Claim Missing Document
Check
Articles

Menelisik Kearifan Lokal Masyarakat Melayu Jambi Berbasis Cerita Rakyat dalam Membangun Peradaban Warni Warni; Rengki Afria
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 3 No. 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.188 KB) | DOI: 10.22437/titian.v3i2.8222

Abstract

Sastra lama merupakan perwujudan dari budaya-budaya lokal masyarakat. Sastra lama hadir lewat tradisi yang secara turun-temurun terus dihadiahi dari generasi ke generasi. Di dalamnya, terkandung nilai-nilai kearifan lokal yang jika ditelisik akan membuahkan suatu ide-ide baru. Kearifan lokal merupakan suatu identitas lokal yang eksistensinya dapat mempengaruhi pola hidup masyarakat setempat. Suatu bentuk kreativitas dapat dihadirkan dengan memunculkan kembali sumber daya lokal yang terdapat pada nilai-nilai kearifan lokal. Dengan demikian, akan terbangun suatu bentuk kreativitas yang berlandaskan kearifan lokal. Ini merupakan upaya dalam melestarikan kearifan lokal masyarakat serta memanfaatkannya untuk menciptakan kreativitas baru tanpa menghilangkan nilai-nilai kearifan lokal. Oleh sebab itu, perlu digali kembali nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Melayu Jambi pada masa lampau agar kreativitas masyarakat terus berkembang dengan tidak menghilangkan identitas lokal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan kembali cerita rakyat yang tersebar di seluruh wilayah Provinsi Jambi. Dengan begitu, nilai-nilai kearifan lokal dapat digali dan diambil manfaatnya untuk membangun peradaban.
Leksikon-Leksikon Tradisional dalam Permainan Ekal dan Layangan di Jambi Rengki Afria; Dimas Sanjaya
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 4 No. 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/titian.v4i1.9555

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan lekikon-leksikon tradisional dalam permainan ekal dan layangan di Jambi. Deskripsi leksikon-leksikon tersebut untuk mendukumentasikan dan merevitalisasi permainan tradisional yang sudah mulai hilang. Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ditemukan leksikon dalam permainan ekal, terdapat 20 kosakata dan 6 gabungan kata. Terdiri dari 15 nomina, 4 verba, dan 8 adejktiva. Sedangkan pada permainan layangan terdapat 17 kosakata dan 1 kata turunan. Terdiri dari 4 nomina, 9 verba, dan 7 adjektiva. Setelah dianalisis, ada beberapa kosakata yang sudah ada dalam kehidupan sehari tetapi berbeda makna dalam permainan tradisional yaitu, batas, buah, bobot, buncit, gondol, mati, kilan, les, pot, ulur, tangsi, kendor, dan pecian. Lalu beberapa leksikon berdasarkan pelesetan dari kosakata sebelumnya yaitu, dekok, trek mundur, nyinteng, dan gedek. Dan terakhir leksikon yang memang digunakan dalam permainan tradisional secara khusus, ekal, epek, kuju, pala ulo, porces, traju, lego, singgareng, ambat, ambatan, anjung, timpo, gelasan, ceracahan dan nyate. Kata Kunci: permainan tradisional; leksikon; ekal; layangan
Expressive Speech Act in Comic Bintang Emon’s Speech in Social Media about Social Distancing Julisah Izar; M. Muslim Nasution; Rengki Afria; Neldi Harianto; Mar'atun Sholiha
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 5 No. 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (102.426 KB) | DOI: 10.22437/titian.v5i1.13100

Abstract

Abstract This research aims to describe speech act form of angry expressive spoken by Comic Bintang Emon in social media about social distanting. The method of this research is qualitative by describing the data. The data source of this research is Comic Bintang Emon’s speech in social media about social distancing. Collecting data in this analysis used technique of listening, data reduction, and data analysis. The data were analysed to see how the form of speech act was spoken by Bintang Emon and relatedness of speaker’s sociopragmatics. The result of this research is speech act of angry expressive spoken by Comic Bintang Emon used speech strateries: literal direct speech act and unliteral direct speech act. Literal direct speech act in the speech consisted of two speeches while non-literal direct speech act consisted of five speeches. Keywords: speech act, qualitative, angry expressive speech, strategy/ speech form
Konstruksi Afiks Dalam Kumpulan Puisi “Buku Latihan Tidur” Karya Joko Pinurbo Rengki Afria; Ahyatun Magfiroh
Titian: Jurnal Ilmu Humaniora Vol. 5 No. 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/titian.v5i2.15913

