Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Perbandingaan Kebahagiaan Berdasarkan pada Perbedaan Gender dan Status Pernikahan Darmayanti, Kusumasari Kartika Hima; Insan, Imammul; Winata, Efan Yudha; Prasetyo, Dimas Teguh; Sakti, Pratiwi; Rosandi, Fitra Hasri
Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 19, No 3 (2020): Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial
Publisher : Babes Litbang Yankessos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31105/jpks.v19i3.2125

Abstract

Status pernikahan dan perbedaan gender sering dikaitkan dengan kebahagiaan. Penelitian psikologi diharapkan dapat menjadi jawaban atas perdebatan terkait kebahagiaan, perbedaan gender, dan status pernikahan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan gender dan status pernikahan seseorang dengan kebahagiaan. Sebuah pendekatan kuantitatif dengan metode survei dilakukan pada 201 sivitas akademika di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Hasil analisis korelasi menunjukan bahwa gender tidak menjadi variabel yang berhubungan dengan kebahagiaan. Jenis pekerjaan berkaitan secara signifikan dengan kebahagiaan seseorang (r = 0,15; p < 0,05), status pernikahan secara positif berkorelasi dengan kebahagiaan (r = 0,21; p < 0,01). Penelitian ini menemukan bahwa perbedaan gender secara statistik tidak signifikan memengaruhi kebahagiaan dengan F(1, 197) = 0,28; p = 0,60, tetapi status pernikahan memprediksi kebahagiaan dengan F(1, 197) = 8,45; p = 0,00, yang mana kebahagiaan pada orang yang belum menikah (4,26 ± 0,78) secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan yang telah menikah (4,87 ± 0,78) dengan (t19,09 = -3,07; p = 0,01). Selain itu, tidak terdapat signifikansi interaksi antara perbedaan gender dan status pernikahan pada kebahagiaan dengan F(1, 197) = 0,58; p = 0,45. Seseorang yang telah menikah memiliki kecenderungan kebahagiaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan seseorang yang belum menikah. Hasil studi ini tidak dapat menjadi rujukan utama dan informasi yang berisi mekanisme sebab-akibat. Studi selanjutnya memerlukan keterlibatan dan dinamika faktor psikologis lain sebagai variabel yang dapat memprediksi status pernikahan dan kebahagiaan seseorang. 
Studi Deskriptif Kesehatan Mental Akademisi di Kabupaten Sumbawa Darmayanti, Kusumasari Kartika Hima; Prasetyo, Dimas Teguh; Winata, Efan Yudha; Rosandi, Fitra Hasri; Sakti, Pratiwi
Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial Vol 19, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial
Publisher : Babes Litbang Yankessos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31105/jpks.v19i2.2106

Abstract

Bertepatan dengan hari kesehatan mental dunia, terdapat kasus bunuh diri yang mana korban merupakan mahasiswa. Sebelumnya, terdapat kasus bunuh diri yang dilakukan oleh seorang dosen dari universitas terkemuka di Indonesia. Di Sumbawa sendiri, terdapat beberapa kasus bunuh diri per tahun 2016. Di sisi lain, akademisi merupakan salah satu agent yang berpengaruh di tengah masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesehatan mental akademisi. Sebanyak 202 akademisi di Kabupaten Sumbawa mengisi data aspek demografis, kuesioner ide bunuh diri, kebahagiaan, dan depresi. Kemudian, data yang telah diperoleh dianalisis secara deskriptif dan korelasi menggunakan SPSS versi 23.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa akademisi di Kabupaten Sumbawa mempunyai intensitas yang rendah terhadap ide bunuh diri. Mereka juga masuk pada kategori bahagia. Untuk depresi, skor rata-rata mengindikasikan bahwa mereka mengalami gangguan mood ringan. Sebagian besar akademisi sehat secara mental, namun ada beberapa akademisi yang mengalami depresi (sedang, berat, dan ekstrem). Penelitian ini berimplikasi terhadap pemangku kebijakan dan beberapa praktisi kesehatan mental untuk mengadakan intervensi dan program psikoterapi yang fokus pada aspek antisipasi depresi pada individu guna menekan angka depresi di kalangan akademisi. 
ANALISIS KEBERLANJUTAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR LIMBAH DOMESTIK GREYWATER MENGGUNAKAN TEKNOLOGI LAHAN BASAH BUATAN Iga Maliga; Chay Asdak; Efan Yudha Winata
JURNAL SUMBER DAYA AIR Vol 17, No 1 (2021)
Publisher : Bina Teknik Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32679/jsda.v17i1.654

