cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad
ISSN : 25284576     EISSN : 26157411     DOI : -
Core Subject :
Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Padjadjaran. Diterbitkan Atas Kerjasama Program Studi Agribisnis dan Departemen Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Unpad Dengan PERHEPI Komisariat Bandung Raya.
Arjuna Subject : -
Articles 234 Documents
PERAMALAN PRODUKSI GULA TEBU DI INDONESIA MENGGUNAKAN MODEL HYBRID SARIMA (SARIMA-ANN) DALAM MENGUKUR CAPAIAN SWASEMBADA GULA 2025 Hermawan, Kadek Dody Kusuma; Cahyarani, Arista Ika; Siregar, Tiara Khorijah Hamid; Kartiasih, Fitri
Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad Vol 10, No 1 (2025): Volume 10 No 1, Juni 2025
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad dan Perhepi Komisariat Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agricore.v10i1.62470

Abstract

AbstrakGula merupakan salah satu barang hasil industri yang termasuk kebutuhan esensial bagi masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan model terbaik dalam meramalkan produksi gula di Indonesia, sekaligus meramalkan pencapaian swasembada gula nasional pada tahun 2025. Penelitian ini menggunakan data bulanan produksi gula di Indonesia dari periode Januari 2014 sampai Desember 2023, yang bersumber dari Badan Pusat Statistik. Data tersebut dimodelkan dengan model SARIMA (Seasonal Autoregressive Integrated Moving Average) dan hybrid SARIMA (gabungan Seasonal Autoregressive Integrated Moving Average dengan Artificial Neural Network) untuk menentukan model terbaik. Kedua model tersebut dapat memodelkan produksi gula di Indonesia yang memiliki pola musiman kuat. Namun, model hybrid SARIMA menghasilkan akurasi peramalan yang lebih baik dibandingkan model SARIMA. Oleh karena itu, model terbaik yang digunakan untuk meramalkan produksi gula di Indonesia adalah model hybrid SARIMA. Hasil peramalan dengan model tersebut pada dua tahun ke depan menunjukkan bahwa produksi gula nasional mengalami stagnan, sehingga belum mampu mencapai swasembada gula nasional pada tahun 2025.Kata kunci: Produksi gula, swasembada gula, SARIMA, hybrid SARIMA.AbstractSugar is one of the industrial goods that are essential to the Indonesian people. This study aims to determine the best model for forecasting sugar production in Indonesia and to assess the achievement of national sugar self-sufficiency by 2025. The study uses monthly data on sugar production in Indonesia from January 2014 to December 2023, sourced from Statistics Indonesia. The data were modeled using SARIMA (Seasonal Autoregressive Integrated Moving Average) and hybrid SARIMA models (a combination of SARIMA and Artificial Neural Network) to identify the best model. Both models were capable of capturing the strong seasonal pattern of sugar production in Indonesia. However, the hybrid SARIMA model produces better forecasting accuracy than the SARIMA model. Therefore, the hybrid SARIMA model was selected as the best model for forecasting sugar production in Indonesia. Forecast results for the next two years indicate stagnation in national sugar production, suggesting that Indonesia is unable to achieve sugar self-sufficiency by 2025.Keywords: Sugar production, sugar self-sufficiency, SARIMA, hybrid SARIMA.
EVALUASI TINGKAT KESUKAAN PANELIS TERHADAP UJI HEDONIK TEH KULIT BUAH SALAK SERAI SECANG BERDASARKAN LIMA ATRIBUT Ambarwati, Kiki Juli; Puspitojati, Endah; Munambar, Siwitri
Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad Vol 10, No 1 (2025): Volume 10 No 1, Juni 2025
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad dan Perhepi Komisariat Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agricore.v10i1.63587

