cover
Contact Name
Warsini
Contact Email
lppmpankos@gmail.com
Phone
+62816418071
Journal Mail Official
lppmpankos@gmail.com
Editorial Address
https://ejurnal.stikespantikosala.ac.id/index.php/akj/about
Location
Kab. sukoharjo,
Jawa tengah
INDONESIA
ABDIMAS KOSALA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
ISSN : 28091248     EISSN : 29647509     DOI : https://doi.org/10.37831/akj.v3i1
Core Subject : Health,
ABDIMAS KOSALA is a community service journal, a national periodical that contains articles related to community service activities. The focus of this journal is the dissemination of information related to community service activities in the health sector. The scope of this journal is findings, innovations, applied science and scientific technology in the health sector. Through this publication, it is hoped that dissemination related to findings, innovations and the application of scientific science and technology in the health sector can be carried out in solving health problems in the community as part of active participation in improving public health status. ABDIMAS KOSALA is published twice a year (January and July) by SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI KOSALA. We receive articles in Indonesian from all practitioners and health observers regarding findings, innovations and community service activities carried out in order to contribute to the progress of the nation. All submitted articles will undergo a review process according to standard criteria. This journal was first published in January 2022 with the publication of Vol 1 No 1 (2022) as well as a prerequisite for submitting an e-ISSN.
Articles 52 Documents
OPTIMALISASI PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI ERA DIGITAL PADA KELOMPOK REMAJA Hendra Dwi Kurniawan; Anastasia Lina Dwi Nursanti; Muljadi Hartono
Abdimas Kosala : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4 No 1 (2025): ABDIMAS KOSALA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMI KESEHATAN PANTI KOSALA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37831/akj.v4i1.382

Abstract

Kemajuan perkembangan teknologi informasi di era digitalilasi saat ini berdampak pada bidang kesehatan. Dampak tersebut tentunya membuat adanya perubahan dalam pelayanan kesehatan yang ada. Di era digital saat ini banyak bentuk layanan kesehatan yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan. Akan tetapi masih banyak masyarakat yang belum mengatahui serta memanfaatkan layayanan kesehatan tersebut secara optimal. Salah satu bentuk upaya yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan layanan kesehatan di era digital yaitu dengan cara memberikan edukasi tentang pemanfaatan layanan kesehatan di masyarakat. Remaja merupakan kelompok masyarakat yang dapat menjadi perantara dalam mengoptimalkan pemanfaatan layanan tersebut. Kelompok remaja juga dapat dengan mudah menerima adanya perkembangan teknologi informasi yang ada saat ini. Oleh karena itu, perlu adanya kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada kelompok remaja tentang optimalisasi pemanfaatan pelayanan kesehatan diera digital pada saat ini, sehingga remaja dapat menjadi perantara suksesnya transisi perubahan bentuk pelayanan kesehatan yang ada. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan meningkatkan pengetahuan remaja dalam optimalisasi pemanfaatan layanan kesehatan di era digital. Hasil evaluasi kegiatan ini menyatakan bahwa 32 remaja (88,9%) telah memahami tentang pemanfaatan layanan kesehatan di era digital. Kesimpulan dari kegiatan edukasi yang telah dilakukan yaitu tingkat pengetahuan remaja tentang pemanfaatan layanan kesehatan di era digital meningkat. Kata kunci: era digital; pelayanan kesehatan; remaja The advancement of information technology in the digital era has had an impact on the healthcare sector. This impact has inevitably led to changes in healthcare services. In today's digital era, various healthcare services are available in healthcare facilities. However, many people are still unaware of these services and do not utilize them optimally. One of the efforts to optimize the utilization of healthcare services in the digital era is by providing education to the community about their benefits. Adolescents represent a group in society that can serve as intermediaries in maximizing the use of these services. Additionally, adolescents are more adaptable to the rapid development of information technology. Therefore, socialization and educational activities for adolescents regarding the optimization of healthcare services in the digital era are necessary. This will enable them to act as key facilitators in the transition and transformation of healthcare services. This community service activity aims to provide insights and enhance adolescents' knowledge about optimizing healthcare services in the digital era. The evaluation results of this activity indicate that 32 adolescents (88.9%) have gained an understanding of utilizing healthcare services in the digital era. In conclusion, the educational program has successfully increased adolescents' knowledge about the utilization of healthcare services in the digital era. Keywords: digital era; health services; teenager
EDUKASI PENGELOLAAN LIMBAH ORGANIK DALAM MENCEGAH PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN Aqsyari, Rizki; Budi Santoso; Yovita Prabawati
Abdimas Kosala : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4 No 1 (2025): ABDIMAS KOSALA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMI KESEHATAN PANTI KOSALA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37831/akj.v4i1.383