Abstract

Along with the significant increase of population in Bandung City at the moment, domestic wastewater management process must be considered to avoid river contamination, which one of the causes is domestic wastewater disposal without any prior management process. This study is located in Bandung City, which the research was performed in Research Center for Water Resources Office (PUSAIR) Bandung by involving residents of RW 09 Kelurahan Dago as respondents. The method used in this research is a combination of qualitative and quantitative methods. This study aims to analyze the sustainability of the domestic wastewater management process which is carried out using constructed wetlands by considering the economic, environmental, social, and technological aspects. The result shows that the sustainability value of the domestic wastewater management process conducted in the PUSAIR office is approximately 65.2% with the status of moderate sustainability. The detail result of each aspects is economic dimension 62.5%; ecological dimension 75%; social dimension 33.3%; and technological dimension 90%.Keywords: Domestic wastewater, Constructed wetlands, Surface flow techniques, Sustainability analysis
Confirmatory Factor Analysis of the Academic Self-Efficacy Scale: An Indonesian Version Kusumasari Kartika Hima Darmayanti; Erlina Anggraini; Efan Yudha Winata; M. Fariz Fadillah Mardianto
JP3I (Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia) Vol 10, No 2 (2021): JP3I
Publisher : Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jp3i.v10i2.19777

Abstract

Several studies regarding academic self-efficacy are developed in which a valid and reliable measurement is needed. One of the well-known instruments used to measure college students' academic self-efficacy is The Academic Self-Efficacy Scale (TASES). It was designed by Sagone and Caroli (2014), comprising four dimensions, i.e., self-engagement, self-oriented decision-making, others-oriented problem-solving, and interpersonal climate. This instrument contained 30 items at first, but two items were removed after testing the factor analysis, and 28 items remained. This study examined the validity of the adaptation of TASES into the Indonesian version. This scale was adapted into the Indonesian version using confirmatory factor analysis (CFA), involving 166 Indonesian college students studying at universities in Indonesia and abroad. The CFA results showed that the items which were distributed in 4 dimensions in this scale are found to fit except three items of interpersonal climate dimension. Therefore those three items have been eliminated. In addition, the coefficient of Cronbach's Alpha of TASES Indonesian version is highly reliable. Ultimately, the TASES Indonesian version consisting of 25-item within four dimensions has shown to be a reliable and valid measurement for academic self-efficacy in the Indonesian context.
WHAT WILL YOU DO AFTER GRADUATED FROM UNIVERSITY? INCREASING CAREER DECISION SELF-EFFICACY THROUGH CAREER COUNSELING Kusumasari Kartika Hima Darmayanti; Dimas Teguh Prasetyo; Efan Yudha Winata; Pratiwi Sakti
JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan) Vol 7 No 01 (2020): JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan)
Publisher : Family Welfare Education Study Program, Faculty of Engineering, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.559 KB) | DOI: 10.21009/JKKP.071.03

