Ihsana Sabriani Borualogo
Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung

Published : 46 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Hubungan antara Iklim Sekolah dan Subjective Well-Being Siswa SMP Korban Perundungan Siber di Kota Bandung Silvia Febriyani Dwi Maharani; Ihsana Sabriani Borualogo
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.353 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i3.3734

Abstract

Abstract. This research aims to determine the components of school climate which can affect junior high school students' SWB, especially for those who have been the victims of cyber-bullying and live in Bandung. The data are collected online by using Google Forms through convenience sampling technique. The participants are junior high school students who have been the victims of cyber-bullying, ranging from age 12 – 16 years old (N = 537; 58.5% female; 41.5% male). The perceptions of school climate are measured with a measuring instrument from Children's World, while the SWB is measured with Children's Worlds Subjective Well-Being Scale 5 Items version (CW-SWBS5), and the categorization of the students who have been the victims of cyber-bullying used an instrument from Patchin and Hinduja. The data are analyzed with linear regression analysis so as to examine school climate components' contribution for the SWB of the victims of cyber-bullying. Descriptive statistic ANOVA is used to test the difference in the mean of SWB. The results show that school climate components have a 17.5% relationship with the SWB of junior high school students who have been the victims of cyber-bullying. The school climate components that contribute significantly to the SWB of these victims are the perception on friends who are willing to help when they get into trouble (ꞵ = .152; p < .01) and the perception of class fights (ꞵ = -.146; p < .01). Schools should ensure that their climate is conducive to avoiding violence between students, and teachers should pay attention to the relationship between students so that it is known who their close friends are who can help or support when facing problems. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen iklim sekolah yang berkontribusi pada SWB siswa SMP korban perundungan siber di Kota Bandung. Pengambilan data dilakukan secara online menggunakan Google Formulir dengan teknik convenience sampling. Partisipan penelitian yaitu siswa SMP yang pernah menjadi korban perundungan siber berusia 12 – 16 tahun (N = 537; 58.5% perempuan; 41.5% laki-laki). Persepsi iklim sekolah diukur menggunakan alat ukur iklim sekolah dari Children’s World, SWB diukur menggunakan Children’s Worlds Subjective Well-Being Scale 5 Items (CW-SWBS5), dan kategorisasi siswa yang menjadi korban perundungan siber diukur menggunakan alat ukur perundungan siber dari Patchin dan Hinduja. Data dianalisis menggunakan analisis regresi linear untuk menguji kontribusi komponen iklim sekolah terhadap SWB korban perundungan siber. Statistika deskriptif ANOVA digunakan untuk menguji perbedaan nilai rerata SWB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen iklim sekolah memberikan kontribusi terhadap SWB siswa SMP korban perundungan siber sebesar 17.5%. Terdapat komponen iklim sekolah yang memberikan kontribusi secara signifikan terhadap SWB korban perundungan siber, yaitu persepsi mengenai teman yang menolong ketika mendapatkan masalah (ꞵ = .152; p < .01), dan persepsi mengenai pertengkaran di kelas (ꞵ = -.146; p < .01). Sekolah perlu memastikan iklimnya bersifat kondusif agar terhindar dari kekerasan antar siswa, serta guru perlu memperhatikan hubungan antar siswa agar diketahui siapa teman terdekat mereka yang dapat memberikan bantuan ataupun dukungan ketika menghadapi permasalahan.
Faktor Protektif Perundungan Siber pada Siswa Sekolah Menengah Atas di Kota Bandung Alifah Nur Annisa Jatnika; Ihsana Sabriani Borualogo
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.523 KB) | DOI: 10.29313/bcsps.v2i3.3999

