Claim Missing Document
Check
Articles

PENERAPAN INSEMINASI BUATAN PADA TERNAK SAPI Safriyanto Dako; Nibras Karnain Laya; Agus Bahar Rachman; Fahria Datau; Suparmin Fathan; syahruddin Syahruddin
Jambura Journal of Husbandry and Agriculture Community Serve (JJHCS) Vol 1, No 2 (2022): Jambura Journal of husbandry and Agriculture Community Serve
Publisher : Jambura Journal of Husbandry and Agriculture Community Serve (JJHCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.268 KB)

Abstract

Tujuan pengabdian untuk memberikan pengalaman dan meningkatkan wawasan  mahasiswa dalam pelaksanan Inseminasi Buatan (IB) pada ternaka sapi dipusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya(P4S) Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango. Metode pelaksanaan yang digunakan adalah Magang melalui demonstrasi dilapangan secara berulang, yaitu mempraktekkan IB pada ternak sapi dan pemecahan masalah yang terjadi dilapangan. Peningkatan kompotensi mahasiswa dalam Inseminasi buatan pada ternak sapi melalui program magang penting dilakukan secara berkelanjut, guna menghasilkan tenaga inseminator yang dapat menunjang peningkatan ternak sapi.Kata kunci :  Inseminasi Buatan, Sapi Potong, Inseminator, Semen Beku 
PERFORMA AYAM KAMPUNG SUPER YANG DI BERI LEVEL PENAMBAHAN TEPUNG KULIT KAKAO (Theobroma cacao, L.) FERMENTASI DALAM RANSUM Syafar Abidin Pakaya; srisukmawati Zainudin; Safriyanto Dako
Jambura Journal of Animal Science Vol 1, No 2 (2019): Jambura Journal of Animal Science
Publisher : Animal Husbandry Department, Faculty of Agriculture Gorontalo State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.915 KB) | DOI: 10.35900/jjas.v1i2.2603

Abstract

This research aims to find out the appearance of free-range chicken fed with the addition og cocoa skin flour (Theobroma cacao L.)fermented in feeds.the design used is a Completely Randomixed Design with four treatmens and four tepetitions. The parameters observed and measured are the amount of feed consumption, body weight gain, and feed conversion. The data analysis used is the analysis of variance. The findings show that addition of famented cocoa skin flour in level 0%, 5%, 10% do  not significantly b influence (P0.05) on the feed consumption,body weight gain and the value of feed conversion in free-range chicken. The conlusion is the additional level of fermented cocoa skin flour to the level of 15% does not influence the appearance of free-range chicken
Sifat Kuantitatif Burung Weris (Gallirallus philippensis) Jantan dan Betina Fahrijal Moyiu; Fahria Datau; Safriyanto Dako; Suparmin Fathan
Jambura Journal of Animal Science Vol 2, No 2 (2020): Jambura Journal of Animal Science
Publisher : Animal Husbandry Department, Faculty of Agriculture Gorontalo State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.815 KB) | DOI: 10.35900/jjas.v2i2.2222

Abstract

The purpose of this study was to determine the quantitative nature of male and female Weris (Gallirallus philippensis) in Wonosari District, Boalemo Regency. The study was conducted in August-October 2019. This study used a sample of 20 Weris birds consisting of 10 males and 10 females. The method used is a survey method, through direct observation in the field. Observations on the quantitative nature of Weris birds (Gallirallus philippensis) were carried out directly at the research location. The data obtained were analyzed descriptively. The results showed the average body size of male Weris birds were: body weight 171.9 gr, femur length 5.42 cm, tibia length 6.81 cm, long shank 4.56 cm, third finger length 3.48 cm, maxilla length 3, 14 cm, wing length 11.20 cm, neck bone length 7.07 cm, shank circumference 1.68 cm. Body weight of male weris 171.9 ± 11.06, females 135.90 ± 11.82 with diversity coefficient 6.43 and 8.70
TAMPILAN KUALITATIF DAN ANALISIS KORELASI UKURAN TUBUH SAPI BALI JANTAN Adelia Domili; Nibras Karnain Laya; Safriyanto Dako; Fahria Datau; Suparmin Fathan
Jambura Journal of Animal Science Vol 4, No 1 (2021): Jambura Journal of Animal Science
Publisher : Animal Husbandry Department, Faculty of Agriculture Gorontalo State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35900/jjas.v4i1.11536

