Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Analysis of Decision Number 331/Pdt.G/2025/Pa.Bgr About The Impact Of Online Judi On Household Protection (Case Study Of Bogor Religious Court) Ramadantie, Nova; Yono, Yono; Imamah, Ade Irma
Mizan: Journal of Islamic Law Vol 9, No 1 (2025): Mizan: Journal of Islamic Law
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Ibn Khaldun Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract The rise of online gambling in the digital era not only raises legal and moral concerns but also poses a serious threat to family resilience. This phenomenon often becomes a major trigger of household conflict, particularly when one partner is involved in gambling practices, leading to the neglect of economic responsibilities, emotional instability, and the breakdown of family relationships. This study aims to analyse Decision Number 331/Pdt.G/2025/PA.Bgr as a representative case of divorce caused by online gambling addiction. The research employs a descriptive qualitative approach using a case study method. Data were obtained through interviews with a judge at the Bogor Religious Court and document analysis of the court decision. The findings reveal that the husband’s involvement in online gambling directly disrupted the economic functions of the family, including neglect of financial support, the sale of household assets, and debt accumulation. Moreover, this addiction undermined family harmony, eroded trust, and diminished the well-being and future of the children, ultimately resulting in divorce. The factors that drive individuals into online gambling include easy access to information technology, economic instability, irregular employment, permissive social environments, and the desire to gain instant profits. These findings indicate that online gambling is a real threat to family resilience and requires serious attention from various parties through legal, social, and educational measures
PROKRASTINASI AKADEMIK DITINJAU DARI RELIGIUSITAS SISWA DI SMA NEGERI 10 BOGOR Faujiah, Riani Arifah; Rahman, Imas Kania; Yono, Yono
FIKRAH Vol 2 No 2 (2018): DESEMBER
Publisher : Ibn Khaldun University, Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/fikrah.v2i2.20519

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru pendidikan agama Islam dalam membangun kesadaran berjilbab dan untuk mengetahui sejauh mana kesadaran siswi dalam berjilbab. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Subyek dalam penelitian ini adalah guru pendidikan agama Islam, wakasek kurikulum dan siswa kelas 11 mipa 2 yang berjumlah 5 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi dan triangulasi. Hasil penelitian ini terdapat Peran guru PAI dalam pembelajaran yaitu guru sebagai pembimbing, guru sebagai contoh atau teladan, guru sebagai penasehat, guru sebagai pelatih, guru sebagai pembaharu, guru sebagai mediator dan fasilitator, guru sebagai evaluator. Peran guru yang di tuliskan di atas tentunya sudah di laksanakan sesuai dengan perannya masing-masing. Peran guru PAI di SMAN 2 sudah berjalan dengan baik dan dapat menumbuhkan kesadaran bagi siswa. Selain dengan peran guru PAI ada beberapa cara guru PAI dalam membangun kesadaran berjilbab. di SMAN 2 guru PAI menggunakan metode sebagai alat yang digunakan dalam setiap proses belajar mengajar dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. motode yang digunakan di sesuaikan dengan tema pembelajaran.
MENAKAR AKAR-AKAR GERAKAN RADIKALISME AGAMA DI INDONESIA DAN SOLUSI PENCEGAHANNYA Yono, Yono
JURNAL ILMU SYARIAH Vol 4 No 2 (2016): DESEMBER
Publisher : IBN KHALDUN BOGOR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/mizan.v4i2.20202

Abstract

Sebenarnya membincangkan radikalisme agama tentu sama halnya seperti membicarakan benang kusut. Radikalisme agama merupakan masalah yang sangat komplik dan jika hanya dianalisis dari satu perspektif saja sudah barang tentu hasilnya tidak akan pernah memuaskan karena faktor yang melatarbelakanginya demikian beragam dan berkaitan satu sama lain. Olehkarena itu radikalisme agama mesti dikaji melalui berbagai pendekatan seperti: agama, politik, ekonomi, sosial, budaya dan perspektif-perspektif lainnya. Namun dalam makalah ini penulis mencoba menghimpun beberapa faktor yang menurut penulis dominan dalam menjalarnya radikalisme agama dan bagaimana solusi pencegahan atau pemecahannya.
BEDAH CAESAR MENURUT DAWABIT AL-MASLAHAH MUHAMMAD SAID RAMADAN AL-BUTI Yono, Yono; Nawawi, Kholil
JURNAL ILMU SYARIAH Vol 5 No 2 (2017): DESEMBER
Publisher : IBN KHALDUN BOGOR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/mizan.v5i2.20217

