Articles
Pengaruh Pemberian Informasi Terhadap Pengetahuan Keluarga Tentang Bina Keluarga Lansia (BKL)
Arum Dwi Anjani;
Devy Lestari Nurul Aulia
JOMIS (Journal of Midwifery Science) Vol 2 No 2 (2018): JOMIS (Journal Of Midwifery Science)
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (322.719 KB)
Program BKKBN dengan Bina Keluarga Lansia yang berguna untuk menciptakan lansia yang tangguh, produktif dan meningkatkan kualitas hidup lanjut usia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Informasi Terhadap Pengetahuan Keluarga Tentang Bina Keluarga Lansia. Penelitian ini menggunakan rancangan pretest-posttest one group design. Jumlah populasi keluarga yang memiliki lansia 42 keluarga. Pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling dengan menggunakan kuesioner. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan terhitung dari pengajuan judul. Analisis data menggunakan teknik analisis T-test. Hasil penelitian rerata pengetahuan keluarga yang memiliki lansia sebelum pemberian informasi adalah 16,02 ± 2,08 dan sesudah 29,43 ± 0,70 dari total skor 30 mengalami peningkatan 13,41, hasil uji T-Test p 0,000 (p < 0,05). Kesimpulannya ada pengaruh pemberian informasi terhadap pengetahuan keluarga tentang Bina Keluarga Lansia.
PENGARUH ENDORPHINE MASSAGE TERHADAP KECEMASAN PASIEN PRE SECTIO CAESAREA DI RSUD ENGKU HAJI DAUD
Arum Dwi Anjani;
Devy Lestari Nurul Aulia;
Risqi Utami;
Maya Sumanti
JOMIS (Journal of Midwifery Science) Vol 6 No 1 (2022): JOMIS (Journal Of Midwifery Science)
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36341/jomis.v6i1.1946
Riskesdas 2018 data from Riau Archipelago Province shows that the most Sectio Caesarea deliveries occur to mothers with an age range of 45-49 years (27.66%), education D1/D2/D3/PT (36.95%), most occupations are private employees (42.30%), and live in urban areas (24.6%). When preparing for a cesarean section, the patient will be faced with the operation process, the safety of the baby, and himself. Untreated preoperative anxiety can lead to complications that result in surgery delays. Therefore, anxiety in preoperative caesarean section mothers must be overcome, one of which is endorphin massage intervention. This study aims to determine the effect of endorphine massage on the anxiety level of pre Sectio Caesaria mothers. The study used a quasi-experimental method with a pre-post-test design (one group - pre-test - post-test design). The study was conducted in October 2020-February 2021 at Engku Haji Daud Tanjung Uban Hospital. The study population was pregnant women with pre sectio caesarea 20 respondents. The sample uses total sampling. The results showed that the average anxiety before the endorphine massage intervention was 21.85, while after the intervention was 12.85, this result showed the difference in the average anxiety score for pre-cesarean mothers was 9. The results of the Wilcoxon test statistic test showed the p < 0.05, the conclusion is that there is an effect of endorphine massage on anxiety levels in pre Sectio Caesaria mothers. It is recommended for mothers to be able to apply endorphine massage techniques to reduce anxiety, it can also be done at home.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN AIR REBUSAN JAHE TERHADAP EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL TRIMESTER I
DEVY LESTARI NURUL AULIA;
ARUM DWI ANJANI;
RISQI UTAMI;
Berty Prima Lydia
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol 11 No 1 (2022): Al-Insyirah Midwifery: Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwifery Sciences)
Publisher : STIKes Al-Insyirah Pekanbaru
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (892.488 KB)
|
DOI: 10.35328/kebidanan.v11i1.2130
Emesis gravidarum is a complaint that is often felt in the first trimester of pregnancy, this is due to hormonal changes, this can be Hyperemesis Gravidarum which can interfere with activity, nutritional disorders, electrolyte imbalance, dehydration and weight loss. Ginger boiled water is one of the non-pharmacological treatments for emesis gravidarum, the content of essential oils and gingreol in ginger can have a refreshing effect and inhibit the vomiting reflex. The purpose of this study was to determine the effectiveness of ginger boiled water against emesis gravidarum in first trimester pregnant women. This study was a pre-experimental study with a one group pretest-posttest design, conducted in July 2019 at the Tanjung Unggat Health Center. The population in this study were pregnant women in the first trimester who experienced emesis gravidarum with a total sample of 34 people. The research instrument used an observation sheet and analyzed with an independent T-test. The results showed that the average emesis gravidarum before being given ginger boiled water was 11.71 and the average emesis gravidarum after being given ginger boiled water was 5.12. The results of data analysis using paired sample t-test obtained p-value 0.000 (p <0.05), so Ho is rejected and it can be concluded that the administration of ginger boiled water is effective in reducing emesis gravidarum. Recommendations for health workers to be able to provide information to pregnant women about the method and dosage of ginger boiled water that is safe for consumption to reduce nausea and vomiting.
