cover
Contact Name
Andi Musthafa Husain
Contact Email
andimusthafa@gmail.com
Phone
+6281328760156
Journal Mail Official
siradpelitawawasan@gmail.com
Editorial Address
Ngelosari, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
SiRad: Pelita Wawasan
Published by Yayasan Nurul Musthafa
ISSN : -     EISSN : 30905591     DOI : https://doi.org/10.64728/sirad.v1i1.art1
The name "SiRad" is an abbreviation of Pelita Wawasan, which translates as "The Light of Insight" a symbol of enlightenment in the world of knowledge. The term also draws inspiration from the Arabic word siraj (siraj), meaning lamp or light, as mentioned in the Quran as a symbol of illumination. In the context of this journal, SiRad represents an intellectual beacon that sheds light on academic discourse and social transformation. Jurnal SiRad: Pelita Wawasan is an open-access scholarly journal published by Yayasan Nurul Musthafa. This journal focuses on the publication of research articles, literature reviews, case studies, and conceptual papers that critically address contemporary issues in the fields of education, humanities, and social sciences. This journal serves as a platform for advancing transformative thinking, interdisciplinary approaches, and critical reflection on the dynamics of education, culture, society, and public policy. Topics covered by this journal include but are not limited to Education - learning technologies, religious moderation, curriculum innovation; Humanities - cultural studies, communication, history, and Islamic civilization; Social Sciences - public policy, political dynamics, behavioral economics, and the intersection of religion and society. Jurnal SiRad: Pelita Wawasan is published three times a year in February, June, and October, and is freely accessible to support inclusive and impactful knowledge dissemination.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 31 Documents
Membangun Kemampuan Moderasi Beragama dalam Pendidikan untuk Mencapai Perdamaian dan Persatuan: Literature Review Shoffiyah Salsabil
SiRad: Pelita Wawasan February (Vol. 1 No. 1, 2025)
Publisher : Yayasan Nurul Musthafa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64728/sirad.v1i1.art3

Abstract

Religious moderation is a middle-ground, balanced, and moderate attitude aimed at fostering peace amidst differences. It serves as a preventive measure against oppression resulting from society’s inability to comprehend diversity. In this context, education becomes a crucial sector for adopting religious moderation to build a harmonious and respectful society. This article aims to identify the competencies developed when individuals adopt a moderate stance. This study employs a systematic literature review (SLR) methodology following the Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analysis (PRISMA) guidelines. The search utilized two keywords: "Interfaith Dialogue" and "Religious Tolerance in Indonesia", yielding 156 reviews and research articles after applying inclusion and exclusion criteria. Based on relevance to the research questions, five articles proceeded to the analysis stage. The findings reveal four key competencies that should be reinforced in educational institutions to accelerate the implementation of religious moderation on a larger scale: a) A deep appreciation for peace and unity, closely linked to the ability to address contemporary challenges and foster interfaith integration, b) The ability to practice tolerance, c) Knowledge of diversity, wisdom, and mutual respect, and d) A harmonious attitude toward interfaith interactions. [Moderasi beragama merupakan sikap tengah, seimbang dan moderat untuk menciptakan kedamaian di tengah perbedaan. Moderasi beragama dapat diterapkan untuk mencegah adanya tindakan-tindakan penindasan yang terjadi akibat ketidakmampuan masyarakat memahami perbedaan. Dalam hal ini pendidikan menjadi salah satu sektor yang dapat mengadopsi moderasi agama untuk membangun masyarakat yang harmonis dan saling menghormati. Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan-kemampuan yang berkembang jika seseorang mengadopsi sikap moderasi. Penelitian ini merupakan studi literatur review dengan metode berupa Systematic literature review atau SLR. Tahapan dalam penelitian ini adalah tahapan menurut panduan Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta Analysis (PRISMA). Dengan menggunakan dua kata kunci yakni ‘Interfaith Dialogue’ dan ‘Religious Tolerance in Indonesia’. Ditemukan sebanyak 156 review dan research setelah dilakukan filterisasi inklusi dan eksklusi. Mempertimbangkan kerelevanan pada pertanyaan penelitian, ditemukan sebanyak 5 artikel yang lanjut pada tahap analisis. Dari hasil penelusuran terdapat setidaknya 4 kemampuan yang dapat dipertimbangkan sebagai langkah menyegerakan moderasi beragama dalam satuan pendidikan dengan lebih massif: a) mencintai perdamaian, persatuan yang saling terkait dengan tindakan-tindakan tepat menyelesaikan tantangan zaman, dan menciptakan keterpaduan antar umat beragama, b) kemampuan bertoleransi, c) pengetahuan tentang keberagaman, kebijaksanaan, saling menghormati, d) sikap harmonis.]
The Effect of Kepok Banana (Musa balbisiana) Peel Extract on the Survival of Sangkuriang Catfish (Clarias gariepinus) Infected with Aeromonas hydrophila Maolana, Ilham; Rudi, Mad; Tarigan, Daniel Julianto
SiRad: Pelita Wawasan February (Vol. 1 No. 1, 2025)
Publisher : Yayasan Nurul Musthafa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64728/sirad.v1i1.art2

