Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Pelatihan Pembuktian Perselisihan Hasil Pemilu Di Kota Bengkulu Amancik, Amancik; Ahmad Saifulloh, Putra Perdana; Illahi , Beni Kurnia; Barus, Sonia Ivana
Jurnal Abdimas UBJ (Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol. 4 No. 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Lembaga Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat dan Publikasi Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.277 KB) | DOI: 10.31599/jabdimas.v4i1.285

Abstract

The Constitutional Court has the authority to protect the constitutional rights of citizens and provide interpretations of the constitution, ideally in an election which is a political contestation that is built up by many things in its implementation. The Constitutional Court's function is to keep the Election in line with Election Principles which are regulated by Positive Law. Based on the above assumptions, it is worth discussing whether the process of proving PHPU in the Constitutional Court has been able to guarantee the implementation of an overly judicial election, or simply whether the proof of PHPU is ideal. This activity is about providing understanding to Participants of Evidence and Evidence Tool on Election Result Disputes; Providing understanding to Participants regarding updated matters regarding the Legal Evidence of Election Result Dispute; and especially for Lecturers as a means of Community Service which is part of the Tri Dharma of Higher Education. Keywords: Evidence, Evidence Tool, Election Result Disputes Abstrak Mahkamah Konstitusi memiliki kewenangan untuk melindungi hak konstitusional warga negara dan memberikan interpretasi terhadap konstitusi, idealnya dalam Pemilu yang merupakan kontestasi politik dipengaruhi oleh banyak hal dalam pelaksanaanya. MK berfungsi untuk menjaga agar Pemilu sejalan dengan Asas Luber dan Jurdil sebagaimana yang diatur Hukum Positif. Berdasar pada anggapan di atas, maka patutlah didiskusikan, apakah proses pembuktian PHPU di MK telah mampu menjamin terlaksanya Pemilu yang Luber Jurdil, atau sederhananya apakah Pembuktian PHPU tersebut telah ideal. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada Peserta tentang Pembuktian dan Alat Bukti Perselisihan Hasil Pemilu; Memberi pemahaman kepada Peserta tentang hal-hal update tentang Pembuktian Hukum Acara PHPU; dan khusus Dosen sebagai sarana Pengabdian Kepada Masyarakat yang merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kata kunci: Pembuktian, Alat Bukti, Perselisihan Hasil Pemilu
The Right to a Healthy Environment Barus, Sonia Ivana; Widiyarti, Diyas
Journal of Contemporary Sociological Issues Vol 4 No 2 (2024): Journal of Contemporary Sociological Issues
Publisher : Advanced Studies on Socio-Economy Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/csi.v4i2.45799

Abstract

As a pivotal justice enforcement agency in Indonesia, the State Administrative Court (PTUN) is instrumental in protecting citizens' rights, particularly in cases where administrative decisions by state officials cause harm. This article critically analyzes the implications of this problem construct judge decisions, explicitly focusing on environmental destruction cases. The interpretation of legal provisions plays a decisive role in determining outcomes. However, explaining the background of rationality used by judges is still being debated among scholars. Through an in-depth examination of several judicial decisions, the study identifies significant inconsistencies in interpreting Article 53 Paragraph (1) of the Administrative Court Law, especially concerning the phrase' interests are harmed.' These inconsistencies undermine legal certainty and expose underlying sociological issues, including power imbalances and social inequality. Mainly, that disproportionately hinders vulnerable communities from accessing justice. The analysis suggests that if left unaddressed, these disparities could further erode the principle of equality before the law, a cornerstone of justice, and weaken the foundations of environmental justice in Indonesia. A systematic interpretation is used to develop alternatives to overcome the challenges arising from ecological rights. Based on the inconsistency of Article 53 Paragraph (1) interpretation, this article argues that harmonization with domestic laws and international environmental agreements is the legal foundation. Furthermore, this approach is essential for reinforcing the judiciary's role in upholding citizens' rights, ensuring equitable access to justice, and strengthening Indonesia's legal framework for environmental protection. Keywords: Environment, Inconsistency, Justice, Rights, State Administrative Court
Penataan Ulang Pencabutan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Saifulloh, Putra Perdana Ahmad; Amancik, Amancik; Barus, Sonia Ivana
Jurnal Hukum Sasana Vol. 10 No. 1 (2024): Jurnal Hukum Sasana: June 2024
Publisher : Faculty of Law, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31599/sasana.v10i1.1226