Abstract

Limbah organik yang membusuk dapat menjadi tempat berkembang biaknya vektor penyakit, sehingga berisiko meningkatkan angka kejadian penyakit menular. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai pengelolaan limbah organik dalam upaya mencegah penyakit berbasis lingkungan. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah ceramah dan tanya jawab. Pengabdian masyarakat dilaksanakan pada 14 November 2024 dan diikuti oleh 33 peserta dari SMA Negeri 2 Sukoharjo. Kegiatan berlangsung sesuai dengan waktu yang direncanakan, dengan pemaparan materi mengenai pengelolaan limbah organik. Program edukasi yang disampaikan mencakup jenis-jenis limbah organik, dampaknya terhadap kesehatan, serta cara-cara pengelolaannya. Berdasarkan hasil evaluasi, terjadi peningkatan pengetahuan peserta, yang ditunjukkan oleh hasil post-test yang meningkat dari 59,09% menjadi 73,93%. Dengan demikian, kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan di SMA Negeri 2 Sukoharjo telah berjalan sesuai dengan tujuan dan harapan serta memberikan dampak positif bagi peserta dalam meningkatkan pemahaman mengenai manfaat pengelolaan. Kata kunci: edukasi; limbah organik; lingkungan; siswa Decaying organic waste can serve as a breeding ground for disease vectors, thereby increasing the incidence of infectious diseases. This community service activity aims to provide education on organic waste management as an effort to prevent environmentally-based diseases. The method used in this activity is lectures and question-and-answer sessions. The community service was conducted on November 14, 2024, and was attended by 33 participants from SMA Negeri 2 Sukoharjo. The activity proceeded as scheduled, featuring the presentation of materials on organic waste management. The educational program covered the types of organic waste, its impact on health, and management methods. Based on the evaluation results, there was an increase in participants' knowledge, as indicated by the post-test scores, which improved from 59.09% to 73.93%. Thus, the community service activity conducted at SMA Negeri 2 Sukoharjo was successfully carried out according to its objectives and expectations, providing a positive impact on participants by enhancing their understanding of the benefits of organic waste management in preventing environmentally-based diseases. Keywords: education; organic waste; environment; students
PELATIHAN SENAM OTAK PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI Budi Kristanto; Warsini, Warsini; Aminingsih, Sri; Diyono, Diyono; Sri Yulianti, Tunjung
Abdimas Kosala : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4 No 1 (2025): ABDIMAS KOSALA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMI KESEHATAN PANTI KOSALA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37831/akj.v4i1.384

