cover
Contact Name
I Made Nuhari Anta
Contact Email
jurnalwidyagenitri@gmail.com
Phone
+6285256448772
Journal Mail Official
jurnalwidyagenitri@gmail.com
Editorial Address
Jl. Roviga No. 29 Kel. Tondo Kec. Mantikulore Kota Palu Prov. Sulawesi Tengah
Location
Kota palu,
Sulawesi tengah
INDONESIA
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
ISSN : 23029102     EISSN : 26857198     DOI : 10.36417
Fokus Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayan Hindu tidak hanya menekankan pada fakta empiris atau teori murni, atau terhadap satu metode atau pendekatan tertentu. Scope Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu memiliki Scope sebagai berikut : Pengembangan dan implementasi kurikulum pendidikan. Pembelajaran dan layanan pendidikan. Evaluasi pendidikan secara umum, mencakup proses dan hasil pendidikan. Kebijakan, manajemen dan pembiayaan pendidikan. Kualitas, sertifikasi dan akreditasi pendidikan Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan Ajaran Agama Hindu Adat istiadat Budaya lokal dan seluruh dimensi yang berhubungan dengan Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Articles 164 Documents
INTERAKSI SOSIAL PEMUDA HINDU DAN NON-HINDU KARANG TARUNA 45 DESA KADAILLA KECAMATAN KAROSSA KABUPATEN MAMUJU TENGAN PROVINSI SULAWESI BARAT Pradana, Kadek Adi; Suarnada, I Gede Made; Ratini, Ni Ketut
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 15 No 2 (2024): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v15i2.553

Abstract

Karang Taruna merupakan organisasi yang dibentuk oleh masyarakat sebagai wadah generasi muda untuk mengembangkan diri atas dasar kesadaran serta tanggung jawab yang berorientasi pada tercapainya kesejahteraan sosial bagi masyarakat. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui interaksi sosial serta mengetahui faktor pendukung dan penghambat terjadinya interaksi sosial Pemuda Hindu dan Non Hindu di Karang Taruna 45 Kadailla Kecamatan Karossa Kabupaten Mamuju Tengah Provinsi Sulawesi Barat. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori interaksi sosial dan tindakan sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penentuan informan dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1) Interaksi sosial pemuda Hindu dan Non Hindu di Karang Taruna desa Kadailla sangat kurang, hal ini dikarenakan kesibukan masing-masing anggota dan sikap yang tidak mau berbaur oleh pemuda Hindu dengan pemuda Non Hindu. 2) faktor pendukung terjadinya interaksi yaitu dengan melakukan kegiatan sehingga setiap anggota berperan aktif dalam penggalangan dana serta bekerja sama dalam melakukan perawatan fasilitas organisasi seperti lapangan olahraga serta alat-alat olahraga. 3) faktor penghambat interaksi pemuda Karang Taruna yaitu kurangnya bimbingan dari pemerintah setempat serta kesibukan dari masing-masing anggota Karang Taruna.
KEBERADAAN PURA KAYANGAN JAGAT ULUNDANU MEKARSARI DI DESA DODA BUNTA KECAMATAN SIMPANG RAYA KABUPATEN BANGGAI Yudistira, Yudha; Suparta, I Ketut; Ratini, Ni Ketut
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 15 No 2 (2024): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v15i2.617

