Claim Missing Document
Check
Articles

TEH GYRINOPS: PRODUK TEH HERBAL HUTAN UNGGULAN PULAU LOMBOK I Gde Adi Suryawan Wangiyana
JURNAL SANGKAREANG MATARAM Vol. 8 No. 3 (2021): September 2021
Publisher : SANGKAREANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teh herbal hutan adalah seduhan organ daun tanaman hutan yang didominasi oleh tanaman habitus pohon. Teh herbal hutan ini dapat menjadi bentuk diversifikasi produk kehutanan yang potensial untuk dikembangkan. Teh Gyrinops merupakan teh gaharu jenis baru yang dikembangkan di Pulau Lombok dari spesies Gyrinops versteegii. Umumnya teh gaharu diproduksi dari kelompok Aquilaria, sehingga pengembangan teh gaharu dari spesies G. versteegii masih sangat potensial untuk dilakukan. Produk teh Gyrinops diolah dari bahan baku daun G. versteegii yang selama ini menjadi limbah dalam budidaya gaharu melalui proses pruning. Sebagai tambahan, pengolahan daun G. versteegii menjadi teh Gyinops membutuhkan waktu investasi yang singkat karena dapat dipanen sejak pohon gaharu berusia kurang dari 5 tahun. Waktu investasi singkat serta dapat dipanen secara berkelanjutan menjadikan pengolahan daun G. versteegii menjadi teh Gyrinops mampu memberikan tambahan pemasukan bagi petani gaharu Lombok selama masa tunggu produksi resin gaharu yang menjadi komoditi utama dalam budidaya gaharu. Untuk pengembangan produk teh Gyrinops menjadi teh herbal unggulan dari pulau Lombok diperlukan studi intensif terhadap faktor – faktor pendukungnya. Faktor – faktor tersebut diantaranya seleksi bahan baku, optimalisasi produksi, standardisasi dalam aspek fitokimia, serta penambahan bahan herbal untuk menghasilkan produk yang unik.
APLIKASI BLAST NCBI DALAM PENCARIAN TYPE REFERENCE SEKUEN RBCL Gyrinops versteegii I Gde Adi Suryawan Wangiyana
JURNAL SANGKAREANG MATARAM Vol. 9 No. 1 (2022): Maret 2022
Publisher : SANGKAREANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan riset ini adalah untuk menguji aplikasi BLAST NCBI dalam pencarian type reference sekuen rbcL spesies Gyrinops versteegii sekaligus sebagai acuan analisis filogenetik. Daun G. versteegii diambil dari perkebunan gaharu di Desa Langko Lombok Barat. Ekstraksi DNA dari daun G. versteegii dilakukan dengan menggunakan Blood Animal Plant DNA Preparation Kit. DNA genom hasil isolasi diukur konsentrasi dan kemurniannya dengan mengukur absorbansi pada panjang gelombang 230 nm, 260 nm, dan 280 nm. Amplifikasi PCR dilakukan dengan menggunakan KAPA 2G PCR mix dengan program initial denaturation 95 http://www.sangkareang.org/ Volume 9,No.1,Maret 2022 o C selama 3 menit diikuti 40 siklus denaturasi 95 o C selama 15 detik, annealing 37 o C selama 1 menit, extension 72 o C selama 2 menit, dan final extension 72 o C selama 5 menit. Penelurusan Type reference dilakuakn dengan menggunakan aplikasi MegaBLAST. Hasil Penelusuran selanjutnya di alignment dengan ClustalX dan direkonstruksi pohon filogenetiknya menggunakan alogritme Neighbor-Joining dan Maximum Parsimony pada program MEGA 5.1. Hasil penelurusan MegaBLAST menunjukkan type reference rbcL G. versteegii yang terdiri dari 13 genus dan 43 spesies. Beberapa genus merupakan anggota family Thymeleaceae (Gyrinops, Aquilaria, Gonystylus, dan Wikstroemia) namun terdapat pula genus non family Thymeleaceae (Degeworthia, Stellera, Daphne, Diarthorn, Phaleria, Pimelea, Ovidia, Gnidia, dan Lachnaea). Genus Gyrinops dan Aquilaria tetap menjadi dua genus dengan nilai % identity tertinggi sehingga dijadikan type reference untuk rekonstruksi pohon filogenetik. Pohon filogenetik algoritme Neighbor-Joining maupun Maximum Parsimony sama – sama menunjukkan bahwa OTU G. versteegii selalu terkumpul dalam clade yang sama. Hal ini sekaligus menunjukkan hubungan yang bersifat monofiletik.
PELATIHAN PEMBUATAN TEH HERBAL PENUNJANG PRIMARY HEALTH CARE SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 BAGI IBU PKK TANJUNG KARANG KOTA MATARAM I Gusti Agung Ayu Hari Triandini; I Gde Adi Suryawan Wangiyana; Yulia Ratnaningsih; Raden Roro Narwastu Dwi Rita
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 2 (2022): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i2.8315

