Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

The Realization of Directive Speech Act by Da’i on Dialogic Da’wah in Kota Surakarta: A Socio-Pragmatic Study nugroho, Miftah; Purnanto, Dwi; Tarjana, Sri Samiati
Komunitas Vol 10, No 1 (2018): March 2018
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v10i1.12930

Abstract

This article aims at explaining the directive speech acts realization on QA sessions of a dialogic situated communication. The directive speech requires a communicative counterpart (to do something as the speaker’s wishes) by his/her words. Under the Sociopragmatic is the crossdisciple study between the pragmatic and sociological disciplines. The data were obtained by applying methods of observation and recording. The data source of this study took the Islamic liturgical dialogues dakwah held by both Islamic organizations and Islamic sermons held at schools, homes, or mosques. The result shows that, in terms of the communicative functions, the directive speech acts were realized from the acts of suggesting, and warning, a da’i or preachers are adhering to the principle of harmony as reflected from their commitment towards the observed maxims of kurmat, andhap asor and the tepa slilra.
Tindakan Pengancaman dan Penyelamatan Muka dalam Podcast ASIX Episode Anang dan Ghea: Kajian Pragmatik Bhrata, Pramudya Dhana; Amanda, Putri; Nugroho, Miftah
Kode : Jurnal Bahasa Vol 13, No 2 (2024): Kode: Edisi Juni 2024
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/kjb.v13i2.59589

Abstract

Penelitian ini berfokus pada tindakan pengancaman dan penyelamatan muka. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan penggunaan bentuk/wujud strategi kesantunan khususnya yang mengacu pada tindakan pengancaman dan penyelamatan muka dalam podcast ASIX episode Anang&Ghea berdasarkan kajian pragmatik. Berkaitan dengan tujuan tersebut, jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian ini berupa tuturan dari penutur dan mitra tutur (Anang dan Ghea). Sumber data utama yang digunakan sebagai objek dari penelitian ini berupa podcast ASIX episode Anang dan Ghea. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik simak bebas libat cakap (SBLC), teknik catat, dan analisis konten. Teknik analisis data yang digunakan menggunakan model interaktif (reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat banyak strategi kesantunan positif misalnya memberikan pujian/simpati, mengupayakan kesepakatan, memberi asumsi, dsb. Sedangkan temuan bentuk penggunaan strategi kesantunan negatif yang muncul pada ujaran bersikap pesimis, menggunakan bentuk pasif, nominalisasi.
Tipologi Abreviasi dan Akronim: Titik Pijak Awal Pemanfaatan Semantik dalam Penyusunan Kamus Bahasa Indonesia Khoirunnisa, Krismonika; Sumarlam, Sumarlam; Nugroho, Miftah
GHANCARAN: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : Tadris Bahasa Indonesia, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/ghancaran.v4i2.6831

Abstract

Indonesian has many vocabularies which have developed more or less according to the user community and their needs. With the existence of an Indonesian dictionary that contains vocabulary and meanings that serve as guidelines, standardization of vocabulary in the KBBI and requires scientific negotiation. Through semantic science which is the basis for its compilation and standardization, with the present dictionary presentation, vocabulary and meaning will be easier to understand. The type of research used in this study is a qualitative research using descriptive analysis. This qualitative method is used by researchers to analyze the data findings. The data’s source in this study is from KBBI V (online). The dictionary will be analyzed for its elements of abbreviations and acronyms. Analysis this study was carried out descriptively which later was expected to be able to find the characteristics, properties, and functions through the selection of the required data. The results of this study found that there are several abbreviations and acronyms found in the KBBI (online). Abbreviations and acronyms found are seen from the process of formation, form, and function. Another existence found by researchers is the use of abbreviations and acronyms as research that can enrich and vocabulary development.
Lexical and cultural meaning Mitoni tradition of Javanese society in Plumbungan Village, Banyudono, Boyolali: An ethnolinguistic studies Rosidah, Khotimatul; Lutfiana, Aufa Daffa; Lestari, Clarisma Avistha; Nugroho, Miftah
LITE: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya Vol. 20 No. 1 (2024): March
Publisher : Universitas Dian Nuswantoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/lite.v20i1.10002