Abstract

Pura Khayangan Jagat Ulundanu Mekarsari di Desa Doda Bunta Kecamatan Simpang Raya Kabupaten Banggai merupakan pura yang sangat unik pura ini di keramatkan oleh pengempon pura sebagai tempat untuk melakukan pemujaan kepada Dewi Danu dan penghormatan kepada Sang Hyang Hangewengku Bumi. Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah; 1) Mengapa didirikannya Pura Kayangan Jagat Ulundanu Mekarsari di Desa Doda Bunta Kecamatan Simpang Raya Kabupaten Banggai?.2) Apakah Fungsi dari Pura Kayangan Jagat Ulundanu Mekarsari di Desa Doda Bunta Kecamatan Simpang Raya Kabupaten Banggai? Berdasarkan hasil penelitian ini faktor yang melatarbelakangi didirikannya Pura Khayangan Jagat Ulundanu Mekarsari yaitu: 1. Keyakinan Kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, 2. Terjadinya Krisis Air, 3. Terbentuknya Kelompok Tani, 4. Adanya Kejadian Luar Biasa 5.Mengikuti Perintah Weda atau Tradisi Leluhur. Pura Khyangan Jagat Ulundanu Mekarsari memiliki fungsi yaitu: 1. Sebagai Sarana Ritual dan Pemujaan, 2. Sebagai Sarana Untuk Menjaga Keharmonisan, 3. Sebagai Tempat Untuk Memberikan Pendidikan Keagamaan, 4. Sebagai Tempat Untuk Berkomonikasi Antar Sesama Pengempon Pura. 5. Sebagai Media Meditasi, 6. Sebagai Tempat Untuk Memohon Keselamatan, 7. Sebagai Tempat Untuk Meningkatkan Sradha dan Bakti 8. Sebagai Media Propaganda Pemerintahan. setelah penelitian ini diharapkan agar masyarakat dapat selalu menjaga kesucian dan kesakralan pura ini mengingat pura ini begitu unik. Selain itu, untuk peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji kembali pura ini, agar dapat mengkaji mengenai struktur bangunan pura ini mengingat struktur dari pura ini sangat lah unik dan menarik.
TRADISI NGEJOT TUMPENG MASYARAKAT HINDU DI KELURAHAN MARTAJAYA KECAMATAN PASANGKYU KABUPATEN PASANGKAYU Astiti Rejeki, Ni Putu Arum; Merthawan, Gede; Suparta, I Ketut
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 15 No 2 (2024): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v15i2.623

Abstract

Rumusan masalah: (1) Bagaimana bentuk pelaksanaan tradisi Ngejot Tumpeng? (2) Apa implikasi tradisi Ngejot Tumpeng? Tujuan penelitian: (1) Untuk mengetahui bentuk pelaksanaan tradisi Ngejot Tumpeng. (2) Untuk mengetahui implikasi tradisi Ngejot Tumpeng. Penelitian menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, peneliti menggunakan dua teori: teori fungsionalisme struktural dan teori resepsi, penentuan informan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Analisis data yaitu pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil ini adalah menunjukan hasil yaitu 1) bentuk pelaksanaan Ngejot Tumpeng a) pelaksanaan Ngejot Tumpeng pada hari raya penampahan Galungan sampai Galungan, b) bentuk bantennya masih sesuai seperti di Bali khususnya di Gianyar, c) tidak semua masyarakat melaksanakan Ngejot Tumpeng, dan d) tidak ada balasan yang dibawa pulang oleh masyarakat saat Ngejot Tumpeng. 2) implikasi tradisi ngejot tumpeng yaitu: a) implikasi sosial budaya yaitu mempererat kerukunan dan silahturahmi, b) implikasi ekonomi masyarakat memberikan dana punya, c) implikasi keagamaan yaitu meningkatkan rasa sradha dan bhakti umat Hindu.
PERSPEKTIF PENJOR GALUNGAN OLEH MASYARAKAT HINDU DI KOTA PALU Dani, Ni Luh Sari; Ratini, Ni Ketut; Suarnada, I Gede
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 15 No 2 (2024): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v15i2.634

