cover
Contact Name
Hetty Ondang
Contact Email
jurnalbluefinfisheries2019@gmail.com
Phone
+628114320718
Journal Mail Official
jurnalbluefinfisheries2019@gmail.com
Editorial Address
Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung Jl. Tandurusa Kotak Pos 12BTG/Bitung Sulawesi Utara 95526
Location
Kota bitung,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Bluefin Fisheries
ISSN : -     EISSN : 26862255     DOI : http://dx.doi.org/10.15578/jbf
JURNAL BLUEFIN FISHERIES merupakan publikasi ilmiah di bidang ilmu terapan kelautan dan perikanan. Artikel ilmiah yang disajikan merupakan hasil penelitian orisinil di bidang ilmu terapan kelautan dan perikanan yang belum pernah dipublikasikan. Yang dimaksud dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang Kelautan dan Perikanan di Indonesia antara lain: Teknik Penangkapan Ikan, Mekanisasi Perikanan, Teknik Pengolahan Produk Perikanan.
Articles 60 Documents
Penangkapan Ikan Menggunakan Handline Tuna pada Kegiatan Teaching Factory di Laut Maluku Karyanto, Karyanto; Purwanto, Yuli; Darondo, Franky Adrian; Takasabare, Erick Octavian; Karendehe, Pedro Gustavo
JURNAL BLUEFIN FISHERIES Vol 5, No 2 (2023)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jbf.v5i2.177

Abstract

Bitung Marine and Fisheries Polytechnic is a vocational college that implements Teaching Factory (TEFA) based vocational education. The aim of tefa learning activities is that students can master the skills and technical skills of catching tuna using a handline and knowing the catch. One of the tefa-based activities in the Fishing Engineering Study Program is deep sea fishing using tuna handlines. Activities were carried out during 2 fishing trips in the Maluku Sea using an experimental fishing approach. Data analysis uses qualitative descriptive methods. Analysis was carried out on tuna fishing techniques using handline. Based on research results, tuna fishing is carried out from 05.00-17.00 WITA. The catches obtained were dominated by yellowfin tuna (Thunnus albacores), Trip 1 was 27 fish weighing 865 kg, while trip 2 was 10 fish weighing 375 kg. Cadets gain adequate competency in the field of fishing using handline fishing equipment, and increase their sailing hours.
Identifikasi Alat Keselamatan Kerja Kapal Purse Seine Penerapan Solas (1974) Di Kapal KM. Sumber Fortuna Batam Kepulauan Riau Alhadi, Salman; sarianto, deni; haris, Dendi; Istrianto, Kadi; yeka, Adnal; Kemhay, Djalaludin; Saranga, Rudi; Zakri, Yan
JURNAL BLUEFIN FISHERIES Vol 6, No 1 (2024)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kapal Motor Sumber Fortuna merupakan armada penanangkapan ikan dengan jenis alat tangkap purse seine. KM. Sumber Fortuna berada dibawah naungan PT. True Marine Products (HLS) Batam, Kepulauan Riau. Pengoperasian alat tangkap purse seine memiliki potensi tinggi terjadinya kecelakaan saat dilakukanya aktivitas penangkap ikan. Keselamatan pekerja berawal dari kegiatan persiapan di pelabuhan, perjalanan menuju daerah penangkapan ikan, aktivitas penangkapan, dan kembali ke dermaga. Tanda-tanda yang diamati dalam identifikasi keselamatan kerja berupa jenis alat keselamatan jiwa, alat bantu navigasi, alat pelindung diri. Berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan pada KM. Sumber Fortuna memiliki beberapa alat keselamatan jiwa di atas kapal yaitu pelampung penolong, baju penolong, pemadam api. Alat keselamatan bernavigasi berupa kompas, global positioning system (GPS), GPS plotter, radio echo sounder. Alat pelindung diri. Di KM Sumber Fortuna diatas kapal  berupa 20 pasang sarung tangan, 5 pasang sepatu bot kerja. 
PROSES PENANGANAN IKAN HASIL TANGKAPAN DAN KERUSAKAN FISIK IKAN HASIL TANGKAPAN UTAMA POLE AND LINE PADA KM. INKAMINA 523 Putri, Elsari Tanjung; Manengkey, Jenny I
JURNAL BLUEFIN FISHERIES Vol 5, No 2 (2023)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jbf.v5i2.159