Abstract

Bacterial infections caused by Aeromonas hydrophila are one of the main factors contributing to the failure of Sangkuriang catfish (Clarias gariepinus) aquaculture. The use of antibiotics for treatment has been prohibited due to concerns about residue accumulation and bacterial resistance, making alternative treatments necessary. One potential alternative is the utilization of kepok banana (Musa balbisiana) peel extract. This study aims to analyze the effect of administering kepok banana peel extract at different doses on the survival rate of Sangkuriang catfish infected with A. hydrophila. This research employed an experimental method using a completely randomized design (CRD) consisting of five treatments and three replications. The treatments included P0 (negative control), P1 (positive control), P2 (500 mg/L), P3 (1000 mg/L), and P4 (1500 mg/L). The catfish, measuring 7–9 cm in size, were maintained at a density of 10 fish per 10 liters, and infection was induced with A. hydrophila at a concentration of 10⁸ CFU/mL. Data analysis was conducted using ANOVA followed by Duncan’s multiple range test at a 95% confidence level (p<0.05). The results showed that the administration of kepok banana peel extract significantly affected the survival rate of Sangkuriang catfish. The highest survival rate was observed in treatment P2 (500 mg/L) with a mean value of 1.00±0.00c, which was significantly different from other treatments. Therefore, the optimal dose for enhancing the survival of A. hydrophila-infected Sangkuriang catfish is 500 mg/L.[Penyakit infeksi bakteri Aeromonas hydrophila merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan kegagalan dalam budidaya ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus). Penggunaan antibiotik sebagai penanganan telah dilarang karena efek residu dan resistensi, sehingga diperlukan alternatif pengobatan yang lebih aman, salah satunya melalui pemanfaatan ekstrak kulit pisang kepok (Musa balbisiana). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian ekstrak kulit pisang kepok dengan dosis yang berbeda terhadap kelangsungan hidup ikan lele sangkuriang yang terinfeksi bakteri A. hydrophila. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari lima perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan yang diberikan meliputi P0 (kontrol negatif), P1 (kontrol positif), P2 (500 mg/L), P3 (1000 mg/L), dan P4 (1500 mg/L). Ikan lele dengan ukuran 7–9 cm dipelihara dalam kepadatan 10 ekor/10 L, dan infeksi dilakukan dengan A. hydrophila pada kepadatan 10⁸ CFU/mL. Analisis data menggunakan uji ANOVA dengan uji lanjut Duncan pada taraf kepercayaan 95% (p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kulit pisang kepok berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan hidup ikan lele sangkuriang. Perlakuan P2 (500 mg/L) menghasilkan tingkat kelangsungan hidup tertinggi (1.00±0.00c), yang berbeda nyata dibandingkan perlakuan lainnya. Dengan demikian, dosis 500 mg/L merupakan dosis optimal dalam meningkatkan kelangsungan hidup ikan lele sangkuriang yang terinfeksi A. hydrophila.]
Faktor Pendorong Partisipasi dan Manfaat Sekolah Pranikah: Studi pada Nurul Ashri Deresan Sleman Nurafni; Muhammad Najib Asyrof
SiRad: Pelita Wawasan February (Vol. 1 No. 1, 2025)
Publisher : Yayasan Nurul Musthafa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64728/sirad.v1i1.art1