Abstract

Mitoni is one of the seven monthly traditions of pregnant women carried out by the Javanese community; each series of events and ubarampe has its meaning for the community. This study aims to describe the lexical and cultural meanings of the series of events and ubarampe in the mitoni tradition in Boyolali Regency. This research is ethnolinguistic in nature because it explains the relationship between language and culture in Plumbungan Village, Banyudono District, Boyolali Regency. This research is a qualitative descriptive study. Data collection methods used participatory observation followed by recording techniques and note-taking techniques. Methods of data analysis using the equivalent method. The results of this study indicate that the lexicon in the mitoni tradition is (1) sesajen, (2) siraman, (3) mecah tigan, (4) brojolan, (5) solan salin, and (6) kondangan. While the ubarampe found were (1) kembang, (2) banyu pitung sumur, (3) jimbeng, (4) gedhang raja, (5) kinang, (6) takir pontang, (7) duit koin, (8) jarik lumpatan, (9) cengkir, (10) jenang procot, (11) tumpeng, (12) gudhangan, (13) rujak, (14) tigan jawa, and (15) jenang cenil. Each of these lexicons has a symbol of life for the Banyudono people.
Penguasaan Kalimat pada Anak Usia 5 Tahun Astuti*, Agil Mila Tri; Rajwa, Aliifa Khoiru; Tsaniah, Alviana Dewi; Suparnoputeri, Bellawati; Azzahra, Azalea; Nugroho, Miftah
Dinamika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya Vol 7, No 2 (2024): Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya
Publisher : Universitas Suryakancana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/jd.v7i2.4367

Abstract

This article examines sentence competence in 5-year-old children, emphasizing the use of declarative, imperative, and interrogative sentences. The research employs a psycholinguistic approach to deepen the understanding of how sentence formation occurs in children. A qualitative method was used, with data collected through observation and interviews with the subjects. The research subjects were two 5-year-old children, Zain Alno Aldera and Hasbi Syaidan Pratama, both native speakers of Indonesian. The collected data were then classified and analyzed based on sentence types, such as declarative, imperative, and interrogative sentences. The results show that both children are capable of producing and mastering various kinds of sentences. Zain demonstrated higher proficiency in using declarative, interrogative, and imperative sentences compared to Hasbi.Keywords: children; sentence competence; 5 years oldABSTRAKArtikel ini akan menjelaskan penguasaan kalimat pada anak usia 5 tahun dengan menekankan pada penggunaan kalimat deklaratif, imperatif, dan interogatif. Penelitian ini menerapkan pendekatan psikolinguistik guna memperdalam pemahaman tentang bagaimana proses pembentukan kalimat terjadi pada anak. Penelitian menggunakan metode kualitatif. Metode pengumpulan data melalui observasi dan wawancara dengan subjek penelitian. Subjek penelitian adalah dua anak berusia 5 tahun, Zain Alno Aldera dan Hasbi Syaidan Pratama, yang keduanya merupakan penutur asli bahasa Indonesia. Data yang  terkumpul kemudian diklasifikasikan dan dianalisis berdasarkan jenis kalimatnya, seperti kalimat deklaratif, imperatif dan interogatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua anak dapat memproduksi dan menguasai berbagai jenis kalimat. Zain menunjukkan keterampilan yang lebih tinggi dalam penggunaan kalimat deklaratif, interogatif, dan imperatif dibandingkan Hasbi.Keywords: anak; penguasaan kalimat; usia 5 tahun
Penanda modifikasi internal pada tuturan encouraging juri Indonesian Idol Special Season dalam memberikan komentar penampilan peserta Putri, Jemima Jannah Darla; Djatmika, Djatmika; Nugroho, Miftah
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 8 No. 1 (2022): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/kembara.v8i1.18523