Abstract

The main catch of pole and line is skipjack tuna. There are several factors that influence the derivation in fish quality and post-catch fish damage, including inadequate facilities, fishing techniques and fish handling processes that is not in accordance with procedures. This study aims to explain the process of fish handling on board and identify main catch fish physical damage. The research method is observing of fish handling activities on board, recording the type and amount of the catch and identifying the physical damage to the catch during the fishing trip. The results showed that the stages of the fish handling on board consist of fish watering, sorting, washing, ice preparation, and storing the catch in fish hold. Fish handling on FV. Inkamina 523 has applied the principles of quick, careful, clean and cold chain. In fish handling activities, the ships’s crew are not equipped with work safety equipment. The main catch fish physical damage (skipjack tuna) on FV. Inkamina 523 i.e broken stomach, broken head, broken tail, broken eyes and ripped skin.  
PENGARUH WAKTU TERHADAP HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) MENGGUNAKAN BUBU BENTUK KUBAH DI PESISIR WAIHERU, TELUK AMBON DALAM Syamsudin, Muhidin; Tomasila, Leoplod; Kemhay, Djalaludin; Larwuy, Winster
JURNAL BLUEFIN FISHERIES Vol 6, No 1 (2024)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jbf.v6i1.212

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat pengaruh perbedaan waktu penangkapan terhadap hasil tangkapan rajungan (Portunus pelagicus) di pesisir Waiheru, Teluk Ambon Dalam. Metode pengambilan data menggunakan uji lapang untuk memperoleh data jumlah hasil tangkapan (ekor) dan berat rajungan (gram) yang ditangkap pada waktu siang dan waktu malam. Data selanjutnya dianalisis menggunakan uji t pada kedua unit waktu yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan jumlah tangkapan rajungan berbeda antara waktu siang dan waktu malam, dengan jumlah terbanyak di waktu malam (62 ekor). Uji t juga menunjukkan ada perbedaan berat rajungan yang tertangkap di kedua waktu, dimana tangkapan pada waktu malam lebih tinggi (8622,4 gr) dibandingkan waktu siang.
PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG TULANG IKAN SWANGGI (Priacanthus tayenus) TERHADAP KUALITAS MUTU FISIK DAN PROKSIMAT PAKAN IKAN Sikumbang, Mohammad Nuril Akbar; Soeprijadi, Liliek; Rachma, Sasya Karina; Mukhaimin, Iman
JURNAL BLUEFIN FISHERIES Vol 5, No 2 (2023)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jbf.v5i2.198

Abstract

The objective of this research is to determine the optimal formulation for fish feed production by utilizing by-products from the swanggi fish (Priacanthus tayenus) surimi process, corn cob flour, and fine bran, considering parameters such as hardness, durability, buoyancy, load resistance, water resistance, buoyancy time, sensory evaluation, and proximate analysis. The study is divided into several stages, namely the production of swanggi fish bone meal, corn cob flour production, and fish feed production using four different formulations based on varying amounts of swanggi fish bone meal: F1 (400 grams), F2 (450 grams), F3 (500 grams), and F4 (550 grams). Quality testing of fish feed includes physical tests for hardness, durability, buoyancy, sensory evaluation, and proximate analysis. Fish feed has been successfully produced using four different formulations, with the best formulation determined through sensory analysis and physical tests, particularly formulation F1. The average value for F1 in terms of shape, odor, and texture parameters is 3.88. The best physical test results for the fish feed product are observed in formulation F1, with hardness not breaking under a 500-gram load, underwater durability lasting for 70 minutes before sinking, and buoyancy lasting for 62 minutes until the feed sinks. The highest proximate content is found in formulation F4, which complies with the SNI 01-7242-2006 standard for tilapia fish feed for rearing and growth, with protein content at 30.29%, fat content at 40.36%, moisture content at 5.25%, ash content at 7.85%, and carbohydrate content at 16.25%.
Analisis Kelayakan Usaha Produk Acap Cair Hasil Pirolisator Dengan Sistem Kondensasi Bertingkat Fachruddin, Faizal; Kamal, Mustopa; Karepesina, Musa
JURNAL BLUEFIN FISHERIES Vol 6, No 2 (2024): JURNAL BLUEFIN FISHERIES
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jbf.v6i2.281