Abstract

The high divorce rate in Indonesia highlights the need for preventive efforts in fostering marriage readiness. Nurul Ashri Mosque in Deresan Sleman has responded to this challenge by organizing a Premarital School open to all groups. This program aims to provide in-depth understanding of various aspects of marriage, including mental, economic, and spiritual preparedness. This study aims to identify the factors that encourage community participation in the Premarital School and the benefits gained after attending the program. The research adopts a legal sociology approach with a qualitative research method. Primary data was collected through direct interviews and online surveys using Google Forms, while secondary data was obtained from various relevant literature sources. Data validation was conducted using the triangulation technique. The findings reveal that community participation is driven by several key factors: the desire for knowledge, interest in the topics and speakers, flexibility of online sessions, affordability, and additional benefits such as certification and access to a matchmaking platform. Furthermore, the Premarital School positively impacts participants by enhancing their understanding of married life, strengthening self-awareness, and increasing readiness to build a harmonious family. These findings suggest that community-based premarital education can serve as an effective solution in improving marriage preparedness and reducing potential household conflicts in the future. [Fenomena tingginya angka perceraian di Indonesia menunjukkan perlunya upaya preventif dalam membangun kesiapan pernikahan. Masjid Nurul Ashri Deresan Sleman merespons tantangan ini dengan menyelenggarakan Sekolah Pranikah yang terbuka untuk semua kalangan. Program ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai berbagai aspek pernikahan, termasuk kesiapan mental, ekonomi, dan spiritual. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong partisipasi masyarakat dalam Sekolah Pranikah serta manfaat yang diperoleh setelah mengikuti program tersebut. Pendekatan yang digunakan adalah sosiologi hukum dengan metode penelitian kualitatif. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung dan survei daring menggunakan Google Forms, sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai literatur terkait. Validasi data dilakukan dengan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat didorong oleh beberapa faktor utama, yaitu keinginan untuk memperoleh ilmu, ketertarikan terhadap materi dan narasumber, fleksibilitas kegiatan daring, biaya yang terjangkau, serta manfaat tambahan seperti sertifikasi dan akses ke platform biro jodoh. Selain itu, Sekolah Pranikah juga memberikan dampak positif berupa peningkatan pemahaman tentang kehidupan pernikahan, penguatan kesadaran diri, dan kesiapan dalam membangun rumah tangga yang harmonis. Temuan ini mengindikasikan bahwa pendidikan pranikah berbasis komunitas dapat menjadi solusi efektif dalam meningkatkan kesiapan pernikahan dan mengurangi potensi konflik rumah tangga di masa depan.]
The Impact of Lifestyle on Zakat Payment: A Behavioral Study of Muslim Communities Krisnanda, Krisnanda
SiRad: Pelita Wawasan February (Vol. 1 No. 1, 2025)
Publisher : Yayasan Nurul Musthafa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64728/sirad.v1i1.art8

Abstract

Lifestyle reflects a community's identity, encompassing patterns of behavior, daily activities, interests, and financial priorities. It shapes how individuals allocate their time and resources, influencing their social and religious practices. This study examines the relationship between lifestyle and zakat payment within Muslim communities. Using the Weighted Least Squares (WLS) method for data analysis, this research investigates how lifestyle factors influence individuals’ decisions to fulfill zakat obligations. The study employs a non-probability sampling approach with an accidental sampling technique, selecting respondents based on their relevance to the research. The findings reveal a significant correlation between lifestyle and zakat payment, indicating that an individual's lifestyle plays a crucial role in their commitment to religious giving. These results provide valuable insights into the behavioral aspects of zakat payment, highlighting the broader implications of lifestyle in shaping religious and charitable practices, as demonstrated by the t-value in the partial test (t-test). [Gaya hidup mencerminkan identitas suatu komunitas, mencakup pola perilaku, aktivitas sehari-hari, minat, dan prioritas keuangan. Gaya hidup membentuk cara individu mengalokasikan waktu dan sumber daya mereka, serta memengaruhi praktik sosial dan keagamaan. Penelitian ini mengkaji hubungan antara gaya hidup dan pembayaran zakat dalam komunitas Muslim. Dengan menggunakan metode Weighted Least Squares (WLS) untuk analisis data, penelitian ini mengeksplorasi bagaimana faktor gaya hidup memengaruhi keputusan individu dalam memenuhi kewajiban zakat. Studi ini menerapkan pendekatan non-probability sampling dengan teknik accidental sampling, di mana responden dipilih berdasarkan relevansi mereka terhadap penelitian. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara gaya hidup dan pembayaran zakat, yang mengindikasikan bahwa gaya hidup individu memiliki peran penting dalam komitmen mereka terhadap pemberian zakat. Temuan ini memberikan wawasan berharga tentang aspek perilaku dalam pembayaran zakat, serta menyoroti dampak luas gaya hidup dalam membentuk praktik keagamaan dan amal, sebagaimana ditunjukkan oleh nilai t dalam uji parsial (t-test).]
Tradisionalisasi Pendidikan Pesantren Modern dalam Transformasi Pendidikan Islam Euis Komala; Ani Fatimah Zahra Saifi; Andry Setiawan; Erni Susilawati; Deden Kurnia Adam
SiRad: Pelita Wawasan February (Vol. 1 No. 1, 2025)
Publisher : Yayasan Nurul Musthafa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64728/sirad.v1i1.art5

