Claim Missing Document
Check
Articles

Variasi Leksikal Bahasa Kerinci Isolek Desa-desa di Kecamatan Depati Tujuh Kabupaten Kerinci: Kajian Dialektologi Harmedianti Harmedianti; Ernanda Ernanda; Rengki Afria
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 1 No. 3 (2023): Januari 2023
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v1i3.20307

Abstract

Abstract This study aims to describe the form of lexical variations and calculate the distance between linguistic elements in the villages in the Depati Tujuh sub-district, Kerinci district. This type of research is a qualitative and quantitative research using a descriptive approach. Data collection techniques used observation techniques, interview techniques, fishing techniques, recording techniques, and note-taking techniques. Data analysis used the stages of reading transcription data, doing sorting and comparison, describing the characteristics of lexical variations, and finally calculating the distance between linguistic elements using dialectometric formulas. Based on the data analysis, from the data of 200 Morris Swadesh vocabularies there are 39 glosses that have lexical variations. And based on dialectometry calculations, 19.5% (no difference).  Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk variasi leksikal dan menghitung jarak unsur kebahasaan Desa-Desa di Kecamatan Depati Tujuh Kabupaten Kerinci. Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, teknik wawancara, teknik pancing, teknik rekam, dan teknik catat. Analisis data menggunakan tahap membaca data transkripsi, melakukan pemilahan dan hubung banding, mendeskripsikan karakteristik variasi leksikal dan terakhir melakukan tahap perhitungan jarak unsur kebahasaan dengan rumus dialektometri. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, dari data 200 kosakata Morris Swadesh terdapat 39 glos yang memiliki variasi leksikal. Berdasarkan perhitungan dialektometri didapatkan 19,5% (tidak ada perbedaan).
Variasi Leksikal Bahasa Melayu Jambi di Kecamatan Taman Rajo dan Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi Tarah Imansari; Ernanda Ernanda; Rengki Afria
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 1 No. 3 (2023): Januari 2023
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v1i3.23278

Abstract

Abstract This study aims to describe the forms of lexical variations and proportions found in Jambi Malay in Taman Rajo District and Sekernan District, Muaro Jambi Regency. This type of research uses qualitative and quantitative with a descriptive approach. The data used are from isolect informants with 200 Swadesh vocabularies. Data collection techniques in this study used observation techniques, interview techniques, fishing techniques, note-taking techniques, and recording techniques. The results of data analysis found 55 lexical variations from 200 Swadesh vocabularies and a percentage of 27.5% with 55 lexical variations vocabularies. The percentage shows the linguistic status, namely the difference in speech. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk variasi leksikal dan persentase yang terdapat dalam bahasa Melayu Jambi di Kecamatan Taman Rajo dan Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi. Jenis penelitian ini menggunakan kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Data yang digunakan berasal dari isolek informan dengan 200 kosakata Swadesh.  Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, teknik wawancara, teknik pancing, teknik catat, dan teknik rekam. Hasil analisis data ditemukan 55 kosakata variasi leksikal dari 200 kosakata Swadesh dan persentase 27,5 % dengan 55 kosakata variasi leksikal. Persentase menunjukkan status kebahasaan yaitu perbedaan wicara.
Konstruksi Kalimat Imperatif dalam Bahasa Karo Isa Dora Perbina Br Karo; Ernanda Ernanda; Rengki Afria
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 1 No. 3 (2023): Januari 2023
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v1i3.23279

