Claim Missing Document
Check
Articles

Penerapan Asuhan Keperawatan Spiritual pada Pasien di Rumah Sakit: Literature Review Fitria Ariyati; Herry Setiawan; Ichsan Rizany
Nerspedia Vol. 4 No. 1 (2022): Nerspedia
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine and Health Science, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Salah satu kebutuhan dasar manusia menurut Virginia Henderson adalah kebutuhan beribadah. Pasien berhak mendapatkan pemenuhan kebutuhan spiritual berdasarkan SNARS edisi 1.1 standar HPK 1.1. Pasien yang kebutuhan spiritualnya tidak terpenuhi akan mengalami distres spiritual. Tujuan untuk mengetahui penerapan asuhan keperawatan spiritual pada pasien di rumah sakit. Studi ini menggunakan literature review. 10 literatur diidentifikasi dari empat database: Google Scholar, Portal Garuda, PubMed, dan Science Direct dalam rentang tahun 2010-2020. Desain penelitian artikel adalah kuantitatif dengan deskriptif dan cross-sectional dengan populasi perawat yang bekerja di ruang rawat inap. Artikel dianalisis menggunakan instrumen JBI dan memenuhi kriteria. Hasil 5 dari 10 artikel menyebutkan penerapan asuhan keperawatan spiritual dijalankan dengan baik oleh perawat. Bentuk penerapan asuhan keperawatan spiritual yang dilaksanakan adalah mengkaji spiritual berdasarkan apa yang dirasakan pasien, memberikan tindakan spiritual seperti membimbing pasien berzikir, mengingatkan salat dan mengajak pasien berkomunikasi. ABSTRACT One of basic human needs according to Virginia Henderson is need for worship. Patients have right to fulfill their spiritual needs based on SNARS 1.1 standard HPK 1.1. Patients whose not met spiritual needs will experience spiritual distress. Objectives to determine application of spiritual nursing care to patients. This study was conducted with literature review. 10 literatures were identified from four databases, specifically: Google Scholar, Portal Garuda, PubMed, and Science Direct, in the period of 2010-2020. Design article is descriptive and cross-sectional, population is nurses working in inpatient rooms. Articles were analyzed using JBI instrument. Results 5 out of 10 articles mention that application of spiritual nursing care is carried out well by nurses. Application of spiritual nursing care is spiritual assessment based on what patient feels, providing spiritual actions such as guiding patients to dhikr, reminding patients to pray and communicate with patients.
Peran Manajer Pelayanan Pasien (Mpp) Di Rawat Inap: Literature Review Dina Anggrainy; Herry Setiawan; Ichsan Rizany
Nerspedia Vol. 4 No. 1 (2022): Nerspedia
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine and Health Science, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

  Manajer pelayanan pasien berperan  dalam mengoptimalkan terlaksananya pelayanan yang berfokus pada pasien, asuhan pasien yang terintegrasi dalam mengoptimalkan proses reimbursement. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan asuhan pasien, termasuk keluarga dan pemberi asuhannya. Tujuan mengetahui peran manajer pelayanan pasien di rawat inap. Metode Studi ini dilakukan dengan literature review. 10 literatur diidentifikasi dari empat data base yaitu: Google Scholar, PubMed, Science Direct, dan portal Garuda dalam rentang tahun 2010-2020. Desain penelitian artikel yang ditelaah adalah penelitian kuantitatif dengan metode cross sectional dan kualitatif.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Peran Kolaborasi Perawat dengan Dokter di Rumah Sakit: Literature Review Ayu Wardalina; Herry Setiawan; Ichsan Rizany
Nerspedia Vol. 4 No. 1 (2022): Nerspedia
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine and Health Science, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Kolaborasi merupakan salah satu peran perawat sebagai PPA yang dituntut dapat bekerjasama dengan profesi kesehatan lain termasuk dengan dokter di Rumah Sakit. Namun, peran perawat sebagai kolaborasi masih ada yang belum optimal. Tujuan dilakukan kajian literatur ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi peran kolaborasi perawat dengan dokter di Rumah Sakit. Studi dilakukan secara literature review, melalui database; Google Scholar, Portal Garuda, dan PubMed dalam rentang 2010-2020. Hasil akhir dari kajian literatur didapatkan sebanyak 16 artikel yang sesuai kriteria inklusi dan masuk sintesis naratif. Berdasarkan 16 artikel