Abstract

Abstract. The purpose of this research is to investigate the protective factors of cyber-bullying on high school students in Bandung City. It is done by testing the indicators of subjective well-being (SWB) (perceptions of family, friends' and school climate) as independent variables on cyber-bullying (the dependent variable). The research samples are collected through convenience sampling technique. The participants are high school students living in Bandung City, ranging from 15 to 18 years old (N = 515; 58.1% female and 41.9% male). The indicators of SWB is measured through a measuring instrument from Children's Worlds, while cyber-bullying is measured through a measuring instrument from Patchin and Hinduja. The mean of SWB score is measured with the Children's Worlds Subjective Well-Being Scale 5 items version (CW-SWBS 5). The data are analyzed with linear regression so as to examine the contribution of socio-demographic variables and the indicators of SWB as the protection factors against cyber-bullying. Descriptive statistic with ANOVA is also performed so as to test the significance of the difference in the mean of SWB. The results show that the indicators on the family and friends' relationships are able to protect high school students (teenagers) from being the victims of cyber-bullying. Those indicators are having a good time with family at home (β = -.182; p < .01), parents who are willing to listen and pay attention to their children (β = -.132; p < .05), as well as get along with friends (β = -.158; p < .05). The indicators of socio-demographic show that women have a greater chance of being the victims of cyber-bullying (β = -.108; p < .05). Furtheormore, the mean score of SWB from the students (M= 67.60; SD = 20.98) is lower than the normal mean score of SWB that is based on the criteria of Cummins' homoestatic theory. Abstrak. Penelitian ini bertujuan menginvestigasi faktor protektif perundungan siber pada siswa SMA di Kota Bandung dengan menguji indikator subjective well-being (SWB) sebagai variabel bebas (persepsi terhadap relasi dalam keluarga, relasi dengan teman, dan iklim sekolah) terhadap perundungan siber sebagai variabel terikat. Sampel diambil menggunakan teknik convenience sampling. Partisipan penelitian adalah siswa SMA di Kota Bandung berusia 15-18 tahun (N = 515; 58.1% perempuan dan 41.9% laki-laki). Indikator SWB diukur menggunakan alat ukur persepsi siswa terhadap relasi dalam keluarga, relasi dengan teman, dan iklim sekolah dari Children’s Worlds. Perundungan siber diukur menggunakan alat ukur korban perundungan siber dari Patchin dan Hinduja. Nilai rerata skor SWB diukur menggunakan the Children’s Worlds Subjective Well-Being Scale versi 5 item (CW-SWBS 5). Data dianalisis menggunakan regresi linier untuk menguji kontribusi variabel sosiodemografis dan indikator SWB sebagai faktor proteksi terhadap perundungan siber. Statistika deskriptif menggunakan ANOVA dilakukan untuk menguji signifikansi perbedaan rerata SWB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator pada relasi dengan keluarga dan relasi dengan teman memberikan kontribusi dalam memproteksi remaja dari kemungkinan menjadi korban perundungan siber. Indikator tersebut adalah memiliki waktu yang menyenangkan dengan orang di rumah (β = -.182; p < .01), orang tua mendengarkan serta memperhatikan anak (β = -.132; p < .05), serta akur dengan teman (β = -.158; p < .05). Indikator sosiodemografis menunjukkan bahwa perempuan memiliki peluang yang lebih besar untuk menjadi korban perundungan siber (β = -.108; p < .05). Siswa memperlihatkan skor rerata SWB (M= 67.60; SD = 20.98) lebih rendah dibandingkan nilai rata-rata normal SWB berdasarkan kriteria teori homoestatis Cummins.
PENGEMBANGAN PROGRAM PSIKOEDUKASI PENCEGAHAN PERUNDUNGAN UNTUK GURU SEKOLAH DASAR Rilma Puspita; Ihsana Sabriani Borualogo; Hari Setyowibowo
Jurnal Psikologi Vol 15, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/psi.2022.v15i2.6595

Abstract

Perundungan merupakan permasalahan serius yang dapat berdampak pada performa akademik siswa dan juga dapat mengganggu kesehatan mental siswa. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan pencegahan perundungan di sekolah, dan psikoedukasi kelompok adalah salah satu intervensi yang mengintegrasikan antara psikoterapi dan edukasi untuk mencegah perundungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan materi rancangan psikoedukasi pencegahan perundungan untuk guru sekolah dasar dan menghasilkan rancangan psikoedukasi pencegahan perundungan yang sesuai untuk guru sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan mixed methods dengan desain sequential explanatory strategy. Metode pengumpulan data melalui kuesioner dan focus group discussion. Hasil penelitian menunjukkan guru membutuhkan materi pengetahuan dan keterampilan terkait perundungan, pengetahuan terkait iklim sekolah yang mendukung pencegahan perundungan, dan peraturan sekolah terkait perundungan, untuk dirancang menjadi rancangan psikoedukasi pencegahan perundungan untuk guru sekolah dasar. Selain itu, dari hasil evaluasi rancangan diperoleh bahwa rancangan psikoedukasi pencegahan perundungan untuk guru sekolah dasar ini dapat diterima dan dapat direkomendasikan untuk diujicoba.
Functional Family Therapy: Sebuah Tinjauan Perlingkupan Astri Firdasannah; Ihsana Sabriani Borualogo; Sulisworo Kusdiyati
Buletin Psikologi Vol 30, No 2 (2022)
Publisher : Faculty of Psychology Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.786 KB) | DOI: 10.22146/buletinpsikologi.73642