Abstract

Abstract This study aims to describe the form of imperative sentence construction in the Batak Karo language. This research was conducted in April 2022. The type of research used is descriptive qualitative research. The data of this research are imperative sentences in the Batak Karo language. Data collection techniques using interview techniques, fishing techniques, and recording techniques. Data analysis uses data reduction, data presentation, and verification. The results of this study are the existence of smooth and rough speech in imperative sentences in the Batak Karo language. Of the 5 types of imperative sentences found construction, namely the imperative sentence prohibition found 3 constructions in the Batak Karo language, namely S-P-O, S-P, and P-O-S. In imperative sentences, there are 4 constructions, namely S-P-O, S-P-O-K, P-S-O-K, and P-S-O. The imperative sentence of invitation found 3 constructions namely S-P-O, S-P-K, S-P-O-K, and P-S-K. In imperative sentences, there are 3 constructions, namely S-P-O, S-P-O-K, and P-S-O-K. Imperative sentences usually have 2 constructions, namely S-P-O, and S-P-O-K. and found the construction of NP, VP, Rails, Particles, Determinants, Prepositions. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk konstruksi kalimat imperatif dalam bahasa batak karo. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2022. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian ini ialah kalimat imperatif dalam Bahasa batak karo. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, teknik pancing, serta teknik rekam. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Hasil penelitian ini adalah adanya tuturan halus dan kasar pada kalimat imperatif dalam bahasa batak karo. Dari 5 jenis kalimat imperatif ditemukan konstruksi yaitu pada kalimat imperatif larangan ditemukan 3 konstruksi dalam bahasa batak karo yakni S-P-O, S-P, dan P-O-S. kalimat imperatif suruhan ditemukan 4 konstruksi yakni S-P-O, S-P-O-K, P-S-O-K, dan P-S-O. Kalimat imperatif ajakan ditemukan 3 konstruksi yakni S-P-O, S-P-K, S-P-O-K, dan P-S-K. Kalimat imperatif permintaan ditemukan 3 konstruksi yakni S-P-O, S-P-O-K, serta P-S-O-K. Kalimat imperatif biasa ditemukan 2 konstruksi yakni S-P-O, dan S-P-O-K. dan ditemukan  konstruksi NP, VP, Rel, Partikel, Determinan, Preposisi.
Analisis Komposisi dalam Postingan Kata Mutiara di Media Sosial Instagram Rengki Afria; Dian Fitriani
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 2 No. 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v2i1.23455

Abstract

This study examines the analysis of composition in pearls posting on social media Instagram. The purpose of this study (1) to find out what kinds of compound words are used in posting pearls of wisdom on Instagram (2) explain the meaning contained in these compound words. This research uses a qualitative approach with descriptive methods. The stages of data collection are using listening techniques, documentation and note taking techniques. Stages of data analysis, using the method of distribution with basic techniques, namely techniques for Direct Elements (BUL). The data source is aphorisms contained in the caption on Instagram as many as the caption taken in April 2020. Based on the results of the study, found three types/forms of composition analyzed by category, namely the noun, verb, and adjective categories.Based on the class of constituent elements there are six forms of the fifteen data found, namely five data formed from nouns (N) + nouns (N); two data are formed from Adjectives (Adj) + Verbs (V); four data formed from nouns (N) + adjectives (adj); two data are formed from Adjectives (Adj) + Nouns (N), one data is formed from Verbs (V) + Nouns (N); and one data formed from nouns (N) + verbs (V). Abstrak Penelitian ini mengkaji tentang analisis komposisi dalam postingan kata mutiara di media sosial instagram. Tujuan penelitian ini (1) mengetahui jenis kata majemuk apa saja yang digunakan dalam postingan kata mutiara di instagram (2) menjelaskan makna yang terkandung dalam kata majemuk tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Tahapan pengumpulan data yakni menggunakan teknik simak, dokumentasi dan teknik catat. Tahapan analisis data menggunakan metode agih dengan teknik dasar, yaitu teknik Bagi Unsur Langsung (BUL). Sumber data adalah kata-kata mutiara yang terdapat pada caption di instagram sebanyak caption yang diambil pada bulan April 2020. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan tiga jenis/ bentuk komposisi yang dianalisis berdasarkan kategorinya, yaitu kategori nomina, verba, dan adjektiva. Berdasarkan kelas kata unsur pembentuknya terdapat enam bentuk dari lima belas data yang ditemukan, yaitu lima data terbentuk dari Kata Benda (N) + Kata Benda(N); dua data terbentuk dari Kata Sifat (Adj) + Kata Kerja (V); empat data terbentuk dari Kata Benda (N) + Kata Sifat (Adj); dua data terbentuk dari Kata Sifat (Adj) + Kata Benda(N), satu data terbentuk dari Kata Kerja (V) + Kata Benda (N); dan satu data terbentuk dari Kata Benda (N) + Kata Kerja (V).
Examining The Politeness Principles in The Oral Tradition of Jawab Dilaman Malay Society in Kemingking Village, Jambi Province Irma Suryani; Julisah Izar; Rengki Afria
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 38 No 2 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v38i2.2273