tersebut, didapatkan bahwa faktor yang dapat berpengaruh terhadap peran kolaborasi perawat dengan dokter di Rumah Sakit, yaitu; Komunikasi, Sikap Perilaku, Pendidikan Bersama dan Kerja Tim, Gaya Kepemimpinan, Sosial interpersonal, Otonomi Perawat, Kesopanan Kerja, Persepsi Perawat, Komitmen, Lingkungan Kerja, Harga Diri, Peduli Penyembuhan, Dominasi Dokter, Jabatan Fungsional, Dukungan Organisasi, Negosiasi, Pengetahuan/Intelektual, Tekanan Moral, Usia, Jens Kelamin, Masa Kerja, Tingkat Pendidikan. ABSTRACT Collaboration is one of the roles of nurses as PPA who are required to cooperate with other health professions, including doctors in hospitals. However, the role of nurses as collaboration is still not optimal. The purpose of this literature review to determine the factors that influence the role of nurse-doctor collaboration in hospitals. The study was conducted by means of a literature review, through a database; Google Scholar, Garuda Portal, PubMed in the 2010-2020 range. The result of the literature review was obtained as 16 articles that matched the inclusion criteria/entered the narrative synthesis. Based on 16 articles, it was found that the factors could affect the role of nurse-doctor collaboration in hospitals, namely; Communication, Attitude Behavior, Co-education Teamwork, Leadership Style, Social Interpersonal, Nurse Autonomy, Work Politeness, Nurse Perception, Commitment, Environment, Self-Esteem, Healing Care, Doctor Domination, Functional Position, Organizational Support, Negotiation, Knowledge/Intellectual, Moral Pressure, Age, Gender, Work Period, Education Level.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Stres Kerja Perawat di Rumah Sakit: Literature Review Yusrida Elisabeth Sihombing; Herry Setiawan; Ichsan Rizany
Nerspedia Vol. 4 No. 1 (2022): Nerspedia
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine and Health Science, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Perawat salah satu komponen penting mempunyai tuntutan pekerjaan yang tinggi dan jumlah perawat yang terbatas tidak sebanding dengan jumlah pasien sehingga dapat menyebabkan munculnya stres kerja pada perawat. Tujuan kajian literatur ini untuk menguraikan faktor-faktor yang memengaruhi stres kerja perawat di rumah sakit. Studi ini menggunakan literature review, dengan database, dari: Google Scholar, portal Garuda, dan PubMed dalam rentang tahun 2010-2020. Didapatkan bahwa faktor yang dapat menyebabkan stres kerja yaitu; beban kerja, motivasi, dukungan sosial, lingkungan, shift, mekanisme koping, konflik peran ganda, kecerdasan interpersonal, komunikasi, kelelahan, emosional, spiritual, agresif pasien, forgiveness, LOC, resilience of efficacy, self efficacy, kepribadian, peran individu, pelatihan, mentoring, gaya kepemimpinan, harga diri, sense of humor, hardiness, budaya kerja, sarana/prasarana, pengembangan karir, masalah perawatan pasien, kepuasan, K3, job insecurity, penghargaan, kekerasan, sosiodemografi (jenis kelamin, masa kerja, status pernikahan). Dari 33 faktor yang diketahui menyebabkan stres kerja pada perawat didapatkan faktor yang paling banyak muncul dan berpengaruh yaitu faktor organisasi (beban kerja).ABSTRACT Nurses, one of the important components, have high job demands and the limited number of nurses is not proportional to the number of patients so that it can cause work stress for nurses. The purpose of this literature review is to describe the factors that influence the work stress of nurses in hospitals. This study uses a literature review, with databases, from: Google Scholar, Garuda portal, and PubMed in the 2010-2020 period. It was found that the factors that can cause work stress are; workload, motivation, social support, environment, shift, coping mechanisms, multiple role conflict, interpersonal intelligence, communication, fatigue, emotional, spiritual, patient aggressive, forgiveness, LOC, resilience of efficacy, self efficacy, personality, individual roles, training, mentoring, leadership style, self-esteem, sense of humor, hardiness, work culture, facilities/infrastructure, career development, patient care issues, satisfaction, OSH, job insecurity, rewards, violence, sociodemography (gender, years of service, marital status). Of the 33 factors that are known to cause work stress on nurses, the most emerging and influential factors are organizational factors (workload).