Abstract

Hipertensi mencapai 30% dari seluruh populasi penduduk dewasa di Propinsi Jawa Tengah. Hipertensi merupakan masalah kesehatan utama pada lansia yang dapat meningkatkan risiko komplikasi kardiovaskular sehingga harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan komplikasi. Untuk mengelola hipertensi secara non-farmakologis, senam otak menjadi salah satu intervensi yang efektif. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan di Kelurahan Jeruksawit, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, oleh tim dari STIKES Panti Kosala. Tujuan kegiatan adalah meningkatkan pemahaman lansia mengenai tatalaksana hipertensi dan melatih pelaksanaan senam otak. Kegiatan diawali dengan pembukaan, penjelasan teori tentang hipertensi, pengukuran tekanan darah, dan praktik senam otak. Dari 25 peserta, seluruhnya mampu memahami materi dan melaksanakan senam otak dengan baik. Hasilnya menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam mengelola hipertensi melalui aktivitas fisik. Faktor pendorong meliputi antusiasme peserta, dukungan tenaga kesehatan, dan fasilitas yang memadai. Faktor penghambat adalah keterbatasan fisik beberapa peserta dan waktu pelaksanaan yang terbatas. Kegiatan ini membawa perubahan positif, termasuk peningkatan kesadaran peserta terhadap pentingnya gaya hidup sehat, pengurangan kecemasan, dan peningkatan kemandirian dalam menjaga kesehatan. Kegiatan serupa diharapkan dapat dilakukan secara berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia. Kata kunci: hipertensi; lansia; pengelolaan non-farmakologis; pengabdian masyarakat; senam otak Hypertension reaches 30% of the entire adult population in Central Java Province. Hypertension is a major health problem in the elderly which can increase the risk of cardiovascular complications so it must be managed well to avoid complications. To manage hypertension non-pharmacologically, brain exercises are an effective intervention. This community service activity was carried out in Jeruksawit Village, Gondangrejo District, Karanganyar Regency, by a team from STIKES Panti Kosala. The aim of the activity is to increase the elderly's understanding of hypertension management and train them in brain exercises. The activity began with an opening, explaining the theory of hypertension, measuring blood pressure, and practicing brain exercises. Of the 25 participants, all were able to understand the material and carry out brain exercises well. The results showed an increase in participants' knowledge and skills in managing hypertension through physical activity. Driving factors include participant enthusiasm, support from health workers, and adequate facilities. The inhibiting factors were the physical limitations of some participants and limited implementation time. This activity brings positive changes, including increasing participants' awareness of the importance of a healthy lifestyle, reducing anxiety, and increasing independence in maintaining health. It is hoped that similar activities can be carried out on an ongoing basis to improve the quality of life of the elderly. Keywords: brain exercise, community service, elderly, hypertension, non-pharmacological management
EDUKASI GIZI PADA REMAJA UNTUK MENCEGAH STUNTING Ditya Yankusuma Setiani; Indriati, Ratna
Abdimas Kosala : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4 No 1 (2025): ABDIMAS KOSALA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMI KESEHATAN PANTI KOSALA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37831/akj.v4i1.385

Abstract

Stunting merupakan permasalahan gizi kronis yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan remaja, terutama di Indonesia. Remaja memiliki peran penting dalam memutus rantai stunting, baik sebagai calon orang tua maupun sebagai agen perubahan di lingkungan sekitarnya. Berdasarkan data survei Status Gizi Nasional (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia 21,6%. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun 2021 yaitu 24,4%. Angka 21,6% masih tinggi, dimana target prevalensi stunting di tahun 2024 sebesar 14% dan standar WHO dibawah 20% (Kemenkes RI, 2023). Edukasi gizi pada remaja menjadi strategi krusial untuk memutus rantai stunting, oleh karena itu sangat penting dilakukan edukasi pada remaja guna mencegah stunting dimasa yang akan datang. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang gizi seimbang dan pencegahan stunting melalui edukasi gizi di SMAN Ceper, Klaten. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan interaktif yang melibatkan 45 responden dari kalangan siswa. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat adalah ceramah dan tanya jawab. Metode tanya jawab bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta edukasi jika masih terdapat hal-hal yang belum dimengerti tentang materi yang disampaikan. Hasil dari pengabdian masyarakat ini sangat efektif meningkatkan pengetahuan remaja tentang gizi seimbang untuk mencegah stunting dibuktikan dengan hasil paired t-test terdapat perbedaan rata-rata tingkat pengetahuan awal peserta sebesar 52,89 dan setelah diberikan penyuluhan meningkat menjadi 78. Kegiatan pengabdian masyarakat pada remaja SMAN Ceper Klaten telah dilaksanakan dengan baik serta dapat meningkatkan pengetahuan peserta tentang pentingnya gizi dan pencegahan stunting sejak masa remaja. Kata kunci: edukasi gizi, pencegahan, remaja, stunting Stunting is a chronic nutritional problem that has an impact on the growth and development of adolescents, especially in Indonesia. Teenagers have an important role in breaking the chain of stunting, both as prospective parents and as agents of change in the surrounding environment. Based on data from the National Nutrition Status Survey (SSGI) in 2022, the prevalence of stunting in Indonesia is 21.6%. This number decreased compared to 2021, namely 24.4%. The figure of 21.6% is still high, where the target for stunting prevalence in 2024 is 14% and the WHO standard is below 20% (Ministry of Health of the Republic of Indonesia, 2023). Nutrition education for teenagers is a crucial strategy to break the chain of stunting, therefore it is very important to educate teenagers to prevent stunting in the future. This community service aims to increase teenagers' knowledge about balanced nutrition and preventing stunting through nutrition education at SMAN Ceper, Klaten. The method used in this activity was interactive counseling involving 45 respondents from among students. The methods used in community service activities are lectures and questions and answers. The question and answer method aims to provide opportunities for educational participants if there are still things they do not understand about the material presented. The results of this community service are very effective in increasing teenagers' knowledge about balanced nutrition to prevent stunting, proven by the results of the paired t-test, there is a difference in the average level of participants' initial knowledge of 52.89 and after being given counseling it increases to 78. Community service activities for teenagers at SMAN Ceper Klaten have been carried out well and can increase participants' knowledge about the importance of nutrition and preventing stunting since adolescence. Keywords: adolescents, nutrition education, prevention, stunting
MENGENAL PERTOLONGAN PERTAMA PADA PASIEN HENTI NAFAS DAN HENTI JANTUNG Budi Kristanto; Diyono, Diyono; Aminingsih, Sri; Sri Yulianti, Tunjung; Khairunisa, Fatimatizzahra
Abdimas Kosala : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4 No 2 (2025): ABDIMAS KOSALA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMI KESEHATAN PANTI KOSALA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37831/akj.v4i2.418