Abstract

Pragmatics is a branch of linguistics that examines the external meaning of an utterance that is interpreted by the listener. This study aimed to examine the Politeness Principles in the oral tradition of "jawab dilaman" of the Malay society in Kemingking Village, Jambi Province. Jawab dilaman is one of the oral tradition the Malay society when the groom came and want to sit beside the bride, this tradition uttered the seloko by the customary elder which consists of some proverbs, the proverbs contain some advice that interesting to analyze by using politeness principle.  This study used the descriptive qualitative method. Data collection techniques used recording and interview techniques. The results obtained were seventeen maxims, including two data maxims of wisdom, two data maxims of generosity, four data maxims of praise, one data maxim of humility, one data maxim of sympathy and one maxim of agreement data. Based on the final result, the maxim that appears the most is the maxim of agreement the consensus maxim wants every speaker and interlocutor to maximize agreement between them and minimize disagreement in speech acts.
The Stages and Development of First Language Acquisition on Children 1,6 Years Old Warni Warni; Rengki Afria; Julisah Izar; Maya Sari Harahap
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v7i2.3310

Abstract

This study describes the stages and development of children's first language using Indonesian. The object of this research is 2 children aged 1.6 years. The purpose of this study was to describe the stages and development of the first language in children. The method used is a qualitative method with a descriptive approach and the techniques used are observation and interviews. The data collected is documentation presented in tabular form. Data analysis using transcription, identification, and classification methods. The finding of this study is that CS is faster in language acquisition development at the phonological, morphological, and syntactic levels compared to MF. This is influenced by several factors such as gender, social, parenting, and environment.
Analisis Relasi Makna Sinonim dan Antonim Bahasa Kerinci Dialek Tebing Tinggi Kecamatan Danau Kerinci Mimi Fatria; Ernanda Ernanda; Rengki Afria
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 2 No. 2 (2023): Mei 2023
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v2i2.23184

Abstract

This study aims to describe the form of meaning relations of synonyms and antonyms in the Kerinci dialect of Tebing Tinggi, Danau Kerinci District. The method used is descriptive method with a qualitative approach. The methods of collecting data in this study are: observation, interviews, fishing techniques, recording techniques and note-taking techniques. Based on the research results found. Based on the analysis of data that has been found by researchers in the village of Tebing Tinggi, Lake Kerinci District, a total of 177 data were found. There are 110 synonym data. The data consists of 85 synonym data with the same meaning and 25 synonym data with almost the same meaning. In the antonym meaning relation, there are 67 antonym data. The data is divided into 38 data belonging to absolute antonyms, 14 data including polar antonyms, 8 data including relationship antonyms, 1 data including hierarchical antonyms and 6 data including compound antonyms.  Abstract Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk relasi makna sinonim dan antonim dalam bahasa Kerinci dialek Tebing Tinggi Kecamatan Danau Kerinci. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan bentuk pendekatan kualitatif. Metode dalam pengumpulan data pada penelitian ini yakni:  observasi, wawancara, teknik pancing, teknik rekam dan teknik catat. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan . Berdasarkan analisis data yang telah ditemukan oleh peneliti pada desa Tebing Tinggi Kecamatan Danau Kerinci di temukan 177 data secara keseluruhan. Data sinonim berjumlah 110. Data tersebut terdiri dari 85 data sinonim yang sama maknanya dan 25 data sinonim yang maknanya hampir sama. Pada relasi makna antonim terdapat 67 data antonim. Data tersebut terbagi menjadi 38 data yang tergolong pada antonim mutlak, 14 data termasuk antonim kutub, 8 data termasuk antonim hubungan, 1 data termasuk antonim hierarkial dan 6 data termasuk antonim majemuk.
Analisis Afiksasi Pada Lagu Rossa dalam Album Platinum Collection Rengki Afria; Julisah Izar; Neldi Harianto; Mar'atun Sholiha; Wahyu Adelia
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 2 No. 2 (2023): Mei 2023
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v2i2.24931

