p-Index From 2020 - 2025
9.496
P-Index
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Hermeneutika : Jurnal Hermeneutika

Pembangunan Nilai Demokrasi dan Nasionalisme sebagai Kurikulum Tersembunyi di SMAN CMBBS Rizki Setiawan
Hermeneutika : Jurnal Hermeneutika Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : Pendidikan Sosiologi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.017 KB) | DOI: 10.30870/hermeneutika.v3i1.3010

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan  untuk  mendeskripsikan  pembangunan  karakter  melalui  penanaman  nilai  demokrasi dan nasionalisme peserta didik melalui kurikulum tersembunyi. Metode penelitian yang  digunakan adalah kualitatif dengan strategi studi kasus. Lokasi penelitian ialah di SMAN CMBBS  Pandeglang, Banten. Hasil penelitian menunjukkan, (1) terdapatnya praktik pembangunan karakter  melalui  penanaman  nilai  demokrasi  dan  nasionalisme  beserta  kearifan  lokal  pada  peserta  didik  melalui kurikulum tersembunyi. (2) Nilai-nilai demokrasi yang dikembangkan dalam pembelajaran  adalah  sebagai  berikut:  pemahaman  hak  dan  kewajiban;  keberanian  berargumentasi;  mampu  membuat  kesepakatan;  memiliki  toleransi;  menghormati  pendapat;  mampu  memimpin;  bertanggungjawab;  dan  memiliki  rasa  persatuan.  (3)  Nilai-nilai  nasionalisme  yang  dikembangkan  dalam  pembelajaran  untuk  membentuk  perilaku  siswa  ialah  berupa:  taat  dengan  aturan  di  lingkungan sekolah; perilaku jujur; tanggung jawab; toleransi; saling menghargai dan menghormati;  disiplin; religius; mandiri; demokratis; cinta tanah air; dan peduli dengan teman.Kata Kunci: kurikulum tersembunyi, pendidikan demokratis, nasionalisme, pendidikan.AbstractThis  study  aims  to  describe  the  development  of  character  through  the  cultivation  of  democratic  values and  nationalism  of  learners  through  a  hidden  curriculum.  The  research  method  used  is  qualitative  with  case  study  strategy.  The  research  location  is  at  SMAN  CMBBS  Pandeglang,  Banten. The results show, (1) the existence of character building practices through the inculcation  of  democratic  values and  nationalism  along  with  local  wisdom  to  learners  through  the  hidden  curriculum.  (2)  The  values of  democracy  developed  in  learning  are  as  follows:  understanding  of  rights and obligations; courage to argue; able to make a deal; have tolerance; respect for opinion;  able to lead; to be responsible; and have a sense of unity. (3) The values of nationalism developed  in  learning  to  shape  student  behavior  are  in  the  form  of:  abiding  by  the  rules  in  the  school  environment;  honest  behavior;  responsible;  tolerance;  mutual  respect  and  respect;  discipline;  religious; independent; democratic; love the homeland; and caring with friends.Keywords: hidden curriculum, democratic education, nationalism, education.
Implementasi Bahan Ajar Berbasis Web pada Mata kuliah Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat di Jurusan Pendidikan Sosiologi Untirta Rizki Setiawan; Septi Kuntari
Hermeneutika : Jurnal Hermeneutika Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Pendidikan Sosiologi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.753 KB) | DOI: 10.30870/hermeneutika.v4i2.4826

Abstract

AbstrakArtikel ini merupakan hasil penelitian yang  menggunakan metode Research and Development (R & D). Tujuan penelitian ialah untuk mengetahui efektifivitas  bahan ajar berbasis Web pada Mata Kuliah Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Bahan Ajar Berbasis Web sebelum digunakan, telah melalui tahapan validasi yang dilakukan oleh ahli media dan ahli materi. Setelah di validasi oleh ahli media dan ahli materi, kemudian bahan ajar berbasis web di uji cobakan pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Sosiologi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, tahapan uji coba meliputi ujicoba terbatas dan ujcoba secara luas.Uji Keefektifan Bahan Ajar menggunakan t test (Uji- t) pada taraf signifikansi 5% , diperoleh  thitung sebesar 42,566 dan ttabel sebesar 2,064. Hal ini menunjukkan bahwa thitung> ttabel .Dapat disimpulkan bahwa bahan ajar berbasis web terbukti efektif pada mata kuliah pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.Kata Kunci: pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, sosiologi pembangunan, pembelajaran berbasis web. AbstractThis article was the result of research using the Research and Development (R & D) method. The purpose of the study was to determine the effectiveness of Web-based teaching materials in the Development and Community Empowerment Course. Web Based Learning Materials before being used, have gone through the stages of validation carried out by media experts and material experts. After being validated by media experts and material experts, then Web-based teaching materials were tested on students of the Department of Sociology Education at Sultan Ageng Tirtayasa University, the stages of the trial included limited trials and extensive trials.Teaching Materials Effectiveness Test using t test (t-test) at the significance level of 5%, obtained tcount of 42.566 and t table of 2.064 This indicates that tcount> t table.Conclution of this study is that Web-Based Teaching Materials proved effective in development and community empowerment courses.Keywords: development and community empowerment, sociology of development, web-based learning
Relasi Sosial dan Gender Siswa dan Guru SMA N CMBBS Musahwi Musahwi; Rizki Setiawan
Hermeneutika : Jurnal Hermeneutika Vol 3, No 2 (2017)
Publisher : Pendidikan Sosiologi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.812 KB) | DOI: 10.30870/hermeneutika.v3i2.3011