Abstract

Paper ini membahas Original Intent Pasal 7 Ayat (1) huruf C, dan Pasal 52 Undang-Undang No.12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (UU P3) yang mengatur Tentang Pencabutan PERPPU, dan Paper ini juga memberikan konsep Ideal Pencabutan PERPPU dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia. Penelitian ini adalah Penelitian Hukum Normatif dengan pendekatan perundang-undangan dan konseptual. Dalam penelitian ini disimpulkan beberapa hal, Pertama, Penulis menilai baik dari DPR maupun Ahli Hukum Tata Negara yang dihadirkan DPR menganggap PERPPU sama dengan UU jadi tata cata pembentukan, dan pencabutannya disamakan dengan UU. Kedua, Penulis memilih model pencabutan PERPPU yang diatur dalam Konstitusi RIS 1949, dan UUDS 1950, yaitu setelah dicabut oleh Parlemen, PERPPU yang ditetapkan Presiden mutatis mutandis tidak berlaku.
Political Dynasties in General Elections According to Human Rights and A Comparison in Four ASEAN Countries Saifulloh, Putra Perdana Ahmad; Barus, Sonia Ivana; Nggilu, Novendri M; Nur, Asrul Ibrahim; Sulaiman, Dindha Shahrazade
TRUNOJOYO LAW REVIEW Vol 7, No 1 (2025): February
Publisher : Faculty of Law Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/tlr.v7i1.28492

Abstract

The advantages of this article are discussing the Prohibition of Dynastic Politics from a Human Rights Perspective and Legal Formulas to Minimize Dynastic Politics as well as comparisons in three ASEAN countries. The research results concluded that the practice of dynastic politics cannot be separated from a human rights perspective, especially political rights for citizens. However, on the other hand, if it continues, the practice of dynastic politics can damage democratic principles. This is also based on comparisons in Singapore, Thailand and the Philippines. For this reason, in this article, the author provides a legal formula to minimize the negative excesses of dynastic politics, namely by strengthening the conditions for presidential/vice presidential candidates, gubernatorial candidates, mayoral candidates, and regent candidates in internal political parties. So that political parties will also strengthen the party system so as to avoid collusion and nepotism. To minimize dynastic politics, it is necessary to improve the culture within political parties. The reconstruction of the design of a democratic presidential candidacy is to prioritize the process of deliberation and consensus. Through the formation of the Party Consultative Assembly, it is hoped that it will be able to overcome and interpret the ideological ideals of political parties and the ideals of political leadership. This needs to be regulated in the Memorandum of Association/Articles of Association of Political Parties and the revision of the Political Party Law and Election Law. Furthermore, the analysis used normative legal research, including statutory, comparative, and conceptual methods.
Kebijakan Anggaran Pangan Berbasis Konstitusi Pangan Sauni, Herawan; Barus, Sonia Ivana; Masri, Esther; Ahmad Saifulloh, Putra Perdana
Jurnal Hukum Sasana Vol. 10 No. 2 (2024): Jurnal Hukum Sasana: December 2024
Publisher : Faculty of Law, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31599/sasana.v10i2.3267