Abstract

Perilaku bermasalah pada remaja masih menjadi fokus serius di seluruh dunia. Sampai saat ini masih diupayakan berbagai intervensi untuk dapat menanganinya. Salah satunya, pengembangan intervensi Functional Family Therapy (FFT) oleh Sexton dan Alexander sejak tahun 2002. Sampai saat ini pengujian efektivitas FFT masih terus dilakukan. Namun belum ada ulasan terbaru mengenai efektifitas FFT terhadap penurunan perilaku bermasalah dan kemungkinan keterlibatan lebih lanjut (tingkat residivisnya) pada remaja. Maka itu, artikel ini bertujuan untuk meninjau bagaimana hasil uji efektifitas FFT terhadap perilaku bermasalah dan tingkat residivis remaja di berbagai negara dalam kurun waktu sepuluh tahun kebelakang. Metode scoping review digunakan untuk mendapatkan bukti secara sistematis mengenai efektifitas FFT terhadap perilaku bermasalah remaja. Kesimpulan dari tinjauan literatur ini adalah FFT terbukti efektif untuk menurunkan perilaku bermasalah dan tingkat residivis pada remaja di berbagai konteks negara dan budaya. Oleh karenanya, melihat kondisi dan hasil penelitian ini FFT dapat direkomendasikan untuk diterapkan juga di Indonesia guna mengatasi masalah remaja. Adaptasi FFT dalam konteks budaya Indonesia dapat juga menambah data empirik tentang efektifitas FFT dalam konteks budaya timur, dimana saat ini baru terdapat satu implementasi yaitu di Singapura.
Keyakinan yang mendukung tindak kekerasan perundungan berdasarkan perspektif perbedaan jenis kelamin Ihsana Sabriani Borualogo; Sulisworo Kusdiyati; Hedi Wahyudi
Jurnal Psikologi Sosial Vol 21 No 1 (2023): February
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jps.2023.10

Abstract

Previous studies on bullying revealed the high frequency of bullying incidents in West Java Province. Bandung is among the highest bullying incidents rate in West Java. This study aimed to explore the contribution of beliefs supporting violence to bullying in boys and girls. Beliefs supporting violence is one of the bullying predictors, but there is still limited study exploring beliefs supporting violence in Indonesia from the perspective of gender differences. This study used a cross-sectional design. A representative sample of elementary and junior high school students in Kota Bandung (N = 1,539) was obtained from a stratified cluster random sampling technique. There were 53.2% girls and 46.8% boys. Belief supporting violence instrument and bullying perpetration instrument that have been adapted into Indonesian were used in this study. Data were analyzed using linear regression. Beliefs supporting violence contributed significantly to physical bullying in girls (β = 0.182; p = 0.000) and boys (β = 0.141; p = 0.000), verbal bullying in girls (β = 0.248; p = 0.000) and boys (β = 0.247; p = 0.000), and psychological bullying in girls (β = 0.110; p = 0.002) and boys (β = 0.085; p = 0.023). The socio-ecological theory from Bronfenbrenner was used to explain the results. Beliefs supporting violence contributed significantly to bullying perpetration in boys and girls. Boys have higher mean scores on beliefs supporting violence compared to girls. However, gender did not moderate beliefs supporting violence to bullying perpetration. Parents and teachers shall consider any violent incidents caused by beliefs supporting violence that predict school bullying incidents. This cautious hopefully will help to decrease the number of bullying perpetration cases.
ANALISIS ITEM SOAL UTS PEDOLOGI SEMESTER GANJIL 2015-2016 Ihsana Sabriani Borualogo; Sulisworo Kusdiyati Kusdiyati; Susandari Susandari Susandari; Dwi Agustin Nuriani Sirodj
SCHEMA (Journal of Psychological Research) Volume 3 No.1 Mei 2017
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (697.241 KB) | DOI: 10.29313/schema.v0i0.1808