Abstract

Salah satu fenomena baru yang dipengaruhi oleh perkembangan zaman dan teknologi yang sudah semakin maju adalah proses melahirkan dengan bedah Caesar. Bedah Caesar jelas memiliki efek positif (manfaat) dan efek negatif (mafsadat) apabila dikajidari sudut pandang hukum Islam, terutama pandangan maslahatnya Ramadan alButi, yang mana beliau adalah salah satu sosok ulama yang peduli terhadap persoalan-persoalan baru dan yang memberi kriteria atau batasan terhadap sebuah kemaslahatan (dawabit}). Karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan: Bagaimana bedah Caesar dalam Tinjauan Medis? dan Bagaimana analisis dawabit maslahah Muhamad Said Ramadan al-Buti terhadap penggunaan bedah Caesar dalam dunia Medis? Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif, penggunaan metode kualitatif ini bertujuan agar data yang diperoleh lebih lengkap, lebih mendalam dan kredibel. Temuan sementara dalam tinjauan medis Bedah caesar jelas memiliki efek positif dan efek negatif, demikian juga ibu melahirkan melakukan bedah caesar dengan berbagai motif dan tujuan, ada yang terpaksa, ada yang demi mempertahankan kecantikan tubuh dan ada juga yang demi membatasi keturunan. Melalui dawabit al-maslahah al-Buti akan dikaji hukum bedah caesar dengan melihat bagaimana pembatasan dari maslahah yang dikandung dalambedah caesar dalam dunia medis melalui pertimbangan efek positif dan efek negatif dari bedah caesar serta tujuan dilakukanya bedah caesar itu sendiri.
MENELAAH HADIS TENTANG SANKSI PIDANA MATI BAGI MURTAD Yono, Yono
JURNAL ILMU SYARIAH Vol 6 No 2 (2018): DESEMBER
Publisher : IBN KHALDUN BOGOR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/mizan.v6i2.20242

Abstract

Perbuatan keluar dari Agama Islam dalam ajaran Islam merupakan tindakan kejahatan hudud yang diancam hukuman mati. Hal ini tentu terlihat bertentangan dengan prinsip Islam yang dikenal sebagai agama yang rahmatan lil alamin, agama yang penuh kasih sayang. Oleh karena itu, makalah ini ingin menjawab beberapa persoalan, bagaimana kandungan hadis tentang pidana mati bagi pelaku murtad? bagaimana validitas hadis tentang pidana mati bagi pelaku murtad? Bagaimana ulama memaknai hadis-hadis tersebut? Apabila dipahami secara harfiah hadis-hadis nabi tersebut menunjukan perintah hukuman mati bagi pelaku, namun apabila dipahami secara kontekstual orang murtad yang bisa dibunuh adalah orang murtad yang memerangi Allah dan Rasul-Nya saja dan orang yang melakukan pengkhianatan kepada kaum muslimin saat berperang dengan bergabung kepada kaum kafir. Terjadi perbedaan pendapat dalam memahami hadis ini antara ulama tradisional dan ulama modern. Dalam pandangan ulama tradisional pelaku murtad berdasarkan hadis itu harus dihukum mati apapun bentuk murtadnya.
SIKAP MANUSIA BERIMAN MENGHADAPI COVID 19 Yono, Yono
JURNAL ILMU SYARIAH Vol 8 No 1 (2020): JUNI
Publisher : IBN KHALDUN BOGOR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/mizan.v8i1.20268