Abstract

Kondisi henti napas dan henti jantung merupakan kegawatdaruratan medis yang dapat terjadi kapan saja dan membutuhkan tindakan segera berupa Resusitasi Jantung Paru (RJP) untuk meningkatkan peluang keselamatan. Edukasi pertolongan pertama kepada remaja, khususnya siswa sekolah menengah pertama (SMP), merupakan strategi preventif yang penting dalam menciptakan komunitas yang tanggap darurat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa terkait penanganan henti napas dan henti jantung melalui pemberian materi, media visual, video animasi, serta praktik langsung teknik RJP. Kegiatan ini diikuti oleh 70 siswa kelas 7 dan kelas 8 SMP Warga Surakarta. Acara diawali dengan sambutan dari pihak sekolah, dilanjutkan penyampaian materi secara interaktif, demonstrasi oleh pemateri, dan praktik oleh siswa secara bergantian. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman siswa, antusiasme tinggi, serta keterlibatan aktif dalam diskusi dan praktik. Faktor pendukung utama meliputi dukungan sekolah dan semangat siswa, sementara kendala yang dihadapi berupa keterbatasan alat praktik dan waktu. Kegiatan ini menunjukkan bahwa siswa usia SMP mampu menerima dan menerapkan pengetahuan dasar pertolongan pertama dengan baik. Kerja sama antara institusi pendidikan tinggi dan sekolah menengah terbukti efektif dalam mendukung upaya promotif dan preventif di bidang kesehatan masyarakat. Kata kunci: Resusitasi Jantung Paru (RJP); Henti Napas; Henti Jantung; Edukasi Kesehatan; Siswa SMP; Pertolongan Pertama; Pengabdian Masyarakat. Respiratory and cardiac arrest are medical emergencies that can occur at any time and require immediate action in the form of Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) to increase the chances of survival. Providing first aid education to adolescents, particularly junior high school students, is a crucial preventive strategy in building an emergency-aware community. This community service activity aimed to improve students' knowledge and skills in handling respiratory and cardiac arrest through structured materials, visual media, animated videos, and hands-on CPR practice. The activity was attended by 70 students from 7th and 8th grades of SMP Warga Surakarta. The event began with a welcome speech from the school, followed by an interactive presentation, a demonstration by the instructors, and hands-on practice by the students. The results indicated a significant improvement in students' understanding, high enthusiasm, and active engagement in both discussions and practice sessions. Supporting factors included strong school support and student motivation, while challenges encountered involved limited equipment and time constraints. The activity demonstrated that junior high school students are capable of understanding and applying basic first aid knowledge effectively. Collaboration between higher education institutions and secondary schools proves to be an effective approach in supporting health promotion and prevention efforts within the community. Key words: Cardiopulmonary Resuscitation (CPR); Respiratory Arrest; Cardiac Arrest; Health Education; Junior High School Students; First Aid; Community Service.
Improving Young Women's Knowledge about Menstrual Pain Management through William's Flexion Exercise Education Ditya Yankusuma Setiani; Indriati, Ratna; Warsini, Warsini
Abdimas Kosala : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4 No 2 (2025): ABDIMAS KOSALA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMI KESEHATAN PANTI KOSALA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37831/akj.v4i2.419