Abstract

Telah dilakukan analisa kelayakan usaha asap cair hasil pirolisator dengan sistem kondensasi bertingkat. Asap cair memiliki manfaat sebagai bahan pengawet alami dan juga sebagai penambah aroma pada produk makanan. Informasi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan gabungan dari data primer dan sekunder. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kelayakan usaha produk asap cair hasil pirolisis dengan sistem kondensasi bertingkat. Studi kelayakan komersial meliputi kelayakan pemasaran, kelayakan operasional, dan kelayakan finansial. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pendirian usaha e-liquid layak untuk dijalankan. Kelayakan usaha dari asap cair tempurung kelapa meliputi Harga Pokok Produksi (HPP) dari produk asap cair adalah Rp. 95.000/liter atau Rp 25.000/botol, Break even Point (BEP) dicapai pada volume penjualan 33 liter atau 125 botol produk asap cair tempurung kelapa, Nilai Pay Back Period dicapai pada bulan ke 8, Benefit back ratio (B/C Ratio) adalah 1,5.
Pengukuran Gross Tonnage (GT) Dan Material Kapal Payang Di PPP Lempasing Zainuri, Wawan; Putri, Aprilia Syah; Mulyadi, Rama Agus; Setya, Dona
JURNAL BLUEFIN FISHERIES Vol 6, No 2 (2024): JURNAL BLUEFIN FISHERIES
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jbf.v6i2.235

Abstract

Kapal payang merupakan alat tangkap favorit yang digunakan di PPP Lempasing. Permasalahan keselamatan transportasi laut khususnya kapal payang kurang diperhatikan dari nelayannya sendiri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui ukuran Gross Tonnage kapal alat tangkap payang dan material bahan pembuatan kapal tersebut agar dapat menentukan kelayakan daya muatan sehingga dari pihak pengurus pelabuhan maupun kesyahbandaran dapat menetapkan dan mengatur batas yang dapat di muat kapal tersebut. Metode pelaksanaan di mulai dari survei ke pelababuhan menentukan kapal, melakukan pengukuran kapal yang meliputi tinggi,lebar,panjang dan bahan material kapal tersebut yang meliputi jenis bahan, ketebalan keunggulan dan kekurangannya. Hasil pengukuran gross tonnage Dengan banyaknya jenis kapal di pelabuhan perikanan pantai lempasing salah satunya yaitu kapal payang terdapat beberapa ukuran 4 GT, 6 GT, 8 GT dan 6 GT dengan pengambilan data pengukuran panjang, tinggi dan lebar kapal dan hasil dari wawancara atau quisioner beberapa nelayan atau pekerja yang ada di pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing di dapati 2 jenis bahan pembuatan kapal yaitu bahan kayu dan bahan campuran kayu dan fiberglass. ketebalan bahan kapal payang berkisar antara 3 cm sampai 5 cm. keunggulan dari kedua bahan ini bahan mudah didapatkan, harga terjangkau, mudah penangganan kebocoran dan mudah dalam perbaikan dan ntuk kekurangan dari bahan tersebut bahan berat, mudah getas atau retak dan boros bahan bakar.
POLA MUSIM DAN DAERAH POTENSIAL PENANGKAPAN IKAN LAYUR (Trichiurus Spp) PADA PERAIRAN CILACAP MENGGUNAKAN JARING INSANG (GILL NET) Darondo, Franky Andrian; Hermawan, Fajar; Rumpa, Arham; Sadir, Edizul Adiwijaya; Sitepu, Mestiria Harbani; Alamsah, Safingi
JURNAL BLUEFIN FISHERIES Vol 6, No 2 (2024): JURNAL BLUEFIN FISHERIES
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jbf.v6i2.254