Abstract

Hindus carry out part of religious ceremonies, one of which is making a Galungan penjor which is something sacred. Based on the researcher's observations and interviews with several informants, there are still Hindu communities in Palu City who do not put up penjor when celebrating the Galungan holiday. Research problem formulation: (1) What is the Hindu community's perspective on the function of the penjor? (2) What are the obstacles for Hindu communities not installing penjor? (3) What efforts have been made by the Hindu community to maintain the installation of the penjor? Based on the research results, it was obtained: (1) The Hindu community's perspective on the function of penjor a) as an expression of gratitude, b) welfare and prosperity, c) humility, d) the embodiment of God's palace, e) victory over Adharma (2) The obstacles are not Installing Penjor a) internal obstacles, namely busyness (limited time in making), limited materials and lack of understanding the true meaning of penjor, b) external obstacles, namely, lack of family support, economic factors, focus of celebration venues not only in Palu and the neighborhood where you live which is heterogeneous, (3) Efforts are made to maintain the installation of penjor, a) providing freedom in creativity in making it, b) promoting it on social media, c) socializing the importance of the meaning of penjor.
ADAPTASI DHARMIKA DALAM BERAGAMA HINDU Rahayu, Ni Wayan Sri; ., Sugiarti
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 15 No 2 (2024): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v15i2.658

Abstract

Abstract Religious conversion is certainly not a new phenomenon in people's lives, this is also the case with people in Toili District, Banggai Regency, Central Sulawesi Province. However, what is very interesting to reveal is related to how conversion actors can carry out the adaptation process to the new environment. Therefore, this research tries to reveal 1) What is the adaptation process of Dharmikas? (2) What obstacles do Dharmikas face in the adaptation process? (3) The efforts made by Dharmikas in facing obstacles to adapting. The results of the research are that there are two adaptation processes carried out by Dharmikas, namely conformity adaptation or the adaptation process by agreeing to cultural goals as well as ways to achieve cultural goals. The second is adaptation by taking a role in the community, either participating in the activities of the Service Banjar or Traditional Banjar. The obstacles faced by Dharmikas in building adaptation are the lack of acceptance of Dharmikas in their husband's family and secondly, namely the lack of guidance specifically carried out by village leaders or Hindu institutions in developing and providing understanding to Dharmikas regarding Hindu teachings. The efforts made by the Dharmikas in facing obstacles in building adaptation include strengthening their commitment to remaining on the path of Hindu Dharma by always asking figures or community members who are considered to understand Hindu teachings and building good relationships with neighbors.
KOMODIFIKASI BANTEN MELASPAS SANGGAH DI DESA SAUSU GANDASARI KECAMATAN SAUSU PARIGI MOUTONG SULAWESI TENGAH Yanti, Ni Kadek Elista; Suarnada, I Gede Made; Yasini, Ketut
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 15 No 2 (2024): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v15i2.673

Abstract

Komodifikasi banten melaspas sanggah mulai terjadi di Desa Sausu Gandasari. Banten tidak hanya diproduksi untuk ritual keagamaan, tetapi didistribusikan agar dapat dikonsumsi oleh masyarakat untuk mencari keuntungan. Seperti fenomena yang terjadi pada salah satu keluarga di Desa Sausu Gandasari yang melaksanakan upacara melaspas sanggah, dimana membeli banten pada upacara melaspas yang akan dilakukannya, dilihat secara langsung masyarakat mampu untuk membuatnya secara bersama menyiapkan banten yang akan digunakan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana proses dan dampak dari komodifikasi banten melaspas sanggah di desa sausu gandasari. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian, Proses Komodifikasi banten yang terjadi di Desa Sausu Gandasari melalui tiga proses: Produksi, Distibusi dan Konsumsi Banten oleh masyarakat Hindu Desa Sausu Gandasari. Dampak Komodifikasi Banten Melaspas Sanggah Desa Sausu Gandasari ada dua dampak positif dan dampak negatif. Penelitian ini mengacu pada penelitian kualitatif, sumber data dalam penelitian ini ada dua yaitu data primer yakni data yang diperoleh langsung dilapangan sedangkan data sekunder data yang diperoleh dari sumber yang sudah ada seperti buku maupun jurnal yang berkaitan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara, studi kepustakaan, dokumentasi. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data menurut Miles dan Huberman.
PELAKSANAAN CATUR BRATA PENYEPIAN UMAT HINDU DI DESA TOLAI BARAT KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG Yadi Yadnya, I Komang Bagus; Suparta, I Ketut; Suarnada, I Gede Made
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 15 No 2 (2024): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v15i2.704