Abstract

Dismenore adalah nyeri atau kram pada bagian perut bawah yang muncul menjelang atau saat menstruasi dan biasanya berlangsung selama 2 hingga 3 hari. Sejumlah studi epidemiologis di berbagai negara juga mengungkapkan tingginya angka dismenore, seperti di Mesir yang mencapai 71,6% dan di India sebesar 73,83%. Secara keseluruhan, lebih dari setengah populasi wanita mengalami kondisi ini. Di Indonesia, prevalensi dismenore tercatat sebesar 72,89%, dengan sekitar 54% kasus terjadi pada remaja perempuan. Wanita usia muda, khususnya kelompok umur 17–24 tahun, memiliki risiko lebih tinggi, dengan prevalensi mencapai 67–90%. Di Desa Sobayan Karanganyar, sejumlah 13 remaja putri ketika nyeri haid selalu minum obat pereda nyeri seperti ibuprofen, dan Paracetamol dan belum ada remaja putri yang menggunakan teknik nonfarmakologi seperti latihan fisik William Flexion untuk mengurangi nyeri haidnya. Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa edukasi terapi fisik William flexion sangatlah diperlukan karena remaja putri rentan sekali mengalami nyeri disminhorea Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah ceramah dan demonstrasi yang melibatkan 13 responden dari kalangan remaja putri. Sebelum dan sesudah memberikan ceramah, tim pengabdi dari STIKES Panti Kosala memberikan 15 pertanyaan untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan ini. Hasil analisis data menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam tingkat pengetahuan remaja setelah mengikuti kegiatan ini. Rata-rata skor pre-test responden adalah 68,31 meningkat menjadi 82,15. Peningkatan ini menunjukkan bahwa intervensi yang diberikan terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan remaja tentang penatalaksanaan nyeri haid melalui edukasi William Flexion Exercise. Kata Kunci: Disminorhea, Remaja Putri, William Flexion
OPTIMALISASI KESEHATAN IBU HAMIL DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DAN PEMAHAMAN STUNTING DALAM MASYARAKAT MELALUI PENDAMPINGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN LANGSUNG Sri Kurniawati, Rita; Rakhmawati, Dewi; Latifah Hanum; Anam, Khoirul; Hasanah, Uswatun
Abdimas Kosala : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4 No 2 (2025): ABDIMAS KOSALA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMI KESEHATAN PANTI KOSALA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37831/akj.v4i2.427