Abstract

ABSTRAKTanaman Obat Keluarga (TOGA) merupakan salah satu bentuk Primary Health Care (PHC) yang berperan kurisal selama masa pandemi COVID-19. TOGA yang banyak ditemukan di Tanjung Karang antara lain: jambu biji, sereh, kelor, dan gaharu. Pemanfaatan TOGA ini belum optimal dikarenakan penggunaannya dalam bentuk bahan mentah umumnya tidak disukai oleh anak – anak. Ibu selaku penanggung jawab utama PHC dalam keluarga perlu mengolah bahan baku TOGA menjadi produk yang diminati keluarga, salah satunya adalah teh herbal. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk melatih Kader TOGA Tanjung Karang mengolah daun TOGA menjadi teh herbal sebagai salah satu bentuk PHC untuk pencegahan infeksi COVID-19 di lingkungan keluarga. Kegiatan pengabdian ini dibagi menjadi dua tahap: tahap teori dan tahap praktek. Pada tahap teori participant diberikan materi terkait khasiat medis TOGA, pemeliharaan TOGA, dan pengolahan TOGA menjadi teh herbal. Pada tahap praktek, partisipan dilatih untuk mengolah daun TOGA jambu biji, sereh, kelor, dan gaharu menjadi teh herbal dengan menggunakan 5 Standard Operational Prosedur (SOP). SOP1: seleksi daun, SOP2: sterilisasi/pencucian daun, SOP 3: pengeringan/pelayuan daun, SOP4: pencacahan daun, dan SOP5: penyeduhan daun. Dapat disimpulkan bahwa peserta pelatihan mampu mengolah daun TOGA jambu biji, sereh, kelor, dan gaharu menjadi produk teh herbal sesuai dengan SOP yang diberikan. Kata kunci: kader; teh herbal; TOGA; PHC; tanjung karang. ABSTRACTFamily Medicinal Plant (FMP) is Primary Health Care (PCO) that is potentially used during the COVID-19 pandemic. Guava, lemongrass, moringa, and agarwood are FMP that could be easily found in Tanjung Karang Sub-district. However, the use of these FMP in raw materials could not be well accepted by Tanjung Karang society, especially children. Thus, mothers as leaders on PCO should be processing those FMP raw materials into a product which their children could accept. One of those products is herbal tea. This community service aims to train TOGA cadre in Tanjung Karang to process FMP raw material into herbal tea products. This community service program is divided into two phases: theoretical phase and practical phase. Participants were given theory about the medical effect of FMP, FMP maintenance, and FMP processing into herbal tea products. Participants were trained to process FMP leaves from guava, lemongrass, moringa, and agarwood into herbal tea products on the practical phase. This processing method used five steps procedures to make herbal tea products. Step1: leaves selection, step2: leaves sterilization, step3: leaves drying, step4: leaves chopping, step5: leaves brewing. It could be concluded that participants could process FMP leaves (guava, lemongrass, moringa, and agarwood) into herbal tea products with a standardization processing method. Keywords: cadre; herbal tea; FMP; PHC; tanjung karang.
MINI-REVIEW UJI HEDONIK PADA PRODUK TEH HERBAL HUTAN I Gusti Agung Ayu Hari Triandini; I Gde Adi Suryawan Wangiyana
Jurnal Silva Samalas Vol 5, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v5i2.5473