sapa orang tua dengan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja
Arum Dwi Anjani;
Sisca Dwi Puspita
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 5, No 4 (2019): volume 5 Nomor 4 Oktober 2019
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33024/jkm.v5i4.2018
Penyebab kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi adalah kurangnya komunikasi orangtua sebagai sumber informasi pertama bagi remaja terutama dalam hal seksualitas dan kesehatan reproduksi remaja. Berdasarkan Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) remaja mengaku mempunyai teman yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah usia 14-19 tahun (perempuan 34,7%, laki-laki 30,9%), usia 20-24 tahun (perempuan 48,6%, laki-laki 46,5%). Data ini menunjukan bahwa masalah kesehatan reproduksi dikalangan remaja jika diabaikan akan berpengaruh besar pada pertumbuhan penduduk dan masa depan bangsa. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada hubungan sapa orang tua dengan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja. Penelitian ini bersifat deskriptif korelatif, dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Agustus 2018 di SMP Negeri 28 Batam. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh remaja kelas VII 255 siswa. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling, jumlah sampel 156 responden. Analisa yang digunakan yaitu analisa Chi-Square. Instrumen yang digunakan dengan menggunakan kuesinoner(angket).Hasil analisa bivariat yaitu dari 156 responden remaja yang memiliki sapa orang tua yang kurang dengan pengetahuan yang kurang sebanyak 37 responden (23,7%). Hasil uji bivariat terdapat hubungan yang signifikan antara sapa orang tua dengan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja dengan hasil analisis chi-square p value = 0,000 lebih keci dari nilai α 0,05. Kesimpulan ada hubungan antara sapa orang tua dengan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja. Saran terhadap orang tua remaja hendaknya lebih meningkatkan lagi sapa dengan anak remaja agar pemahaman remaja mengenai kesehatan reproduksi meningkat sehingga dapat menghindarkan remaja dari perilaku seksual yang negatif. Kata kunci : Sapa Orang Tua, Pengetahuan Remaja, Kesehatan Reproduksi Remaja.
PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA
Arum Dwi Anjani;
Tengku Visilia Astura
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 4, No 4 (2018): Volume 4 Nomor 4
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33024/jkm.v4i4.998
Vitamin A merupakan zat gizi yang penting bagi manusia karena zat ini tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar. Pemberian vitamin A merupakan salah satu bentuk prilaku, karena prilaku seorang ibu tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, ketersediaan fasilitas dan prilaku para petugas kesehatan yang mendukung. Tujuan penelitian ini untuk melihat gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian vitamin A pada balita. Penelitian ini besifat deskriptif dilakukan pada bulan Mei - September 2018 di Kelurahan Tanjung Uncang Kota Batam. Populasi adalah ibu yang memiliki balita sebanyak 5127 orang, dengan sampel sebanyak 203 responden, menggunakan teknik consecutive sampling dan di sajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi. Hasil penelitian yang dilihat dari pengetahuan ibu tentang pemberian vitamin A, sebanyak 106 (52,2%) responden memiliki pengetahuan kurang. Kesimpulan penelitian ini adalah pengetahuan yang dimiliki ibu tentang pemberian vitamin A masih kurang. Saran kepada ibu agar dapat meningkatkan pengetahuannya tentang pemberian vitamin A, dengan mencari informasi yang berkaitan dengan pemberian vitamin A pada balita. Kata Kunci : Pengetahuan, Vitamin A
KEJADIAN YANG MEMPENGARUHI REMAJA LAKI-LAKI DALAM MELAKUKAN MASTURBASI
Arum Dwi Anjani;
Dinda Zahara
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 6, No 2 (2020): Volume 6 Nomor 2 April 2020
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33024/jkm.v6i2.2634