Abstract

One of the biggest challenges that have to be faced by students of university is deciding on a specific career after graduating from university. The aims of this study are for knowing what students needed (study 1) and for testing whether career counseling can increase CDSE students of the university (study 2). In study 1, we use qualitative and quantitative approaches. On the other side, study 2 uses Quasi-Experimental within-subject pre and post-tests designed to monitor the role of career counseling on students. Study 2 involves (N=15) students CDMSES-SF is adopted in Bahasa and Culture. Using the Wilcoxon test on SPSS 24, we intend to know the significance of changes in students' CDSE. The results from study 1 are what needed on career counseling is materials concerning on grooming and writing curriculum (54.8% of 31 students), planning for facing the environment where they work (51.6% of 31 students), and tips and strategies to obtain a scholarship for the master program (54.8% of 31 students). Then, results of study 2 indicate there is a significant change of gathering occupational information (Z=–2.194; p<.05) and making plans for the future (Z=–2.204; p<.05) after career counseling. From this research, future career counseling concerns gathering occupational information and making plans for the future. Keywords: career counseling, CDSE, graduation, university students Apa yang Akan Anda Lakukan Setelah Lulus dari Universitas? Meningkatkan Career Decision Self-Efficacy Melalui Konseling Karier Abstrak Salah satu tantangan terbesar yang harus dihadapi oleh mahasiswa adalah membuat keputusan tentang karier tertentu setelah lulus dari universitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa yang dibutuhkan siswa (studi 1) dan untuk menguji apakah konseling karier dapat meningkatkan siswa CDSE dari universitas (studi 2). Dalam studi 1, kami menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Di sisi lain, Studi 2 menggunakan Kuasi-Eksperimental dengan pra dan pasca tes subjek yang dirancang untuk memantau peran konseling karier pada siswa. Studi 2 melibatkan (N=15) siswa CDMSES-SF diadopsi dalam Bahasa dan Budaya. Menggunakan uji Wilcoxon pada SPSS 24, kami bermaksud untuk mengetahui pentingnya perubahan pada CDSE siswa. Hasil dari studi 1 adalah apa yang diperlukan pada konseling karier adalah materi mengenai kurikulum perawatan dan menulis (54,8% dari 31 siswa), perencanaan untuk menghadapi lingkungan tempat mereka bekerja (51,6% dari 31 siswa), dan tips serta strategi untuk memperoleh beasiswa untuk program master (54,8% dari 31 siswa). Kemudian, hasil penelitian 2 menunjukkan ada perubahan yang signifikan dalam mengumpulkan informasi pekerjaan (Z=–2,194; p<0,05) dan membuat rencana untuk masa depan (Z=–2,204; p<0,05) setelah konseling karier. Dari penelitian ini, konseling karier masa depan berkaitan dengan gathering occupational information and making plans for the future. Kata kunci: CDSE, konseling karier, mahasiswa, wisuda
PELATIHAN EMPATI UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ANTI-BULLYING PADA SISWA BYSTANDER SMP “X” SURABAYA Efan Yudha Winata
Jurnal Kesehatan dan Sains Vol 1 No 1 (2017): JURNAL KESEHATAN DAN SAINS (JKS)
Publisher : LPPM STIKES Griya Husada Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bystander pada kasus bullying dapat meningkatkan maupun menurunkan perilaku bullying itu sendiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan empati kepada bystander untuk meningkatkan sikap anti-bullying. Penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental dengan menggunakan desain one group pretest-postest desain. Partisipannya adalah dua siswa kelas VII di SMP X, yang memiliki sikap anti-bullying rendah dan diperoleh berdasarkan data angket sikap anti-bullying. hasil penelitian secara kuantitatif menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan sikap anti-bullying sebelum dan sesudah intervensi (p = 0.180). Hal ini disebabkan jumlah sampel dalam penelitian yang sangat sedikit sehingga hasil analisis statistik yang dilakukan tidak signifikan. Selain itu juga didukung dengan karakterisitik dan juga latar belakang budaya masing-masing partisipan Meskipun dari uji statistik tidak terjadi perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah intervensi, akan tetapi peneliti melihat adanya peningkatan sikap anti-bullying partisipan dari aspek kognitif dan afektifnya. Secara umum, pelatihan empati ini dapat diterapkan kepada bystander sebagai upaya meningkatkan sikap anti-bullying di sekolah. Sebelum dilakukannya pelatihan ini, sebaiknya dilakukan asesmen yang lebih mendetil sehingga materi yang diberikan dapat sesuai dengan karakter partisipan.
Level Depresi dan Dampaknya terhadap Ide Bunuh Diri pada Mahasiswa di Pulau Sumbawa Kusumasari Kartika Hima Darmayanti; Erlina Anggraini; Efan Yudha Winata; Siti Dini Fakhriya; Diana Putri Arini; Veronica Kristiyani; Inda Purwasih; Sarah Afifah
JURNAL PSIKOLOGI Vol 18, No 1 (2022): Jurnal Psikologi
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jp.v18i1.15792