Abstract

Teh herbal hutan adalah produk teh herbal jenis baru yang diproduksi dari tanaman yang di lahan hutan. Tanaman yang menjadi bahan baku produk ini bervariasi mulai dari tanaman habitus pohon hingga tanaman herba yang hidup dibawah kanopi hutan. Sebagai produk minuman yang relatif baru, riset mengenai penerimaan konsumen terhadap produk ini penting untuk dilakukan melalui uji hedonik. Uji hedonik pada teh herbal hutan menggunakan skala pengukuran yang disebut skala hedonik dengan tingkat bervariasi yaitu skala 3 (suka (3), netral (2), tidak suka (1)), skala 5 (sangat suka (5), suka (4), cukup suka (3), tidak suka (2), sangat tidak suka (1), skala 7 (sangat suka (7), suka (6), agak suka (5), netral (4), sedikit tidak suka (3), tidak suka (2), sangat tidak suka (1), dan skala 9 (sangat suka sekali (9), sangat suka (8), agak suka (7), sedikit suka (6), netral (5), sedikit tidak suka (4), agak tidak suka (3), Sangat tidak suka (2), Sangat tidak suka sekali (1). Uji hedonik skala 5 merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk mengukur tingkat kesukaan konsumen terhadap produk teh herbal hutan. Skala hedonik ini relatif sederhana namun cukup sensitif dalam mendeteksi penilaian konsumen.
PEMBUATAN INOKULAN GAHARU BERBASIS BAHAN BAKU TAUGE UNTUK MASYARAKAT DESA PEJARING TIMUR l Gde Adi Suyawan Wangiyana; Sad Kurniati Wanitaningsih
Jurnal Abdi Insani Vol 5 No 1 (2018): Jurnal Abdi Insani Universitas Mataram
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teknologi inokulan gaharu merupakan teknologi mutakhir yang mampu rnemberikan efisiensi produksi dalam budidaya gaharu. Akan tetapi inokulan gaharu yang banyak beredar dipasar masih minim dengan harga yang cukup mahal. Teknologi inokulan tersebut jika disosialisasikan pada masyarakat desa Pejaring yang masih membudidayakan gaharu secara tradisional akan menemui banyak permasalahan. Oleh karena itu, kegiatan ini bertuiuan untuk melakukan pembuatan inokulan dengan teknologi sederhana menggunnkan bahan baku tauge yang realtif terjangkau sehingga diperoleh inokulan gaharu dengan harga yang jauh lebih ekonomis dibandingkan dengan inokulan yang beredar di pasaran. Kegiatan ini diawali dengan sossalisasi materi terkait inokulan gaharu terutama komposisi bahan inokulan gaharu. Selanjutnya dilakukan pelatihan kepada masyarakat terkait teknik kultur aseptis yang sangat diperlukan dalam pambuatan inokulan. Seiring dengan program sosialisasi dilakukan pembuatan peralatan sederhana yang dapat menggantikan peralatan laboratorium untuk pembuatan inokulan. setelah semua materi dikuasi oleh masyarakat, dilakukan aplikasi Iangsung teknologi pembuatan inokulan secara sederhana. Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan, kendala terbesar yang dialami oleh masyarakat adalah teknik kultur aseptis karena merupakan metode yang cukup sulit dipahami masyarakat awam. Akan telapi melalui pelatihan intensif, masyarakat dapat lebih di asah kemampuannya untuk pada akhirnya dapat menghasilkan produk inokulan gaharu. Biaya produksi yang diperlukan untuk pembuatan inokulan gaharu masih jauh dibawah harga inokulan umum yang ada dipasaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat desa Pejaring Timur relah mampu membuat inokulan gaharu dengan menggunakan bahan baku tauge yang lebih sederhana.
PENGARUH BERAT LABUR DAN JENIS KAYU TERHADAP SIFAT FISIKA DAN MEKANIKA PAPAN LAMINASI Febriana Tri Wulandari; Radjali Amin; I Gde Adi Suryawan Wangiyana
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 40, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2022.40.2.93–104