Abstract

Evaluasi hasil belajar dapat dilakukan melalui ujian dengan menggunakan soal pilihan ganda. Untuk dapat mengetahui apakah soal-soal UTS Pedologi Semester Ganjil 2015-2016 memiliki validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, kemampuan tiap soal dalam membedakan siswa yang paham dan tidak paham materi, serta kemampuan pilihan jawaban soal dalam mengganggu pilihan jawaban soal lainnya, maka dilakukan analisis item. Data yang dianalisis adalah jawaban dari 102 mahasiswa yang mengikuti UTS mata kuliah Pedologi Semester Ganjil 2015-2016. Hasil analisis menunjukkan bahwa soal UTS Pedologi 2015-2016 masih memiliki banyak kekurangan, sehingga perlu dilakukan revisi pada soal-soal ujian tersebut agar dapat benar-benar melakukan evaluasi belajar dengan baik.
Nilai- Nilai Budaya Dalam Manajemen Konflik (Orientasi Tujuan, Pencapaian Tujuan, dan Keputusan Taktis) Ihsana Sabriani Borualogo
SCHEMA (Journal of Psychological Research) Volume 1 No.1 Juli 2001
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2972.377 KB) | DOI: 10.29313/schema.v1i1.2649

Abstract

Penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan penting dalam budaya mengenai tujuan dan taktik yang digunakan oleh responden pada konflik int erpersonal. Sejalan dengan temuan sebelumnya pada masyarakat individualistik dan kolektivistik, ditemukan bahwa responden Jepang lebih mempertimbangkan pencapaian hubungan sosial dan memilih avoidance tactics. Sedangkan responden Amerika Iebih menunjukkan tercapainya keadilan dan memilih assertive tactics. Sebagian besar responden memiliki sejumlah tujuan dalam situasi konflik. Hipotesis mengenai cultural efficacy theory bahwa individu belajar keterkaitan antara taktik dan tujuan dalam situasi konflik dalam konteks budaya mereka tidak mendapat dukungan. Responden Jepang dan Amerika menunjukkan kesamaan harapan mengenai keterkaitan tujuan dan taktik
Studi Mengenai Kepuasan Pernikahan pada Pasangan Suami Istri yang Menikah Melalui Ta'aruf di Bandung Ihsana Sabriani Borualogo; Rahmatinna Rahmatinna
SCHEMA (Journal of Psychological Research) Volume 2 No.1 Januari 2011
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6276.26 KB) | DOI: 10.29313/schema.v0i0.2486

Abstract

There is a way to get to know the opposite sex without courtship called Ta’aruf. Not many people who choose this way of acquaintance. But there are peculiarities in this Ta’aruf process until marriage which interesting to explore descriptively. In the process Ta’aruf, both side are not be able to see each other unless there is a third party as a mediator, someone who trusted by both sides. Every married couple wants to feel the happiness of marriage. Ta’aruf married couples hope to get happiness not only in the world but in the hereafter as well. Marital happpiness associated with the presence of marital satisfaction. According to Douglas K. Snyder (SOURCE) marital satisfaction can be seen through the 12 aspects. The aim of this study is to describe the marital satisfaction in couples who get married through Ta’aruf. The number of subjects is 9 pairs (18 people) and live in Bandung. The data was collected using a marital satisfaction measure was adapted from standard gauge Douglas K. Snyder. The results of validity and reliability of measuring devices such adaptions are as follows: there are 81 valid items with relliability based on Cronbach norm 0.963. Data processing results show 77.7% of married couples through Ta’aruf having marital satisfaction. This is supported by data Conventionalization 66.65%, 83.33% of Global Stress, 77.77% Affective Commuication, Problem Solving 77.77%, Aggresion 55.55%, 66.65% Time Together, Disagreement About Finances 77.77%, Sexual dissatisfaction 66.65%, 77.77% Role Orientation, Family History of Distress 66.65%, 88.88% dissatisfaction with Children,  Conflict over Child Rearing 72.21%. The data suggest that the experience of past and present contribute in improving marital satisfaction in couples who married through Ta’aruf.
PENGARUH TAEKWONDO TERHADAP PENINGKATAN SUSTAINED ATTENTION SISWA ADHD INATTENTIVE ( Studi Pada Siswa Kelas 3, 4 & 5 Di SDN Griba 32 Bandung) Dwie Rahmatanti; Ihsana Sabriani Borualogo; Dewi Rosiana
SCHEMA (Journal of Psychological Research) Volume 4 No. 1 Mei 2018
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.742 KB) | DOI: 10.29313/schema.v4i1.3891