Abstract

Hari raya Nyepi adalah hari yang disucikan oleh umat Hindu. Dalam hari raya Nyepi terdapat empat larangan yang di sebut dengan catur brata penyepian, umat Hindu di Desa Tolai Barat khususnya di Dusun Gunung Sari Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong dalam pelaksanaan catur brata penyepian belum sepenuhnya melaksanakan larangan-larangan seperti amati geni, amati karya, amati lelungan dan amati lelanguan yang terdapat dalam catur brata penyepian. Rumusan masalah: 1.Bagaimana pelaksanaan catur brata penyepian bagi umat Hindu di Desa Tolai Barat Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong?, 2.Apa Makna pelaksanaan catur brata penyepian bagi umat Hindu di Desa Tolai Barat Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong? Tujuan; 1.Untuk mengetahui pelaksanaan catur brata penyepian. 2.Untuk mengetahui makna pelaksanaan catur brata penyepian. Jenis penelitian kualitatif deskriptif. Menggunakan Teori Fungsional Struktural, dan Teori Makna. Penentuan informan yaitu: Purposive, metode pengumplan data: observasi, wawancara, kepustakaan, dokumentasi. Hasilnya dapat disimpulkan bahwa Pelaksanaan Catur Brata Penyepian Bagi Umat Hindu yaitu: 1.menyesuaikan kondisi lingkungan setempat, 2.meningkatkan kesadaran diri, 3.meningkatkan keharmonisan, 4.berdasarkan prinsip-prinsip ajaran Agama Hindu. Catur brata penyepian memiliki makna yaitu: 1.peningkatan spiritual, 2.peningkatan sosial, 3.pengendalian diri dan hawa nafsu, 4.peningkatkan kesucian rohani, 5.mawas diri atau ngeret indrya, 6.mulat sarira.
STRATEGI GURU AGAMA HINDU DALAM MENINGKATKAN ETIKA SISWA MELALUI AJARAN TRI KAYA PARISUDHA DI SDN 38 MATARAM Pramana, Ida Bagus Kade Yoga; Komala Devi, Ni Wayan Siska; Arini, Ni Made
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 15 No 2 (2024): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v15i2.709

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat Strategi Guru Agama Hindu dalam meningkatkan Etika Siswa Melalui Ajaran Tri Kaya Parisudha di SDN 38 Mataram. Pembelajaran dibagi menjadi dua kelas. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Implementasi Ajaran Tri Kaya Parisudha dalam meningkatkan Etika Siswa di SDN 38 Mataram; 2) Kendala yang Dihadapi Guru Agama Hindu dalam meningkatkan Etika Siswa Melalui Ajaran Tri Kaya Parisudha di SDN 38 Mataram; 3) Strategi guru Agama Hindu dalam meningkatkan Etika Siswa Melalui Ajaran Tri Kaya Parisudha di SDN 38 Mataram. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Secara keseluruhan siswa di SDN 38 Mataram terutama kelas IV, V, dan VI sudah mampu menerapkan ajaran tri kaya parisudha dengan baik, tetapi masih ada juga beberapa siswa yang belum mampu menerapkan ajaran tersebut dengan baik, adapun kendala yang dihadapi yaitu dari faktor guru seperti penggunaan strategi dan metode pembelajaran yang belum digunakan sesuai karakteristik siswa, selain itu dari faktor siswa juga merasa bosan atau jenuh saat pembelajaran berlangsung. Pada saat pembelajaran berlangsung, guru menggunakan metode problem based learning dan penggunaan media berupa vidio pembelajaran, serta sumber belajar berupa LKS dan sebelum pembelajaran berakhir guru melakukan evaluasi.
PERAN PASRAMAN DHARMA SANTI DALAM MELESTARIKAN BUDAYA BALI DI DESA TORUE KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG Ayuni, Ni Luh Eva; Mudita, I Wayan
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 16 No 1 (2025): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v16i1.569