Abstract

Abstract This study aims to analyze the role of traditionalization in modern Islamic boarding schools (pesantren modern) that integrate religious and general education. The research employs a qualitative approach through literature studies, analyzing various scholarly works related to pesantren education and modernization. Findings indicate that traditionalization plays a crucial role in maintaining pesantren identity amidst globalization. Challenges include external cultural influences and evolving learning patterns. However, with the right strategies, modern pesantren remain relevant by adopting curricula that balance religious and general sciences while utilizing technology wisely in education. [Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran tradisionalisasi dalam pondok pesantren modern yang mengintegrasikan pendidikan agama dan umum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan studi pustaka, yang mencakup analisis berbagai literatur terkait pendidikan pesantren dan modernisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisionalisasi memainkan peran penting dalam mempertahankan identitas pesantren di tengah arus globalisasi. Beberapa tantangan yang dihadapi dalam proses ini adalah pengaruh budaya luar dan perubahan pola pembelajaran. Namun, dengan strategi yang tepat, pesantren modern tetap dapat relevan dengan mengadopsi kurikulum berbasis agama dan ilmu pengetahuan umum serta memanfaatkan teknologi secara bijak dalam pembelajaran.]  
Telaah Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Tahun 2022 Tentang Penundaan Tahapan Pemilihan Umum Perspektif UUD 1945 Fauziah; Yandy, Eza; Muhammad Zaki
SiRad: Pelita Wawasan February (Vol. 1 No. 1, 2025)
Publisher : Yayasan Nurul Musthafa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64728/sirad.v1i1.art7

Abstract

The decision of the Central Jakarta District Court Number 757/Pdt.G/2022/PN/Jkt.Pst in the case between the Prima Party and the General Election Commission (KPU) is a civil dispute that should only bind the parties involved. However, this ruling has significant implications as it orders the KPU to halt the 2024 election stages, which contradicts constitutional principles and democracy. In civil law, courts do not have the authority to issue decisions with broad legal consequences, especially those affecting election processes. This study employs normative legal research with a case and statutory approach. The findings indicate that this decision not only contradicts existing legal provisions but also violates the absolute competence of the District Court within Indonesia’s judicial system.[Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 757/Pdt.G/2022/PN/Jkt.Pst dalam perkara antara Partai Prima dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) merupakan sengketa perdata yang seharusnya hanya mengikat para pihak yang terlibat. Namun, putusan ini menimbulkan implikasi yang luas karena memerintahkan KPU untuk menghentikan tahapan Pemilu 2024, yang bertentangan dengan konstitusi dan prinsip demokrasi. Dalam sistem hukum perdata, pengadilan tidak memiliki kewenangan untuk mengeluarkan putusan yang berdampak luas, terutama terhadap penyelenggaraan pemilu. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan pendekatan kasus dan perundang-undangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa putusan ini tidak hanya bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku, tetapi juga melanggar kompetensi absolut Pengadilan Negeri dalam sistem peradilan di Indonesia.]
Kepastian Hukum Putusan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu terhadap Komisi Pemilihan Umum dalam Pelaksanaan Pemilu 2024: Tinjauan dari Peraturan Perundang-Undangan Burhanuddin, Burhanuddin; Hary Sulistiyo, Jatmiko; Tri Endah Karya Lestiyani; Dedi Sumanto; Abdul Razak
SiRad: Pelita Wawasan February (Vol. 1 No. 1, 2025)
Publisher : Yayasan Nurul Musthafa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64728/sirad.v1i1.art4