Abstract

Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil merupakan salah satu faktor risiko utama terjadinya stunting pada anak. KEK ditandai dengan asupan energi dan protein yang tidak mencukupi dalam jangka waktu lama, sehingga berdampak pada pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kesehatan ibu hamil KEK dan balita stunting melalui pendampingan pemberian makanan tambahan langsung. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat  adalah ceramah  dan  tanya  jawab.  Metode  ceramah  bertujuan  untuk memberikan  pengetahuan tentang  pentingnya kesehatan ibu hamil dengan KEK dan balita stunting. Metode tanya jawab bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta edukasi jika masih terdapat hal-hal yang belum dimengerti tentang materi yang disampaikan. Hasil dari pengabdian ini meningkatkan pengetahun ibu hamil dan keluarga tentang kesehatan ibu hamil dengan KEK dan balita stunting. Data dari wilayah SumberJeruk 2025 di temukan 30 ibu hamil di Desa Summberjeruk, 6 ibu hamil KEK, Total Balita sebnyak 132, ditemukan 14 balita dengan stunting.Setelah dilakukan penyuluhan dan pendampingan pemberian makanan tambahan pada ibu hamil dan balita didapatkan jumlah balita dengan berat badan naik 10 balita, turun 2 balita tetap 1 balita. Jumlah ibu hamil berat badan naik 4 bumil, turun 1 bumil, tetap 1 bumil. Hasil ini menunjukkan bahwa intervensi melalui pendekatan edukatif dan pemberian makanan tambahan secara langsung memberikan dampak positif terhadap status gizi baik pada ibu hamil maupun balita. Pendekatan ini juga berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya gizi seimbang untuk mencegah KEK dan stunting. Kata kunci: ibu hamil; kekurangan energi kronik; stunting Chronic Energy Deficiency (CED) in pregnant women is one of the main risk factors for stunting in children. CED is characterized by insufficient energy and protein intake over a long period of time, which impacts fetal growth and maternal health. Stunting is a condition of growth failure in toddlers due to chronic malnutrition, especially in the first 1,000 days of life. This community service aims to increase public understanding of the pregnant women's health with CED and toddlers with stunting through direct assistance in providing supplementary feeding. The methods used in the community service activities are lectures and discussion. The lecture method aims to provide knowledge about the importance of the pregnant women's health with CED and toddlers with stunting. The discussion method aims to provide opportunities for the participants to discussed if there are still things they do not understand about the material presented. The results of this service increase the knowledge of pregnant women and their families about the pregnant women's health with CED and toddlers with stunting. In the data from the SumberJeruk area in 2025 were found 30 pregnant women in Sumberjeruk Village, with 6 pregnant women had KEK, and among Total 132 Toddlers, there were 14 toddlers with stunting. After conducting counseling and assistance in providing additional food to pregnant women and toddlers, the number of toddlers with weight gain were 10 toddlers, toddlers with decreased weight were 2 toddlers and the remained weight was 1 toddler. The number of pregnant women with  weight gain were 4 pregnant women, with decreased weight was 1 pregnant woman, and with remained weight was 1 pregnant woman. These results indicate that interventions through educational approaches and direct provision of supplementary foods have a positive impact on the nutritional status of both pregnant women and toddlers. This approach has also succeeded in raising public awareness of the importance of balanced nutrition in preventing CED and stunting. Keywords: Chronic Energy Deficiency; pregnant women; stunting  
PESANTREN SEHAT “DETEKSI DINI ANEMIA PADA REMAJA DI PESESANTREN KHOLIFATULLAH SINGOLODIRO LABAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH” Safaruddin, Safaruddin; Christina, Tri Yahya; Juni Andika, I Putu; Jumatul , Anna; Sukmono, Antonius Catur; Sapta, Monika Wulan; Purnamawati, Fitriani
Abdimas Kosala : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4 No 2 (2025): ABDIMAS KOSALA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMI KESEHATAN PANTI KOSALA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37831/akj.v4i2.409