Abstract

Kebutuhan kayu dunia semakin meningkat sementara jumlah produksi kayu solid semakin menurun dengan semakin habisnya hutan karena penebangan liar dan alih fungsi hutan sebagai lahan perkebunan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka perlu dilakukan efesiensi bahan baku kayu agar penggunaan kayu solid dapat dikurangi.  Salah satu cara efisiensi bahan baku kayu dengan memanfaatkan limbah industri kayu yang dioptimalkan dengan menggabungkan salah satu atau lebih jenis kayu yang direkatkan menjadi satu kesatuan yang biasa disebut papan laminasi (laminated board). Pada penelitian ini akan melihat pengaruh perbedaan jenis kayu dan berat labur perekat terhadap papan laminasi yang dihasilkan. Dalam pembuatan papan laminasi dibuat dengan faktor jenis kayu yaitu jati putih (Gmelina arborea. Roxb), bajur (Pterospermum javanicum), sengon (Paraserianthes falcataria), dan campuran, serta faktor berat labur yaitu 150 g dan 200 g. Kemudian dilakukan pengujian sifat fisika dan mekanika. Hasil pengujian menunjukkan bahwa faktor jenis kayu berpengaruh nyata terhadap semua sifat fisika dan mekanika kecuali pada pengujian penyusutan tebal dan MoE. Kemudian faktor berat labur tidak berpengaruh nyata pada semua sifat fisika dan mekanika kecuali pada pengujian kadar air. Interaksi faktor berat labur dan faktor jenis kayu tidak berpengaruh nyata pada semua sifat fisika dan mekanika papan laminasi limbah kayu campuran. Berdasarkan hasil pengujian papan lamianasi masuk dalam kelas kuat III yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi ringan dengan pemakaian didalam ruangan.
PENGARUH BERAT LABUR DAN JENIS KAYU TERHADAP SIFAT FISIKA DAN MEKANIKA PAPAN LAMINASI Febriana Tri Wulandari; Radjali Amin; I Gde Adi Suryawan Wangiyana
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 40, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2022.40.2.93–104