Abstract

Mewabahnya COVID 19 di berbagai negara di belahan dunia mengakibatkan banyak korban jiwa yang berjatuhan dan menciptakan ketakutan serta kepanikan bagi seluruh umat manusia termasuk di Indonesia. Negara-negara di dunia membuat berbagai macam kebijakan demi melindungi warganya dari COVID 19. Berbagai sikap dan reaksi manusiapun beranekaragam dalam menghadapi wabah tersebut. Manusia yang beriman harus menata sikapnya dalam menghadapi COVID 19 yang bersandar terhadap Al-Quran, hadits dan arahan ulama. Sikap yang harus dimiliki manusia beriman dalam menghadapi COVID 19 diantaranya adalah harus memegang kuat akidah ahlu sunnah wal jamaah, meningkatkan tawakal kepada Allah SWT, bersikap rendah hati dan tidak sombong, tidak panik berlebihan dan tidak putus asa, dan harus memaksimalkan ikhtiar, baik ikhtiar dzahirmaupun ikhtiar batin. Ikhtiar dzahir seperti berdiam diri di rumah dan menghindari keramaian, menjaga kebersihan, memelihara dan melestarikan lingkungan, sedangkan ikhitar batin seperti memperbanyak berdoa dan memperbanyak shalat malam.
SANKSI HUKUM BAGI SUAMI YANG MENELANTARKAN ANAK PASCA PERCERAIAN (STUDI KOMPARATIF ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF) Fauziyah, Bunga Nur; Yono, Yono; Kosim, Ahmad Mulyadi
JURNAL ILMU SYARIAH Vol 10 No 2 (2022): SEPTEMBER
Publisher : IBN KHALDUN BOGOR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/mizan.v10i2.20341

Abstract

Putusnya ikatan Pernikahan antara suami dan istri akibat perceraian sejatinya tidak menjadi penghalang bagi kedua orang tua untuk berlepas diri dari tanggung jawab terhadap anaknya. Seorang ayah masih dibebani tanggung jawab yang sama atas anaknya dalam hal pemberian nafkah serta menjadi wali yang sah bagi putrinya. Tindakan penelantaran anak yang dilakukan dengan penuh kesengajaan tidak hanya berupa pengabaian nafkah bagi anak, namun juga segala bentuk tindakan yang memutuskan hak-hak atas diri anak yang seharusnya ia dapatkan dari kedua orang tuanya. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui tentang hak-hak seorang anak pasca perceraian orang tua, sanksi hukum bagi ayah yang menelantarkan anak serta persamaan dan perbedaan hukum Islam dan hukum positif mengenai sanksi hukum bagi ayah yang menelantarkan anak pasca perceraian. Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan pendekatan yuridis normative dengan metode penelitian deskriptif komparatif. Data dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan sekunder yang meliputi; quran hadits, Undang-undang, buku hukum dan KUHP. Hasil penelitian menunjukan bahwa Penelantaran anak merupakan suatu tindakan yang dilarang dan tergolong sebagai suatu tindak pidana yang tercantum dalam UU no 23 tahun 2004. Dalam hukum Islam maupun hukum positif penelantaran anak dapat di kenakan sanksi dan mempunyai dampak yang buruk pada anak. Kedua hukum tersebut dengan tegas menerangkan bahwa setiap tindakan kejahatan akan mendapatkan balasan yang setimpal. Sanksi pada tindakan penelantaran anak dalam hukum positif berupa penjara maupun denda. Adapun Islam mengkategorikan tindakan ini kedalam jarimah ta`zir yang bentuk dan kadarnya diserahkan pada ulil amri atau pihak yang berwenang menetapkan hukuman.
EFFECTIVENESS OF CASE REGISTRATION SERVICES VIA THE E-COURT APPLICATION IN RESOLVING CASES AT THE CIBINONG RELIGIOUS COURT Pracipta, Dwi Wahyu Nur; Yono, Yono; Nawawi, Kholil
JURNAL ILMU SYARIAH Vol 12 No 1 (2024): JUNI
Publisher : IBN KHALDUN BOGOR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/mizan.v12i1.20374