Abstract

Program Pesantren Sehat lahir untuk meningkatkan kesehatan santri melalui perbaikan sanitasi, akses layanan kesehatan, dan edukasi gizi. Anemia menjadi masalah utama remaja, khususnya santri putri, yang berdampak pada tumbuh kembang dan prestasi belajar. Deteksi dini anemia penting dilakukan di pesantren guna mendukung pencapaian SDGs dan mencegah dampak jangka panjang. Oleh karena itu, pengabdian masyarakat bertema Pesantren Sehat: Deteksi Dini Anemia pada Remaja dilaksanakan di Pesantren Kholifatullah, Mojolaban, Sukoharjo. Tujuan kegiatan ini mengidentifikasi secara dini kasus anemia, sehingga dapat dilakukan intervensi cepat dan tepat guna mencegah dampak negatif yang ditimbulkan. Metode pemeriksaan anemia pada remaja melalui skrining kadar hemoglobin. Responden terdiri dari remaja awal (9,4%), pertengahan (30,2%), dan akhir (60,4%). Dari 106 remaja putri, 63,2% memiliki hemoglobin normal, dan 36,8% tidak normal. Dapat disimpulkan Pesantren Sehat dengan fokus deteksi dini anemia adalah langkah penting untuk meningkatkan kesehatan remaja putri. Tingginya kasus anemia menunjukkan perlunya intervensi gizi dan edukasi berkelanjutan. Program ini berpotensi direplikasi di pesantren lain sebagai upaya mendukung SDGs. Kata kunci: anemia; hemoglobin; pesantren sehat; remaja. The pesantren sehat (healthy islamic boarding school) program was established to improve the health of students (santri) through improved sanitation, access to health services, and nutrition education. Anemia has become a major health issue among adolescents, particularly female students, as it impacts their physical growth and academic performance. Early detection of anemia in pesantren is essential to support the achievement of the sustainable development goals (SDGs) and to prevent long-term impacts. Therefore, a community service program with the theme pesantren sehat: early detection of anemia in adolescents was carried out at pesantren kholifatullah, mojolaban, sukoharjo. The aim of this program was to identify anemia cases early so that quick and appropriate interventions can be taken to prevent the negative impacts caused. Anemia screening among adolescents through hemoglobin level testing. The result showed that respondents consisted of early adolescents (9.4%), middle adolescents (30.2%), and late adolescents (60.4%). Of the 106 female adolescents, 63.2% had normal hemoglobin levels, and 36.8% had abnormal levels. It can be conclude that Pesantren sehat, with a focus on early detection of anemia, is an important step to improve the health of adolescent girls. The high prevalence of anemia indicates the need for ongoing nutritional interventions and health education. This program has the potential to be replicated in other pesantren as part of efforts to support the SDGs. Keywords: adolescents; anemia; hemoglobin; healthy pesantren
EDUKASI PEMANFAATAN FASILITAS LAYANAN KESEHATAN PRIMER DAN CEK KESEHATAN GRATIS DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT Dwi Kurniawan, Hendra; Aqsyari, Rizki; Setia Ismandani, Risa; Tirta Dharma, Yovita Prabawati; Dwi Nursanti, Anastasia Lina
Abdimas Kosala : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4 No 2 (2025): ABDIMAS KOSALA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMI KESEHATAN PANTI KOSALA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37831/akj.v4i2.411

Abstract

Pemanfaatan layanan kesehatan primer adalah aspek krusial yang perlu menjadi perhatian utama di masyarakat. Berbagai masalah kesehatan yang terus-menerus muncul berdampak negatif pada status kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, penerapan pemeriksaan kesehatan secara rutin dalam kehidupan sehari-hari menjadi sangat penting untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan komunitas. Meskipun layanan kesehatan primer berfungsi sebagai garda terdepan dalam sistem kesehatan, pemanfaatannya masih jauh dari optimal. Berdasarkan data dan observasi awal, ditemukan bahwa masih banyak masyarakat yang belum sepenuhnya memahami manfaat dan aksesibilitas fasilitas kesehatan primer. Selain itu, pengetahuan tentang program deteksi dini penyakit melalui cek kesehatan gratis juga masih terbatas. Situasi ini menghambat upaya preventif dan promotif dalam menjaga kesehatan. Pengabdian masyarakat ini berfokus pada peningkatan kesadaran, pengetahuan, dan partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan layanan kesehatan primer serta program cek kesehatan gratis. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah ceramah dan tanya jawab. Hasil dari kegiatan pengabdian menunjukkan terdapat peningkatan pemahaman masyarakat tentang pemanfaatan layanan kesehatan primer dan masyarakat antusias dalam mengikuti cek kesehatan yang dilakukan. Kata kunci: edukasi; layanan kesehatan primer; pemeriksaan kesehatan The utilization of primary health care services is a crucial aspect that requires primary public attention. Various health problems that continually arise negatively impact the overall health status of the community. Therefore, implementing routine health checks in daily life is crucial to maintaining and improving public health. Although primary health care services serve as the frontline of the health system, their utilization is still far from optimal. Based on preliminary data and observations, it was found that many people still do not fully understand the benefits and accessibility of primary health care facilities. Furthermore, knowledge about early disease detection programs through free health checks is also limited. This situation hampers preventive and promotive efforts in maintaining health. This community service program focused on increasing public awareness, knowledge, and participation in utilizing primary health care services and the free health check program. The methods used in this activity were lectures and question-and-answer sessions. The results of the community service activity showed an increase in public understanding about the use of primary health care services and community enthusiasm in participating in the health checks. Keywords: education; health check-ups; primary health care
EDUKASI DETEKSI FAKTOR RESIKO DAN TANDA GEJALA GANGGUAN JANTUNG Lilik Sriwiyati; Safaruddin, Safaruddin; Yahya Christina, Tri; Juni Andika, I Putu; Wianti, Sri; Sapta, Monika Wulan
Abdimas Kosala : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 4 No 2 (2025): ABDIMAS KOSALA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMI KESEHATAN PANTI KOSALA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37831/akj.v4i2.412

