cover
Contact Name
Rinaldi Rizal Putra
Contact Email
rinaldi.rizalputra@unsil.ac.id
Phone
+628112344989
Journal Mail Official
biosper@unsil.ac.id
Editorial Address
Jurusan Pendidikan Biologi FKIP Universitas Siliwangi Jalan Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya 46115
Location
Kota tasikmalaya,
Jawa barat
INDONESIA
SN-Biosper
Published by Universitas Siliwangi
ISSN : -     EISSN : 28284615     DOI : -
Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya (SN Biosper) merupakan kegiatan forum ilmiah yang diselenggarakan setiap tahun (annual) oleh Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi jembatan untuk kolaborasi dan integrasi para pakar dalam bidang biologi, saintek, dan pembelajarannya. Cakupan bidang yang dimuat antara lain inovasi pembelajaran biologi, inovasi bidang biologi, sains, dan teknologi, integrasi biologi, sains, teknologi, dan pembelajaran dengan dunia kerja
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 93 Documents
PEMBERIAN BENZYLAMINOPURIN (BAP) TERHADAP PERTUMBUHAN EMBRIO ANGGREK (Phalaenopsis amabilis) SECARA IN VITRO Ita Febrianti; Edi Hernawan; Egi Nuryadin
Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya (SN-Biosper) Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya I Tahun 2019 ISBN: 978-602-9250-40-4
Publisher : Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya (SN-Biosper)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anggrek merupakan salah satu tanaman yang mempunyai keanekaragaman dan memiliki berbagai manfaat. Anggrek bulan (Phalaeonopsis amabilis) merupakan salah satu jenis anggrek yang diperbanyak dengan cara konvensional yang membutuhkan waktu lama dalam budidaya. Hal ini berlawanan dengan permintaan pasar yang tinggi terhadap anggrek bulan sehingga terancam punah sehingga masuk ke daftar Apendiks II CITES. Indonesia memiliki banyak wilayah sebagai persebaran anggrek, khususnya anggrek bulan. Salah satu kawasan yang terdapat anggrek bulan yaitu kawasan Gunung Galunggung Tasikmalaya. Namun populasi disana semakin berkurang. Melihat potensi yang dimiliki, diperlukan adanya upaya konservasi untuk mempertahankan keberadaan dari anggrek bulan dengan penerapan ilmu bioteknologi yaitu teknik kultur jaringan in vitro. Kultur jaringan in vitro dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian benzylaminopurin (BAP) terhadap pertumbuhan anggrek bulan dengan parameter berupa waktu pertumbuhan biji anggrek yang dikelompokkan dalam enam fase. Metode yang digunakan adalah true experiment menggunakan sampel biji anggrek bulan yang sudah tua dan memakai Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam konsentrasi BAP yaitu 0 PPM; 0,5 PPM; 1,5 PPM; 2,5 PPM; 3,5 PPM; dan 4,5 PPM. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi yang dilakukan selama dua bulan. Sedangkan, data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA Satu Jalur yang menghasilkan kesimpulan terdapat pengaruh BAP terhadap pertumbuhan anggrek sehingga dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5% untuk mengetahui konsentrasi yang berpengaruh nyata pada tiap fase. Hasil yang didapatkan yaitu perlakuan dengan pemberian BAP 1,5 PPM yang berpengaruh terhadap keseluruhan fase yang terjadi pada biji yaitu ditandai dengan embrio yang sudah tidak lagi dilapisi testa, embrio mempunyai akar serap untuk menyerap nutrisi sehingga berubah warna menjadi hijau sebagai tanda mengandung klorofil, pada fase akhir memiliki primordia daun yang akan tumbuh menjadi daun pertama.