Abstract

Tampilan Kualitatif dan kuantitatif ternak adalah gambaran spesifik dari perkembangan populasi ternak yang berada dalam habitatnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tampilan kualitatif dan analisis korelasi ukuran tubuh sapi bali jantan. Penelitian menggunakan 150 ekor ternak sapi bali jantan umur 2-3 tahun, pengamatan penelitian terfokus pada sifat kualitatif dan ukuran dan bentuk tubuh ternak. Analisis deskriptif dan korelasi digunakan untuk analisis tampilan kualitatif dan korelasi ukuran tubuh sapi bali jantan. Warna bulu tubuh sapi bali jantan  terdiri  merah bata, coklat, coklat tua, coklat kehitaman dan hitam. Batas pola warna tubuh pada bagian kaki dan cermin pantat terlihat jelas, tidak mengalmi perubahan atau penyimpangan, dan populasi seacara keseluruhan memiliki bentuk tanduk  berada dalam persesuai dengan,  tubuh sapi bali bulu. Rataan bobot badan sapi bali sebesar 177.38±20.21 kg dan berkorelasi kuat terhadap Lingkar dada, Panjang badan, lebar panggul dan tinggi badan. Sapi bali Jantan di Kecamatan Atinggola memiliki warna dan pola warna tubuh normal, bertanduk, bergelambir, bobot badan 177.38±20.31kg, Tinggi badan 110.40±6.31, lingkar dada 138.70±5.33, tingkat keragaman ukuran dan bentuk tubuh bervariasi 5.11-20.21% dan Nilai korelasi 0.22-0.85
MENINGKATKAN KOMPOTENSI PETERNAK DALAM PENANGANAN BURUNG PUYUH DIMASA AWAL PERTUMBUHAN Nibras Karnain Laya; syahruddin syahruddin; Syukri I Gubali; Suparmin Fathan; Fahria Datau; Safriyanto Dako
Jambura Journal of Husbandry and Agriculture Community Serve (JJHCS) Vol 2, No 1 (2022): Jambura Journal of husbandry and Agriculture Community Serve
Publisher : Jambura Journal of Husbandry and Agriculture Community Serve (JJHCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan Pengabdian ini untuk meningkatkan pengetahuan kelompok peternak dalam penanganan burung puyuh dimasa awal pemeliharaan. Kegiatan ini dilaksanakan di desa Timbuwolo, melibatkan masyarakat peternak pemula. Kegiatan ini dilaksanakan selama Agustus-September 2022. Mitra yang berpartisipasi dalam kegiatan pengabdian sebanyak 15 peternak, ternak burung puyuh sebanyak  200 ekor yang dijadikan obyek dalampeningkatn kompotensi. Alat yang digunakan brooding berkapasitas 500 ekor, dan kandan batrei ukuran 60 cm x 400 cm. Model pelaksaanan mengelola ternak burung puyuh, melalui penyerapan pengetahuan, dan praktek pengelolaan ternak burung puyuh. Evaluasi dilakukan dengan cara pra tes dan post test. Nilai pre-tes menggabarkan 6.70% berpengetahuan burukatau tidak mengetahui  dalam pembuatan brooding burung puyuh, sedangkan 66.70% memiliki pengetahuan kurang dalam pembuatan brooding burung puyuh. peningkatan pengetahuan pembuatan brooding sebesar 56.70%, dan menurunnya angka ketidaktahuan peternak dalam pembuatan brooding yang ideal sebesar 33, 37%.  Penyiapan booding sebelum masuknya DOQ harus disiapkan terlebih dahulu. Peningkatan kompotensi penyiapan brooding sebesar pada peternak yang berpengetahuan rendah sebesar 3.30-29.97%. Kompotensi peternak pemula dalam pengelolaan usaha burung puyuh dimasa awal pemeliharaan meningkat 29-43.7% setelah mendapatkan bimbingan
BETERNAK BURUNG PUYUH BAGI PETERNAK PEMULA Safriyanto Dako; Safriyanto Dako; Fahria Datau; Suparmin Fathan; syukri I Gubali
Jambura Journal of Husbandry and Agriculture Community Serve (JJHCS) Vol 2, No 1 (2022): Jambura Journal of husbandry and Agriculture Community Serve