Abstract

AbstrakTeh kulit buah salak serai secang merupakan salah satu produk pangan turunan dari buah salak, yang berbentuk teh celup dan merupakan campuran dari simplisia kulit buah salak, serai dan secang. Kulit buah salak biasanya dianggap limbah ternyata memiliki potensi pengembangan karena mengandung senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid dan tannin yang bermanfaat bagi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi terbaik melalui uji hedonik dengan melibatkan 7 panelis ahli, serta menganalisis kelayakan usaha secara finansial. Metode penelitian menggunakan pendekatan eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) serta deskripsi kuantitatif. Pengujian statistik menggunakan metode One Way Anova (ANOVA), diikuti uji lanjut Duncan pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pra-pengeringan, baik melalui steam blanching dan non blanching pada kulit buah salak, secara nyata mempengaruhi aroma produk. Namun, tidak ditemukan pengaruh nyata terhadap warna, rasa, aftertaste dan overall produk. Berdasarkan rata-rata uji hedonik, formulasi terbaik produk teh kulit buah salak serai secang yaitu F1 dengan perlakuan steam blanching yang memperoleh nilai 3,43 dengan kategori suka. Berdasarkan kelayakan finansial, diperoleh nilai R/C Ratio sebesar 1,66 menunjukkan bahwa usaha ini memenuhi syarat kelayakan finansial, dimana pendapatan yang dihasilkan cukup untuk menutupi biaya produksi dan memberikan keuntungan.Kata Kunci: Teh Kulit Buah Salak, Uji Hedonik, One Way Anova, Kelayakan FinansialAbstractSalak fruit peel tea serai secang is one of the food products derived from salak fruit, which is in the form of tea bags and is a mixture of salak fruit peel simplisia, lemongrass and secang. Salak fruit peel is usually considered waste, but it has development potential because it contains secondary metabolite compounds such as flavonoids and tannins that are beneficial for health. This study aims to determine the best formulation through hedonic test involving 7 expert panelists, and analyze the financial feasibility of the business. The research method used an experimental approach with a complete randomized design (CRD) and quantitative description. Statistical testing used One Way Anova (ANOVA) method, followed by Duncan's further test at 5% significance level. The results showed that pre-drying treatment, both through steam blanching and non-blanching of salak fruit peel, significantly affected the product’s aroma. However, there was no significant effect on the color, taste, aftertaste and overall product. Based on the average hedonic test, the best formulation of snake fruit peel tea product is F1 with steam blanching treatment, which obtained a score of 3.43 in the liking category. Based on financial feasibility, the R/C Ratio value of 1.66 indicates that this business meets the financial feasibility requirements, where the income generated is sufficient to cover production costs and provide a profit.Keywords: Salak Fruit Peel Tea, Hedonic Test, One Way Anova, Financial Feasibility
FAKTOR FAKTOR MEMENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN BERAS PORANG (Amorphophallus muelleri) DI KOTA MEDAN (STUDI KASUS: BRASTAGI SUPERMARKET, GATOT SUBROTO) Saragih, Gelael Pranata; Ilvira, Rika Fitri
Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad Vol 10, No 1 (2025): Volume 10 No 1, Juni 2025
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad dan Perhepi Komisariat Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agricore.v10i1.63715

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik konsumen yang melakukan pembelian beras porang dan menganalisis faktor faktor mempengaruhi keputusan pembelian beras porang di Brastagi Supermarket Gatot Subroto. Penelitian ini dilakukan di Brastagi Supermarket pada bulan Oktober-November 2024. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang melakukan pembelian beras porang. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode Accidental sampling Jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 40 responden Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kusioner. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan menggunakan software SPSS 26. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden pada penelitian ini didominasi oleh perempuan, mayoritas berusia 50-59 tahun, pekerjaan Pegawai Negeri/BUMN dengan tingkat pendapatan Rp.3.000.000-Rp.3.900.000. Frekuensi pembelian beras porang 2 kali dalam sebulan. Beras porang yang sering dibeli adalah Brand Fukumi. Faktor faktor mempengaruhi keputusan pembelian beras porang adalah kualitas produk dan lokasi.Kata Kunci: Keputusan pembelian, beras porang, kualitas produk, harga.AbstractThis research aimed to describe the characteristics of consumers who purchased porang rice and analyze the factors influencing the purchasing decisions of porang rice at Brastagi Supermarket Gatot Subroto. The research was conducted at Brastagi Supermarket in October–November 2024. The population consisted of consumers who purchased porang rice. The sampling method used was accidental sampling, with a total of 40 respondents. Data were collected through questionnaires. The analysis method used was multiple linear regression with SPSS 26 software. The results showed that the respondents were mostly female, aged 50–59 years, working as civil servants or employees of state-owned enterprises, with incomes ranging from Rp.3,000,000 to Rp.3,900,000. The purchase frequency of porang rice was twice a month. The most frequently purchased brand was Fukumi. The factors influencing purchasing decisions were product quality and location.Keywords: Purchase decision, porang rice, product quality, price.
ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BUAH SEMANGKA DI DESA BANGO, KECAMATAN DEMAK, KABUPATEN DEMAK Khoiriyyah, Iffatul; Santoso, Siswanto Imam; Mukson, Mukson
Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad Vol 10, No 1 (2025): Volume 10 No 1, Juni 2025
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad dan Perhepi Komisariat Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agricore.v10i1.61263

