Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

PORTABLE HOUSE: ARSITEKTUR BAGI KAUM MISKIN KOTA Barliana, M Syaom
Jurnal Arsitektur ZONASI Vol 3, No 2 (2020): Vol. 3 No. 2 (2020): Jurnal Arsitektur Zonasi Juni 2020
Publisher : KBK Peracangan Arsitektur dan Kota Program Studi Arsitektur Fakultas Pendidikan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jaz.v3i2.25135

Abstract

Abstract: One of urban demography problem is the explosion of urban population due to the activity of migration and poverty, including structural poverty. One of the urban poos groups is the scavengers. This paper, have no intention at all to discuss regarding poverty problem, including scavengers from the perspective of economic solution, rather, will study from the perspective of experimental architecture. Mayeng scavengers become the object of case study, because rare for architecture to discuss about this lower class society. The assumption is architecture shoud play a role in the context of social, due to its intervention will influence and further change the face and features of the city. In relation to that, this paper have a purpose to analyse the need of housing for scavengers, also obtained solution of design optimally, even in the context of experimental architecture.  Keywords: poor society, structural poverty, mayeng scavenger, portable houseAbstrak: Salahsatu problema demografi perkotaan, adalah ledakan populasi penduduk akibat migrasi dan kemiskinan, termasuk kemiskinan struktural. Salahsatu kelompok miskin kota adalah para pemulung. Paper ini, sama sekali tidak bermaksud untuk membahas problematika kemiskinan, termasuk pemulung dari sudut pandang solusi ekonomi, akan mengkaji dari sudut pandang arsitektur eksperimental. Pemulung mayeng menjadi objek studi kasus, karena arsitektur sangat jarang menyentuh masyarakat kelas bawah ini. Asumsinya, arsitektur harus memainkan peran dalam konteks social, karena intervensi arsitektur akan mempengaruhi dan bahkan mengubah perjalanan wajah dan fitur kota. Sekaitan itu, paper ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan tempat tinggal bagi pemulung, serta menemukan solusi desain secara optimal, meskipun berada pada konteks arsitektur eksperimental. Kata kunci : masyarakat miskin, kemiskinan struktural, pemulung mayeng,  portable house
Vocational Education: The New Development and Change in the Adaptive Curriculum of Learning Model Barliana, M. Syaom; Alhapip, Leli; Ana, Ana; Rahmawati, Yulia; Muktiarni, Muktiarni; Dwiyanti, Vina
INVOTEC Vol 16, No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Technological and Vocational Education-Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/invotec.v16i2.28479

Abstract

The challenges with vocational education are that graduates are not prepared to work because they do not have the competencies required by the business industry. The graduates from vocational high school have a high unemployment rate because the curriculum is not in line with the needs of the business industry and also graduates standards are quite low. The research aimed to find a solution to these problems. One of the solutions that could be explored was by implementing an integrated learning curriculum model in vocational education. Adaptive curriculum policy is a curriculum that is modified and adapted when necessary, and each educational unit is allowed to innovate. The research method used was a systematic literature review on journals from the last ten years relating to adaptive curriculum and vocational education. The result showed that learning with an integrated curriculum model explored the greatest potential of teachers and students to innovate and improve the quality of learning independently. This promotes the development of working opportunities in the business and industrial sectors, creating high-quality of vocational school graduates with a high degree of skills and characters to become professional workers that are ready to compete in the global era and also creating confident graduates who have the entrepreneurial capacity. 
Vocational Career Choice in Middle Childhood Ningsih, Mirna Purnama; Barliana, Mokh. Syaom; Widiaty, Isma; Aryanti, Tutin
INVOTEC Vol 17, No 1 (2021)
Publisher : Faculty of Technological and Vocational Education-Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/invotec.v17i1.33750

Abstract

Career   choice   can   be   made from   an   early   age   through introduction, habituation, and stimulation of children's interests. Parents need to recognize their child's interests related to future career choice. The study  was conducted  on 106 children aged 6-12  years  to  determine  the  careerchoices  of  children.  Data collection  was  carried  out  by  distributing  online  questionnaires (Googleform). Limited interviews were conducted with 5 mothers and  children  to  explore  children's  career  choices.  The  findings on gender show that boys tend to choose career specifics such as  policemen,  military  troops  and  businessmen. On  the  other hand, girls tend to choose career specifics such as doctors and teachers.  Career  choice  in  children  is  influenced  by  3  (three) factors, namely (1) the desire in the child, (2) interests/hobbies, (3) the profession of parents and family (role models)
Konsep Dasar Keterampilan Memimpin Kewirausahaan Dalam Kelompok Usaha Bersama: Pendekatan Etno-Andragogi Pada Technical Vocational Education And Training (TVET) Andi Haris; Mokhamad Syaom Barliana; Didin Saripudin; Ade Gaffar Abdullah
P-2623-0291
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Lembaga Penelitian Dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.644 KB) | DOI: 10.1234/.v0i0.386