Abstract

Fenomena kebahasaan tidak hanya ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, tetapi dapat pula ditemukan di acara televisi, seperti acara pencarian bakat Indonesian Idol. Fenomena kebahasaan yang dapat diamati dalam acara tersebut salah satunya adalah modifikasi tindak tutur. Penelitian ini bertujuan untuk mengaji penggunaan modifikasi internal dalam tuturan encouraging juri Indonesian Idol Special Season dalam memberikan komentar penampilan peserta. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data autentik (data alami) yang berupa data lisan dengan bentuk dialog atau percakapan. Data yang digunakan bersumber dari acara pencarian bakat Indonesian Idol Special Season yang tayang pada stasiun TV RCTI. Dalam penelitian ini, sumber data diperoleh dan diunduh dari platform Youtube pada chennel resmi Indonesian Idol. Setelah diunduh, sumber data yang digunakan ditranskripsikan ke dalam transkripsi ortografi untuk memudahkan mengklasifikasikan data. Data yang telah ditranskripsikan akan diobservasi dan diklasifikasikan ke dalam kategori modifikasi internalnya masing-masing. Kemudian, data dianalisis menggunakan metode analisis kontekstual dengan teori tindak tutur dan modifikasi internal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan modifikasi internal dalam tuturan encouraging juri Indonesian Idol Special Season terdiri dari dua jenis, yaitu penggunaan upgraders dan lexical/phrasal downgraders. Pada kategori upgraders, penanda yang digunakan berupa intensifier, commitment indicator, suprasegmental emphasis, expletive, repetition, dan determination marker. Adapun pada kategori lexical/phrasal downgraders, penanda yang digunakan berupa hedge dan downtoner. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa perbedaan tata bahasa antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia menyebabkan banyak klasifikasi modifikasi internal sulit diterapkan dalam bahasa Indonesia. Meskipun demikian, penggunaan modifikasi internal tidak hanya ditemui pada jenis tindak tutur meminta, tetapi dapat pula ditemukan pada jenis tindak tutur lain, seperti tindak tutur memuji dan tindak tutur menginformasikan. Selain itu, penanda modifikasi internal dalam bahasa Indonesia dapat direalisasikan dalam bentuk formal maupun informal.
LEKSIKON RAGAM HIAS BANGUNAN KERATON KASUNANAN SURAKARTA: KAJIAN ETNOLINGUISTIK Ulhaq, Fadhiil Dhiya; Salsabiila, Fardha Yoedya; Pitriyanti, Pitriyanti; Eka Rahmawati, Pradita Aprilia; Nugroho, Miftah
Metahumaniora Vol 14, No 3 (2024): METAHUMANIORA, DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v14i3.55466

Abstract

Setiap leksikon ragam hias bangunan Keraton Surakarta memiliki makna tersendiri dan melambangkan nilai dari budaya yang turun temurun. Ragam hias pada keraton mengacu pada bentuk-bentuk alam semesta yang menggambarkan kepercayaan, kearifan lokal, dan nilai-nilai budaya masyarakat Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna leksikal dan kultural dari setiap leksikon ragam hias bangunan Keraton Kasunanan Surakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnolinguistik dan metode kualitatif. Data yang digunakan penelitian ini adalah leksikon ragam hias bangunan Keraton Kasunanan Surakarta. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode observasi dengan wawancara kepada informan yaitu Abdi Dalem Keraton Kasunanan Surakarta bernama KP. Budayaningrat S. Yusdianto, lalu dilanjutkan dengan teknik rekam dan teknik catat. Selain itu, data juga dikumpulkan melalui studi kepustakaan. Teknik analisis data menggunakan metode interaktif terdiri dari tiga langkah yaitu reduksi data, penyajian data, dan penyajian kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa leksikon ragam hias terbagi menjadi tujuh jenis yaitu flora, fauna, alam, manusia, geometris, benda, dan kaligrafi Arab. 
STRATEGI KRITIK DALAM DEBAT CALON PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2024: KAJIAN PRAGMATIK Khoironi, Haris; Mahbub, Moh. Tarojjil; Nugroho, Miftah
KLAUSA (Kajian Linguistik, Pembelajaran Bahasa, dan Sastra) Vol 8 No 2 (2024): KLAUSA Vol 8 No 2 (2024)
Publisher : Ma Chung Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33479/klausa.v8i2.954

