Claim Missing Document
Check
Articles

Pelatihan Dasar-Dasar Pengoperasian GPS Garmin Bagi Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sorong Farida, Anif; Rosalina, Febrianti
Abdimas: Papua Journal of Community Service Vol 2, No 1 (2020): January
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/pjcs.v2i1.995

Abstract

Global Positioning System (GPS) merupakan teknologi yang sangat penting karena membantu untuk menentukan posisi koordinat di permukaan bumi. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengenalan tentang GPS Garmin, memperkenalkan feature-feature dan fungsi yang ada di dalam GPS Garmin, serta mengetahui respon mahasiswa terhadap pelatihan GPS. Metode dalam kegiatan pelatihan ini menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan materi yang bersifat teori dengan menggunakan slide (powerpoint). Selanjutnyanmenggunakan metode demostrasi alat (materi yang bersifat praktek) dengan memperkenalkan alat secara langsung. Metode terakhir yang digunakan dalam pelatihan yaitu metode tanya jawab dan diskusi untuk mempertajam serta memperjelas tingkat pemahaman peserta terkait teori dan cara menggunakan GPS. Berdasarkan hasil pelatihan yang telah dilakukan maka dapat diperoleh informasi bahwa: 1) GPS merupakan sebuah sistem satelit navigasi yang berguna untuk mengetahui suatu posisi di permukaan bumi. 2) Komponen yang terdapat di dalam GPS terdiri dari unit antena sebagai penangkap sinyal satelit, unit display sebagai penampil informasi hasil pembacaan, unit receiver sebagai penerima sinyal satelit untuk memperkirakan posisi. 3) Prinsip kerja GPS adalah pengukuran jarak (range) antara receiver dengan satelit. Dimana pemancaran sinyal satelit yang diterima alat secara pasif paling tidak GPS harus memperoleh sinyal dari 3 satelit untuk dapat menentukan posisi dengan tepat. 4) Kelebihan GPS adalah dapat dioperasikan oleh setiap orang kapan saja dan dimana saja,karena pengoperasisannya yang cukup mudah, serta posisi koordinat geografis dapat diketahui dengan cepat. Namun, GPS juga memiliki kelemahan pada sinyalnya yang lemah karena pengaruh atmosfer serta sulit digunakan di dalam ruangan atau bila terhalang gedung tinggi. selain itu tingkat akurasinya di atas 1 meter apabila digunakan di daerah dengan tutupan kanopi yang lebat (sehingga menyebab pergeseran lokasi).
Pelatihan Pembuatan Persemaian Dan Cabutan Anakan Alam Di Kampung Kasih Kabupaten Sorong Ponisri, Ponisri; Farida, Anif; Nanlohy, Lona Helti
Abdimas: Papua Journal of Community Service Vol 4, No 1 (2022): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/pjcs.v4i1.1546

Abstract

Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pelatihan pembuatan persemaian sementara dan permanen serta anakan cabutan alami. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah dengan cara pelatihan , penyuluhan dan diskusi tentang persemaian dan cabutan anakan alami. Penyemaian adalah kegiatan memproses benih menjadi bibit. Penyemaian diperlukan ketika benih terlalu kecil sehingga jika ditanam langsung akan rentan hanyut atau hilang terbawa air. Kegiatan  dimana benih di tanam di suatu media  yang bertujuan agar benih bisa tumbuh maksimal, biasanya benih yang  melalui persemaian bisa terlindung dari hama penyakit yang mengganggu bibit tanaman. Dengan melakukan persemaian  benih yang di tanam dapat terpelihara dengan baik di bandingkan dengan yang langsung tanam, persemaian tentunya memiliki bagian yang sangat penting  dari sebagian tanaman yang  akan  dibudidayakan walaupun tidak semua tanaman harus di semai, beberapa tanaman sebenarnya berupaya tumbuh sehat namun dengan bantuan campur tangan manusia sekarang ini maka akan memepercepat pertumbuhan tanaman tersebut. Dimana persemaian merupakan tempat penyiapan bibit yang baik sebelum di pindah ke lahan. Untuk pembangunan hutan tanaman yang membutuhkan bibit dalam jumlah yang besar dan memiliki prasarana perhubungan yang lancar  kelokasi penanaman sebaiknya dipergunakan tipe persemaian permanen.
ANALISIS LIMPASAN PERMUKAAN DI SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SORONG KOTA SORONG Anif Farida; Vrita Tri Aryuni
Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan Vol. 12 No. 2 (2020): SAINS & TEKNOLOGI LINGKUNGAN
Publisher : Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jstl.vol12.iss2.art6