Abstract

Sejak 2018, terdapat beberapa kasus bunuh diri dari kalangan mahasiswa di Pulau Sumbawa. Depresi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ide bunuh diri. Penelitian ini menguji perbedaan ide bunuh diri berdasarkan pada perbedaan level depresi mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan online survei pada mahasiswa S1 (n = 163). Analisis statistik menggunakan Anova One-Way, dan hasilnya mengindikasikan bahwa terdapat 5 level depresi mengacu pada BDI-II, yaitu: Normal, gangguan mood ringan, batas depresi klinis, depresi sedang, dan depresi berat. Uji Anova One-Way menemukan signifikansi perbedaan tingkat ide bunuh diri berdasarkan pada kategori depresi pada mahasiswa. Kategori depresi berat mempunyai kontribusi tertinggi terhadap ide bunuh diri, sedangkan kategori normal mempunyai pengaruh terendah terhadap ide bunuh diri. Bagi psikolog dan psikiater, temuan penelitian berimplikasi agar memberikan intervensi dan treatment yang berbeda untuk mengatasi ide bunuh diri pada mahasiswa berdasarkan pada level depresi.
Hubungan Religiusitas dengan Agresi Verbal Pemain Game Online Khaerul Hadad; Efan Yudha Winata
JURNAL PSIMAWA Vol 4 No 2 (2021): EDISI 6
Publisher : Fakultas Psikologi dan Humaniora- Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/jp.v4i2.1433

Abstract

Currently, the rise of online games causes many cases of violence, both verbal and non-verbal. However, in everyday life, it is found that online games more often have an impact on verbal violence of players; therefore, this study aimed to determine whether there is a negative relation between religiosity and verbal aggression on online game players in Sumbawa Besar City. The method used in this study was quantitative method. The populations in this study were online game players in Sumbawa Besar City consisting of 70 people who were found based on initial screening. Then, the sampling technique used was saturated sample. The research data was obtained from the research instrument in the form of two scales, namely religiosity scale comprising of 20 items and verbal aggression scale which was adapted from the verbal aggression scale (VAS) consisting of 14 items. The statistical method used was Pearson's Correlation. Based on the results of data analysis, it is known that there is a relation between religiosity and verbal aggression. This can be seen from the research significance value of 0.000 < 0.05 and the correlation coefficient value of -0.436 was included in the category of moderate correlation strength, and showed that there is a negative relation between religiosity and verbal aggression on online game players in Sumbawa Besar City.
Kualitas Pernikahan Wanita dengan Status Married By Accident (MBA) serta Melakukan Konversi Agama Efan Yudha Winata; Kartika Mustafa Mustafa; Junaidin Junaidin; Ni Luh Sari Ningsih
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 4 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.577 KB) | DOI: 10.31004/jpdk.v4i4.6254

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pernikahan pada wanita married by accident (MBA) yang melakukan konversi agama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi, dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini adalah seorang wanita berusia 29 tahun yang telah menikah dan melakukan konversi agama sejak tahun 2016. Hasil penelitian menujukan bahwa pernikahan yang dijalani tergolong berkualitas karena memenuhi indicator dari masing-masing dimensi kualitas pernikahan, diantaranya dimensi kualitas relasi serta dimensi kualitas kesejahteraan suami istri.
“Why Can Other People Live Normally While I Cannot?”: An Application of Telecounseling Due to COVID-19 Darmayanti, Kusumasari Kartika Hima; Winata, Efan Yudha; Anggraini, Erlina
Makara Human Behavior Studies in Asia Vol. 24, No. 2
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In Nusa Tenggara Barat province, on May 04, 2020, there were 275 cases out of 11,587 total cases in Indonesia. COVID19 not only has an impact on physical health issues, but it also impacts on psychological issues. One of the psychological issues is how society experiences negative emotion (e.g., depression) during the spread of COVID-19. This study aimed to explore the telecounseling process on the individual who had experienced negative emotion especially in the case of depressive disorder in the COVID-19 Nusa Tenggara Barat province. This study used a single-case research design approach, and the collected data were analyzed qualitatively. The results showed that the participant reported everything she felt and thought about in stage I. Next, in stage II, the participant analyzed what she thought and wished. The statements of having suicidal thoughts, having negative emotions (e.g., feeling sad) and not being interested in any activities indicated that the participant experienced severe depression (BDI-II). Stage III took the form of a strategy of how the participant realized her goals. Through the telecounseling process, the participant understood the goals and strategies to achieve them amid COVID-19.