Publisher : Jambura Journal of Husbandry and Agriculture Community Serve (JJHCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan Pengabdian ini untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kelompok peternak peternak dalam penanganan usaha ternak burung puyuh bagi peternak pemula. DOQ burung puyuh sejumlah 200 ekor, yang di tempatkan  Kandang burung puyuh. Burung puyuh (DOQ) sebanyak 200 ekor, Alat yang digunakan kandang, Brooding, pakan dan vitamin untuk ternak. Pengabdian dilaksanakan bersama peternak melalui pembuatan kandang dan Brooding; Pembuatan subtitusi pakan dengan daun pandan, di kelompok peternak; Penerapan program vaksinasi burung puyuh serta memberika motivasi dalam beternak burung puyuh menggunakan model PRA. Pengelolaan brooding, terutama suhu brooding dikontrol secara konvensional. Burung puyuh berumur 1-7 hari merupakan masa kritis dalam brooding, dimana suhu harus stabil sehingga puyuh tidak mengalami cekama panas atu dingin. Kandang yang dibuat untuk ternak puyuh dalam kegiatan pengadian merupakan kandang contoh, kandang adalah kandang baterai, ukuran utama ukuran kandang 60 cm x 400 cm, bentuknya bersusun, sengayak 20 flok, berukuran 40 cm  x 30 cm dengan kapasitas tampung kseluran flok sebanyak 200 ekor. Vaksinasi pertama pada burung puyuh setelah berumur 4 hari berada didalam brooding. Vaksinasi kedua dilakukan setelah burung puyuh berumur 10 hari di kandang, dan Vaksinasi ketiga setelah burung puyuh berumur 23 hari. Program pemberdayaan peternak pemula burung puyuh memberikan pemahaman dan peningkatan kompoyensi dalam pengelolaan usaha ternaknya secara berkesinambungan
BETERNAK BURUNG PUYUH BAGI PETERNAK PEMULA Safriyanto Dako; Safriyanto Dako; Fahria Datau; Suparmin Fathan; syukri I Gubali
Jambura Journal of Husbandry and Agriculture Community Serve (JJHCS) Vol 2, No 1 (2022): Jambura Journal of husbandry and Agriculture Community Serve
Publisher : Jambura Journal of Husbandry and Agriculture Community Serve (JJHCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan Pengabdian ini untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kelompok peternak peternak dalam penanganan usaha ternak burung puyuh bagi peternak pemula. DOQ burung puyuh sejumlah 200 ekor, yang di tempatkan  Kandang burung puyuh. Burung puyuh (DOQ) sebanyak 200 ekor, Alat yang digunakan kandang, Brooding, pakan dan vitamin untuk ternak. Pengabdian dilaksanakan bersama peternak melalui pembuatan kandang dan Brooding; Pembuatan subtitusi pakan dengan daun pandan, di kelompok peternak; Penerapan program vaksinasi burung puyuh serta memberika motivasi dalam beternak burung puyuh menggunakan model PRA. Pengelolaan brooding, terutama suhu brooding dikontrol secara konvensional. Burung puyuh berumur 1-7 hari merupakan masa kritis dalam brooding, dimana suhu harus stabil sehingga puyuh tidak mengalami cekama panas atu dingin. Kandang yang dibuat untuk ternak puyuh dalam kegiatan pengadian merupakan kandang contoh, kandang adalah kandang baterai, ukuran utama ukuran kandang 60 cm x 400 cm, bentuknya bersusun, sengayak 20 flok, berukuran 40 cm  x 30 cm dengan kapasitas tampung kseluran flok sebanyak 200 ekor. Vaksinasi pertama pada burung puyuh setelah berumur 4 hari berada didalam brooding. Vaksinasi kedua dilakukan setelah burung puyuh berumur 10 hari di kandang, dan Vaksinasi ketiga setelah burung puyuh berumur 23 hari. Program pemberdayaan peternak pemula burung puyuh memberikan pemahaman dan peningkatan kompoyensi dalam pengelolaan usaha ternaknya secara berkesinambungan
STATUS FISIOLOGI AYAM KAMPUNG SUPER AKIBAT PERBEDAAN CAHAYA Ismail Kabaderan; Syukri I Gubali; Safriyanto Dako; Suparmin Fathan
xxxx-xxxx
Publisher : Gorontalo Journal of Equatorial Animals