Abstract

Daerah sekitar Kampus Universitas Muhammadiyah Sorong didominasi oleh kawasan terbangun dan menyisakan sedikit untuk vegetasi (pohon). Pembangunan lahan terbangun dan penutupan permukaan tanah dengan material yang diperkeras berpotensi menyebabkan tingginya limpasan permukaan (surface runoff) di daerah tersebut. Tujuan  penelitian ini adalah menghitung besarnya nilai koefisien aliran dan debit limpasan permukaan (surface runoff) yang ada di sekitar Kampus Universitas Muhammadiyah Sorong. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Nilai koefisien aliran ditentukan dengan rata-rata tertimbang dan berdasarkan penutup lahan. Debit limpasan permukaan dihitung dengan persamaan Rasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien aliran dipengaruhi oleh penutup lahan. Nilai koefisien aliran total sebesar 0,53 yang berarti 53 % dari hujan yang jatuh menjadi limpasan permukaan.  Debit limpasan permukaan paling tinggi pada kejadian hujan tanggal 17 Oktober 2019 sebesar 1,2 m³/detik dengan intensitas hujan 33,69 mm/jam, sedangkan  paling rendah tanggal 30 September 2019 sebesar 0,202  m³/detik dengan intensitas hujan 5,67 mm/jam.
Prediksi Kebutuhan Area Permukiman di Kota Ternate Vrita Tri Aryuni; Ramdani Salam; Anif Farida
RUANG: Jurnal Lingkungan Binaan (SPACE: Journal of the Built Environment) Vol 8 No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.645 KB) | DOI: 10.24843/JRS.2021.v08.i02.p03

Abstract

Abstract Ternate City is a densely populated area and has high population growth in comparison with other cities of North Maluku, Indonesia. Consequently, Ternate needs more areas dedicated for settlement than it currently has. In addressing this condition, this study aims at examining the scale of land needed to accommodate the escalating number of houses required by Ternate’s urban dwellers in 2025, 2030, and 2035. It adopts a quantitative method supported by relevant and available secondary data. The increase in population number is calculated based on an exponential growth calculation. Discussion within is developed based on an assumption that every household needs a minimum of 100 m2 for its home. This study shows that each district of Ternate has its own need for houses and scale of area that differ from one district to another. The southern part of Ternate City demonstrates the highest figure of 27.992 unit houses with an area of 279,92 hectares in 2025; 36.345 units of houses and an area of 363,45 hectares in 2030; and 4.962 units of houses with an area of 49,62 hectares in 2035. On the other side, Ternate Island shows the least figure of 3.113 units of houses with an area of 31,13 hectares in 2025; 3.928 units of houses with an area of 39,28 hectares in 2030; and 4.962 units of houses with an area of 49,62 hectares in 2035. On top of these, this study further recommends that the escalating needs for urban settlement should be well addressed in the urban plan formulated by the Local Urban Planning Office of the Ternate City, thus uncontrolled land conversion will not take place in the near future. Keywords: population, land, settlement, needs projection Abstrak Kota Ternate merupakan daerah yang padat penduduk dan memiliki pertumbuhan penduduk yang tinggi dibandingkan kota-kota lain di Maluku Utara, sehingga membutuhkan lebih banyak permukiman. Tujuan penelitian yaitu untuk memprediksi kebutuhan lahan permukiman di Kota Ternate pada tahun 2025, 2030 dan 2035. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan data sekunder. Prediksi populasi penduduk dihitung dengan pertumbuhan eksponensial. Kebutuhan permukiman penduduk diperoleh dengan asumsi setiap rumah tangga membutuhkan luas minimal 100 m2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan lahan permukiman berbeda pada tiap kecamatan. Ternate Selatan membutuhkan jumlah rumah mukim terbanyak dan lahan permukiman terluas yaitu 27.992 unit dengan luas 279,92 ha pada tahun 2025, 36.345 unit dengan luas 363,45 ha pada tahun 2030, dan 47.805 unit dengan luas 478,05 ha pada tahun 2035. Pulau Ternate yang paling sedikit membutuhkan rumah mukim dan lahan permukiman tersempit yaitu 3.113 unit dengan luas 31,13 ha pada tahun 2025, 3.928 unit dengan luas 39,28 ha pada tahun 2030 dan 4.962 unit dengan luas 49,62 ha pada tahun 2035. Meningkatnya kebutuhan akan lahan permukiman tersebut sebaiknya diiringi penataan kota oleh Pemerintah Daerah setempat, agar tidak terjadi konversi lahan yang tidak terkendali di masa depan. Kata kunci: populasi, lahan, area permukiman, prediksi kebutuhan
Pelatihan Dasar-Dasar Pengoperasian GPS Garmin Bagi Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sorong Anif Farida; Febrianti Rosalina
Abdimas: Papua Journal of Community Service Vol. 2 No. 1 (2020): January
Publisher : LP3M Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/pjcs.v2i1.995