Hubungan Komunikasi Terapeutik dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di Ruang Penyakit Dalam RSUD H.Damanhuri Barabai Nor jannah; Endang Pertiwiwati; Ichsan Rizany
Nerspedia Vol. 4 No. 2 (2022): Nerspedia
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine and Health Science, Lambung Mangkurat University.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Komunikasi adalah faktor terpenting bagi seorang perawat di dalam melakukan kegiatan pemberian asuhanl keperawatan pasien. Ketika hubungan perawat bagus dapat meningkatkan pula kualitas layanan keperawatan yang diberikan terhadap pasien, sebab komunikasil yang bagus dapatl terciptanya hubunganl saling percayalseorang perawatl dan pasien.  Untuk memberikan layanan asuhan keperawatan agar berhasilnya serta pemulihan klien . Tujuan penelitian mengetahui hubungan komunikasi terapeutik dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap di ruang penyakit dalam RSUD H.Damanhuri Barabai. Penelitian kuantitatif menggunakan rancangan cross sectional, menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan komunikasi terapeutik yang diterapkan perawat yaitu 39.7%.
Kelemahan dan kemampuan perawatan diri pada pasien gagal jantung: Tinjauan sistematik Kapriana Tanty Natalia; Agung Waluyo; Muhamad Adam; Riri Maria; Ichsan Rizany
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 18 No. 2 (2024): Volume 18 Nomor 2
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v18i2.127

Abstract

Background: Heart failure patients are prone to various problems. Frailty is one of the problems faced. Self-care is a key factor to support the success of heart failure treatment. Although few studies have evaluated the relationship between frailty and self-care ability, there has been no systematic review examining these two variables. Purpose: To assess the relationship between frailty and ability to perform self-care in heart failure patients. Method: The design of this research is a systematic review using the PRISMA flow diagram and searched for English language articles published from 2013 to October 2023. The databases used were ProQuest, PubMed, Scopus, Science Direct, and Taylor & Francis. The Covidence tool is used for the data selection process through extraction and uses the JBI instrument to evaluate articles. Results: Seven articles were identified and analyzed. All articles used a cross-sectional design. The sample sizes of the reported studies ranged from 87 to 281 people conducted in various geographic regions, including Iran, China, Indonesia, Poland, and South Korea. The association between frailty and self-care was reported by all seven studies. Six studies reported a relationship between these two variables, but one study found no relationship between them. Conclusion: Frailty can affect self-care in heart failure patients. Suggestion: Future research is needed to better assess the relationship between frailty and self-care in heart failure patients.   Keywords: Frailty; Heart Failure; Self-Care.   Pendahuluan: Gagal jantung masih menjadi ancaman dan tren penyakit yang tinggi secara global. Gagal jantung memiliki gejala dan atau tanda yang disebabkan oleh kelainan struktural dan/atau fungsional jantung dan didukung oleh peningkatan kadar peptida natriuretik dan atau bukti obyektif, kongesti paru atau sistemik. Pasien gagal jantung rentan mengalami berbagai permasalahan. Kelemahan (frailty) merupakan salah satu masalah yang dihadapi. Perawatan diri menjadi faktor kunci untuk menunjang keberhasilan pengobatan gagal jantung. Tujuan: Untuk menilai hubungan