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk konstruksi afiksasi dalam kumpulan puisi “Buku Latihan Tidur” karya Joko Pinurbo. Menjelaskan tentang proses pembubuhan afiks dalam suatu kata, pembubuhan afiks tersebut dapat berupa prefiks, infiks, sufiks, konfiks dan simulfiks. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menyimak dan mencatat berdasarkan pada objek kajian yang diteliti. Metode analisis data dilakukan dengan metode analisis data secara deskriptif dimana peneliti menggambarkan objek penelitian dengan apa adanya. Metode penyajian hasil analisis data yang digunakan yaitu metode formal dan informal dengan memaparkan hasil analisis dalam bentuk grafik dan menguraikannya. Adapun data diperoleh berdasarkan objek kajian yang diantaranya terdiri dari lima puisi yang terdapat pada kumpulan puisi “Buku Latihan Tidur” karya Joko Pinurbo. Penelitian ini membahas mengenai adanya pemakaian kata dan pemakaian afiks yang membangun konstruksi pada puisi tersebut sehingga terciptanya puisi yang tersusun dengan konstruksi yang baik dan menarik. Dari penelitian ini ditemukan bahwa dari lima puisi yang di analisis terdapat 640 kata secara keseluruhan. Afiksasi yang ditemukan sejumlah 123 kata yang terdiri dari 73 prefiks, 2 Infiks, 23 sufiks, 10 konfiks, dan 15 simulfiks. Kata Kunci : Konstruksi, Afiksasi, Kata, Morfem, Puisi
RELASI BAHASA MELAYU RIAU, BUGIS, DAN BANJAR: KAJIAN LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF Rengki Afria; Julisah Izar; Ike Selviana Prawolo; Baldi Arezky
MEDAN MAKNA: Jurnal Ilmu Kebahasaan dan Kesastraan Vol 18, No 1 (2020): Medan Makna Juni
Publisher : Balai Bahasa Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/mm.v18i1.2330

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kekerabatan bahasa Melayu Riau, Bugis, dan Banjar: Kajian Linguistik Historis Komparatif. Penelitian ini menggunakan metode komparatif, leksikostatistik, dan glotokronologi.Berdasarkan analisis komparatif terdapat 16 data yang identik (kognat), 25 data korespondensi fonemis, dan 36 data korespondesi fonetis. Hasil perhitungan leksikostatistik didapatkan persentase kekerabatan Bahasa Melayu Riau (BMR) dan Bahasa Bugis (BBu) 32%, BBu dan bahasa Banjar (BBa) 30%, serta BMR dan BBa 83%. Dari perhitungan tersebut ditentukan status kebahasaan bahwa BMR dan BBa diklasifikasikan bahasa dari subkeluarga, sedangkan BBu diklasifikasikan sebagai bahasa.  Hasil glotokronologi menunjukkan bahwa waktu pisah antara bahasa Melayu Riau (BMR) dan bahasa Bugis (BBu) adalah 699 tahun yang lalu (25-50 abad), BBu dan bahasa Banjar (BBa) adalah 852 tahun yang lalu (25-50 abad), dan BMR dan BBa adalah 1975 tahun yang lalu (0-5 abad). Hasil komparatif dan glotokronologi tersebut menunjukkan bahwa bahasa Melayu Riau (BMR), bahasa Bugis (BBu), dan bahasa Banjar adalah berkerabat.
Tindak Tutur Representatif pada Film Surau dan Silek dalam Bahasa Minangkabau Wanti Fitri Ami; Ernanda Ernanda; Rengki Afria
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 1 No. 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.887 KB) | DOI: 10.22437/kalistra.v1i1.18710

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan jenis dan fungsi tindak tutur representatif dalam film surau dan silek. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data yang dihasilkan berdasarkan jenis dan fungsi tindak tutur representatif ada 14 jenis, yakni tindak tutur asertif memiliki 30 data, tindak tutur retrodiktif memiliki 2 data, tindak tutur deskriptif memiliki 4 data, tindak tutur askriptif memiliki 2 data, tindak tutur informatif memiliki 43 data. Tindak tutur konfirmatif memiliki 13 data, tindak tutur konsensif memiliki 2 data, tindak tutur retraktif memiliki 1 data, tindak tutur asentif memiliki 14 data, tindak tutur dissentif memiliki 7 data, tindak tutur disputatif memiliki 16 data, tindak tutur responsif memiliki 18 data, tindak tutur sugestif memiliki 7 data, tindak tutur Supositif memiliki 5 data. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat kita ketahui bahwa setiap tuturan memiliki fungsi yang ingin ditunjukkan. Penelitian ini menunjukkan bagaimana bentuk dan fungsi tindak tutur yang direpsesentasikan pada konteks yang terjadi pada film.
Perubahan Bunyi Bahasa Proto Austronesia (PAN) pada Bahasa Karo, Bahasa Toba, Bahasa Pakpak, Bahasa Simalungun, Bahasa Mandailing dan Bahasa Angkola: Kajian Linguistik Historis Komparatif dan Fonologi Erik D Siregar; Ernanda Ernanda; Rengki Afria
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 1 No. 2 (2022): September 2022
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.349 KB) | DOI: 10.22437/kalistra.v1i2.20294

