Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Journal Of Civil Engineering And Infrastructure Technology

Evaluasi Kinerja Teknis Jaringan Distribusi Air minum PDAM Way Rilau dengan Epanet 2.2: Studi Kasus: Daerah Pelayanan Teluk Betung Timur, Bandar Lampung Fitriana, Indri Rahmandhani; Mashuri; Dwipayana, Made Arya
Journal of Civil Engineering and Infrastructure Technology Vol 3 No 1 (2024): JCEIT
Publisher : Civil Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/jceit.v3i1.3691

Abstract

Salah satu indikator untuk mengukur pemenuhan kebutuhan air minum yang berkelanjutan adalah persentase rumah tangga yang dapat mengakses layanan sumber air minum. PDAM Way Rilau sebagai salah satu penyedia layanan air minum Teluk Betung Timur dengan jangkauan 335 sambungan rumah (SR) setara dengan 1.340 jiwa. Angka ini hanya memenuhi 2,48% jiwa dari keseluruhan jumlah penduduk Teluk Betung Timur. Berdasarkan fenomena tersebut, perlu adanya peningkatan persentase sambungan rumah untuk menjamin akses pemenuhan air minum yang berkelanjutan. Evaluasi pada tingkat konsumen diperlukan untuk menilai aspek-aspek yang perlu ditingkatkan khususnya dalam hal teknis pada jaringan distribusi air minum. Hasil evaluasi tersebut dapat digunakan sebagai dasar pengembangan akses layanan air minum. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kinerja teknis jaringan distribusi PDAM Way Rilau dan merumuskan alternatif solusi terhadap parameter teknis seperti debit, kecepatan aliran serta tekanan yang tidak memenuhi kriteria teknis. Berdasarkan hasi survei kepada 57% responden menyatakan distribusi air tidak berjalan baik. Evaluasi dilakukan dengan model numerik Epanet 2.2. menunjukkan bahwa pada jam puncak beberapa titik memiliki nilai debit minus, tekanan dibawah 10 m dan kecepatan di bawah 0,3 m/s. Alternatif yang dipilih untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah merubah dimensi pipa dan memberi katup pada beberapa junction
EVALUASI EFISIENSI REHABILITASI SALURAN IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI BATANGHARI UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Mardika, M. Gilang Indra; Fitriana, Indri Rahmandhani; Priyono, Alfito
Journal of Civil Engineering and Infrastructure Technology Vol 3 No 2 (2024): JCEIT
Publisher : Civil Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36728/jceit.v3i2.4374

Abstract

Rehabilitasi saluran primer sepanjang 20 km pada tahun 2023 di Daerah Irigasi Batanghari Utara, Lampung Timur dilakukan untuk mengatasi permasalahan distribusi air yang tidak optimal. Debit air irigasi tidak mampu untuk mencapai saluran sekunder hilir mengakibatkan kekurangan air pada lahan pertanian bagian tersebut. Hal ini akibat kebocoran saluran yang selanjutnya mengganggu distribusi debit air irigasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas rehabilitasi saluran dalam menyelesaikan permasalahan distribusi debit air irigasi. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis neraca air untuk mengetahui kondisi kesetimbangan ketersediaan air dan kebutuhan air irigasi dan pemodelan hidraulika dengan menggunakan HEC-RAS untuk memodelkan distribusi air dengan dimensi saluran pasca rehabilitasi. Analisis debit kebutuhan didasarkan pada pola tanam eksisting padi-padi-palawija dan masa tanam 120 hari. Skenario pemodelan hidraulika yaitu pada saat neraca air surplus, neraca air defisit dan neraca air ekstrim. Hasil penelitian didapatkan bahwa neraca air surplus sebesar 8.707 m3/s pada bulan februari pola tanam padi distribusi air mencapai saluran sekunder hilir G12, neraca air defisit sebesar -8.141 m3/s pada bulan mei pola tanam padi distribusi air mencapai saluran sekunder G4 dan neraca air ekstrim sebesar -5.264 m3/s pada bulan november pola tanam palawija distribusi air mencapai saluran sekunder G1. Berdasarkan analisis neraca air dan pemodelan menunjukkan bahwa permasalahan utama tidak meratanya distribusi air karena debit ketersediaan tidak mencukupi debit kebutuhan pasca rehabilitasi saluran primer.