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepastian hukum putusan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) terhadap Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam pelaksanaan Pemilu 2024, ditinjau dari peraturan perundang-undangan. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif dengan pendekatan perundang-undangan (statute approach), pendekatan konseptual (conceptual approach), dan pendekatan analitis (analytical approach). Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa meskipun putusan DKPP bersifat final dan mengikat sebagaimana diatur dalam Pasal 458 Ayat (13) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017, dalam praktiknya, putusan ini masih dapat digugat melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Ketidakpastian hukum ini menimbulkan implikasi terhadap integritas penyelenggaraan pemilu, khususnya terkait netralitas dan profesionalitas KPU. Mengacu pada teori kepastian hukum Lon Fuller, putusan DKPP idealnya harus memenuhi prinsip-prinsip kepastian hukum, termasuk konsistensi dalam penerapan hukum dan keberlakuan aturan yang jelas serta tidak bertentangan. Namun, dengan adanya celah hukum yang memungkinkan putusan DKPP dibatalkan melalui jalur PTUN, efektivitas putusan DKPP sebagai instrumen penegakan kode etik menjadi lemah. Oleh karena itu, revisi terhadap Pasal 458 Ayat (13) UU No. 7 Tahun 2017 diperlukan guna memperkuat kedudukan putusan DKPP agar benar-benar memiliki kepastian hukum.[Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepastian hukum putusan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) terhadap Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam pelaksanaan Pemilu 2024, ditinjau dari peraturan perundang-undangan. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif dengan pendekatan perundang-undangan (statute approach), pendekatan konseptual (conceptual approach), dan pendekatan analitis (analytical approach). Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa meskipun putusan DKPP bersifat final dan mengikat sebagaimana diatur dalam Pasal 458 Ayat (13) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017, dalam praktiknya, putusan ini masih dapat digugat melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Ketidakpastian hukum ini menimbulkan implikasi terhadap integritas penyelenggaraan pemilu, khususnya terkait netralitas dan profesionalitas KPU. Mengacu pada teori kepastian hukum Lon Fuller, putusan DKPP idealnya harus memenuhi prinsip-prinsip kepastian hukum, termasuk konsistensi dalam penerapan hukum dan keberlakuan aturan yang jelas serta tidak bertentangan. Namun, dengan adanya celah hukum yang memungkinkan putusan DKPP dibatalkan melalui jalur PTUN, efektivitas putusan DKPP sebagai instrumen penegakan kode etik menjadi lemah. Oleh karena itu, revisi terhadap Pasal 458 Ayat (13) UU No. 7 Tahun 2017 diperlukan guna memperkuat kedudukan putusan DKPP agar benar-benar memiliki kepastian hukum.]
Reinterpreting the Concept of Āsyirūhunna bil Ma‘rūf in QS. An-Nisā’ Verse 19 through the Qira’ah Mubādalah Approach Harahap, Adi Harmanto; Rizki, Muh.; Jera, Almi
SiRad: Pelita Wawasan June (Vol. 1 No. 2, 2025)
Publisher : Yayasan Nurul Musthafa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64728/sirad.v1i2.art1