Abstract

Perkembangan kelompok usaha bersama dalam dasawarsa ini mencapai signifikan secara umum ketika dilihat dari kuantitasnya. Fakta di lapangan dapat ditemui persoalan-persoalan yang dihadapi oleh kelompok usaha bersama secara kualitas diantaranya adalahhubungan interpersonal; gaya kepemimpinan; kurangnya memotivasi; kurangnya koordinasi; perubahan teknologi dan pasar dengan menjadi organisasi tempat belajar. Persoalan-persoalan ini membutuhkan keterampilan pemimpin kelompok kewirausahaan dalam menyelesaikannya. Begitu pentingnya keterampilan memimpin kewirausahaan, maka penelitian ini menjawab tujuan penelitian tentang keterampilan-keterampilan apa yang dimiliki oleh pemimpin kelompok usaha bersama. Untuk menjawab tujuan penelitian, maka metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi kritis pada kelompok perempuan yang bergerak dibidang pengolahan makanan ringan. Teknik pengumpulan datanya menggunaka metode wawancara mendalam, observasi, dokumen, dan audiovisual dengan teknik analisis dan penyajian datanya yang dipaparkan secara deskripsi lalu dianalisis dan dilakukan penafsiran pada langkah terakhir. Dari hasil penelitian bahwa keterampilan memimpin kelompok kewirausahaan terdiri dari (1) perseptual (kognitif) yang mencerminkan inisiatif bahwa tingkat kepedulian dalam mengembangkan, pengabdian yang tulus, serta menunjukkan prestasi kerja yang baik dalam kelompoknya; (2) tindakan (retorika) yaitu memahami persebaran tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh kelompok; melakukan pembinaan berkaitan dengan prinsip-prinsip perkembangan dinamika kelompok, nilai budaya yang dianut, etika dan profesi; termasuk juga menyaring dan menilai kesiapan anggota untuk turut serta dalam suatu kelompok
Problem Based Learning pada Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa: Literatur Review Toni Kurrokhmat; M. Syaom Barliana
Jurnal Educatio FKIP UNMA Vol. 7 No. 3 (2021): July-September
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/educatio.v7i3.1134

Abstract

Siswa SMK harus dibiasakan untuk menjadi pemecahan masalah yang baik untuk menghadapi permasalahan-permasalahan yang timbul baik di sekolah maupun di dalam dunia kerja. Model PBL adalah salah satu model yang dapat digunakan untuk melatih siswa agar menjadi pemecah masalah yang baik dan mampu meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah narrative literatur review. Narrative literatur review merupakan review yang dilakukan oleh penulis secara komperhensif terhadap suatu topik dengan cara mencari artikel yang relevan dengan topik yang dibahas yaitu mengenai PBL dalam proses pembelajaran di SMK. Pencarian literatur dilakukan pada jurnal terindeks, diantaranya: ERIC, Springer, Science direct, dan Google Schoolar dengan kriteria 15 tahun terakhir. Kata kunci yang digunakan pada saat penelusuran literatur, diantaranya: Problem Base Learning, vocational education, dan high order thinking skill. Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan melalui literatur review didapat bahwa model PBL merupakan model yang dapat memfasilitasi siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemandirian, serta berpikir kritis dan kreatif yang sangat penting bagi siswa sebagai modal dalam memecahkan permasalahan ketika terjun di dunia kerja.
Perbandingan Penguatan Karakter Siswa sebagai Hasil Pembelajaran Kooperatif menggunakan Metode Jigsaw dan Role playing di Kabupaten Cianjur Iin Patimah; M. Syaom Barliana; Ketut Budiastara
MATHEMA: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 3, No 2 (2021): MATHEMA
Publisher : Universitas Teknokrat Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33365/jm.v3i2.1294