Abstract

Global Positioning System (GPS) merupakan teknologi yang sangat penting karena membantu untuk menentukan posisi koordinat di permukaan bumi. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengenalan tentang GPS Garmin, memperkenalkan feature-feature dan fungsi yang ada di dalam GPS Garmin, serta mengetahui respon mahasiswa terhadap pelatihan GPS. Metode dalam kegiatan pelatihan ini menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan materi yang bersifat teori dengan menggunakan slide (powerpoint). Selanjutnyanmenggunakan metode demostrasi alat (materi yang bersifat praktek) dengan memperkenalkan alat secara langsung. Metode terakhir yang digunakan dalam pelatihan yaitu metode tanya jawab dan diskusi untuk mempertajam serta memperjelas tingkat pemahaman peserta terkait teori dan cara menggunakan GPS. Berdasarkan hasil pelatihan yang telah dilakukan maka dapat diperoleh informasi bahwa: 1) GPS merupakan sebuah sistem satelit navigasi yang berguna untuk mengetahui suatu posisi di permukaan bumi. 2) Komponen yang terdapat di dalam GPS terdiri dari unit antena sebagai penangkap sinyal satelit, unit display sebagai penampil informasi hasil pembacaan, unit receiver sebagai penerima sinyal satelit untuk memperkirakan posisi. 3) Prinsip kerja GPS adalah pengukuran jarak (range) antara receiver dengan satelit. Dimana pemancaran sinyal satelit yang diterima alat secara pasif paling tidak GPS harus memperoleh sinyal dari 3 satelit untuk dapat menentukan posisi dengan tepat. 4) Kelebihan GPS adalah dapat dioperasikan oleh setiap orang kapan saja dan dimana saja,karena pengoperasisannya yang cukup mudah, serta posisi koordinat geografis dapat diketahui dengan cepat. Namun, GPS juga memiliki kelemahan pada sinyalnya yang lemah karena pengaruh atmosfer serta sulit digunakan di dalam ruangan atau bila terhalang gedung tinggi. selain itu tingkat akurasinya di atas 1 meter apabila digunakan di daerah dengan tutupan kanopi yang lebat (sehingga menyebab pergeseran lokasi).
Pelatihan Pembuatan Persemaian Dan Cabutan Anakan Alam Di Kampung Kasih Kabupaten Sorong Ponisri Ponisri; Anif Farida; Lona Helti Nanlohy
Abdimas: Papua Journal of Community Service Vol. 4 No. 1 (2022): Januari
Publisher : LP3M Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/pjcs.v4i1.1546