AKTIVITAS SENYAWA 3,5,7- OCTATRIEN-2-OL, 2,6 DIMETHYL DARI EKSTRAK ZODIA SEBAGAI KANDIDAT OBAT ANTIKANKER PARU-PARU SECARA IN SILICO Ghea Dionita Sanora; Elly Yana Mastura; Muhammad Ongky Muji Handoyo; Erlix Rakhmad Purnama
Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya (SN-Biosper) Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya I Tahun 2019 ISBN: 978-602-9250-40-4
Publisher : Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya (SN-Biosper)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kanker merupakan penyakit yang hingga saat ini masih menjadi masalah global yang menduduki peringkat kedua penyebab kematian yakni sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskular. Pada tahun 2018, kanker paru-paru merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia yaitu sebesar 18,4%. Di Indonesia, kasus kanker paru-paru menempati urutan ketiga setelah kanker payudara dan serviks. Prevalensi kanker paru-paru di Indonesia pada tahun 2018 yaitu sebesar 775.120 kasus. Penggunaan obat kanker merupakan pilihan tepat untuk pengobatan kanker metastatik, salah satunya pengobatan herbal dari tanaman. Zodia (Evodia suaveolens) merupakan tanaman endemik Indonesia yang memiliki kandungan senyawa aktif sebagai antikanker dengan menghambat proliferasi, invasi, dan metastasis, serta menginduksi apoptosis sel tumor. Isolasi dan prediksi aktivitas seyawa dilakukan secara komputasi (in silico). Kajian biokomputasi diperlukan sebagai penguatan dalam penelitian secara in vivo maupun in vitro. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bioaktivitas senyawa 3,5,7-Octatrien-2-Ol,2,6-Dimethyl dari ekstrak etanol daun zodia sebagai calon obat antikanker paru-paru. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah molecular docking senyawa 3,5,7-Octatrien-2-Ol,2,6-Dimethyl- dengan protein EGFR  sebagai protein target dari kanker paru-paru. Analisis molecular docking menggunakan software PyRx dan LigPlot. Hasil docking menunjukkan nilai binding affinity sebesar -8 kcal/mol dan RMSD (Root Mean Square Deviation) sebesar 1,97 Å. Ikatan yang terbentuk merupakan ikatan hidrogen antara senyawa Octatrien-2-Ol,2,6-Dimethyl dengan asam amino 796-Met pada protein EGFR dengan panjang 3,02 Å.
SEREALIA LOKAL JEWAWUT (Setaria italica (L.) P. Beauv): GIZI, BUDIDAYA DAN KULINER Titi Juhaeti; Wahyu Widiyono; Ninik Setyowati; Peni Lestari; Fauzia Syarif; Saefudin Saefudin; Indra Gunawan; Budiarjo Budiarjo; R.H Agung
Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya (SN-Biosper) Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya I Tahun 2019 ISBN: 978-602-9250-40-4
Publisher : Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya (SN-Biosper)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jewawut (Setaria italica (L.) P.Beauv.) merupakan salah satu serealia lokal Indonesia yang biji dan tepungnya potensial dimanfaatkan sebagai pengganti terigu dalam pembuatan kue kering maupun kue basah. Di perdagangan internasional, jewawut dikenal dengan nama foxtail millet. Dewasa ini jewawut masih ditanam dan dimanfaatkan sebagai bahan pangan di beberapa daerah di Indonesia diantaranya di Sulawesi Barat, Sumba, Papua, Pulau Buru, Jawa Tengah (Wonogiri).  Di Jawa Barat, masyarakat lokal di Tasikmalaya, Ciamis dan Cianjur mengenalnya dengan sebutan kunyit. Secara tradisional, jewawut biasa diolah menjadi bubur, nasi atau kue basah tradisional lainnya. Jewawut bergizi tinggi sehingga disebut sebagai nutri-cereal. Indeks glikemiknya yang rendah cocok untuk penderita diabetes. Namun, saat ini sudah banyak yang tidak mengenal jewawut sebagai bahan pangan, lebih dikenal sebagai makanan burung. Dalam rangka mempopulerkan kembali jewawut, Pusat Penelitian Biologi LIPI pada tahun 2018-2019 mengenalkan kembali budidaya dan pemanfaatan jewawut ke masyarakat di Desa Banyudono Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Telah dibuat demplot budidaya, pelatihan penanganan pasca panen dan pengolahannya menjadi berbagai jenis kuliner. Hasilnya menunjukkan bahwa jewawut merupakan jenis tanaman yang mudah tumbuh, berumur genjah dengan potensi produksi biji yang cukup tinggi (4 ton/ha). Pada umur 2,5-3 bulan, jewawut sudah dapat dipanen. Pengupasan kulit biji dapat dilakukan dengan alat sederhana seperti lumpang dan alu atau dalam skala besar dapat menggunakan mesin pengupas kulit. Biji tanpa kulit selanjutnya dapat ditepung dan dimanfaatkan untuk membuat berbagai jenis kuliner baik kue kering maupun kue basah. Potensi gizi, budidaya dan pemanfaatan jewawut akan diuraikan lebih lanjut dalam makalah ini. Diharapkan pemanfaatan jewawut dapat mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian terigu.