Abstract

Sebelum didirikan pasraman, anak-anak belum memiliki kepercayaan diri untuk tampil pada saat piodalan maupun kegiatan lainnya. Tetapi semenjak didirikan Pasraman Dharma Santi, maka mulai dilakukan pembinaan berkaitan dengan pengenalan budaya Bali mulai latihan menari Bali, mekidung, mejejaitan, dan pelatihan Tri Sandya. Sehingga keberadaan Pasraman Dharma Santi ini sangat membantu masyarakat dalam melestarikan budaya Bali di Desa Torue. Teori yang digunakan untuk menganalisis rumusan masalah antara lain teori peran, teori behaviorisme, dan teori struktural fungsional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling, dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Sedangkan teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa peran Pasraman Dharma Santi dalam melestarikan budaya Bali di Desa Torue melalui; mengajarkan Dharmagita, membiasakan diri untuk melaksanakan Tri Sandhya, pelafalan doa sehari-hari, pembelajaran Aksara Bali, pelatihan menari Bali, pelatihan mejejaitan dan uparengga. Kendala-kendala yang dihadapi Pasraman Dharma Santi dalam melestarikan budaya Bali yaitu; kendala sarana dan prasarana, kendala tenaga pengajar, minimnya dana kas di Pasraman Dharma Santi, dan kurangnya dukungan dari orang tua. Upaya-upaya yang dilakukan Pasraman Dharma Santi untuk mengatasi kendala dalam melestarikan budaya Bali yaitu dengan cara; mengajukan proposal, menjual kuangen pada saat persembahyangan di pura, menyediakan tenaga pengajar sesuai dengan kemampuan, melaksanakan sosialisasi, dan mengadakan kegiatan lomba di pasraman.
UPACARA MAPEPEGAT NGABEN DI DESA OGOTION KECAMATAN MEPANGA KABUPATEN PARIGI MOUTONG SULAWESI TENGAH Dewi, Ni Ketut Novira
Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 16 No 1 (2025): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu
Publisher : STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36417/widyagenitri.v16i1.700

Abstract

Mapepegat is an important procession in Ngaben. Based on the Yama Tattwa text, appendix 10b, mapepegat is carried out after the ceremony has been completed in the hall before the body is taken to the grave, but in the Hindu community in Ogotion Village, the mapepegat ceremony is carried out twice, namely before the body is taken to the cemetery and after it has finished nganyut (throwing the ashes of the body into the sea). Seeing this difference is very important to research about the mapepegat Ngaben ceremony. The research objectives are: 1 to determine the form of implementation of the mapepegat Ngaben ceremony; 2 to find out the meaning of the Mapepegat Ngaben ceremony. The type of research is qualitative, determining informants using purposive sampling. Data collection methods are observation, interviews, documentation and literature study. Data analysis: data collection, data condensation, data presentation, conclusion drawing/verification. The theory used is the theory of structural functionalism and the theory of meaning, so that the research results obtained are: 1. The form of the mapepegat ngaben ceremony in Ogotion Village includes family and community, religious and spiritual, norms and values, adaptation and integration, religious goals and social motivation. 2 The meaning of the mapepegat Ngaben ceremony in Ogotion Village includes spiritual meaning, meaning of offerings and respect, meaning of social solidarity, meaning of cultural identity and meaning of spiritual communication.

Filter by Year

2014 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 16 No 1 (2025): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 15 No 2 (2024): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 15 No 1 (2024): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 14 No 2 (2023): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 14 No 1 (2023): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 13 No 3 (2022): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 13 No 2 (2022): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 13 No 1 (2022): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 12 No 3 (2021): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 12 No 2 (2021): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 12 No 1 (2021): Widya Genitri: Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 3 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 2 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 11 No 1 (2020): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 10 No 2 (2019): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 10 No 1 (2019): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 9 No 2 (2018): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 9 No 1 (2018): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 8 No 2 (2017): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 8 No 1 (2017): Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama dan Kebudayaan Hindu Vol 6 No 2 (2015): Widya Genitri Vol 6 No 1 (2015): Widya Genitri Vol 5 No 1 (2014): Widya Genitri More Issue