Abstract

Kebutuhan kayu dunia semakin meningkat sementara jumlah produksi kayu solid semakin menurun dengan semakin habisnya hutan karena penebangan liar dan alih fungsi hutan sebagai lahan perkebunan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka perlu dilakukan efesiensi bahan baku kayu agar penggunaan kayu solid dapat dikurangi.  Salah satu cara efisiensi bahan baku kayu dengan memanfaatkan limbah industri kayu yang dioptimalkan dengan menggabungkan salah satu atau lebih jenis kayu yang direkatkan menjadi satu kesatuan yang biasa disebut papan laminasi (laminated board). Pada penelitian ini akan melihat pengaruh perbedaan jenis kayu dan berat labur perekat terhadap papan laminasi yang dihasilkan. Dalam pembuatan papan laminasi dibuat dengan faktor jenis kayu yaitu jati putih (Gmelina arborea. Roxb), bajur (Pterospermum javanicum), sengon (Paraserianthes falcataria), dan campuran, serta faktor berat labur yaitu 150 g dan 200 g. Kemudian dilakukan pengujian sifat fisika dan mekanika. Hasil pengujian menunjukkan bahwa faktor jenis kayu berpengaruh nyata terhadap semua sifat fisika dan mekanika kecuali pada pengujian penyusutan tebal dan MoE. Kemudian faktor berat labur tidak berpengaruh nyata pada semua sifat fisika dan mekanika kecuali pada pengujian kadar air. Interaksi faktor berat labur dan faktor jenis kayu tidak berpengaruh nyata pada semua sifat fisika dan mekanika papan laminasi limbah kayu campuran. Berdasarkan hasil pengujian papan lamianasi masuk dalam kelas kuat III yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi ringan dengan pemakaian didalam ruangan.
REKONSTRUKSI POHON FILOGENETIK DARI SEKUEN MATURASE K GYRINOPS VERSTEEGII MENGGUNAKAN REFERENSI PENCARIAN MEGABLAST I Gde Adi Suryawan Wangiyana
JURNAL SANGKAREANG MATARAM Vol. 9 No. 2 (2022): Juni 2022
Publisher : SANGKAREANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis filogenetik terhadap sekuen matK Gyrinops versteegii berdasarkan pencarian reference menggunakan MegaBLAST dari NCBI. Sampel diambil dari tegakan pohon G. versteegii di perkebunan gaharu Desa Langko Lombok Barat. Blood Animal Plant DNA Preparation Kit digunakan untuk ekstraksi DNA dari organ daun. Pengukuran absorbansi panjang gelombang 230 nm, 260 nm, dan 280 nm dilakukan pasca ekstraksi DNA. Amplifikasi PCR dilakukan dengan menggunakan KAPA 2G PCR mix dengan program initial denaturation 95oC selama 3 menit diikuti 40 siklus denaturasi 95oC selama 15 detik, annealing 37oC selama 1 menit, extension 72oC selama 2 menit, dan final extension 72oC selama 5 menit. Pencarian type reference dilakukan menggunakan MegaBLAST dan dilakukan alignment sekuen dengan menggunakan ClustalX. Rekonstruksi pohon filogenetik dilakukan menggunakan program MEGA 5.1. dengan dua algoritme filogenetik yaitu Neighbor Joining dan Maximum Parsimony. Hasil penelusuran MegaBLAST menunjukkan sekuen matK G. versteegii mengerucut pada dua genus dalam family Thymeleaceae yaitu: Aquilaria dan Gyrinops. Pohon filogenetik yang direkonstruksi dengan algoritme berbeda memiliki topologi yang berbeda. G. versteegii berkumpul dalam satu clade sebagai sister taksa pada pohon filogenetik Neighbor Joining namun terpisah pada klade berbeda pada pohon filogenetik Maximum Parsimony. Tergabungnya Gyrinops dan Aquilaria dalam beberapa klade yang sama menunjukkan bahwa kedua genus ini memiliki hubungan kekerabatan yang dekat. Dapat disimpulkan bahwa sekuen matK G. versteegii berdasarkan penelusuran MegaBLAST merupakan marker ideal yang digunakan untuk melakukan analisis filogenetik genus Gyrinops dan Aquilaria yang bersifat monofiletik.
PELATIHAN PEMBUATAN TEH HERBAL HUTAN UNTUK PETANI HUTAN BUWUN SEJATI I Gde Adi Suryawan Wangiyana; Yulia Ratnaningsih; Kemas Usman; I Gde Dharma Atmaja; I Gusti Agung Ayu Hari Triandini
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 3 (2022): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i3.12065