EFEKTIVITAS PETROGENOL SEBAGAI ATRAKTAN LALAT BUAH (Bactrocera spp.) PADA TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) DI LAHAN UPTD BPTPH MOJOREJO KAB. REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU Helmiyetti Helmiyetti; Ike Rahmadani; Syalfinaf Manaf
Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya (SN-Biosper) Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya I Tahun 2019 ISBN: 978-602-9250-40-4
Publisher : Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya (SN-Biosper)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui volume petrogenol yang efektif sebagai atraktan lalat buah dan jenis lalat buah (Bactrocera spp.) yang terperangkap pada tanaman cabai merah di lahan UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Mojorejo Kab. Rejang Lebong Provinsi Bengkulu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus - September 2018. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan, yaitu 1 ml air steril (kontrol)/perangkap, 1 ml petrogenol/perangkap, 1,5 ml petrogenol/perangkap, dan 2 ml petrogenol/perangkap, setiap perlakuan dilakukan 6 ulangan. Jumlah lalat buah yang terperangkap di analisis menggunakan uji ANOVA dengan taraf signifikan 5% dan 1% apabila Fhitung > Ftabel maka dilanjut dengan uji Duncan. Untuk jenis lalat buah dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume petrogenol yang efektif untuk memerangkap lalat buah Bactrocera spp. terdapat pada perlakuan 2 ml dengan jumlah rata-rata lalat buah yang terperangkap 38,2 ekor/perangkap/tiga hari. Jenis lalat buah yang didapat pada tanaman cabai merah di lahan UPTD BPTPH Mojorejo Kab. Rejang Lebong Provinsi Bengkulu ada dua spesies yaitu Bactrocera dorsalis Hendel dan Bactrocera umbrosa Fabricius.
PENGARUH KONSENTRASI KOLKHISIN TERHADAP INDEKS MITOSIS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum var. Bima Brebes) Tina Komalasari; Edi Hernawan; Rinaldi Rizal Putra
Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya (SN-Biosper) Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya I Tahun 2019 ISBN: 978-602-9250-40-4
Publisher : Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya (SN-Biosper)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bawang merah (Allium ascalonicum var. Bima Brebes) merupakan tanaman yang sering dijadikan sampel dalam pengamatan fase mitosis. Namun, fase mitosis tersebut seringkali kurang jelas terlihat bahkan tidak ditemukan sama sekali karena beberapa faktor, salah satunya akar bawang tidak diberi zat pengondensasi kromosom, yaitu kolkhisin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kolkhisin terhadap indeks mitosis bawang merah (Allium ascalonicum var. Bima Brebes). Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan September 2018 sampai April 2019 di Laboratorium Botani, Universitas Siliwangi. Metode penelitian yang digunakan adalah true experimental dengan populasi umbi bawang merah sebanyak 50 umbi. Sampel diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling sebanyak 25 umbi, dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Adapun perlakuannya, yaitu perlakuan tanpa kolkhisin sebagai kontrol (Perlakuan A), kolkhisin 25 ppm (Perlakuan B), kolkhisin 50 ppm (Perlakuan C), kolkhisin 75 ppm (Perlakuan D), dan kolkhisin 100 ppm (Perlakuan E). Perhitungan indeks mitosis dilakukan dengan membandingkan jumlah sel yang sedang mengalami pembelahan (profase, metafase, anafase, dan telofase) dengan total sel yang diamati sebanyak 100 sel. Teknik analisis data menggunakan One-Way ANOVA dengan α 0,05 dan uji lajutan LSD menggunakan bantuan aplikasi SPSS 25. Hasil penelitian menyimpulkan terdapat pengaruh konsentrasi kolkhisin terhadap indeks mitosis bawang merah (Allium ascalonicum var. Bima Brebes) dengan perlakuan terbaik ditunjukkan oleh konsentrasi kolkhisin 100 ppm (Perlakuan E) dengan nilai indeks mitosis sebesar 58%.