda, Fahrauk Fany Mutia Cahyani Fitri Yasa, Yanti Frangky Sangande Ghozaly, Muchammad Reza Heipy Ketrin Desyane Jaka Permana Khairunisa Harizqi Nurul Husna Khairunnisa Sy KOMAR RUSLAN Komar Ruslan Wirasutisna Komar Ruslan Wirasutisna Komar Ruslan Wirasutisna Kusnandar Anggardiredja Laode M.R. Al Muqarrabun Laode M.R. Al Muqarrabun Lusi Putri Dwita Manalu, Meilina Marsinta Maria Immaculata Iwo Maria Immaculata Iwo Maria Immaculata Iwo Marlia Singgih Wibowo MARLIA SINGGIH WIBOWO Marlin Megalestin Raunsai Meilina Marsinta Manalu Morawati, Soufni Muamar Abdillah Nabila K Nebuchadnezzar Akbar NEVIATY PUTRI ZAMANI Ni Kadek Dita Cahyani, Ni Kadek Dita Niken Tunjung Murti Pratiwi Novriyandi Hanif Nurinanda Prisky Qomaladewi Nurul Nadiah Binti Abdul Rahman Oktiyas Muzaky Luthfi Pratiwi Ramadhani Feriza Rachmat Mauludin Ramelan, Riska Sigit RENALDI OKTAVIANUS Retno Wahyuningrum Retno Wahyuningrum Ridzka Magfirah Rika Amran Rika Hartati Riska Sigit Ramelan Rissyelly Rissyelly Rozida Khalid Sahidin Sahidin Sani, Lalu M. Iqbal Santoso, Winny Sartika Yuniarti Shinta Maulida Rosandhy Sigid Pamungkas Wicaksono Silvy Julian Soemardji AA Sony Suhandono SONY SUHANDONO Sony Suhandono Soraya Riyanti Soraya Riyanti Sufyan Zainul Arifin Sukrasno Sukrasno Sukrasno Sukrasno Sukrasno Sukrasno Sukrasno Sukrasno Sukrasno Sulistiarini, Riski Sultan Salahudin Jamal Sumirtapura, Yeyet Cahyati Syafrizayanti, Syafrizayanti Syaikhul Aziz Syefira Salsabila Tan MI Tati Kristanti TATI KRISTIANTI Tina Rostinawati Totik Sri Mariani Totik Sri Mariani Totik Sri Mariani Totik Sri Mariani Tri Septiana, Vina Tri Yuspita Sari , Jenny Tri Yuspita, Jenny Weni Widy Astuti Winny Santoso Wirasutisna, Komar Ruslan Wirasutisna, Komar Ruslan Wiwin Herdwiani Yasa, Yanti Fitri Yeni Karlina Yodha, Agung Wibawa Mahatva Yolazenia Yolazenia Yolisa Fitri, Vioni Yosie Andriani Yuspita Sari, Jenny Tri Zaini Alfahmi