Abstract

The interpretation of the concept ‘āsyirūhunna bil ma‘rūf in QS. An-Nisā’ verse 19 has become increasingly significant in contemporary Islamic discourse, particularly concerning gender justice and marital relations. Classical tafsir traditions tend to interpret this concept within a patriarchal framework, positioning the husband as the dominant figure in the household. This study aims to offer an alternative reading using the Qira’ah Mubādalah approach, which emphasizes reciprocity, equality, and justice in gender relations. Employing a qualitative method based on literature review, this article analyzes classical interpretations such as those by Ibn Kathīr, al-Ṭabarī, and al-Qurṭubī, alongside contemporary perspectives developed by Faqihuddin Abdul Kodir. The findings reveal that the phrase ‘āsyirūhunna bil ma‘rūf is not merely a command for husbands to treat their wives kindly but reflects a principle of mutual and equitable relationship. The Qira’ah Mubādalah approach allows for a more contextual and inclusive reconstruction of this verse’s meaning, making it relevant to the evolving social realities of contemporary Muslim communities. This study contributes to the development of gender-just Qur'anic interpretations and strengthens the paradigm of marital partnership rooted in mutual respect and fairness. [Penafsiran terhadap konsep ‘āsyirūhunna bil ma‘rūf dalam QS. An-Nisā’ ayat 19 menjadi penting dalam diskursus keislaman kontemporer, terutama terkait isu keadilan gender dan relasi suami-istri. Dalam tradisi tafsir klasik, konsep ini cenderung ditafsirkan dalam kerangka patriarkal yang menempatkan suami sebagai figur dominan dalam rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk menawarkan pembacaan alternatif melalui pendekatan Qira’ah Mubādalah, yang menekankan prinsip kesalingan, kesetaraan, dan keadilan dalam relasi gender. Dengan menggunakan metode kualitatif berbasis studi pustaka, artikel ini menganalisis berbagai tafsir klasik seperti karya Ibn Kathīr, al-Ṭabarī, dan al-Qurṭubī, serta tafsir kontemporer seperti yang dikembangkan oleh Faqihuddin Abdul Kodir. Hasil kajian menunjukkan bahwa frasa ‘āsyirūhunna bil ma‘rūf tidak semata merupakan perintah bagi suami untuk berbuat baik kepada istri, melainkan mencerminkan prinsip relasi timbal balik yang adil dan setara. Penafsiran melalui Qira’ah Mubādalah mampu merekonstruksi makna ayat ini secara lebih kontekstual dan inklusif, serta relevan dengan dinamika sosial masyarakat Muslim saat ini. Temuan ini memberikan kontribusi terhadap pengembangan tafsir berbasis keadilan gender dan memperkuat paradigma relasi pernikahan yang berlandaskan kemitraan.]
Pengembangan Dakwah Digital Berbasis Sirah Nabawiyah: Upaya Meningkatkan Pendidikan Moral Generasi Z Melalui Media Radio Dzulkifli Hadi Imawan; Ahmad Zubaidi
SiRad: Pelita Wawasan February (Vol. 1 No. 1, 2025)
Publisher : Yayasan Nurul Musthafa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64728/sirad.v1i1.art6

Abstract

This study aims to develop a digital da'wah initiative based on Sirah Nabawiyah at Radio Dakwah Unisia as an innovative solution to enhance the moral values of Generation Z. The program employs a systematic method encompassing planning, content production, implementation, and evaluation. It begins with orientation discussions with partners to understand Generation Z's needs, followed by the preparation of modules based on Sirah Nabawiyah highlighting values such as patience, honesty, and responsibility. Content production involves creating 10 podcast episodes, three online discussion sessions, and high-quality audio-visual materials supported by expert speakers. Evaluation was conducted through interviews, observations, and questionnaires, analyzed qualitatively and quantitatively to measure the program's impact. Results indicate a 60% increase in Generation Z participation, with 85% of participants reporting new insights on the relevance of Sirah Nabawiyah values in their daily lives. The novelty of this program lies in its approach, which integrates Islamic historical content with modern, interactive digital formats, making it relevant to the lifestyle of Generation Z. The program's implications include a shift from traditional da'wah strategies to a more inclusive and adaptive technology-based approach. Sustainability is ensured through the establishment of online communities and technical training for partners. This Sirah Nabawiyah-based da'wah approach strengthens Radio Dakwah Unisia's position as an adaptive and effective da'wah medium in the digital era while contributing significantly to enhancing Generation Z's moral values.   [Studi ini mengkaji tentang pengembangan dakwah digital berbasis Sirah Nabawiyah di Radio Dakwah Unisia sebagai solusi inovatif untuk meningkatkan moral generasi Z. Pendidikan moral berbasis sirah nabawiyah ini sangat penting untuk membentengi mora generasi Z dan memberi keteladanan yang baik. Program ini menggunakan metode sistematis yang mencakup perencanaan, produksi konten, implementasi, dan evaluasi. Kegiatan ini diawali dengan diskusi orientasi bersama mitra untuk memahami kebutuhan generasi Z, diikuti dengan penyusunan modul berbasis Sirah Nabawiyah yang menyoroti nilai-nilai seperti kesabaran, kejujuran, dan tanggung jawab. Produksi konten melibatkan pembuatan 10 episode podcast, tiga sesi diskusi daring, serta materi audio-visual berkualitas tinggi yang didukung oleh narasumber ahli. Evaluasi dilakukan melalui wawancara, observasi, dan kuesioner, dengan analisis kualitatif dan kuantitatif untuk mengukur dampak program. Hasil menunjukkan peningkatan partisipasi generasi Z sebesar 60%, serta 85% peserta menyatakan mendapatkan pemahaman baru terkait relevansi nilai Sirah Nabawiyah dalam kehidupan mereka. Kebaruan program ini terletak pada pendekatannya yang memadukan konten historis Islami dengan format digital modern yang interaktif, sehingga relevan dengan gaya hidup generasi Z. Implikasinya, program ini menawarkan model dakwah berbasis teknologi yang dapat diadopsi oleh lembaga lain untuk menjawab tantangan moral generasi muda. Keberlanjutan program dirancang melalui pembentukan komunitas daring dan pelatihan teknis bagi mitra. Pendekatan dakwah berbasis Sirah Nabawiyah ini memperkuat posisi Radio Dakwah Unisia sebagai media dakwah yang adaptif dan efektif di era digital, sekaligus memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan moral generasi Z.]
Pengembangan Life Skill Perempuan Lewat Pengelolaan Sampah di Bokoharjo, Sleman Wijayanti, Punik Mumpuni; Utami, Utami
SiRad: Pelita Wawasan June (Vol. 1 No. 2, 2025)
Publisher : Yayasan Nurul Musthafa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64728/sirad.v1i2.art8