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan afiksasi di dalam lagi Rossa pada album Platinum Collection. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data yang digunakan berasal dari lirik lagu Rossa pada album Platinum Collection yang terdapat pada situs internet. Teori yang digunakan yaitu afiksasi, afiks, dan bentuk afiks. Masalah yang dibahas yaitu penggunaan afiks pada lagu Rossa dalam album Platinum Collection. Dari hasil penelitian ditunjukkan bahwa banyak penggunaan afiksasi di dalam lagu Rossa. Terdapat 122 kata yang mengandung afiksasi dalam lirik lagu Rossa album Platinum Collection. Dari 122 data kata berafiks yang ditemukan, prefiks memilki peesentase penggunaan paling tinggi. Yaitu sebanyak 58 data yang terdiri atas prefiks me-, ber-, se-, ter- dan, meN-. Prefiks yang paling banyak ditemukan adalah prefiks ber-, sedangkan prefiks yang paling sedikit ditemukan adalah prefiks se-. Sufiks yang ditemukan sebanyak 53 data yang terdiri atas  -kan, -nya, -i, -lah, dan -kah. Sufiks yang paling banyak ditemukan adalah sufiks -kan, sedangkan sufiks yang paling sedikit ditemukan adalah sufiks -lah. Konfiks yang ditemukan sebanyak 11 data yang terdiri atas konfiks ke-an, pe-an dan se-nya.  Abstract The purpose of this study is to describe the use of affixation in the album Platinum Collection song Rossa. This research was conducted by using qualitative descriptive method. The data are taken from the album Platinum Collection by Rossa in the internet site. The theory are used affixes, prefix, sufix and confix. Based on the research there is a lot of use of affixation in lyrics songs Rossa on the Platinum collection album. The result of research on the affixation analysis in the album Platinun Collection song Rossa from 3 kinds of affixation it can be concluded that. There are 122 prefixes. The prefix found in 58 data consists of prefix me-, ber-, se-, ter- and meN-. The most common prefix is ber-, whereas the prefix is the smallest is prefix se-. The surffix found in 53 data, consisting of surffix -kan, -nya, -i, -lah, and -kah. The most commonly found suffix is the suffix -kan, whereas the suffix with the least frequency of occurrences is the suffix -lah. The confix found in 11 data, consists of words that have confix ke-an, pe-an and se-nya.
Alih Kode Dialek Kecamatan Danau Kerinci dengan Bahasa Korea: Studi Kasus pada Penggemar Budaya Korea Hesti Endriani; Ernanda Ernanda; Rengki Afria
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 2 No. 3 (2023): September 2023
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v2i3.24358