Abstract

AbstrakStudi ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana relasi sosial dan relasi gender dalam proses pembelajaran di kelas maupun aktifitas dan interaksi sosial antara siswa dengan guru mata pelajaran sosiologi maupun dengan keseluruhan masyarakat SMA Negeri Cahaya Madani Banten Boarding School (SMA N CMBBS). Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan lokasi penelitian di SMA N CMBBS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seleksi SMA N CMBBS yang cukup ketat membuat latar belakang siswa-siswi beragam seperti tidak memiliki kedekatan kekeluargaan maupun kemampuan finasial. Relasi sosial antar siswa yang tinggal di satu asrama lebih kuat dibandingkan dengan yang lain. Kelas sosial tidak mempengaruhi proses pembelajaran dan penggunaan fasilitas. Terjadi persaingan positif diantara siswa seperti persaingan prestasi, pemilihan Osis, dan pemilihan ketua organisasi lainnya di lingkungan sekolah. Selain itu dalam kesetaraan gender, secara diskursus telah dipahami secara baik oleh sebagian guru dan juga siswa SMA N CMBBS, meski nilai-nilai islami yang menjadi dasar dalam setiap aktifitas baik siswa maupun sekolah membuat terjadinya perbedaan antara siswa laki-laki dengan perempuan, terutama dalam kepemimpinan.Kata Kunci: relasi gender, relasi sosial, kurikulum tersembunyi.AbstractThis study aims to describe how social relations and gender relations in the process of learning in the classroom as well as social activities and interactions between students with sociology subject teachers and with the whole community SMA Negeri Cahaya Madani Banten Boarding School (SMA N CMBBS). The research method used is qualitative with research location in SMA N CMBBS. The results showed that the selection of SMA N CMBBS is quite strict to make the background of students as diverse as not having closeness kinship and financial ability. Social relationships among students living in one dormitory are stronger than others. Social class does not affect the learning process and the use of facilities. There is a positive competition among students such as achievement competition, Osis election, and election of other organizations in the school. In addition, in gender equality, the discourse has been well understood by some teachers and high school students of N CMBBS, although the Islamic values that form the basis of every activity both students and schools make the difference between male and female students, especially in leadership. Keywords: gender relations, social relations, hidden curriculum.
Pembentukan Konsep Diri Mahasiswa Penggemar Budaya Populer Korea Rosi Apriliani; Rizki Setiawan
Hermeneutika : Jurnal Hermeneutika Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : Pendidikan Sosiologi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.245 KB) | DOI: 10.30870/hermeneutika.v5i2.7234