Abstract

Siswa ADHD inattentive memiliki kesulitan untuk mempertahankan rentang sustained attention ketika belajar di dalam kelas. Selain itu mereka pun memiliki permasalahan dalam keseimbangan motoriknya sehingga membutuhkan latihan keseimbangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh taekwondo terhadap peningkatan sustained attention siswa ADHD Inattentive pada empat orang siswa kelas 3, 4 & 5 di SDN Griba 32 Bandung. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen yang dilakukan untuk mengetahui perubahan durasi rentang sustained attention yang ditimbulkan dari latihan taekwondo. Desain penelitian menggunakan model pretest dan posttest design, di mana setiap subyek penelitian telah diukur menggunakan alat ukur sustained attention yang dibuat oleh peneliti berdasarkan teori Flick(1998). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh taekwondo terhadap peningkatan sustained attention siswa ADHD inattentive. 
STUDI PERBANDINGAN PROFIL PAULI ANTARA MAHASISWA BERPRESTASI TINGGI DAN MAHASISWA BERPRESTASI RENDAH ANGKATAN 2004 JURUSAN TEKNIK PENGECORAN LOGAM DI POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANDUNG Ihsana Sabriani Borualogo; siti qodariah; Wulan Maulidya Rabayani
SCHEMA (Journal of Psychological Research) Volume 1 No.2 Januari 2009
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2674.245 KB) | DOI: 10.29313/schema.v1i2.2495

Abstract

Politeknik adalah salah satu perguruan tinggi yang didirikan untuk menjembatani antara lulusan STM (teknisi) dengan lulusan S1 (engineer). Di Politeknik Manufaktur Bandung, mahasiswa dituntut untuk memiliki kompetensi teoritik dan praktik, yang dinyatakan dalam IPT (Indeks Prestasi Teoritik) dan IPP (Indeks Prestasi Praktik) serta IPK (Indeks Prestasi Kumulatif). Namun, di Jurusan Teknik Pengecoran Logam, jumlah mahasiswa berprestasi rendah tergolong masih cukup banyak, yaitu IPT rendah sebanyak 35.29% sedangkan IPP rendah sebanyak 29.41%.Sesungguhnya, Politeknik Manufaktur Negeri Bandung telah melakukan seleksi penerimaan mahasiswa baru melalui psikotes. Salah satu alat tes yang digunakan adalah Pauli. Melalui Pauli dapat dilihat sikap kerja, motivasi, daya tahan, kekuatan usaha, pengaturan energi dan stabilitas emosi yang diperkirakan memberi pengaruh terhadap pencapaian prestasi akademik.Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan profil Pauli antara mahasiswa berprestasi tinggi dan mahasiswa berprestasi rendah di Jurusan Teknik Pengecoran Logam angkatan 2004. Hipotesis yang diajukan adalah “terdapat perbedaan Profil Pauli antara mahasiswa berprestasi tinggi dengan mahasiswa berprestasi rendah angkatan 2004 Jurusan Teknik Pengecoran Logam di Politeknik Manufaktur Negeri Bandung.” Hasil uji statistik dengan teknik T-test dan Chi-Kuadrat untuk grafik kerja, terdapat perbedaan yang signifikan pada jumlah, rata-rata, tinggi, kenaikan awal, dan simpangan. Mahasiswa berprestasi tinggi memiliki motivasi tinggi, perencanaan, vitalitas tinggi, pengaturan diri, dan stabilitas emosi. Hal ini membantu mereka untuk bertahan dan menyesuaikan diri terhadap tuntutan dan situasi di Polman, sehingga dapat mencapai prestasi yang baik. Sedangkan mahasiswa berprestasi rendah kurang memilki motivasi, kurang perencanaan, vitalitas kurang, dan emosi yang labil. Hal ini menyulitkan penyesuaian diri terhadap tuntutan dan situasi di Polman dan menjadikan rendahnya prestasi yang mereka raih. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Tes Pauli dapat memprediksi pencapaian IPK dan IPP, tetapi tidak dapat memprediksi IPT