Abstract

Penelitian ini mengulas strategi kritik yang muncul dalam debat calon presiden dan wakil presiden 2024 dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data pada penelitian ini adalah video youtube berjudul “[ FULL ] DEBAT PERTAMA CALON PRESIDEN 2024” yang dirilis pada tanggal 12 Desember 2023, “[ FULL ] DEBAT KEDUA CALON PRESIDEN 2024”, yang dirilis pada tanggal22Desember 2024, “[ FULL ] DEBAT KETIGA CALON PRESIDEN 2024”, yang dirilis pada tanggal 7 Januari 2024, dan “[FULL ] DEBAT KEEMPAT CALON PRESIDEN 2024” yang dirilis pada tanggal 21 Januari 2024. Video tersebutdiakses pada tanggal 12 April 2024. Hasil analisis di atas, didapati bahwa terdapat 23 data ujaran kritik. Dalam konteks debat calon presiden dan calon wakil presiden, sebanyak 9 ujaran kritik ditemukan, baik yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Dari ujaran yang kritik tersebut, 3 di antaranya menggunakan penilaian negatif secara langsung, 1 menunjukkan ketidaksetujuan, 2 menyederhanakan masalah, 2 menyampaikan keraguan, dan hanya 1 mengajukan pernyataan memancing. Di sisi lain, strategi kritik tidak langsung mencakup 14 data, dengan penggunaan koreksi pada 2 data, indikasi standar pada 2 data, pengajaran pada 3 data, permintaan perubahan pada 1 data, saran untuk perubahan pada 2 data, ekspresi ketidakpastian pada 1 data, dan petunjuk lainnya pada 3 data.
Tindak Tutur Meminta dalam Film Kembang Api Kulsum*, Lastunna Umi; Salsabiila, Fardha Yoedya; Putra, Gagas Roskadasya Indra; Azzahra, Kania Difia; Kifaya, Kinanti Nadia; Nugroho, Miftah
Alinea: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajaran Vol 13, No 2 (2024): Bahasa, Sastra, dan Pengajaran
Publisher : Universitas Suryakanca

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35194/alinea.v13i2.4394

Abstract

This article will describe the speech act of requesting in films "Kembang Api"and classify them into direct and indirect speech acts. The research method used in this study is qualitative research by taking data from the film  which was released in 2023. The research was conducted using listening techniques and note-taking techniques as well as free-speech techniques. The results of the study indicate that directive speech acts of requesting in the conversations of the actors in the film, especially in the characters Fahmi, Raga, Sukma, and Anggun. In addition, this study also found that direct speech acts of requesting occurred more often than indirect speech acts of requesting. The reason for the emergence of speech acts of requesting in the film is because the characters are described as people who do not know each otherKeywords: directive; request; pragmatics; speech act Abstrak: Artikel ini akan mendeskripsikan tindak tutur meminta dalam film “Kembang Api”dan mengklasifikasikannya menjadi tindak tutur meminta langsung dan tidak langsung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan mengambil data dari film “yang rilis pada tahun 2023. Penelitian dilakukan dengan teknik simak dan teknik catat serta teknik bebas libat cakap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindak tutur direktif meminta pada percakapan pemeran dalam film terutama pada tokoh Fahmi, Raga, Sukma, dan Anggun. Selain itu, dalam penelitian ini juga diketahui bahwa tindak tutur meminta secara langsung lebih banyak terjadi daripada tindak tutur meminta secara tidak langsung. Penyebab munculnya tindak tutur meminta pada film tersebut karena para tokohnya diceritakan sebagai orang yang tidak saling mengenalKatakunci: direktif; meminta; pragmatik; tindak tutur 
Strategi Ketidaksantunan dalam Film “Siap, Gan!” Putri, Nabila Destya; Pribalisty, Nesa Aureola; Hidayati, Mardliyyah; Jaya, Mido Mashela; Lukman, Lukman; Nugroho, Miftah
Transformatika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya Vol. 8 No. 2 (2024): TRANSFORMATIKA: JURNAL BAHASA, SASTRA DAN PENGAJARANNYA
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/transformatika.v8i2.1639

Abstract

The politeness of speech acts can be influenced by certain sociological factors, for example, relative power, social distance, and the presence of elements of coercion. In its development, politeness in speech acts also develops in its opposite form, namely impoliteness. The focus of the study in this research is the language impoliteness strategy in the film "Siap, Gan!" which appears as a reflection of differences in social levels by focusing discussion on the five strategies of impoliteness according to Culpeper's theory. This research aims to describe impolite language strategies in films. The type of research used in this research is qualitative and the data provision technique used in this research is observation/observation techniques. Observation techniques are carried out without involving what is being observed. The data source for this research comes from a video film entitled "Siap, Gan!" obtained on the YouTube channel. The analysis carried out in this research uses contextual analysis. Contextual analysis involves several elements, namely identifying speakers and speech partners, observing the background or causes of the speech, and the goals to be achieved through the speech data analysis, it is known what types of language impoliteness appear in the film "Siap, Gan!" namely bald on record impoliteness, positive impoliteness, and negative impoliteness. The most frequently used strategy is negative impoliteness. This proves the impoliteness in the film "Siap, Gan!" This tends to be used to attack the speaker's negative face. Some of the data findings indicate that several forms of words that are personally offensive to the speaker due to different social strata are also found to be presented as directly impolite with harsh, insulting, degrading, and critical language.