Abstract

AbstrakMenyebarnya budaya populer Korea ke Indonesia menyebabkan timbulnya tindakan konsumtif di kalangan penggemarnya. Termasuk mahasiswa FKIP Untirta yang juga tidak lepas dari pengaruh gelombang Korea tersebut. Penelitian ini bertujuan menggambarkan pembentukan konsep diri mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang menggemari budaya populer Korea. Budaya populer Korea yang dimaksud adalah drama Korea dan musik K-Pop. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan tenik observasi, wawancara terstruktur dan mendalam, serta dokumentasi. Subjek penelitian terdiri dari lima belas mahasiswa penggemar budaya populer Korea yang terbagi menjadi tiga karakteristik yaitu penggemar drama Korea, penggemar musik K-pop, serta penggemar drama Korea dan musik K-pop. Hasil penelitian menunjukan bahwa mahasiswa penggemar budaya populer Korea melakukan tindakan konsumsi berupa makanan, pakaian, riasan dan merchandise K-pop. Dalam pikiran (Mind), penggemar budaya populer Korea memberikan pemaknaan terhadap drama Korea dan musik K-pop sebagai hiburan dan impian. Sebagai diri (Self) yang terbagi menjadi aku (I) dan diriku (Me), penggemar budaya populer Korea melakukan tindakan yang spontan seperti melakukan fanwar dan terkontrol dengan cara memikirkan kembali tindakan yang telah dilakukannya. Di masyarakat (Society) yaitu lingkungan kampus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, penggemar budaya populer Korea berinteraksi dengan sesama penggemar maupun non-penggemar.Kata kunci: Mahasiswa, Budaya Populer Korea, Konsep Diri. Abstract The spread of popular Korean culture to Indonesia has led to the emergence of consumptive actions among fans. Including FKIP Untirta students who are also not free from the influence of the Korean wave. This study aims to describe Forming of Self-Concept of College Student are Fans of Korean Popular Culture at the Faculty of Teacher Training and Education Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. The Korean popular culture in question is Korean drama and K-Pop music. This type of research uses a qualitative descriptive method. The technique of collecting data uses observation, structured and in-depth interviews, and documentation. The subject of the study consisted of fifteen students fans of Korean popular culture who were divided into three characteristics, namely fans of Korean drama, K-pop music fans, and fans of Korean drama and K-pop music. The results showed that students of Korean popular culture carried out consumption actions in the form of food, clothing, makeup and K-pop merchandise. In Mind, fans of Korean popular culture give meaning to Korean drama and K-pop music as entertainment and dreams. As Self which is divided into I and Me, fans of Korean popular culture take spontaneous actions such as doing fanwar and being controlled by rethinking the actions they have taken. In Society, namely the environment of the Teacher Training and Education Faculty of Sultan Ageng Tirtayasa University, fans of Korean popular culture interact with fellow fans and non-fans.Keywords: Students, Korean Popular Culture, Self-Concept.
Strategi Eksistensi Pencak Silat Bandrong di tengah Industri Kebudayaan Lepi Ratnasari; Rizki Setiawan
Hermeneutika : Jurnal Hermeneutika Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Pendidikan Sosiologi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.195 KB) | DOI: 10.30870/hermeneutika.v5i1.7202