Abstract

AbstrakPemasaran mencakup seluruh kegiatan usaha dari penentuan harga jual produk hingga pendistribusian produk kepada konsumen. Penelitian bertujuan untuk menganalisis saluran distribusi semangka, margin, farmer’s share dan efisiensi pemasaran serta faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi pemasaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Lokasi penelitian di Desa Bango, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak pada bulan Agustus – September 2024. Pengambilan sampel secara quota sampling dengan jumlah sampel keseluruhan 60 petani semangka dan 14 lembaga pemasaran. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan statistik. Hasil penelitian menunjukkan distribusi pemasaran semangka terbagi menjadi tiga saluran. Saluran I (petani – tengkulak – pedagang pengecer – konsumen), saluran II (petani– pedagang pengecer – konsumen), saluran III (petani– konsumen). Nilai rata-rata margin pemasaran pada masing-masing saluran yaitu Rp 3.405/kg, Rp 1.780/kg, dan Rp 0/kg. Nilai rata-rata farmer’s share masing-masing saluran yaitu 44%, 72% dan 100%. Nilai rata-rata efisiensi pemasaran pada saluran I, II, III berturut-turut yaitu 11,52%, 11,06%, dan 8,7% dengan standar efisiensi sebesar 33%. Berdasarkan pengujian regresi linear berganda terdapat pengaruh yang nyata baik secara simultan maupun parsial antara variabel margin pemasaran, biaya pemasaran, dan harga jual ditingkat petani terhadap variabel efisiensi pemasaran. Nilai koefisien determinasi menunjukkan hasil sebesar 96,9%.Kata kunci: Efisiensi, farmer’s share, margin, pemasaran, semangka.AbstractMarketing is the overall process of business activities in planning and determining product prices to distributing products to consumers. The research aims to analyze watermelon distribution channels, margins, farmer's share and marketing efficiency as well as factors affecting marketing efficiency. The research method used is the survey method. The research location is in Bango Village, Demak District, Demak Regency in August – September 2024. Sampling was conducted by quota sampling with a total sample of 60 watermelon farmers and 14 marketing institutions. The data analysis method uses quantitative descriptive analysis and statistics. The results of the study show that the distribution of watermelon marketing is divided into three channels. Channel I (farmers – middlemen – retailers – consumers), channel II (farmers – retailers – consumers), channel III (farmers – consumers). The average value of marketing margin in each channel is Rp 3,405/kg, Rp 1,780/kg, and Rp 0/kg. The average farmer's share value of each channel is 44%, 72% and 100%. The average value of marketing efficiency in channels I, II, III was 11.52%, 11.06%, and 8.7% respectively with an efficiency standard of 33%. Based on the multiple linear regression test, there is a real influence both simultaneously and partially between the variables of marketing margin, marketing cost, and selling price at the farmer level on the variable of marketing efficiency. The value of the determination coefficient showed a result of 96.9%.Keywords: Efficiency, farmer's share, margin, marketing, watermelon.
Analisis Risiko Distribusi Pisang Cavendish pada CV Agro Berkah Seraya di Kabupaten Bekasi Nurfadilah, Rizka; Wulandari, Yeni Sari; Budiandrian, Bayu
Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad Vol 10, No 1 (2025): Volume 10 No 1, Juni 2025
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad dan Perhepi Komisariat Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agricore.v10i1.62859