antara kelemahan dan kemampuan melakukan perawatan diri pada pasien gagal jantung. Metode: Desain penelitian ini menggunakan tinjauan sistematis dengan acuan PRISMA dan mencari artikel bahasa Inggris yang diterbitkan pada tahun 2013-2023. Database yang digunakan adalah ProQuest, PubMed, Scopus, Science Direct, dan Taylor & Francis. Tool covidence digunakan untuk proses seleksi data sampai dengan ekstraksi serta menggunakan instrumen JBI untuk mengevaluasi artikel. Hasil: Tujuh artikel telah diidentifikasi dan dianalisis semua menggunakan desain cross sectional. Ukuran sampel dari studi yang dilaporkan berkisar dari 87 hingga 281 orang yang dilakukan di berbagai wilayah geografis, termasuk Iran, China, Indonesia, Polandia, dan Korea Selatan. Hubungan antara kelemahan dengan perawatan diri dilaporkan oleh ketujuh penelitian. Enam penelitian melaporkan hubungan antara kedua variabel ini, namun satu penelitian tidak menemukan hubungan diantara keduanya. Simpulan: Kelemahan dapat memengaruhi perawatan diri pada pasien gagal jantung. Saran: Penelitian lanjutan diperlukan untuk menilai lebih baik lagi hubungan antara kelemahan dengan perawatan diri pada pasien gagal jantung.   Kata Kunci: Gagal Jantung; Kelemahan; Perawatan Diri.
Gambaran personal hygiene dengan kejadian infeksi saluran kemih (ISK) pada wanita: A systematic literature review Fitri Susilowati; Krisna Yetty; Riri Maria; Ichsan Rizany
Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 18 No. 3 (2024): Volume 18 Nomor 3
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawatan-fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v18i3.128

Abstract

Background: Lack of personal hygiene in women can result in urinary tract infections (UTI). UTI is a disease caused by the proliferation of microorganisms in the urinary tract. Purpose: To analyze personal hygiene features that can influence the incidence of UTI in women. Method: Systematic review research design using the PRISMA flow diagram. Researchers used PIO and searched for English language articles published in 2018-2023. The databases used include ProQuest, PubMed, ScienceDirect, and Scopus. The MeSH used in the literature are woman, working woman, personal hygiene, feminine hygiene products, menstrual hygiene products, and urinary tract infections. Results: The sample size of the reported studies ranged from 82-1,045 conducted in various countries including India, the United States, Turkey, Saudi Arabia and Africa. Based on literature searches, it was found that UTIs can be caused by poor genital and perineal hygiene practices, poor hygiene during menstruation, the use of reused cloth sanitary napkins, the use of non-cotton underwear, and the habit of holding in urination. Conclusion: The incidence of UTIs in women is caused by personal hygiene such as poor genital and perineal hygiene practices, poor hygiene during menstruation, the use of reusable cloth sanitary napkins, the use of non-cotton underwear, and the habit of holding in urination.   Keywords: Personal Hygiene; Urinary Tract Infection (UTI); Woman.   