Abstract

ABSTRAKPetani hutan Desa Buwun Sejati menggantunggkan pendapatan utama dari penjualan buah – buahan tanaman MPTS (Multi Purpose Tree Species) yang dipanen musiman. Harga komoditi buah tersebut cenderung mengalami penurunan signfikan ketika musim panen dilakukan serentak akibat penumpukkan stok. Oleh karena itu diperlukan solusi pemanfaatan alternatif dari tanaman MPTS yang berkelanjutan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pelatihan pengolahan daun tanaman MPTS petani hutan Buwun Sejati menjadi produk teh herbal hutan. Produk teh herbal hutan yang dibuat dalam kegiatan ini adalah: sirsak, durian, rambutan, dan alpukat. Pelaksanaan kegiatan menggunakan metode ceramah dan praktik secara langsung melibatkan sebanyak 20 orang petani hutan Buwun Sejati sebagai partisipan.Tahapan kegiatan yang dilakukan meliputi: penyampaian teori melalui focus group discussion, praktek pembuatan teh herbal dengan menggunakan protokol baku, penilaian kualitas produk teh herbal bersama partisipan, serta monotiring dan evaluasi kegiatan untuk keberlanjutan program. Berdasarkan perbandingan hasil pre-test dan post-test, partisipan telah memahami materi produk teh herbal hutan MPTS dengan persentase peningkatan sebesar 70%. Selain itu mereka juga telah menguasi metode produksi teh herbal hutan MPTS dengan kualitas yang baik. Dapat disimpulkan bahwa petani hutan Buwun Sejati mampu mengolah bahan baku daun tanaman sirsak, durian, rambutan, dan alpukat menjadi produk teh herbal hutan yang dapat menjadi alternatif sumber pemasukan tambahan bagi mereka.  Kata kunci: buwun sejati; petani hutan; teh herbal ABSTRACTBuwun Sejati forest farmers depend on the fruit commodity of Multi-Purpose Tree Species (MPTS), which can be harvested only at a particular time in a year. The price of this fruit commodity usually decreases significantly if harvested simultaneously due to oversupply. Thus, it is essential to carry out alternative utilization of MPTS commodities. The purpose of this community service is to give training about MPTS leaves plant processing methods into forest herbal tea products for Buwun Sejati forest farmers. Raw materials for forest herbal tea products in this community service were soursop, durian, rambutan, and avocado. Systematic steps of this community service include 1) a focus group discussion with the participant to discuss the source and potency of forest herbal tea products, 2) a practical step about the method of forest herbal tea production, 3) a hedonic assay of forest herbal tea product made by participant for quality control, 4) monitoring and evaluation for the continuity of the program. Participants understood the forest herbal tea production method based on pre-test and post-test results. It could be concluded that Buwun Sejati forest farmers can utilize leaves of soursop, durian, rambutan, and avocado in forest herbal tea products that could give future additional income. Keywords: buwun sejati; forest farmers; herbal tea
STANDARDISASI BAHAN HERBAL ANTIDIABETES DAUN Gyrinops versteegii SECARA MOLEKULAR MENGGUNAKAN SEKUEN rpoC1 I Gusti Agung Ayu Hari Triandini; I Gde Adi Suryawan Wangiyana
Jurnal Silva Samalas Vol 5, No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jss.v5i2.7063

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis molekular bahan herbal antidiabetes daun gaharu (Gyrinops versteegii) menggunakan sekuen rpoC1. Daun G. versteegii diambil dari perkebunan gaharu di wilayah Lingsar. Daun diolah menjadi bahan herbal dengan menggunakan 4 SOP: pencucian, pengeringan, pencacahan, dan oksidasi. Isolasi DNA dilakukan dengan menggunakan Blood – Animal DNA Preparation Kit sesuai protokol dari produsen. DNA genom diukur absorbansinya pada panjang gelombang 230 nm, 260 nm, dan 280 nm. Amplifikasi PCR dilakukan dengan menggunakan primer universal rpoC1 dengan program initial denaturation 95oC selama 3 menit diikuti 40 siklus denaturasi 95oC selama 15 detik, annealing 37oC selama 1 menit, extension 72oC selama 2 menit, dan final extension 72oC selama 5 menit. MegaBLAST dari laman NCBI digunakan dalam pencarian sekuen referensi. Pohon filogenetik direkonstruksi dengan menggunakan 2 algoritme: Neighbor Joining dan Maximum Parsimony. Hasil penelusuran MegaBLAST menunjukkan bahwa anggota genus Aquilaria mendominasi database referensi sekuen dengan score tertinggi. Pohon filogenetik Neighbor Joining dan Maximum Parsimony yang direkonstruksi dari referensi sekuen rpoC1 memiliki topology yang sedikit berbeda. Meskipun demikian, pada kedua pohon filogenetik tersebut, G. versteegii selalu tergabung dalam satu clade dengan spesies Aquilaria. Dapat disimpulkan bahwa Analisis molekular terhadap bahan baku antidiabtes dari daun G. versteegii menggunakan sekuen rpoC1 menghasilkan data bahwa gaharu G. versteegii secara molekular berhubungan dekat dengan spesies gaharu dari genus Aquilaria.