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk (1) menganalisis perbedaan penguatan pendidikan karakter siswa yang memperoleh metode pembelajaran  jigsaw dengan penguatan pendidikan karakter siswa yang memperoleh metode pembelajaran role playing; (2) menganalisis lebih baik mana penguatan pendidikan karakter siswa yang memperoleh metode pembelajaran jigsaw dengan penguatan pendidikan karakter siswa yang memperoleh metode pembelajaran Role playing. Desain penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimental semu (Quasi-Experimental Reasearch). Dalam quasi-experiment, peneliti menggunakan kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VI Sekolah Dasar Gugus Gadung Kecamatan Karangtengah tahun pelajaran 2019-2020 yang terdiri dari 11 sekolah. Sampelnya siswa kelas VIB dan VIC SD Sukataris Kecamatan Karangtengah. Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan bahwa (1) terdapat perbedaan penguatan pendidikan karakter siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan penguatan pendidikan karakter siswa yang memperoleh pembelajaran Role playing; (2) penguatan pendidikan karakter siswa yang memperoleh metode pembelajaran jigsaw lebih baik daripada penguatan pendidikan karakter siswa yang memperoleh metode pembelajaran Role playing.Kata Kunci : metode Jigsaw, penguatan karakter, role playing
HIDUP HARMONIS: KAWASAN WISATA ALAM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENGALAMAN BUDAYA SUNDA Wandi Krisdian; Asep Yudi Permana; Mokhammad Syaom Barliana
Jurnal Arsitektur ZONASI Vol 5, No 3 (2022): Vol 5, No 3 (2022): Jurnal Arsitektur Zonasi Oktober 2022
Publisher : KBK Peracangan Arsitektur dan Kota Program Studi Arsitektur Fakultas Pendidikan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jaz.v5i3.47965

Abstract

Abstract: In their culture, Sundanese people recognize the concept of 3 certainty of life as a philosophy of life, which is known as "Tritangtu". The concept of life is interrelated and cannot be separated to achieve a harmonious life between humans and their natural surroundings. This study was conducted using a qualitative descriptive method with a literative study technique and a direct survey. The purpose of this study is to produce a design for a mountainous tourist area as a medium for teaching and developing the noble values of Sundanese culture. The phenomenon of the Indonesian nation today tends to lose its character and sociality, so that the development and teaching of cultural values is very much needed. Teaching with experiential learning methods in a tourist area as a medium, will facilitate understanding of these noble values. Just as the ancestors passed on Sundanese culture to their next generation through direct experience in the form of art, pupuh, pikukuh etc. Only by re-adhering to one's own culture, a harmonious life and character of a nation will be achieved. Keywords: Tritangtu, Culture, Sundanese, Ecotourism Abstrak: Dalam kebudayaannya, orang sunda mengenal konsep 3 kepastian hidup sebagai falsafah hidupnya, yang dikenal dengan nama “Tritangtu”. Konsep hidup yang saling berkaitan dan tak bisa dipisahkan untuk mencapai kehidupan yang harmonis antara manusia dan alam sekitarnya. Kajian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dengan teknik kajiannya secara literatif dan survey langsung. Tujuan dari kajian ini adalah untuk menghasilkan suatu rancangan kawasan wisata pegunungan sebagai media pengajaran dan pengembangan nilai-nilai luhur budaya sunda. Fenomena bangsa Indonesia saat ini cenderung kehilangan karakter dan kesosialannya, sehingga pengembangan dan pengajaran nilai budaya sangat diperlukan. Pengajaran dengan metode pembelajaran pengalaman pada suatu kawasan wisata sebagai medianya, akan mempermudah pemahaman akan nilai luhur tersebut. Seperti halnya para leluhur mewariskan budaya sunda ke generasi penerusnya lewat pe-ngalaman langsung berupa kesenian, pupuh, pikukuh dsb. Hanya dengan kembali berpegang pada budaya sendiri, maka kehidupan harmonis dan berkarakter suatu bangsa akan tercapai. Kata Kunci :  Tritangtu, Budaya, Sunda, Ekowisata
Evaluation of The Facilities and Infrastructure in UPI Kindergarten Lab School based on The Principles of Child-Friendly School Design Dinna Nafisa; Mokhamad Syaom Barliana; Fauzi Rahmannullah
JIPTEK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik dan Kejuruan Vol 15, No 2 (2022): JIPTEK : Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik dan Kejuruan
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jiptek.v15i2.67728