Pendahuluan: Kurangnya menjaga kebersihan diri pada wanita dapat mengakibatkan terjadinya infeksi saluran kemih (ISK). ISK merupakan penyakit yang disebabkan oleh berkembang biaknya mikroorganisme pada saluran kemih. Tujuan: Untuk menganalisis gambaran personal hygiene yang dapat memengaruhi kejadian ISK pada wanita. Metode: Desain penelitian tinjauan sistematik dengan menggunakan diagram alur PRISMA. Peneliti menggunakan PIO dan mencari artikel berbahasa Inggris yang diterbitkan pada tahun 2018-2023. Database yang digunakan antara lain, ProQuest, PubMed, ScienceDirect, dan Scopus. MeSH yang digunakan dalam literature adalah woman, working women, personal hygiene, feminine hygiene products, menstrual hygiene products, dan urinary tract infections. Hasil: Ukuran sampel dari penelitian yang dilaporkan berkisar antara 82-1.045 yang dilakukan diberbagai Negara termasuk India, Amerika Serikat, Turki, Arab Saudi dan Afrika. Berdasarkan penelusuran literatur ditemukan bahwa ISK dapat disebabkan oleh praktik perilaku kebersihan alat kelamin dan perineum yang buruk, kebersihan saat menstruasi yang kurang baik, penggunaan pembalut berbahan kain yang digunakan kembali, penggunaan celana dalam yang bukan berbahan katun, dan kebiasaan menahan buang air kecil. Simpulan: Kejadian ISK pada wanita disebabkan oleh personal hygiene seperti praktik perilaku kebersihan alat kelamin dan perineum yang buruk, kebersihan saat menstruasi yang kurang  baik, penggunaan pembalut berbahan kain yang digunakan kembali, penggunaan celana dalam yang bukan berbahan katun, dan kebiasaan menahan buang air kecil (BAK).   Kata Kunci: Infeksi Saluran Kemih (ISK); Kebersihan Pribadi; Wanita.
Hubungan Beban Kerja terhadap Kepuasan Perawat di Masa Covid-19 di Rumah Sakit Rizany, Ichsan; Yakin, Rahimul; Agnina, Fitria
Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 11 No 1 (2023): Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine and Health Science, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jdk.v11i1.193

Abstract

Pendahuluan: Beban kerja perawat mengacu pada segala aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh perawat selama bekerja di departemen pelayanan keperawatan. Beban kerja yang melebihi kemampuan perawat sehingga mengakibatkan kondisi fisik perawat mudah lelah dan tegang .Selama masa pandemi COVID-19 kepuasan kerja sangat penting untuk mencegah daripada kejenuhan, mengurangi perasaan cemas dan tertekan. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan beban kerja terhadap kepuasan perawat di masa covid-19 di Rumah Sakit Metode: Menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan teknik cross sectional. Teknik pengambilan sampel dengan cluster random sampling kepada perawat sebanyak 119 responden. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Ansari Saleh dan RSD Idaman. Pengambilan data memakai kuesioner, uji analisis menggunakan uji korelasi Pearson. Hasil : Pada variabel kepuasan kerja dengan beban kerja menunjukkan nilai p value < α (0,02 < 0,05) dan nilai r yaitu – 0,284 di RSUD Ansari Saleh, p value < α (0,001 < 0,05) dan nilai r yaitu – 0,612 di RSD Idaman. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dengan beban kerja perawat di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin dan RSD Idaman Banjarbaru. Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dengan beban kerja perawat di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin dan RSD Idaman Banjarbaru
Terjaminkah Kesehatan dan Keselamatan Diri Perawat Indonesia Selama dan Pasca Pandemi? Rizany, Ichsan; Handiyani, Hanny; Pujasari, Hening; Erwandi, Dadan; Wulandari, Cicilia Ika
Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 12 No 1 (2024): Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine and Health Science, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jdk.v12i1.602

Abstract