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI Streptococcus mutans DAN Streptococcus sanguinis DARI KARET BRACKET GIGI DALAM MENENTUKAN PREVALENSI PEMBENTUKKAN PLAK Mia Miranti; Syahnaz Zun Nuraini Mauligita; Aga Saputra Wijaya
Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya (SN-Biosper) Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya I Tahun 2019 ISBN: 978-602-9250-40-4
Publisher : Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya (SN-Biosper)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberadaan bakteri Streptococcus sanguinis dan Streptococcus mutans dapat menunjukkan prevalensi pembentukkan plak gigi. Isolasi, identifikasi kedua isolat bakteri dan jumlah kedua bakteri tersebut dari karet bracket gigi yang telah dipasang selama satu minggu telah dilakukan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif eksplorasi. Sampel karet bracket gigi yang digunakan dalam penelitian ini telah dipasang di gigi selama satu minggu dan disimpan dalam larutan NaCl fisiologis 0,85%. Identifikasi awal untuk membedakan kedua bakteri tersebut adalah dengan pengamatan perbedaan warna dan ukuran koloni menggunakan medium spesifik Mutans Sanguins Agar (MSA). Identifikasi untuk membedakan isolat kedua bakteri tersebut digunakan uji gula melibiosa dan raffinosa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua koloni yang ditemukan tumbuh dalam medium MSA, masing-masing mempunyai morfologi koloni berwarna opak, berdiameter 0,5-1,0 mm, permukaannya kasar (S. sanguinis) dan morfologi koloni berwarna putih susu dengan diameter 2,0-3,0 mm dengan permukaan lebih halus (S. mutans).  Hasil pewarnaan Gram menunjukkan bahwa kedua isolat bakteri tersebut merupakan bakteri Gram Positif berbentuk streptococcus. Hasil uji gula melibiosa dan raffinosa menunjukkan bahwa isolat S.sanguinis dapat mereduksi gula melibiosa dan raffinosa sedangkan isolat S.mutans hanya dapat mereduksi melibiosa atau raffinosa saja. Prevalensi pembentukkan plak gigi dapat terjadi hanya satu minggu setelah karet bracket gigi dipasang. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah S. sanguinis sebanyak 4,5 × 104 koloni/karet gigi lebih sedikit daripada jumlah S. mutans sebesar 28 × 104 koloni. Keberadaan bakteri S.sanguinis dan S. mutans yang telah dapat terdeteksi pada karet bracket gigi yang telah dipasang hanya dalam waktu satu minggu dapat menunjukkan bahwa prevalensi pembentukkan plak gigi telah dapat terdeteksi.
ANALISIS MUTU DAN ANALISIS FINANSIAL USAHA PEMBUATAN BRIKET AMPAS TEBU LIMBAH HASIL PENGOLAHAN DI PABRIK GULA (Studi Kasus PT. PPG Rajawali II Unit PG. Jatitujuh, Majalengka, Jawa Barat) Aldila Sela; Muhammad Saukat; Totok Herwanto
Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya (SN-Biosper) Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya I Tahun 2019 ISBN: 978-602-9250-40-4