Abstract

This study aims to describe the criteria for the principles of child-friendly school design in the kindergarten environment, explain the condition of the facilities and infrastructure in the UPI Kindergarten Lab School, and the suitability of the facilities and infrastructure owned by the UPI Kindergarten Lab School with the principles of child-friendly school design. This uses a quantitative approach with a descriptive-evaluative method. Data collection techniques are in the form of observation and documentation. The research results related to the criteria for the principles of child-friendly school design in the kindergarten environment are known to have five aspects: security, health, comfort, safety, and convenience. The results of evaluating the suitability between the facilities and infrastructure of the UPI Kindergarten Lab School with the principles of child-friendly school design are 72.66% with good assessment criteria. The most superior and appropriate assessment is found in the assessment of health requirements and is less suitable for safety requirements.
PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MELALUI SOSIALISASI DAN EDUKASI LINGKUNGAN RUMAH SEHAT DI DESA KERTAWANGI, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT Agara Dama Gaputra; Mokhamad Syaom Barliana; Johar Maknun; Lucy Yosita
Lentera Karya Edukasi Vol 2, No 2 (2022): Jurnal LENTERA KARYA EDUKASI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Pusat Pengembangan dan Kajian Sarana dan Prasarana Pendidikan (P2K Sarprasdik)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesehatan lingkungan sangat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat, sehingga pengembangan permukiman dengan konsep rumah sehat dapat secara langsung meningkatkan kesehatan masyarakat. Selain faktor lingkungan yang dapat ditingkatkan melalui pengembangan fisik, faktor perilaku juga memberikan dampak yang besar terhadap derajat kesehatan masyarakat.  Rumah sehat dapat memberikan berbagai macam manfaat bagi penghuni yang sangat memengaruhi kesehatan baik dari segi pikiran maupun tubuh, termasuk mendorong timbulnya perilaku hidup sehat. Kegiatan ini  bertujuan untuk memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait lingkungan rumah sehat sebagai upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Desa ini merupakan salah satu kawasan berkembang dengan potensi wisata yang tinggi. Program ini menemukan bahwa meskipun kondisi fisik area permukiman sudah cukup baik, masih ada beberapa hal yang dapat dan perlu ditingkatkan, termasuk gangguan hewan dan pengetahuan warga terkait konsep rumah sehat. Kegiatan ini berhasil meningkatkan kesadaran, partisipasi, dan keterlibatan masyarakat dalam mengembangkan hunian menjadi rumah sehat dan juga berhuni dengan perilaku hidup sehat, sehingga menjadi langkah awal yang baik dari kegiatan berkelanjutan bagi desa binaan untuk membangun masyarakat yang berketahanan dan lingkungan yang berkelanjutan di masa mendatang.
IMPLEMENTATION OF SOUNDSCAPE AT RAIL BOUNDARIES, CASE STUDY JL. HAUR JAYA, BOGOR CITY Nyi Raden Ajeng Putri Anggiandari; Mokhammad Syaom Barliana; Diah Cahyani Cahyani
Journal of Architectural Research and Education Vol 4, No 2 (2022): Vol 4, No.2 (2022), Journal of Architectural Research and Education (JARE)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jare.v4i2.55737

Abstract

Bogor is an area that accommodates the needs of the capital city of Jakarta (Wilza et al., 2021), this high population rate has contributed to dense settlements to facilitate their lives and activities, for people who have financial limitations choose an alternative to building their homes on the railroad tracks (Prihatiningsih Rahmawati, 2018). The railway line is supposed to function as a 10-meter-wide vacant land where 6 meters of this border is supposed to be used to reduce noise pollution by using a noise barrier to achieve a standardized noise level in settlements of 55Db(A) ( Department of Public Works, 2005). The outdoor acoustic environment is a diversity that is managed and enhanced, to control noise from the environment (Brown, 2010). With the Descriptive Analysis method on Jalan Haur Jaya, Bogor City. Noise data was taken with the SANFIX type WT85B Sound Level Meter instrument with a measurement time of 24 hours carried out 4 times at 4 measurement points. Soundscape is a solution to improve the quality of living comfort by applying the right arrangement of plants to reduce noise pollution, shade, absorb air pollution, windbreaker and view barrier (Syahindra et al., 2014) in this settlement obtained Leq 100.2 dBA, with the applied plant composition able to reduce noise by 48.25 dBA, this settlement meets the standard of residential noise.