Perawat sebagai tenaga kesehatan yang paling terdepan dalam penanganan covid-19 berisiko tinggi tertular penyakit. Posisi ini membuat banyak perawat yang mengalami masalah kesehatan dan terpapar bahaya di tempat kerja. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis keterjaminan kesehatan dan keselamatan diri perawat pasca pandemi melalui kajian policy brief. Metode penelitian ini menggunakan desain literatur review. Pendekatan menggunakan PEO. Literatur dikumpulkan dari beberapa peraturan di Indonesia dan hasil penelitian lainnya yang mengulas tentang keterjaminan kesehatan dan keselamatan diri perawat selama dan pasca pandemi. Hasil temuannya menyebutkan bahwa regulasi terkait kesehatan dan keselamatan kerja sudah tertera tetapi masih dirasa kurang tegas. Banyak pengelola fasilitas pelayanan kesehatan tidak melaksanakan kegiatan yang telah diamanahkan oleh peraturan. Disisi lain fokus penanganan masih kepada fisik belum sampai kewajiban berkala untuk mengatasi masalah psikologis perawat. Hal ini juga diperparah belum ada standar yang dibuat oleh organisasi profesi keperawatan untuk memperkuat pentingnya kepedulian pengelola untuk menjamin kesehatan dan keselamatan diri perawat. Kesimpulan dari kajian ini adalah belum optimalnya keterjaminan kesehatan dan keselamatan diri perawat selama dan pasca pandemi. Rekomendasi menjadi pertimbangan bagi pemangku kebijakan dalam menjamin kesehatan dan keselamatan diri perawat sehingga pelaksanaan asuhan keperawatan di fasilitas pelayanan kesehatan tetap berjalan dengan optimal
HUBUNGAN LAMA HARI RAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI RUANG INTENSIVE CARDIAC CARE UNIT Amelia, Nifa Viranda; Hafifah, Ifa; Rizany, Ichsan
Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI) Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32419/jppni.v5i2.212

Abstract

Selama pasien dirawat di ruang Intensive Cardiac Care Unit (ICCU), keluarga pasien mengalami kesulitan dan ketidakberdayaan. Bagi keluarga pasien, ruang rawat intensif merupakan tempat yang tidak menyenangkan.  Keluarga masuk dalam kondisi yang tidak terduga dan dibutuhkan ketepatan keluarga dalam mengambil keputusan guna keberlangsungan hidup terkait kondisi pasien yang membutuhkan penanganan.Lama perawatan pasien di ruang ICCU sangat beragam.  Lama rawat pasien ICCU berdampak langsung terhadap kualitas hidup pasien dan keluarga, risiko terjadinya di masa depan, dan besarnya pembiayaan dampak dari perawatan. Selama keluarga mendampingi perawatan pasien di ruang ICCU, keluarga akan mengalami berbagai reaksi emosional seperti kecemasan. Tujuan: Mengetahui hubungan lama hari rawat dengan tingkat kecemasan keluarga pasien di ruang ICCU. Metode: Korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan sampel 42 responden di ruang ICCU, yang dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner HARS.  Data dianalisis dengan uji korelasi Spearman. Hasil: Lama hari rawat pasien rata-rata 3,14 hari.  Kecemasan keluarga pasien ICCU paling banyak berada pada tingkat kecemasan berat (33,3%). Terdapat hubungan yang bermakna antara lama hari rawat dengan tingkat kecemasan keluarga pasien (p=0,0003) dengan keeratan hubungan yang sedang (r=0,532) di ruang ICCU. Diskusi: Semakin lama pasien dirawat di ruang ICCU maka semakin tinggi tingkat kecemasan yang dirasakan keluarga pasien karena kondisi pasien yang tidak stabil ataupun semakin parah. Kesimpulan: Keluarga pasien perlu diberikan informasi dan edukasi yang jelas terkait kondisi pasien dalam sehari atau saat ada perburukan kondisi.Kata kunci: kecemasan, keluarga, lama hari rawat, perawatan intensif, perawatan kritis.Correlation Between Length of Stay and Anxiety Levels of Patients’ Family in Intensive Cardiac Care Unit RoomABSTRACTWhile a patient is being treated in the Intensive Cardiac Care Unit (ICCU), the