Abstract

AbstrakProvinsi Jawa Barat berpotensi dalam memproduksi pisang yaitu sebanyak 1.267.922 ton dan menempati urutan ketiga sebagai penghasil pisang terbesar di Indonesia. Selain itu, minat konsumsi masyarakat terhadap pisang di Jawa Barat pun cukup tinggi dengan rata - rata konsumsi mencapai 14,846 kg. Hal ini menunjukkan bahwa pisang menjadi komoditas unggulan yang strategis. CV Agro Berkah Seraya sebagai perusahaan distributor pisang cavendish yang telah bekerja sama dengan petani pisang di beberapa wilayah Indonesia berupaya untuk memenuhi permintaan konsumen terkait kebutuhan pisang cavendish yang siap konsumsi. Namun, dalam proses operasional di perusahaan tersebut mengalami beberapa kendala pada kegiatan distribusi seperti kerusakan produk yang menyebabkan kerugian perusahaan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi penyebab risiko prioritas dan strategi mitigasi prioritas dari risiko distribusi pisang cavendish di CV Agro Berkah Seraya. Penelitian ini menggunakan metode House of Risk dengan 2 fase diantaranya yaitu House of Risk fase 1 dan diagram pareto untuk mengidentifikasi penyebab risiko prioritas dan House of Risk fase 2 untuk mengidentifikasi strategi mitigasi prioritas. Berdasarkan hasil identifikasi risiko, diperoleh 15 kejadian risiko (risk event) dan 15 penyebab risiko (risk agent) dari kegiatan distribusi pisang cavendish. Kemudian dilakukan perhitungan dengan diagram pareto dan dihasilkan 9 penyebab risiko (risk agent) prioritas. Pada hasil 9 risk agent prioritas tersebut, dirumuskan 13 strategi mitigasi menggunakan metode House of Risk fase 2. Metode tersebut menghasilkan urutan prioritas strategi mitigasi dengan urutan pertama yaitu melakukan perjanjian kontrak pemesanan dengan konsumen. Urutan prioritas strategi mitigasi tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya kejadian risiko yang dapat merugikan CV Agro Berkah Seraya.Kata kunci: Diagram pareto, house of risk, mitigasi, pisang cavendish, risiko.AbstractWest Java Province has the potential to produce 1.267.922 tons of bananas and ranks as the third largest banana producer in Indonesia. In addition, public consumption interest in bananas in West Java is also quite high with an average consumption of 14,846 kg. This shows that bananas are a strategic, superior commodity. CV Agro Berkah Seraya as a cavendish banana distributor company that has collaborated with banana farmers in several regions of Indonesia strives to meet consumer demand for cavendish bananas that are ready for consumption. However, in the operational process, the company experiences several obstacles in distribution activities such as product damage that causes company losses. This study aims to identify the causes of priority risks and priority mitigation strategies of cavendish banana distribution risks at CV Agro Berkah Seraya. This research uses the House of Risk method with 2 phases including House of Risk phase 1 and pareto diagram to identify priority risk agents and House of Risk phase 2 to identify priority mitigation strategies. Based on the results of risk identification, 15 risk events and 15 risk agents were obtained from cavendish banana distribution activities. Pareto diagrams were used and 9 prioritized risk agents were identified. As a result of the 9 prioritized risk agents, 13 mitigation strategies were formulated using the House of Risk phase 2 method. The method produces a prioritized sequence of mitigation strategies with the first order being to make an order contract agreement with consumers. The priority order of the mitigation strategy is expected to prevent the occurrence of risk events that can harm CV Agro Berkah Seraya.Keywords: Cavendish banana, house of risk, mitigation, pareto diagram, risk.
STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS BAWANG MERAH DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI DI DESA ELLAK LAOK KECAMATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP Suprapti, Isdiana; Putri, Maduri Dian
Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad Vol 10, No 1 (2025): Volume 10 No 1, Juni 2025
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad dan Perhepi Komisariat Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agricore.v10i1.63563