Publisher : Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya (SN-Biosper)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah ampas tebu hasil pengolahan di pabrik gula PT. PG Rajawali II Unit PG. Jatitujuh, Majalengka sangat melimpah dan belum dimanfaatkan dengan optimal.  Ampas tebu digunakan sebagai bahan bakar boiler di dalam proses pengolahannya, akan tetapi penggunaan ampas tebu di pabrik tersebut hanya 24,48 ton/hari dengan jumlah total sebanyak 3.570.000 ton selama musim giling berlangsung. Hal ini menyebabkan penumpukan ampas tebu yang cukup memakan tempat. Ampas tebu dapat dijadikan sebagai energi alternatif dan berpotensi sebagai salah satu usaha yang dapat dikembangkan saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk menggunakan limbah ampas tebu sebagai bahan baku untuk pembuatan briket arang, dengan perhitungan analisis kelayakan finansialnya sehingga dapat diketahui apakah produksi ini dapat dikembangkan atau tidak. Pada penelitian ini ampas tebu digunakan sebagai bahan baku dengan proses pengarangannya menggunakan alat reaktor gasifikasi TEP I. Reaktor gasifikasi ini merupakan alat yang digunakan untuk mengubah biomassa menjadi gas, akan tetapi pada proses pengarangan ini hasil yang diambil yaitu berupa arang. Arang yang dihasilkan digiling sampai berbentuk serbuk kemudian disaring dengan menggunakan mesh 80. Arang tersebut kemudian dicampurkan dengan bahan perekat sebanyak 5% dari jumlah arang yang digunakan. Setelah berbentuk adonan kemudian briket di cetak menggunakan alat pencetak dan selanjutnya dikeringkan di dalam oven pada suhu 70oC selama 48jam. Dari penelitian ini briket yang dihasilkan memiliki nilai kalor rata-rata 5069 kal/g; kadar air 5,41%; kadar abu 13,98%;  kadar zat terbang 46,64%; uji banting 0,53%; waktu nyala 15,32 detik dan lama pembakaran 31,25 menit. Beberapa nilai yang dihasilkan memenuhi standar briket yang ada pada SNI-Nomor 102 tahun 2000 mengenai syarat mutu briket arang meliputi parameter kadar air, kadar abu, kadar zat terbang dan nilai kalor. Dari pembuatan briket tersebut dihitung juga analisis kelayakan finansial usahanya dimana nilai yang diberikan bahwa NPV>0 sebesar Rp. 15.633.313, B/C Ratio ≥1  sebesar 1,2438 dan IRR sebesar 25,4% sehingga produksi briket ampas tebu ini layak untuk dikembangakan.
PENGARUH MASERASI TERHADAP KARAKTERISTIK KOMPONEN POLIFENOL KULIT BUAH KAKAO DAN KULIT BIJI KAKAO Suci Rahma Ajiaviaty; Indira Lanti Kayaputri; Yana Cahyana; Mohamad Djali
Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya (SN-Biosper) Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya I Tahun 2019 ISBN: 978-602-9250-40-4
Publisher : Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya (SN-Biosper)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kulit buah kakao dan kulit biji kakao merupakan limbah yang dihasilkan dari pengolahan kakao yang belum dimanfaatkan secara optimal. Kulit buah kakao dan kulit biji kakao memiliki komponen polifenol yang bersifat antioksidan dan antibakteri sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengawet alami pada produk pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara waktu maserasi dengan karakteristik polifenol kulit buah kakao dan kulit biji kakao. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dilanjutkan analisis deskriptif dengan 5 perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali. Perlakuan yang diberikan adalah perbedaan lama maserasi yaitu 12 jam, 24 jam, 36 jam, 48 jam, dan 60 jam. Ekstrak kulit buah kakao dengan lama maserasi 24 jam memiliki nilai total fenol sebesar 5,95% dengan nilai IC50 sebesar 22,93 (sangat kuat) dan zona hambat antimikroba sebesar 11,67 mm terhadap Escherichia coli dan 10,33 mm terhadap Staphylococcus aureus. Ekstrak kulit biji kakao dengan lama maserasi 36 jam memiliki nilai total fenol sebesar 2,18% dengan nilai IC50 sebesar 69,82 (kuat) dan zona hambat antimikroba sebesar 5,33 mm terhadap Escherichia coli dan 3,78 mm terhadap Staphylococcus aureus.