Abstract

At the end of the 21st century, various community empowerment programs have emerged, focusing on environmental sustainability due to increasing environmental degradation and growing awareness of the need for conservation. Indonesia, as the world's second-largest food waste producer in 2021 according to The Economist Intelligence Unit, faces significant waste management challenges.Environmental issues are also linked to ecofeminism, where women play an active role in environmental preservation to create an eco-friendly and women-friendly society. Therefore, this program aims to support women in waste management, enhancing their awareness and concern for environmental sustainability. Bokoharjo Village, where women make up approximately 50% of the total population, has been chosen as the target location to optimize their creativity in waste management, particularly in tourist areas. The program includes condition analysis, increasing women's involvement in household waste management, empowering economically unproductive communities, and fostering partnerships with relevant stakeholders.The program employs a women’s empowerment approach through training and mentoring. The outcomes include the publication of an accredited journal and the development of an independent household waste management system. This initiative has successfully improved women's life skills in household management, creativity, and entrepreneurship. By transforming waste into economically valuable products, women in Bokoharjo can enhance their family income while contributing to environmental conservation. Additionally, the program strengthens women's roles as agents of change within their families and communities, leading to improved well-being and environmental awareness. [Di akhir abad ke-21, muncul berbagai program pemberdayaan masyarakat yang berfokus pada lingkungan akibat meningkatnya kerusakan alam dan kesadaran akan pentingnya keberlanjutan. Indonesia, sebagai penghasil sampah makanan terbesar kedua di dunia pada 2021 menurut The Economics Intelligence Unit, menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan limbah.Isu lingkungan juga berkaitan dengan ekofeminisme, di mana perempuan berperan aktif dalam menjaga kelestarian alam demi terciptanya kehidupan yang eco-friendly dan women-friendly. Oleh karena itu, program ini bertujuan mendampingi perempuan dalam pengelolaan sampah guna meningkatkan kesadaran dan kepedulian mereka terhadap lingkungan.Kalurahan Bokoharjo, dengan penduduk perempuan sekitar 50% dari total populasi, menjadi sasaran program ini untuk mengoptimalkan kreativitas mereka dalam mengelola sampah, terutama di kawasan wisata. Program ini meliputi analisis kondisi, peningkatan peran perempuan dalam pengelolaan sampah rumah tangga, pemberdayaan masyarakat tidak produktif secara ekonomi, serta kolaborasi dengan mitra. Metode yang digunakan dalam program ini adalah pemberdayaan perempuan melalui pelatihan dan pendampingan. Hasil dari program ini meliputi penerbitan jurnal terakreditasi dan pengembangan sistem pengelolaan sampah rumah tangga mandiri.Program ini telah berhasil meningkatkan keterampilan hidup (life skill) perempuan dalam manajemen rumah tangga, kreativitas, dan kewirausahaan. Dengan mengolah sampah menjadi produk bernilai ekonomi, perempuan di Bokoharjo mampu meningkatkan penghasilan keluarga sekaligus berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Selain itu, program ini juga memperkuat peran perempuan sebagai agen perubahan di keluarga dan komunitas, yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan dan kesadaran lingkungan.]

Page 1 of 4 | Total Record : 31