Abstract

AbstrakPengembangan agribisnis bawang merah menjadi salah satu kunci penting dalam meningkatkan kesejahteraan petani di pedesaan. Penelitian ini dilakukan untuk merumuskan strategi yang tepat guna mendorong peningkatan produksi bawang merah di Desa Ellak Laok, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep. Para petani di wilayah ini menghadapi berbagai tantangan, mulai dari rendahnya adopsi teknologi, ketergantungan pada pengairan tadah hujan, hingga harga pasar yang tidak stabil. Dengan pendekatan kualitatif eksploratif berbasis studi kasus, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan observasi terhadap 13 informan yang dipilih secara purposif, mencakup petani berpengalaman dan pemangku kepentingan lokal. Analisis dilakukan dengan metode SWOT dan QSPM untuk mengidentifikasi faktor kunci dan menyusun strategi prioritas. Hasil studi menunjukkan bahwa kekuatan utama petani terletak pada kepemilikan lahan sendiri dan penggunaan benih lokal bersertifikat, sementara peluang eksternal terbesar adalah kemudahan akses input produksi. Strategi utama yang direkomendasikan adalah pemanfaatan demonstration plot melalui dukungan penyuluh, agar petani lebih terbuka terhadap inovasi teknologi. Untuk mendukung implementasi strategi ini, diperlukan penguatan penyuluhan yang sistematis serta peran aktif pemerintah dalam penyediaan alat dan akses pembiayaan.Kata kunci:Agribisnis, Bawang merah, Strategi pengembangan, SWOT, QSPM.AbstractShallot is one of the horticultural commodities which high economic value, including in Ellak Laok Village, Lenteng District, Sumenep Regency. This study aimed (1) to identify the internal and external factors of shallot farming, and (2) Analyze an alternative strategy and an appropriate strategic priority in determining shallot agribusiness development in Ellak Laok Village. In analyzing the data obtained, this study employed IFE, EFE, IE Matrix, SWOT Matrix, and QSPM analysis. The results showed that the internal factors that had the highest scores were the status of land ownership and the use of certified local seeds with a score of 0.463. While the external factor is the availability of accessible production inputs (seeds, fertilizers, pesticides) with a score of 0.358. The priority for the shallot farming development strategy is to utilize the support of agricultural extension agents through demonstration plots regarding the characteristics and relative advantages of using technological innovations to provide maximum production results. Therefore, motivation and awareness of the shallot farmers are needed to be able to adopt technological innovations provided by agricultural extension agents.Keywords: Strategy, development, shallots, SWOT, QSPM.
PENDAPATAN DAN RISIKO USAHATANI MELON DENGAN SISTEM HIDROPONIK Kusumayanti, Ni Made Mega; Arisena, Gede Mekse Korri
Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad Vol 10, No 1 (2025): Volume 10 No 1, Juni 2025
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad dan Perhepi Komisariat Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agricore.v10i1.62109

Abstract

AbstrakUsahatani melon (Curcumis melo L.) merupakan usaha hortikultura komersial yang memiliki peluang keuntungan besar, terutama dengan metode hidroponik. Namun, produksi melon mengalami fluktuasi tahunan akibat faktor cuaca, hama, penyakit, pasar, dan manusia, yang dapat mempengaruhi keberlanjutan usaha. Oleh karena itu, analisis pendapatan dan risiko dalam usahatani melon hidroponik menjadi penting. Budidaya melon hidroponik bertujuan mengurangi risiko yang mempengaruhi pendapatan petani. Setiap varietas melon memiliki karakteristik serupa, sehingga sumber risiko juga cenderung sama. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan mengumpulkan, mengolah, dan menyimpulkan data dari berbagai literatur seperti buku dan jurnal. Usahatani melon di Indonesia menunjukkan prospek yang menjanjikan dengan tingkat keuntungan yang cukup baik. Hidroponik menawarkan efisiensi lahan dan hasil lebih cepat, tetapi tetap menghadapi tantangan risiko. Meskipun risiko tidak dapat dihilangkan sepenuhnya, dapat diminimalkan dengan pemanfaatan teknologi, penanganan intensif, serta penggunaan input berkualitas seperti benih unggul dan pestisida. Upaya mengatasi risiko meliputi: (1) diversifikasi produk untuk mengurangi ketergantungan pada satu jenis tanaman, (2) manajemen risiko dengan strategi pencegahan, dan (3) dukungan pemerintah dalam penyediaan infrastruktur dan kebijakan.Kata kunci: Pendapatan, risiko, melon, hidroponik.AbstractMelon farming (Curcumis melo L.) is a commercial horticultural business that has great profit potential, especially with the hydroponic method. However, melon production experiences annual fluctuations due to weather, pests, diseases, markets, and human factors, which can affect business sustainability. Therefore, income and risk analysis in hydroponic melon farming is important. Hydroponic melon cultivation aims to reduce risks that affect farmers' income. Each melon variety has similar characteristics, so the sources of risk also tend to be the same. This study uses a literature study method by collecting, processing, and concluding data from various literature such as books and journals. Melon production in Indonesia continues to increase, providing profit opportunities for farmers. Hydroponics offers land efficiency and faster results, but still faces risk challenges. Although risks cannot be completely eliminated, they can be minimized by utilizing technology, intensive handling, and the use of quality inputs such as superior seeds and pesticides. Efforts to overcome risks include: (1) product diversification to reduce dependence on one type of crop, (2) risk management with prevention strategies, and (3) government support in providing infrastructure and policies.Keywords: Income, risk, melon, hydroponic.
PERSEPSI KONSUMEN TOKO SANJAI ANNA MENGENAI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS YANG DIMEDIASI OLEH KEPUASAN KONSUMEN Chaniago, Yona; Candra, Delni Alek; Afrizal, Roni
Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad Vol 10, No 1 (2025): Volume 10 No 1, Juni 2025
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad dan Perhepi Komisariat Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agricore.v10i1.63145