Abstract

Peningkatan produksi ikan layur bisa diperluas melalui strategi penangkapan yang terencana, efektif, dan efisien. Strategi ini termasuk mengidentifikasi pola musiman penangkapan dan lokasi penangkapan yang optimal, memungkinkan nelayan untuk mempersiapkan diri secara lebih efektif menjelang musim ikan. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi musim dan lokasi penangkapan ikan layur menggunakan jaring gillnet,riset dilaksanakan dari Juli hingga Desember 2019 menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian ini menganalisa pola musiman menggunakan metode persentase rata-rata dan menentukan lokasi penangkapan melalui survei laut dengan kapal gillnet. Hasilnya menunjukkan bahwa musim ikan layur paling produktif, dengan Indeks Musim Penangkapan (IMP) lebih dari 100%, terjadi dari Juli hingga November. Musim dengan produktivitas sedang, IMP antara 50-99%, berlangsung pada Februari-Maret dan Mei-Juni, sedangkan periode dengan produktivitas rendah, IMP kurang dari 50%, terjadi pada April-Mei. Lokasi penangkapan yang potensial di Cilacap, terletak di Teluk Penyu, dibagi menjadi empat segmen: Perairan Jetis, Perairan Menganti, Perairan Pandanaran, dan Segara Anakan.
Kesesuaian Penggunaan Alat Tangkap Purse Seine dengan Kebijakan Penangkapan Ikan Terukur di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 572 Nurlaela, Eli; Nasution, Aulia Rahman; Saputra, Aman; Purwanto, Yuli; Choerudin, Hery; Perangin-angin, Robet; Tofani, Anam
JURNAL BLUEFIN FISHERIES Vol 6, No 2 (2024): JURNAL BLUEFIN FISHERIES
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jbf.v6i2.289

Abstract

This study evaluates the compatibility of purse seine fishing gear with the Measured Fishing Policy (PIT) implemented in Fisheries Management Area (WPP) 572, particularly in the waters of Sibolga, a central hub of fishing activities at the Sibolga National Fisheries Port (PPN Sibolga). The PIT policy aims to sustainably manage fishery resources through catch quotas and output control. The focus of this study is on the alignment of fish caught using purse seine with the Measured Fishing Policy (PIT). The catch data from KM. Muara Agung were analyzed descriptively, covering the composition of catches from trip I, II, and III. In trip I, total catches reached 3,193 kg, dominated by tongkol (49%). In trip II, catches increased to 7,749 kg, with tongkol accounting for 53%. In trip III, total catches were 10,942 kg, with tongkol as the dominant species (51.63%). Although purse seine effectively captures target species in line with PIT policy, the identified bycatch requires better management to ensure ecosystem sustainability. This study offers recommendations for more data-driven and holistic management strategies, with an emphasis on bycatch management, and identifies challenges in the implementation of PIT policy in WPP 572 and PPN Sibolga.
RANCANGAN ALAT PENGERING TERIPANG TIPE KABINET PADA CV. BUKA-BUKA ISLAND KABUPATEN MINAHASA UTARA Tumbelaka, Emy Patricia; Poernomo, Achmad; Purnomo, Agus Heri
JURNAL BLUEFIN FISHERIES Vol 6, No 2 (2024): JURNAL BLUEFIN FISHERIES
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jbf.v6i2.292

Abstract

Aktivitas pengeringan teripang     menjadi salah satu fokus permasalahan produksi dikarenakan kegiatan pengeringan dilakukan pada lingkungan yang terbuka dan lama yaitu waktu pengeringan berlangsung selama 3 sampai dengan 5 hari. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang dan  melakukan percobaan terhadap alat pengering teripang tipe kabinet agar dapat menghasilkan produk dengan kadar air maksimal 15% dengan waktu yang  lebih cepat. Analisis yang digunakan yaitu deskriptif yaitu dimulai dengan rancangan pembuatan alat pengering hingga melakukan kegiatan pengujian terhadap produk akhir yang dihasilkan. Perlakuan pada penelitian ini adalah pengeringan dengan suhu 600 C, 900C dan pemanfaatan matahari. Hasil penelitian      menunjukkan bahwa untuk memperoleh kadar air maksimal 15%, metode pengeringan dengan menggunakan suhu 900 C dapat menghasilkan waktu pengeringan lebih cepat yaitu selama 23 jam. Mutu yang dihasilkan yaitu nilai organoleptik sebesar 7,67 dan kadar air 12,59%.