Abstract

Electronic Court is an innovative application of the Supreme Court as a form of service to the community with the aim of implementing justice principles that are simple, fast, and low cost. The aim of this research is to determine the effectiveness of case registration services through the e-court application in resolving cases at the Cibinong Religious Court. The research method used in this writing is qualitative research using empirical juridical methods. Supreme Court Regulation Number 7 of 2022 is the latest regulation which is the basis for the application of e-court to the wider community. The results of this research show that the registration service via e-Court at the Cibinong Religious Court is running effectively as seen by the development of Supreme Court Regulations and the increase in case registration via e-Court for registered users and incidental users by 676 cases or an increase of 28% between 2021 and 2022. Dissemination of information regarding e-court must be intensively carried out to the public so that parties seeking justice can resolve cases simply, quickly, and at low cost.
THE LAW ON MARRIAGE OF GIRLS OUT OF WEDLOCK BY THEIR BIOLOGICAL FATHERS FROM THE PERSPECTIVE OF IMAM SYAFI'I AND IMAM HANAFI Alfaatih, Muhammad Akhmal; Mukri, Syarifah Gustiawati; Yono, Yono
JURNAL ILMU SYARIAH Vol 12 No 2 (2024): DESEMBER
Publisher : IBN KHALDUN BOGOR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/mizan.v12i2.20384

Abstract

The aim of this research is to analyze the opinions of the Hanafi school and the Shafi'i school regarding the law of marrying children resulting from adultery with their biological father. Apart from that, to find out the reasons for the law regarding the marriage of a child resulting from adultery with her biological father. The results of the research show that according to the view of the Hanafi school, children born out of wedlock or outside a valid marriage are makhluqoh (children created) from the semen of their biological father, and it is forbidden for their father to marry his adulterous child. Meanwhile, according to the Shafi'ischool of thought, adulterous children or children born outside of a legal marriage are ajnabiyyah (foreigners) who are completely alienated and have no rights to their biological father, and it is permissible for the biological father to marry his adulterous child if she is a girl. The Hanafi School interprets it to mean linguistically or essentially or also called in general, which means sexual intercourse in a broad sense without any distinction between halal sexual intercourse and haram sexual intercourse. Meanwhile, the Syafi'i school of thought interprets the word an-nikah in Surah an-Nisa' verse 22 only as a marriage bond that is valid according to the Shari'a. Then from the word banatukum in surah an-Nisa' verse 23, the Hanafi school believes that the word Banatukum in surah An-Nisa': 23 already includes children of adultery because children of adultery are also "children" of their father. Meanwhile, the Shafi'i school of thought says that the banatukum in this verse does not include children of adultery it because something that is haram cannot have a legal impact on something that is halal such as marriage.
THE CONCEPT OF MARITAL SUSTENANCE ACCORDING TO CLASSISCAL AND CONTEMPORARY FIQH BOOKS Yono, Yono; Muttaqin, Ahsan Imam
JURNAL ILMU SYARIAH Vol 12 No 2 (2024): DESEMBER
Publisher : IBN KHALDUN BOGOR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/mizan.v12i2.20385

Abstract

Marriage will raise various rights and obligations between husband and wife. Among the many rights of the wife and the obligations of the husband, one of them is sustenance. Based on the annual report of the Religious Court, economic factors (material sustenance) are more dominant as a factor causing divorce than other factors. This study aims to determine the concept of sustenance according to classical and contemporary fiqh books, and what are the similarities and differences in the concept of sustenance brought by the two books. This study uses a comparative-descriptive approach method with a type of researchincluded in the library research category. The results of this study indicate that the concept of sustenance between classical and contemporary books does not substantially have many differences, contemporary scholars still refer to the opinions or fiqh books by classical scholars, only there is an expansion of the description of the value of sustenance due to changes in the times and the needs of life. One of the differences is regarding the level of sustenance given, according to classical books, it must be adjusted to the adequacy of the recipient and the ability of the giver. Besides, according to contemporary books, it must be adjustedto the customs that already apply in the place of residence. This research has not referred to more specific books in each school of thought. In the future, research can be carried out that focuses on each school of thought.