Abstract

Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pelatihan pembuatan persemaian sementara dan permanen serta anakan cabutan alami. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah dengan cara pelatihan , penyuluhan dan diskusi tentang persemaian dan cabutan anakan alami. Penyemaian adalah kegiatan memproses benih menjadi bibit. Penyemaian diperlukan ketika benih terlalu kecil sehingga jika ditanam langsung akan rentan hanyut atau hilang terbawa air. Kegiatan  dimana benih di tanam di suatu media  yang bertujuan agar benih bisa tumbuh maksimal, biasanya benih yang  melalui persemaian bisa terlindung dari hama penyakit yang mengganggu bibit tanaman. Dengan melakukan persemaian  benih yang di tanam dapat terpelihara dengan baik di bandingkan dengan yang langsung tanam, persemaian tentunya memiliki bagian yang sangat penting  dari sebagian tanaman yang  akan  dibudidayakan walaupun tidak semua tanaman harus di semai, beberapa tanaman sebenarnya berupaya tumbuh sehat namun dengan bantuan campur tangan manusia sekarang ini maka akan memepercepat pertumbuhan tanaman tersebut. Dimana persemaian merupakan tempat penyiapan bibit yang baik sebelum di pindah ke lahan. Untuk pembangunan hutan tanaman yang membutuhkan bibit dalam jumlah yang besar dan memiliki prasarana perhubungan yang lancar  kelokasi penanaman sebaiknya dipergunakan tipe persemaian permanen.
Prediksi Banjir Menggunakan Model Answers Kasus Di Das Code Yogyakarta Anif Farida
Median : Jurnal Ilmu Ilmu Eksakta Vol. 10 No. 2 (2018): Jurnal Median
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/md.v10i2.296

Abstract

DAS Code merupakan salah satu sungai di Provinsi DIY yang melintasi daerah perkotaan dan telah mengalami banyak perubahan tutupan lahan. Tujuan penelitian ini yaitu mengkaji penggunaan model ANSWERS untuk memprediksi banjir Sungai Code, mengkaji kapasitas alur sungai di daerah perkotaan Sungai Code dalam menampung debit puncak (Qp) dan mengkaji pengaruh perluasan area terbangun terhadap potensi banjir Sungai Code berdasarkan simulasi penggunaan lahan. Perhitungan banjir pada penelitian ini diperkirakan menggunakan model ANSWERS. Keakuratan model diuji dengan student’s-t test berupa validasi 11 hujan tunggal beserta pasangan hidrograf alirannyapada taraf signifikansi 5 %. Alur sungai daerah perkotaan diukur untuk mengetahui kapasitas maksimum sungai Code. Simulasi hujan dan penggunaan lahan dilakukan untuk mengetahui pengaruh perluasan area terbangun terhadap potensi banjir. Prediksi banjir dengan membandingkan kapasitas maksimum sungai Code daerah perkotaan dengan debit puncak hasil simulasi model ANSWERS.Hasil penelitian menunjukkan model ANSWERS dapat diaplikasikan untuk memprediksi banjir di Sungai Code. Uji keakuratan model menunjukkan tidak ada perbedaan nyata antara komponen hidrograf aliran model dan observasi. Kapasitas alur Sungai Code dalam menampung debit puncak (Qp) yaitu ruas Sungai Code di Jembatan Kewek 90,91 m3/detik dengan hujan maksimum ≤ 150 mm/hari sedangkan ruas Sungai Code di Desa Bintaran sebesar 98,79 m3/detik dengan hujan maksimum ≤ 155 mm/hari. Perluasan area terbangun mempunyai pengaruh terhadap potensi banjir Sungai Code. Hasil simulasi menunjukkan di Jembatan Kewek dengan luas permukiman sebesar 50 % dan 60 % dapat menaikkan debit puncak rata-rata 5,79 m3/detik dan 9,88 m3/detik. Di Desa Bintaran rata-rata sebesar 10,51 m3/detik dan 13,11 m3/detik.
Kajian Karakteristik Morfometri Daerah Aliran Sungai Klawoguk Kota Sorong Berbasis Sistem Informasi Geografis Anif Farida; Irnawati Irnawati
Median : Jurnal Ilmu Ilmu Eksakta Vol. 12 No. 2 (2020): Jurnal Median
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1041.256 KB) | DOI: 10.33506/md.v12i2.1004