Abstract

AbstrakBanyaknya UMKM sejenis dalam satu kawasan di Payakumbuh, khususnya di sektor makanan khas seperti Toko Sanjai Anna, menciptakan persaingan yang ketat. Dalam situasi ini, kualitas pelayanan menjadi pembeda penting untuk membangun kepuasan dan loyalitas konsumen. Namun, temuan penelitian sebelumnya terkait peran kepuasan sebagai mediator masih belum konsisten, sehingga perlu diteliti lebih lanjut keterkaitan kualitas pelayanan, kepuasan, dan loyalitas konsumen.Analisis ini bertujuan mengevaluasi bagaimana persepsi konsumen Toko Sanjai Anna terhadap loyalitas yang dapat dipengaruhi oleh kualitas pelayanan, di mana kepuasan konsumen berfungsi sebagai variabel yang memediasi. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan Kuesioner berfungsi sebagai instrumen pokok dalam proses pengumpulan data.Pengambilan sampel mengimplementasikan teknik simpel random sampling dengan melibatkan 100 responden dan metodologi SEM-PLS untuk menganalisis keterkaitan antar variabel. Analisis ini menunjukkan loyalitas konsumen dipengaruhi oleh kualitas pelayanan, dan itu terjadi secara langsung dan juga melalui peran mediasi kepuasan konsumen ditandai dengan nilai T-statistik 5.271 dan nilai p 0.000. Dari hasil ini di harapkan Toko Sanjai Anna perlu meningkatkan kualitas pelayanan untuk mendorong kepuasan yang berdampak pada loyalitas konsumen. Di sisi lain, pemerintah daerah diharapkan juga dapat mendukung UMKM oleh-oleh melalui pelatihan dan kebijakan yang memperkuat layanan berbasis kepuasan pelanggan.Kata Kunci : kualitas pelayanan, loyalitas konsumen, kepuasan konsumen, mediasiAbstractThe large number of similar MSMEs in one area in Payakumbuh, especially in the specialty food sector such as Toko Sanjai Anna, creates tight competition. In this situation, service quality becomes an important differentiator to build customer satisfaction and loyalty. However, previous research findings related to the role of satisfaction as a mediator are still inconsistent, so it is necessary to further study the relationship between service quality, satisfaction, and customer loyalty. This analysis aims to evaluate how Toko Sanjai Anna consumers' perceptions of loyalty can be influenced by service quality, where customer satisfaction functions as a mediating variable. By using a quantitative approach and Questionnaires function as the main instruments in the data collection process. Sampling implements a simple random sampling technique involving 100 respondents and the SEM-PLS methodology to analyze the relationship between variables. This analysis shows that customer loyalty is influenced by service quality, and it occurs directly and also through the mediating role of customer satisfaction marked by a T-statistic value of 5.271 and a p-value of 0.000. From these results, it is expected that Toko Sanjai Anna needs to improve service quality to encourage satisfaction that has an impact on customer loyalty. On the other hand, local governments are also expected to support souvenir MSMEs through training and policies that strengthen customer satisfaction-based services Keywords : service quality, consumer loyalty, consumer satisfaction, mediation
FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERMINTAAN KUNJUNGAN KE AGROWISATA BUMI PERKEMAHAN RANCA CANGKUANG DENGAN PENDEKATAN METODE BIAYA PERJALANAN INDIVIDU Yusuf, Ghina Amelia; Ernah, Ernah; Rochdiani, Dini; Wulandari, Eliana; Bagaskara, Fadil
Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad Vol 10, No 1 (2025): Volume 10 No 1, Juni 2025
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad dan Perhepi Komisariat Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agricore.v10i1.64514