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan perubahan bunyi Bahasa Proto Austronesia pada Bahasa Karo, Bahasa Toba, Bahasa Pakpak, Bahasa Simalungun, Bahasa Mandailing, dan Bahasa Angkola. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif kualitatif. Langkah ilmiah yang dilakukan dalam mengumpulkan data yakni, mempersiapkan 200 kosakata dasar Morris Swadesh, melakukan observasi sumber data, uji kelayakan sumber data, wawancara, penyalinan dan transkripsi data. Dalam analisis data dilakukan dalam beberapa langkah yakni, membandingkan data, analisis data dengan melihat perubahan bunyi yang terjadi, kemudian penyajian hasil analisis. Kajian teori yang digunakan merupakan teori Linguistik Historis Komparatif yang dikemukakan oleh Keraf, 1996. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 9 bentuk perubahan bunyi yang ditemukan, 7 diantaranya berupa perubahan bunyi berdasarkan teori yang dikemukakan Keraf (1996) yaitu perubahan bunyi bentuk metatesis, aferesis, sinkop, apokop, protesis, epentesis dan paragog dan 2 lainnya berupa bentuk baru perubahan bunyi yang ditemukan oleh peneliti yaitu perubahan bunyi berupa pengulangan dan perubahan bunyi berupa penambahan fonem pada posisi tengah dan akhir kata.
The Hermeneutic Study in Jambi Malay Phrases as a Local Genius Culture Rengki Afria; Warni
Proceeding International Conference on Malay Identity Vol. 1 (2020): Desember 2020
Publisher : Jurusan Sejarah, Seni, dan Arkeologi, FKIP, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.816 KB)

Abstract

This study aims to inventory, document, describe, and analyze the form, types, functions, and meanings of Jambi Malay Traditional Phrases: Hermeneutic Studies. The method used is a qualitative descriptive method. The data source is in the form of traditional Jambi Malay expressions. The data of this research are proverbs, petitih, kias, proverbs in Jambi Malay. The results of the study concluded that some data on Jambi's traditional Malay expressions, in the form, kind, and meaning of proverbs.. In general, the Jambi Malay community is not open in their speech, so they use figures of speech to convey the message in the speech. Jambi Malay traditional expressions have a function in social life in the community. These functions are: As a means of community education, As advice, and As a cultural treasure of oral tradition Keywords: expressions, traditional, Jambi Malay, hermeneutic
The Verbs Synonyms of Batubara Malay Language in North Sumatera Province Julisah Izar; Rengki Afria
Proceeding International Conference on Malay Identity Vol. 1 (2020): Desember 2020
Publisher : Jurusan Sejarah, Seni, dan Arkeologi, FKIP, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.145 KB)

Abstract

The aims of this research to describe the synonyms of Batubara Malay language verbs north Sumatera Province. This research used descriptive qualitative approach. The techniques of collecting data in this research used unstructured interviews and recording techniques, while data analysis techniques in this research used the concept of Miles and Huberman, namely data collection, reduction, classification and drawing conclusions. The results showed that there are two kinds of verb synonym form of Batubara Malay language, north Sumatera Province, those are total and complete synonym and total and not complete synonym.Keywords: synonymy, verb, Batubara Malay Language, North Sumatera.
Analysis of Word Classes in Short Story "Maaf" by Putu Wijaya: Morphological Studies Rengki Afria; Warni; Aldha Kusuma Wardhani
Proceeding International Conference on Malay Identity Vol. 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Jurusan Sejarah, Seni, dan Arkeologi, FKIP, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.538 KB)

Abstract

Abstrack: The research aims to describe word classes that contained in the ‘Maaf’ by Putu Wijaya’s short story. Word class is a word classifiation in units of language with based on the form categories, function, and meaning in the system grammatical. The function of word class is to develop sentence properly based on patterns sentence raw in order to avoid a mistake in the writing of the setence. The method used in this study is a qualitative descriptive method by analyzing the documents that have been obtained and then explained based on word class, compared and combined to form a systematic and a whole results of the study. It can be concluded that the result of the research from ‘Maaf’ by Putu Wijaya’s short story are (1) Noun 613 words. (2) Verb 436 words. (3) Conjunction or particle obtained 424 words. (4) Adverb 303 words. (5) Pronoun 274 words. (6) Adjektive 223 words. (7) Numerals which is only 46 words. Keywords : Morphology, part of speech, short story