ABSTRAKLatar Belakang Masturbasi itu umum sekali dilakukan oleh anak-anak remaja.Masturbasi atau banyak orang menyebutnya Onani adalah rangsangan yang sengaja dilakukan pada organ kelamin untuk memperoleh kenikmatan dan kepuasan seksual tanpa bersenggama dengan lawan jenis. Tindakan masturbasi dapat terjadi ketika seseorang dalam keadaan nafsu syahwat yang meningkat dan tidak adanya seorang pasangan untuk menyalurkan nafsu tersebut.Tetapi tetap didasari dengan kekuatan mental. Maksudnya ada orang yang dapat menahan nafsu dan tindakan masturbasi pun dapat dicegah.Adalagi yang tidak dapat menahan nafsu hingga tindakan masturbasi pun terjadi.Penyimpanganinitidakdisebabkanolehkelainan psikis akan tetapi sebaliknya kadang-kadang dapat menimbulkan konflik emosional dikemudian hari karena merasa bersalah dan merasa berdosa. Cukup banyak faktor yang melatarbelakangi terjadinyakenakalanremaja seperti Kurangnya perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih sayang, Minimnya pemahaman tentang keagamaan dan Pengaruh dari lingkungansekitar.Tujuan untuk mengetahui penyebab dari kejadian yang mempengaruhi remaja laki–laki dalam melakukan masturbasi.Metode Desain penelitian ini dengan menggunakan deskriptif, jenis penelitian Kuantitatif.Tempat penelitian di SMAN 17 Batam, waktu penelitian April-September 2019. Populasi 116 siswa Laki-Laki, sampel menggunakan teknik total sampling. Instrument penelitian menggunakan kuesioner. Analisis menggunakan distribusi frekuensi.Hasil penelitian Orang Tua yang berperan 44.8%, Orang tua yang tidak berperan 55.2%. Peran yang religiusitas 48.3%, yang tidak religiusitas 51.7%. teman sebaya yang berperan 44.8%, yang tidak berperan 55.2%.Kesimpulan penyebab kejadian yang mempengaruhi remaja laki – laki dalam melakukan masturbasi mayoritasnya adalah Religiusitas.Saran agar responden dapat meningkatkan pengetahuan tentang penyebab dan pengaruh dari kejadian masturbasi bagi remaja.Kata Kunci : Kejadian, Remaja dan Masturbasi.
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN IBU YANG MEMBAWA BALITA TIMBANG KE POSYANDU
Arum Dwi Anjani
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 4, No 2 (2018): Volume 2 Nomor 2
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33024/jkm.v4i2.650
Upaya untuk mengurangi angka kesakitan dan kematian anak balita adalah dengan melakukanpemeliharaan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan anak balita dititik beratkan kepada upayapencegahan peningkatan kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi. Balita adalah yang berusia 0 tahunsampai dengan 5 tahun kurang dari 1 hari atau anak yang berusia 12 bulan sampai 59 bulan, posyandumerupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat. Tujuan penelitian untukmengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan ibu yang membawa balita timbang ke posyandu.Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Posyandu NusaIndah V Kelurahan Sambau pada Bulan Juni 2016, dengan sampel 40 responden. Pengolahan datamenggunakan uji chi-square. Didapatkan hasil bahwa ada hubungan faktor Pengetahuan p-Value(0.000 ) dan status Pekerjaan p-Value (0.001) dengan ibu membawa balita ke Posyandu, dan yangtidak berhubungan pendidikan p-Value (0.388) dan jumlah balita p-Value (0.590) dengan ibumembawa balita ke Posyandu. Diharapkan kepada ibu balita agar dapat melakukan kunjungan keposyandu atau pelayanan kesehatan untuk mendapat informasi dan pelayanan kesehatan untukbalitanya.
HUBUNGAN PENGETAHUAN KEPALA KELUARGA TENTANGBADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)DENGAN KEIKUTSERTAAN DALAM PENGGUNAANBADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DI KELURAHAN BELIAN KOTA BATAM
Arum Dwi Anjani;
Devy Lestari NurulAulia
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 3, No 2 (2017): Volume 3 Nomor 2
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33024/jkm.v3i2.610
Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk indonesia sudah mencapai 237,6 juta jiwa atau bertambah 32,5 juta jiwa sejak Tahun 2000, dengan pertambahan banyaknya penduduk setiap tahunnya di Indonesia, banyak menimbulkan suatu masalah kesehatan. Kurangnya sosialisasi menyebabkan masyarakat tidak memahami cara mendaftarkan anggota didalam kepala keluarga menjadi peserta BPJS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang BPJS Dengan Keikutsertaan Di Kelurahan Belian.Penelitian dilakukan dengan pendekatan cross sectional menggunakan data primer dari data kuesioner.Hasil penelitian yaitu kepala keluarga yang mempunyai pengetahuan baik tentang BPJS dan ikutserta dalam penggunaan BPJS sebanyak 46 kepala keluarga (46%) sedangkan kepala keluarga yang memiliki pengetahuan kurang dan tidak ikutserta dalam penggunaan BPJS sebanyak 20 kepala keluarga (20%). Adanya hubungan antara pengetahuan kepala keluarga tentang BPJS dengan keikutsertaan dalam penggunaan BPJS yaitu p - value < 0,05 (p-value 0,000) dan dengan nilai OR 9,892. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Ada hubungan antara pengetahuan kepala keluarga tentang BPJS dengan keikusertaan dalam penggunaan BPJS di Kelurahan Belian.Kata kunci : Pengetahuan, BPJS
PENGARUH PEMBERIAN PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BAHAYA PEMBERIAN MP-ASI DINI
Arum Dwi Anjani
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 3, No 3 (2017): Volume 3 Nomor 3
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33024/jkm.v3i3.620
Menurut Riset Kesehatan Dasar (2013), bayi yang mendapatkan ASI eksklusif berjumlah30,2% sedangkan bayi yang telah diberikan MP-ASI adalah 69,8% dari seluruh total bayi di Indonesia.Berdasarkan studi pendahualuan pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif sebesar 34 orang (42%), danpraktek pemberian MP-ASI pada bayi berusia 0 – 6 bulan sebesar 68 orang (84%). Tujuan Penelitianini adalah mengetahui pengetahuan sebelum, sesudah dan pengaruh setelah pemberian informasipromosi kesehatan tentang bahaya pemberian MP-ASI dini di Posyandu wilayah kerja PuskesmasTanjug Sengkuang. Penelitian ini menggunakan Total Sampling, dilakukan pada bulan Mei-Juni 2015.Sampelnya adalah ibu nifas sebanayk 49 orang. Teknik analisa yang diganakan adalah teknik analisisbivariat yang digunakan adalah uji T-Test. Pengetahuan ibu nifas tentang bahaya pemberian MP-ASIdini sebelum diberikan promosi kesehatan didapatkan hasil rata-rata 15,92 sedangkan sesudahdiberikan promosi kesehatan didapatkan hasil rata-rata 18,59 dari total skor 20 soal dan mengalamipeningkatan sebesar 2,67. Semakin besar informasi yang didapatkan ibu nifas tentang bahayapemberian MP-ASI dini maka semakin minim tingkat kejadian pemberian MP-ASI dini. Diharapkanuntuk peneliti selanjutnya dapat memilih ibu hamil trimester III sebagai sampel yang lebih tepat lagidalam penelitian ini
EFEKTIFITAS PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP KECEMASAN PADA IBU PRIMIPARA DALAM MELAKUKAN PERAWATAN BAYI BARU LAHIR USIA 0 - 7 HARI
Arum Dwi Anjani
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 2, No 3 (2016): Volume 2 Nomor 3
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33024/jkm.v2i3.579
Di negara Indonesia semula diperkirakan bahwa angka kejadian kecemasan pasca persalinan lebih rendah dari negara-negara lain, ditemukan 11 - 30% ibu yang mengalami depresi atau kecemasan. Tujuan penelian ini adalah diketahui tingkat kecemasan pada ibu primipara sebelum diberikan informasi dalam melakukan perawatan bayi baru lahir usia 0 - 7 hari dan diketahui tingkat kecemasan pada ibu primipara sesudah diberikan informasi dalam melakukan perawatan bayi baru lahir usia 0 - 7 hari. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Tekhnik pengambilan samplingnya adalah accidental sampling. Diketahui ibu berpendidikan SMA yaitu sebanyak 10 responden ( 55,56% ) dan diketahui ibu yang berumur aman 20-35 tahun yang melakukan perawatan bayi baru lahir usia 0 - 7 hari yaitu sebanyak 17 responden ( 94% ). Diketahui ibu primipara yang memiliki kecemasan berat dalam melakukan perawatan bayi baru lahir usia 0-7 hari sebanyak 11 orang (61,11%), dan diketahui ibu primipara yang memiliki kecemasan sedang dalam melakukan perawatan bayi baru lahir usia 0-7 hari sebanyak 11 orang (61,11%). Kesimpulannya yaitu ibu yang berpindidikan SMA yaitu sebanyak 10 responden (55,56%), ibu yang berumur aman 20-35 yaitu sebanyak 17 responden (94%), ibu yang memiliki tingkat kecemasan berat sebanyak 11 orang (61,11%), ibu yang memiliki kecemasan sedang sebanyak 11 orang (61,11%). Saran untuk ibu nifas dapat menambah informasi ibu dalam merawat bayinya sehingga dapat mengurangi kecemasan-kecemasan yang ibu alami. Untuk tenaga kesehatan agar dapat memberikan informasi pada ibu hamil tentang perawatan bayi baru lahir. Kata kunci : Kecemasan, Perawatan, Bayi