Abstract

Anomali anggaran ketahanan pangan terjadi karena dalam Regulasi Pangan tidak ada standar baku tentang Ketahanan Pangan. Berbeda dengan anggaran pendidikan dalam APBN wajib dianggarkan sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. Penulis berkesimpulan urgensinya anggaran ketahanan pangan untuk pemerataan peningkatan produktivitas, sehingga kapasitas produksi dapat meningkat. sehingga ketahanan pangan tetap terjaga dan distribusi panen lebih merata. Sehingga hal tersebut akan memberikan potensi dampak positif dalam ketahanan pangan. Untuk menjaga agar penataan anggaran tetap sesuai dengan peruntukkannya, maka review rencana anggaran sebelum dilaksanakan tetap diperlukan agar spending review bisa lebih akurat. Fokus utama spending review adalah untuk efisiensi anggaran. Spending review secara lugas menyebut angka yang harus dihemat karena terdapat inefisiensi anggaran. Oleh karena itu, angka inefisiensi yang dihasilkan spending review dapat digunakan sebagai acuan dalam penyusunan anggaran. Ke depan, penataan anggaran yang sudah semakin baik ini perlu diikuti oleh implementasi yang efektif. Dalam hal ini tentu diperlukan koordinasi dan sinergi yang konkrit antarpihak terkait, terutama antara pemerintah di tingkat pusat dan kabupaten/kota. Sinergitas ini perlu terus dibangun dan dimantapkan dalam pembangunan nasional secara berkelanjutan.  
ANALISIS YURIDIS PENERAPAN PIDANA TERHADAP PERS DI INDONESIA Putri, Kharisma Rahmadani; Chaniago, Shania Lorenza; Utami, Syifa Maghfiroh Rizqi; Hidayatullah, Muhammad Akmal; Tambunan, Mario Yesaya; Barus, Sonia Ivana
Civilia: Jurnal Kajian Hukum dan Pendidikan Kewarganegaraan Vol. 3 No. 2 (2024): Civilia: Jurnal Kajian Hukum dan Pendidikan Kewarganegaraan
Publisher : Civilia: Jurnal Kajian Hukum dan Pendidikan Kewarganegaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini mengupas analisis hukum mengenai penerapan hukum pidana terhadap media di Indonesia, terutama dalam konteks kebebasan pers yang dijamin oleh Pasal 28F UUD 1945. Studi ini mengangkat konflik antara hak untuk berekspresi dan pembatasan hukum yang ditetapkan melalui undang-undang, seperti UU ITE dan KUHP. Melalui pendekatan hukum normatif, artikel ini membahas dasar hukum, prinsip-prinsip kebebasan pers, serta dampak hukum bagi jurnalis dan lembaga media. Penelitian ini menunjukkan bahwa tindakan hukum terhadap media sering kali memicu perdebatan, khususnya berkaitan dengan penafsiran hukum yang tidak selalu konsisten. Di samping itu, tulisan ini menyarankan langkah-langkah untuk memperkuat perlindungan hukum bagi media demi menjaga keseimbangan antara kebebasan pers dan tanggung jawab hukum.
Perlindungan Hak Keperdataan Terhadap Anak Luar Kawin dalam sistem hukum Indonesia Ginthan Aulia; Barus, Sonia Ivana
Jurnal Ilmiah Kutei Vol 23 No 2 (2024)
Publisher : UNIB Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jik.v23i2.38962

Abstract

Perlindungan hak keperdataan terhadap anak luar kawin merupakan isu penting dalam sistem hukum Indonesia, mengingat posisi hukum anak luar kawin yang sering kali tidak setara dengan anak dalam kawin dalam hal hak-hak keperdataannya. Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) dan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan, hukum Indonesia mulai memberikan perlindungan yang lebih jelas bagi anak luar kawin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perlindungan hak keperdataan anak luar kawin serta hambatan-hambatan yang dihadapi dalam implementasi perlindungan tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan normatif dengan studi hukum kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun terdapat peraturan yang memberikan perlindungan hak keperdataan terhadap anak luar kawin, masih terdapat beberapa kendala praktis dalam pelaksanaannya, seperti masalah pengakuan ayah biologis dan prosedur administratif yang rumit. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pembaruan kebijakan dan peraturan yang lebih ramah bagi anak luar kawin agar hak-hak mereka dapat terlindungi dengan baik.
Penguatan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Yang Bersifat Mengatur Dan Berlaku Umum Guna Mencegah Krisis Konstitusional: Tinjauan Sejarah Ketatanegaraan Amancik, Amancik; Saifulloh, Putra Perdana Ahmad; Barus, Sonia Ivana
Jurnal Legislasi Indonesia Vol 21, No 2 (2024): Jurnal Legislasi Indonesia - Juni 2024
Publisher : Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undang, Kementerian Hukum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54629/jli.v21i2.1242