Abstract

This study aims to describe the form of dialect code switching in Danau Kerinci District with Korean and to find out the factors behind the occurrence of dialect code switching in Danau Kerinci District to Korean among fans of Korean culture. The research method is descriptive qualitative. The data in this study are in the form of utterances that contain dialect code switching from Danau Kerinci District to Korean by speakers of the Danau Kerinci District dialect who are fond of Korean culture. The data collection techniques used consisted of: observation, recording, utilizing online communication media, interviews and questionnaires. Then the data obtained were analyzed using several techniques, namely: transcription, codification, description, and finally drawing conclusions. The results of this study indicate that the form of dialect code switching in Danau Kerinci District with Korean which is carried out by speakers who are fond of Korean culture consists of tag switching found in 10 data, intra-sentential switching found in 29 data, and no code switching between sentences (inter-sentential switching) was found. The factors behind the occurrence of code switching consist of 9 factors, namely: 1) speakers, 2) opponents, 3) informal situations, 4) changes in topic of discussion, 5) knowing Korean vocabulary, 6) following trends, 7) explaining something, 8) quoting other people's words, and 9) to greet in a distinctive way.   Abstrak   Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk alih kode dialek Kecamatan Danau Kerinci dengan bahasa Korea dan untuk mengetahui faktor yang melatarbelakangi terjadinya alih kode dialek Kecamatan Danau Kerinci dengan bahasa Korea pada penggemar budaya Korea. Metode penelitian bersifat deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa tuturan yang mengandung alih kode dialek Kecamatan Danau Kerinci dengan bahasa Korea yang dilakukan oleh penutur dialek Kecamatan Danau Kerinci yang menggemari budaya Korea. Teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri atas: observasi, rekam, memanfaatkan media komunikasi online, wawancara dan kuesioner. Kemudian data yang diperoleh dianalisis menggunakan beberapa teknik yaitu: transkripsi, kodifikasi, deskripsi, dan terakhir menarik kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk alih kode dialek Kecamatan Danau Kerinci dengan bahasa Korea yang dilakukan oleh penutur yang menggemari budaya Korea terdiri dari alih kode tag (tag switching) ditemukan sebanyak 10 data, alih kode intra kalimat (intra-sentential switching) ditemukan sebanyak 29 data, dan tidak ditemukan alih kode antar kalimat (inter-sentential switching). Adapun faktor yang melatarbelakangi terjadinya alih kode terdiri atas 9 faktor, yaitu: 1) penutur, 2) lawan tutur, 3) situasi informal, 4) perubahan topik pembahasan, 5) mengetahui kosakata bahasa Korea, 6) mengikuti trend, 7) menjelaskan sesuatu, 8) mengutip perkataan orang lain, dan 9) untuk menyapa dengan cara yang khas.
Kekerabatan Bahasa Banjar Isolek Kuala Betara dan Bahasa Melayu Isolek Tungkal Ilir Muhammad Ridho; Ade Kusmana; Rengki Afria
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 2 No. 3 (2023): September 2023
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v2i3.24546

Abstract

The purpose of this study was to describe the kinship between the Banjar language isolect Kuala Betara and the Malay isolect Tungkal Ilir and to determine the separation time between the Banjar language isolect Kuala Betara and the Malay isolect Tungkal Ilir. This research method uses a comparative method with qualitative and quantitative approaches. The data used in this research is based on spoken data from 268 vocabularies which are based on 200 Swadesh vocabularies, 15 cultural vocabularies, and 53 vocabularies of Karl Anderbeck. Data collection techniques used in this study were observation, interviews and listening. Then the information obtained was analyzed using lexicostatistics and glotochronology methods. The results of this study are first, after being analyzed by the comparative method found 105 identical word pairs, 40 phonetic correspondence vocabulary, 14 phonemic correspondence vocabulary, and 11 word one phoneme different word pairs. Second, the kinship of the Banjar language isolect Kuala Betara and the Malay isolect Tungkal Ilir is 63% which classifies the Banjar language isolect Kuala Betara and Malay isolect Tungkal Ilir in the language sub-family. Third, the time of separation between the Banjar language isolect Kuala Betara and the Malay isolect Tungkal Ilir occurred 931 years ago or in the span of 5-25 centuries.  Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kekerabatan bahasa Banjar isolek Kuala Betara dan bahasa Melayu isolek Tungkal Ilir dan untuk mengetahui waktu pisah antara bahasa Banjar isolek Kuala Betara dan bahasa Melayu isolek Tungkal Ilir. Metode penelitian ini menggunakan metode komparatif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada data lisan dari 268 kosakata yang didasarkan pada 200 kosakata Swadesh, 15 kosakata budaya, dan 53 kosakata Karl Anderbeck. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan menyimak. Kemudian informasi yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode leksikostatistik dan glotokronologi. Hasil penelitian ini yaitu pertama, setelah dianalisis dengan metode komparatif ditemukan pasangan kata yang identik 105 kata, kosakata korespondensi fonetik 40 kata, kosakata korespondensi fonemis 14 kata, dan pasangan kata berbeda satu fonem 11 kata. Kedua, kekerabatan bahasa Banjar isolek Kuala Betara dan bahasa Melayu isolek Tungkal Ilir sebesar 63% yang mengklasifikasikan bahasa Banjar isolek Kuala Betara dan bahasa Melayu isolek Tungkal Ilir dalam subkeluarga bahasa. Ketiga, waktu pisah antara bahasa Banjar isolek Kuala Betara dan bahasa Melayu isolek Tungkal Ilir terjadi dalam waktu 931 tahun yang lalu atau dalam rentang waktu 5-25 abad.