Abstract

Penyakit kardiovaskuler masih menjadi ancaman dunia dimana penyakit ini menjadi penyebab nomor satu kematian di dunia. Data dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta tahun 2024 menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit jantung di Kota Surakarta cukup tinggi. Pemahaman masyarakat tentang faktor resiko gangguan jantung dan tanda gejala serangan penyakit jantung koroner sebelum masuk rumah sakit masih menjadi masalah di masyarakat karena sebagian besar masyarakat belum paham tentang faktor resiko serta tanda dan gejala gangguan jantung. Pertolongan yang buruk sebelum pasien mendapatkan pertolongan di rumah sakit sampai saat ini masih menjadi masalah yang sulit dipecahkan karena masyarakat sering menyepelekan tanda dan gejala yang muncul saat serangan. Untuk itu perlu diberikan edukasi tentang deteksi faktor resiko dan tanda gejala gangguan jantung. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang faktor resiko dan tanda gejala gangguan jantung. Kegiatan ini dilakukan di RSUD Ir. Soekarno Kabupaten  Sukoharjo yang dihadiri oleh 32 pasien di poliklinik rawat jalan. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah ceramah dan tanya jawab. Sebelum dan setelah kegiatan tim pengabdi memberikan kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan peserta sebelum dan setelah diberikan edukasi. Hasil analisis tingkat pengetahuan peserta terjadi peningkatan persentase peserta dengan tingkat pengetahuan tinggi dari 37,5% menjadi 68,75%. Dapat disimpulkan bahwa setelah diberikan edukasi pengetahuan peserta tentang faktor resiko dan tanda gejala gangguan jantung meningkat. Kata kunci: edukasi; faktor resiko; jantung; tanda dan gejala Cardiovascular disease is still a global threat as it is the number one cause of death in the world. Data from the Surakarta City Health Office in 2024 shows that the incidence of heart disease in Surakarta City is quite high. Public understanding of risk factors for heart problems and signs and symptoms of coronary heart disease attacks before hospitalization is still a problem in the community because most people do not understand the risk factors and signs and symptoms of heart problems. Poor assistance before patients get help at the hospital is still a problem that is difficult to solve because people often underestimate the signs and symptoms that appear during an attack. For this reason, it is necessary to provide education about detecting risk factors and signs and symptoms of heart problems. This community service activity aims to increase community knowledge about risk factors and signs and symptoms of heart problems. This activity was carried out at RSUD Ir Soekarno Sukoharjo Regency which was attended by 32 patients in the outpatient clinic. The methods used in this activity were lectures and question and answer sessions. Before and after the activity, the service team distributed questionnaires to measure the participants' level of knowledge before and after the education session. The results of the analysis of participants' knowledge levels showed an increase in the percentage of participants with high knowledge levels from 37.5% to 68.75%. It can be concluded that after the education session, the participants' knowledge of risk factors and symptoms of heart disease increased. Keywords: education; heart; risk factors; signs and symptoms