Abstract

Penelitian ini membahas Dinamika dan Praktik Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (TAP MPR) yang bersifat mengatur dan berlaku umum yang Berfungsi Mencegah Krisis Konstitusional di Indonesia Dalam Kurun Waktu 1965-2001; Membahas Original Intent Undang-Undang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (UU P3); dan memberikan Konsep Penguatan TAP MPR yang bersifat mengatur dan berlaku umum tersebut. Hasil Penelitian ini: Pertama, Dari Tahun 1965 Sampai 2001, TAP MPR yang bersifat mengatur dan berlaku umum berhasil mengantisipasi krisis konstitusional di Indonesia. Kedua, Penempatan TAP MPR Dalam UU P3 dimaksudkan sebagai langkah menghindari terjadinya kekosongan hukum mengingat sejauh ini masih terdapat TAP MPR yang penting untuk dipertahankan sebagai dasar yuridis penyelenggaraan Negara. Ketiga, Konsep Penguatan TAP MPR yang bersifat mengatur dan berlaku umum, yaitu: Revisi UU P3, Pembatasan Materi Muatan TAP MPR, Menjadikan TAP MPR Sebagai Konvensi Ketatanegaraan Tidak Tertulis dan Memberikan Kewenangan MK menguji TAP MPR Terhadap Pancasila. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan, historis, kasus, dan konseptual.
Konstruksi Hukum Pengawasan Internal terhadap Tindakan Koruptif Aparatur Sipil Negara (APIP): Studi Kasus Fee Proyek di Kementerian Pertanian Wati, Linda Rahma; Adzkia, Nurul; Vianka, Tania Putri; Barus, Sonia Ivana; Iskandar, Iskandar
Journal of Contemporary Law Studies Vol. 2 No. 4 (2025): Agustus
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47134/lawstudies.v2i4.4093

Abstract

This research examines the legal construction of internal supervision by the Government Internal Supervisory Apparatus (APIP) in tackling corrupt acts committed by the State Civil Apparatus (ASN), with a case study of project fees at the Ministry of Agriculture. Corruption in the bureaucracy, especially through the practice of project fees, shows the weakness of the internal control system, even though it has been regulated in regulations such as Government Regulation Number 60 of 2008 concerning the Government Internal Control System (SPIP) and Government Regulation Number 94 of 2021 concerning Civil Servant Discipline. Through a normative juridical approach and case studies, this research found a gap between legal norms and their implementation. APIP, as the main instrument of supervision, still faces challenges in terms of independence, competence, and adequate structural support. Cases in the Ministry of Agriculture show that supervisory actions are often reactive, not preventive. Therefore, it is necessary to strengthen the role of APIP through the adoption of integrity audit methodology (probity audit), human resource capacity building, and institutional reform in order to realize effective, independent, and accountable supervision. This research offers legal and institutional recommendations to strengthen clean and integrity governance.
ANALISIS YURIDIS PENERAPAN PIDANA TERHADAP PERS DI INDONESIA Putri, Kharisma Rahmadani; Chaniago, Shania Lorenza; Utami, Syifa Maghfiroh Rizqi; Hidayatullah, Muhammad Akmal; Tambunan, Mario Yesaya; Barus, Sonia Ivana
Civilia: Jurnal Kajian Hukum dan Pendidikan Kewarganegaraan Vol. 3 No. 2 (2024): Civilia: Jurnal Kajian Hukum dan Pendidikan Kewarganegaraan
Publisher : Civilia: Jurnal Kajian Hukum dan Pendidikan Kewarganegaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini mengupas analisis hukum mengenai penerapan hukum pidana terhadap media di Indonesia, terutama dalam konteks kebebasan pers yang dijamin oleh Pasal 28F UUD 1945. Studi ini mengangkat konflik antara hak untuk berekspresi dan pembatasan hukum yang ditetapkan melalui undang-undang, seperti UU ITE dan KUHP. Melalui pendekatan hukum normatif, artikel ini membahas dasar hukum, prinsip-prinsip kebebasan pers, serta dampak hukum bagi jurnalis dan lembaga media. Penelitian ini menunjukkan bahwa tindakan hukum terhadap media sering kali memicu perdebatan, khususnya berkaitan dengan penafsiran hukum yang tidak selalu konsisten. Di samping itu, tulisan ini menyarankan langkah-langkah untuk memperkuat perlindungan hukum bagi media demi menjaga keseimbangan antara kebebasan pers dan tanggung jawab hukum.