ANALISIS KEBISINGAN DAN GETARAN PADA MESIN PEMETIK DAUN TEH TIPE 120 (STUDI KASUS DI PUSAT PENELITIAN TEH DAN KINA GAMBUNG PASIRJAMBU, KABUPATEN BANDUNG) Andika Simarmata; Totok Herwanto; Kralawi Sita
Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya (SN-Biosper) Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya I Tahun 2019 ISBN: 978-602-9250-40-4
Publisher : Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya (SN-Biosper)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penerapan mekanisasi di perkebunan teh sangat penting selain untuk menunjang produktivitas, manajemen mutu dan efisiensi pengelolahan perkebunan teh tetapi juga untuk menjawab tantangan kelangkaan tenaga kerja yang semakin dirasakan terjadi pada perkebunan teh baik di tingkat nasional maupun di tingkat global. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kelangkaan tenaga kerja ialah diterapkannya penggunaan mesin pemetik daun teh tipe 120 merk Ochiai. Perlunya dilakukan analisis kebisingan dan getaran ialah untuk melihat dampak yang diberikan pada mesin terhadap operator bila digunakan menggunakan beban (memetik daun teh) maupun tanpa beban. Pengukuran getaran dilakukan pada 3 sumbu yaitu sumbu x, sumbu y, dan sumbu z dengan 3 kecepatan putaran yang berbeda yaitu 1180 rpm, 3021 rpm, dan 3406,4 rpm. Nilai kecepatan putaran diperoleh dari hasil pengukuran menggunakan tachometer, adapun pengukuran kebisingan dilakukan dengan 3 tahapan, pertama pengukuran kebisingan pada 3 operator yaitu pada telinga kiri dan telinga kanan pada kecepatan 3406,4 rpm, pengukuran kebisingan pada mesin yaitu pada bagian kiri, kanan, depan, belakang, atas, dan bawah mesin dengan 3 kecepatan putaran berbeda, dan pengukuran kebisingan mesin terhadap operator dengan 2 perlakukan, yaitu dengan memakai beban dan tidak memakai beban. Pengukuran kebisingan dengan tidak memakai beban dilakukan pada 4 sisi mesin yaitu depan, kanan, kiri, dan belakang mesin dengan 5 titik pengukuran tiap sisi. Adapun hasil pengukuran getaran yang diperoleh ialah dibawah batas aman, dan untuk data hasil pengukuran kebisingan yang diperoleh jika dibandingkan dengan standar nilai kebisingan menurut Permenaker No. 13/MEN/2011 dibawah batas aman dan dianjurkan untuk memakai earplug/earmuff yang dapat meredam 20 dB – 25 dB.
MODIFIKASI UNIT PENYOSOH PADA MESIN PENGUPAS DAN PENYOSOH HANJELI (MPPH-0219) Theresia Romey Samosir; Wahyu Kristian Sugandi; Ruminta Ruminta
Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya (SN-Biosper) Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya I Tahun 2019 ISBN: 978-602-9250-40-4
Publisher : Seminar Nasional Biologi, Saintek, dan Pembelajarannya (SN-Biosper)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hanjeli merupakan bahan pangan yang memiliki banyak kandungan gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin B1, dan Ca. Kandungan Ca pada hanjeli bahkan lebih tinggi dibandingkan beras, jagung, dan sorgum. Hanjeli dapat digunakan sebagai bahan pangan, bahan pakan, obat, dan bahan baku industri kerajinan. Pengolahan pasca panen hanjeli dapat dilakukan apabila telah mengalami pengupasan dan penyosohan. Hanjeli hasil penyosohan dapat dijadikan sebagai bahan pangan berbasis tepung yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Kulit hanjeli yang cukup keras menyebabkan perlunya penggunaan mesin pengupas dan penyosoh hanjeli untuk mempermudah penyosohan. Salah satu mesin yang dapat digunakan adalah Mesin Pengupas dan Penyosoh Hanjeli (MPPH-0219). Akan tetapi, mesin ini masih memiliki kekurangan berupa ruangan penyosoh yang terlalu sempit sehingga menyebabkan biji pecah ketika disosoh. Kekurangan lainnya adalah biji hasil penyosohan belum tersosoh seutuhnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk memodifikasi silinder penyosoh MPPH-0219. Metode penelitian yang digunakan adalah metode rekayasa (engineering). Hasil penelitian ini menunjukkan daya yang dibutuhkan untuk penyosohan hanjeli adalah 1,3 kW, kecepatan putaran poros penyosoh adalah 1424 rpm, kecepatan putaran poros motor penggerak 2912 rpm, kebisingan 83,7 dB. Hasil uji kinerja menunjukkan hanjeli yang tersosoh utuh 21,32%, hanjeli pecah 37,14%, dan tersosoh sebagian 0,12%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah modifikasi silinder penyosoh MPPH-0219 dapat mempengaruhi hasil penyosohan hanjeli.

Page 1 of 10 | Total Record : 93