Abstract

Abstrak Tujuan penelitian ini untuk menginformasikan strategi eksistensi pencak silat bandrong di tengah industri kebudayaan. Ini dilakukan dengan mencaritahu bagaimana pencak silat bandrong dapat menjadi representasi budaya lokal dan menjalani reproduksi sosial di masyarakat, dinamika perkembangan bandrong hingga akhirnya eksistensi bandrong di dalam masyarakat Banten modern. Penelitian ini menggunakan mix methods, dengan teknik embedded konkuren. Metode kuantitatif dilekatkan atau disarangkan ke dalam metode yang lebih dominan (metode kualitatif). Kriteria pemilihan informan terbagi menjadi 3: (1) penggiat Pencak Silat Bandrong dan memiliki jabatan di organisasi; (2) penggiat pencak silat yang tidak memiliki jabatan organisasi,dan ; (3) bukan penggiat pencak silat dan bukan dari organisasi independen. Strategi Eksistensi Pencak Silat Bandrong di tengah industri kebudayaan dapat ditemukan pada hal-hal berikut. Pertama, sejarah dan nilai nilai berupa keagamaan atau religiusitas, nilai kebudayaan, dan nilai sosial atau kepedulian terhadap masyarakat menjadi cerminan keterlekatan Bandrong dengan perkembangan masyarakat lokal. Kondisi ini menjadikan Bandrong dapat dilihat sebagai representasi budaya lokal Banten. Kedua, dalam dinamika perkembangan bandrong terbentuk organisasi formal pencak silat bandrong struktural yang mendukung eksistensi dan juga ekspansi bandrong di masyarakat. Ketiga, terdapat dua jenis bandrong; struktural dan kultural, dimana kedua nya saling bersinergi yang mendukung perkembangan pencak silat bandronbg. Keempat, bandrong dapat bertahan dan tidak sepenuhnya masuk dalam arus industri kebudayaan namun tetap memperkuat eksistensinya di masyarakat. Seperti dengan reproduksi sosial bandrong melalui pendidikan formal, informal, non formal maupun melalui lembaga pemerintahan.Kata-kata Kunci: pencak silat bandrong; kultural; struktural; industri budaya. Abstract The purpose of this study is to inform the strategy of the existence of pencak silat bandrong in the midst of the cultural industry. This is done by finding out how pencak silat bandrong can be a representation of local culture and undergoing social reproduction in the community, the dynamics of bandrong development until finally the existence of bandrong in modern Banten society. This research uses mix methods, with concurrent embedded techniques. Quantitative methods are embedded or nested into more dominant methods (qualitative methods). Criteria for selecting informants is divided into 3: (1) activists of Pencak Silat Bandrong and have positions in the organization; (2) pencak silat activists who do not have organizational positions, and; (3) not a pencak silat activist and not from an independent organization. The Existence Strategy of Pencak Silat Bandrong in the middle of the culture industry can be found in the following matters. First, history and values in the form of religion or religiosity, cultural values, and social values or concern for the community are a reflection of Bandrong's attachment to the development of local communities. This condition makes Bandrong can be seen as a representation of the local culture of Banten. Secondly, in the dynamics of bandrong development a formal organization of structural bandrong pencak silat was formed that supported the existence and expansion of the bandrong in society. Third, there are two types of bandrong; structural and cultural, where the two work together to support the development of pencak silat bandronbg. Fourth, bandrong can survive and not fully enter the flow of the culture industry but still strengthen its existence in society. As with bandrong social reproduction through formal, informal, non-formal education or through government institutions.Keywords: pencak silat bandrong, cultural, structural, cultural industry.
Co-Authors Afrizal, Stevany Ainun Rahayu Aji, Erlien Aunina Linggar Ananda Faridhatul Ulva Anas, Muhammad Naufal Angga Pratama Anna Anna, Anna Arif Pristianto Ashari, Anisa Atul Kurnia Ashilah, Hana Aulia Rahman Oktaviansyah, Aulia Rahman Awalya, Rahmannisa Syifa Azmelia Putri Balqis Azzahra, Tifani Shofa Azzahrah, Farikha Syifa'u Bhisma Murti Bunga Farah Fauziah Cavalera, Vania Dede Yusuf Dede Yusuf Eti Komalasari Farid Rahman Fitri, Ida Fitria Khasanah, Fitria Handoyo Haryono Haryono Haryono Haryono Hayat, Nurul Hidayah, Rolla Hidayah, Siti Ismi Nurul Hidayat, Sholeh Ibrahim, Dimas Septian Ika Yuli Ayuningrum Indriayni Indriyani Ismail, Azizah Isnaini Herawati Kamisya, Annisa Nur Karla Ryanda Putri Kholillah, Kholillah Kinasih, Putri Kudus, Wahid Abdul KUNTARI, SEPTI Larasati Larasati Larasati Larasati Latifa, Jamilatul Lepi Ratnasari Lindawati, Yustika Irfani LULUK ASMAWATI lydia christina handoyo Mahliah, Imas Marisatu Zahra Marsono Mar’atus Sholikhah Maulana, Ari Fathin Mochamad Naim muflihah muflihah Muhammad nakula anjani putra sadewa Mumbasiroh, Siti Musahwi Musahwi Nabila, Aulia Safa' Nabila, Nurjihan Lutfia Naufal Sinatria NH, Aufa Tazqiyah ning puri, nur aisyah Nisa Nurmala Nurmala, Nisa Nursaidah, Siti Nurul Audie Nurul Hayat Patma Sulistiana Patma Sulistiana Persada, Tashila Zahra Pratama, Ahmad Pratiwi, Septiani Cipta Purnama, Rohmatulloh Dwi Putri Ayu Nabila Putri ayu nanda solehah Putri, Karla Ryanda Putri, Nuristiqomah Dwi Putri, Rima Nabila Putri, Sabrina Mustika Qonitah, Ratu Dina Rahayu, Ainun Rahma Amanda Rahmawati, Aulia Fahriza Ramadhani, Muhammad Mumtaz Reniati, Isni Rezania Asyfiradayati Ridhawati, Fathia Risdiana, Ria Rosi Apriliani Sahda, Renaya Amelta Salsabila Wijaya Sandra, Dinda Agustin Saputri, Nanik Sari, Dellila Permata shofa Azzahra, Tifani Simatupang, Liyola Sitorus, Palti MT. Soetrisna, Denny Sri Rahayuningsih Subhan Widiansyah Suhal Kusairi Suryani, Danik Tri Ambarwati Wahyu Tri Sudaryanto wahyuni wahyuni Wanda Marsella Wardana, Jelita Yulia Rensa Wardani, Arum Pramudya Yuliani Yuliani Yulianto Yulianto Yustika Irfani Lindawati Zainu, Handi Mohamad Zazaul maghfiroh ‎Jashinka, Jashinka