Abstract

DAS Klawoguk yang masuk dalam wilayah Kota Sorong mempunyai permasalahan yang selalu berulang yaitu banjir. Hampir setiap ada hujan yang jatuh dengan intensitas yang cukup tinggi akan mengakibatkan banjir di beberapa lokasi yang dekat dengan sungai. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi karakteristik morfometri DAS Klawoguk dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Parameter morfometri yang dihitung adalah luas DAS, panjang sungai utama, kemiringan sungai utama, bifurcation ratio, form factor, circularity ratio, drainage density, texture ratio dan length of overland flow. Analisis spasial dilakukan dengan bantuan software MapInfo Professional 11.5 sedangkan analisis dekripstif kualitatif  dilakukan dengan cara mengkaji hasil perhitungan morfometri DAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas DAS Klawoguk 31,26 km2 dengan panjang sungai utama 20,61 km dan kemiringan sungai utama 0,01 (1 %). Nilai Rb (bifurcation ratio) sebesar 13,68, form factor sebesar 0,020 yang berarti bentuk DAS tidak bulat dan circularity ratio (Rc) 0,25 termasuk dalam kategori bentuk DAS memanjang. Kerapatan drainase 3,52 km/km2 masuk dalam kelas sedang, nilai texture ratio 3,87 dan nilai length of overland flow sebesar 1,76. Berdasarkan parameter morfometri tersebut DAS Klawoguk mempunyai kenaikan debit banjir yang cepat dengan air tidak tergenang terlalu lama, volume runoff yang dihasilkan juga cukup besar, kemampuan infiltrasi yang rendah dan durasi waktu yang diperlukan oleh aliran untuk mencapai outlet tidak terlalu cepat.
POTENSI BANJIR BANDANG MENGGUNAKAN ANALISIS MORFOMETRI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI KLAGISON KOTA SORONG Anif Farida; Mierta Dwangga
ECOTROPHIC : Jurnal Ilmu Lingkungan (Journal of Environmental Science) Vol 16 No 1 (2022)
Publisher : Master Program of Environmental Science, Postgraduate Program of Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/EJES.2022.v16.i01.p07

Abstract

Flash flood is water level increases rapidly in the river beyond flood level and occurs due to extreme weather. It's happened quickly without warning. The Klagison Watershed in Sorong City has grown rapidly and often had flooded. Settlements dominate almost on watershed areas and there are many hills that are deforested due to mining activities upstream. This study aims to examine the morphometric conditions and to analyze the spatial distribution of the potential flash flood in the Klagison Watershed of Sorong City based on morphometric analysis. GIS is used to obtain morphometric parameters such as linear, relief and aerial parameters. The correlation coefficient between each morphometric parameter was calculated using Pearson Correlation. Determination of potential flash flood areas using the priority zone formula. The result shows that the Klagison watershed has high erosion potential and large runoff based on morphometric analysis. This can be seen in the high value of the texture ratio (T) and low Constant channel maintenance (C) so that the runoff volume is also large. The Lof value in all sub-watersheds is small, which means that surface runoff will quickly to the channel. The flash flood potential in the Klagison watershed is very low (Sub-watershed 1 and Sub-watershed 5), moderate (Sub-watershed 3 and Sub-watershed 4), high (Sub-watershed 2) and very high (Sub-watershed 6 and Sub-watershed 7). It means that Sub-watershed 2, Sub-watershed 6 and Sub-watershed 7 need management priorities related to disaster mitigation. Keywords: flash flood; morphometry; watershed
Penghijauan Dan Penataan Taman Kampus Universitas Muhammadiyah Sorong Ponisri Ponisri; Nurul Fajeriana; Akhmad Ali; Anif Farida; Irnawati Irnawati
Abdimas: Papua Journal of Community Service Vol. 4 No. 2 (2022): Juli
Publisher : LP3M Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/pjcs.v4i2.1850

Abstract

Penghijauan merupakan bentuk peran manusia dalam menjaga lingkungan dalam upaya penanggulangan degradasi dengan cara penanaman pohon disekitar atau di wilayah tertentu. Sehingga dapat memberi kesan segar dan memperindah pemandangan di tempat-tempat umum, penghijauan juga memberikan banyak manfaat bagi lingkungan. Pohon-pohon yang ditanam akan mengatasi polusi yang banyak dihasilkan di jalan raya, dan memberikan suplai oksigen bagi manusia. Sedangkan penataan taman di Universitas Muhammadiyah Sorong memiliki peranan yaitu sebagai ruang publik kampus dimana sebagai pusat interaksi dan komunikasi bagi mahasiswa dan dosen baik formal maupun informal, individu maupun kelompok. Keberadaan taman bagi mahasiswa dan dosen sangat penting, karena dapat dijadikan sebagai ruang terbuka publik yang mampu mengakomodasi kebutuhan rekreasi disela kesibukan lingkungan kampus.