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pencahayaan yang berbeda terhadap status fisiologi ayam kampung super pada fase finisher. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Februari 2022 bertempat di Desa Berlian, Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. percobaan lapangan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan sehingga terdapat 20 unit percobaan. Setiap ulangan terdiri dari 3 ekor anak ayam. Pencahayaan yang berbeda terhadap status fisiologi ayam KUB berbeda nyata (P0,05) terhadap frekuensi pernapasan ayam KUB fase finisher. Rata-rata frekuensi pernapasan pada perlakuan ini berkisar antara 28 – 42 kali/menit. Frekuensi denyut jantung dan suhu rektal ayam KUB tidak berbeda nyata (P0,05).
Bat Coronavirus of Pteropus alecto from Gorontalo Province, Indonesia Wenty Dwi Febriani; Uus Saepuloh; Ellis Dwi Ayuningsih; R. Suryo Saputra; Azhari Purbatrapsila; Meis Jacinta Nangoy; Tiltje Andretha Ransaleh; Indyah Wahyuni; Safriyanto Dako; Rachmitasari Noviana; Diah Iskandriati; Ligaya ITA Tumbelaka; Joko Pamungkas
The International Journal of Tropical Veterinary and Biomedical Research Vol 3, No 2 (2018): Vol. 3 (2) November 2018
Publisher : The Faculty of Veterinary Medicine of Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.276 KB) | DOI: 10.21157/ijtvbr.v3i2.12359

Abstract

Bats have been known as natural reservoirs for potential emerging infectious viruses, such as Lyssaviruses, Coronaviruses, Ebola viruses, Nipah virus, and many others. Because of their abudance in population, wide distribution and mobility, bats have a greater risk as source for zoonotic transmission than other animals. Despite the facts of their role as reservoirs for many pathogens, not until an epidemic of Severe Acute Respiratory Coronavirus (SARS-CoV) in 2003 and Middle-East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) in 2012, that people pay much attention about coronavirus in bats. SARS-like virus also found in bats with a higher prevalence rate. This study aims to detect the coronavirus of bats in Gorontalo province Indonesia, characterization at the molecular level of the coronavirus genome and determining the level of kinship (through trees filogenetic). This study was conducted as part of bigger PREDICT Indonesia project, in particular to examine coronavirus in bats from Gorontalo province, Indonesia.  As many as  95 rectal swab samples collected from flying foxes (Pteropus alecto) were analyzed in the laboratory using Consensus Polymerase Chain Reaction (PCR) technique to amplify the target sequence from RNA-dependent RNA Polymerase (RdRp) gene with 434 basepair product, resulted 24 samples determined as presumptive positive. Eight out of 24 presumptive positive samples by PCR were analyzed further by nucleotide sequencing and confirmed coronavirus positive. Phylogenetic tree analyses to the eight coronavirus confirmed-sequences were constructed with MEGA-6.0 . The conclusion was 24 out of 95 samples suggested as presumptive positive to Bat CoV. Eight out of 24 samples were analyzed further by nucleotide sequencing and have similarities in the kinship. Three samples had the 98% nucleotide identity to BatCoV from Indonesia and five samples were 85-88% nucleotide identity to BatCoV from Thailand.
Pengaruh Luas Permukaan Telur Terhadap Fertilitas, Daya Tetas, Bobot Tetas dan Mortalitas Ayam Kampung Unggul Indah Indrawati Bano; Fahria Datau; Dwi Rohmadi; Safriyanto Dako
Jambura Journal of Animal Science Vol 5, No 2 (2023): Jambura Journal of Animal Science
Publisher : Animal Husbandry Department, Faculty of Agriculture Gorontalo State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35900/jjas.v5i2.19233

Abstract

This research was aimedto determine the effect of egg index on fertility, hatchability, hatching weight and mortality of KUB chicken embryos (Kampung Unggul Balitbangtan). This research method used a completely randomized design (CRD) with 3 treatments and 6 replications where each experimental unit consisted of 9 KUB eggs. The three treatments were differentiated based on the egg index value, namely, P1 (72); P2 (72-76) and P3 (76). The results showed that the egg shape index of KUB chickens had no significant effect (P0.05) on fertility, hatchability, hatching weight and embryo mortality.