Abstract

AbstrakKabupaten Bandung memiliki objek wisata terbanyak kedua di Jawa Barat. Salah satunya adalah agrowisata Bumi Perkemahan Ranca Cangkuang. Namun, kunjungan wisatawan ke lokasi tersebut mengalami penurunan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi permintaan kunjungan dengan menggunakan metode biaya perjalanan individu. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan teknik analisis regresi linear berganda. Pengambilan sampel menggunakan teori Lemeshow dan ditentukan secara accidental sampling, sehingga didapatkan 100 sampel wisatawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya perjalanan, pendapatan, jumlah rombongan, dan jenis kelamin berpengaruh signifikan terhadap permintaan kunjungan. Faktor-faktor ini dapat dijadikan acuan dalam pengelolaan dan pemasaran untuk meningkatkan kunjungan dan keberlanjutan objek wisata tersebut.Kata kunci: Permintaan, kunjungan, metode biaya perjalanan individu, agrowisata.AbstractBandung Regency has the second highest number of tourist attractions in West Java, including the agrotourism site Bumi Perkemahan Ranca Cangkuang. However, visitor numbers to this location have declined. Therefore, this study aims to analyze the factors influencing visitation demand using the Individual Travel Cost Method. The research employs a quantitative design with multiple linear regression analysis. Sampling was conducted using Lemeshow’s theory and accidental sampling technique, resulting in 100 tourist respondents. The results indicate that travel costs, income, group size, and gender significantly affect visitation demand. These factors can serve as important references for management and marketing strategies to increase visits and ensure the sustainability of the tourism site.Keywords: Visit, demand, individual travel cost method, agrotourism.
NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SALE PISANG KECAMATAN POGALAN KABUPATEN TRENGGALEK Pamujiati, Agustia Dwi; Sutiknjo, Tutut Dwi; Azkiyah, Lailatul; Lisanty, Nina; Slamet, Ahmad Haris Hasanudin; Sa'adah, Enik Nur
Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad Vol 10, No 1 (2025): Volume 10 No 1, Juni 2025
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad dan Perhepi Komisariat Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agricore.v10i1.60711

Abstract

AbstrakAgroindustri sale pisang banyak ditemukan di Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek dengan mayoritas mempekerjakan saudara sebagai tenaga kerja sehingga kurang memperhitungkan biaya tenaga kerja yang dikeluarkan. Hal ini akan mempengaruhi nilai tambah produk yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai tambah agroindustri sale pisang di Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek. Metode yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan menggunakan metode Hayami. Sampel diambil secara sensus dengan jumlah responden sebanyak 25 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia 41-45 tahun dan berpendidikan terakhir SMA. Dalam satu kali proses produksi sale pisang membutuhkan 100 kg pisang kepok dan menghasilkan 65 kg sale pisang dengan harga jual Rp 41.000 per kg. Nilai tambah agroindustri sale pisang di Kecamatan Pogalan sebesar Rp 16.350 per kg dengan rasio nilai tambah 61,35%. Keuntungan yang diperoleh industri sale pisang sebesar Rp 14.850 dengan tingkat keuntungan 90,83%. Distribusi margin terbesar adalah untuk keuntungan yaitu 72,62%, tenaga kerja 7,33%, dan input lain sebesar 20,05%. Penelitian ini menunjukkan bahwa agroindustri sale pisang di Kecamatan Pogalan memiliki nilai tambah yang tinggi dan potensial untuk dikembangkan.Kata kunci: Agroindustri, nilai tambah, sale pisang.AbstractThis research aims to determine the added value of banana chip agroindustry in Pogalan District, Trenggalek Regency. The method used is quantitative analysis using the Hayami method. The results of the study show that the majority of respondents are aged 41-45 years and have the last education level of high school. One process of producing banana chips requires 100 kg of kepok bananas and produces 65 kg of banana chips with a selling price of Rp 41,000 per kg. The added value of banana chip agroindustry in Pogalan District is Rp 16,350 per kg with an added value ratio of 61.35%. The profit obtained by the banana chip industry is Rp 14,850 with a profit rate of 90.83%. The largest margin distribution is for profit, namely 72.62%, labor 7.33%, and other inputs 20.05%. This research shows that banana chip agroindustry in Pogalan District has high added value and is potential to be developed.Keywords: Agroindustry, value added, dried banana dish.