patient's family experiences difficulties and helplessness. For the patient's family, the intensive care unit is an unpleasant place. The family enters into unexpected conditions and is required to make proper decisions for survival related to patient conditions. The patient's length of stay in the ICCU room is very diverse. The length of stay of ICCU patients directly impacts patients' quality of life and their families, the risk of future incidence, and the extent of the treatment cost. While the family accompanies the patient treated in the ICCU room, the family will experience various emotional reactions such as anxiety. Objective: To reveal the correlation between length of stay and the anxiety levels of the patient’s family in the ICCU room. Methods: Correlation with cross-sectional approach with a sample of 42 respondents in the ICCU room, who were selected using a purposive sampling method. The research instrument used the HARS questionnaire. Data were analyzed using the Spearman correlation test. Results: The average length of the patient's stay was 3.14 days. Family anxiety of ICCU patients was mostly at the level of severe anxiety (33.3%). There was a significant correlation between length of stay and anxiety levels of the patient’s family (p=0.0003) with a moderate correlation coefficient (r=0.532) in the ICCU room. Discussion: The longer the patient is treated in the ICCU room, the higher the anxiety level felt by the patient’s family due to the patient's unstable or worsened condition. Conclusion: Clear information and education should be given to the patient's family regarding the patient's condition within one day or when the condition worsens.Keywords: anxiety, family, length of stay, intensive care, critical care
Co-Authors Abdurahman Wahid Afiyanti, Efi Agianto Agnina, Fitria Agung Waluyo Ahnaf Ma'ruf Mahendra Ajrina Nurwidya Sari Allenidekania Allenidekania amelia, nifa viranda Ariany Dhesi Puspitasari Aulia Ulfah Aulia Ayu Wardalina Azhar Azhar Azhar Chairunnisa Mei Yuni Cicilia Ika Wulandari Dadan Erwandi Dewi Gayatri Dhian Ririn Lestari Dina Anggrainy Efi Afiyanti Eko Suhartono Ellysia Yulanda Ellysia Yulanda Endang Pertiwiwati Endang Pertiwiwati Endang Pertiwiwati Endang Pertiwiwati Endang Pertiwiwati Endang Pertiwiwati, Endang Fajar Tri Waluyanti Fazrinnor Fazrinnor Fikri, M.Khairul Fitri Susilowati Fitria Noviana Fredinan Yulianda Hafifah, Ifa Hanny Handiyani Hening Pujasari Heriansyah1 Herma Fathun Ainida Herry Setiawan Herry Setiawan Herry Setiawan Herry Setiawan Herry Setiawan Herry Setiawan Herry Setiawan Herry Setiawan Husnul Khatimah Jumbri, Muhammad Kapriana Tanty Natalia Krisna Yetty Laila Noor Fitriana Laila Rahmaniah Laila Rahmaniah lestari, winda Manshur Awalludin Maria, Riri MIFTAKHUL JANNAH Muhamad Adam Muhamad Yuli Irdiansyah Muhammad Jumbri Muhammad Khairul Fikri Muhammad Khairul Fikri Muhammad Rijali Rahman Musafaah Musafaah Nadila Nadila Noor Diani Nopita Putri Nor jannah Novi Mustahdiati Nasri Nur Fatimah Nurati, Okti Eko Puspitasari, Ariany Dhesi Rabiatul Adawiah Rabiatul Adawiah Rabiatul Adawiah Rahimul Yakin Rahman, Muhammad Rijali Rahmaniah, Laila Rismia Agustina Robiatul Adawiyah Robiatul Adawiyah RR Tutik Sri Hariyati Rr Tutik Sri Hariyati Rr. Tutik Sri Hariyati Sayeeda, Adinda Shanisa Mairestika Shanisa Mairestika Siska Rahmawati Dewi Siska Siti Aisyah Damanik Siti Reny Asnani Soliyanti Sri Jumaiyah Taufikurrahman Taufikurrahman Tutik Sri Hariyati Vinalisa Ditha Yakin, Rahimul Yeni Mulyani Yeni Mulyani YULIANI Yuliani Yuliani Yuni, Chairunnisa Mei Yusrida Elisabeth Sihombing