Claim Missing Document
Check
Articles

Formulasi Mi Kering Sagu dengan Substitusi Tepung Kacang Hijau Hilka Yuliani; Nancy Dewi Yuliana; Slamet Budijanto
agriTECH Vol 35, No 4 (2015)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.95 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9322

Abstract

Starch Noodles (SN) are produced from purified starch or combined flour from various plant sources. Sago starch is one of indigenous Indonesian flours that can be used for making SN. The physical characteristics that greatly affect the quality of rehydrated SN are cooking loss, elongation, hardness and adhesiveness/stickiness. Starch noodles have low of cooking loss but high hardness value, so it is less preferred. The purpose of this study was to obtain the optimum formulation of noodles made of sago with mung bean flour substitution. Formula optimization was done by using Mixture Design (DX7) with sago starch and mung bean flour as variables (80-100% and 0-20%; respectively). Mung bean flour substitution reduced hardness, adhesiveness and elongation of sago noodles, yet it increased the cooking loss. The best formulation based on physic-chemical characterization was SN with substitution of 4,7% mung bean flour. This sago noodles had 1996,03 gf hardness, -19,2 gf adhesiveness, 214,35% elongation and 10,82% cooking loss. Sensory test results for the most optimum formulation showed that the SN was not significantly different with those of commercial wheat noodle.ABSTRAKMi pati merupakan mi yang dibuat dari pati dan atau kombinasi tepung dari bahan non terigu. Bahan baku non-terigu indigenous Indonesia yang dapat digunakan untuk membuat mi pati adalah sagu. Karakteristik fisik yang sangat mempengaruhi kualitas mi setelah direhidrasi adalah cooking loss, elongasi, kekerasan dan kelengketan. Mi yang dibuat dari bahan dasar pati memiliki cooking loss yang rendah namun kekerasan yang tinggi, sehingga kurang disukai. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan formulasi optimum dari mi berbahan dasar sagu dengan substitusi tepung kacang hijau, sehingga dapat dihasilkan mi yang baik secara fisik dan diterima secara organoleptik. Optimasi formulasi dilakukan menggunakan Mixture Design (DX7) dengan variabel berupa persentase pati sagu (80-100%) dan tepung kacang hijau (0-20%). Substitusi tepung kacang hijau dapat menurunkan kekerasan, kelengketan, dan elongasi mi sagu, namun meningkatkan cooking loss. Produk optimum mi sagu diperoleh dengan substitusi tepung kacang hijau 4,7%. Pada kondisi ini mi sagu memiliki karakteristik kekerasan 1996,03 gf, skor kelengketan -19,2 gf, skor elongasi 214,35% dan skor cooking loss 10,82%. Uji sensori terhadap mi sagu formula optimum menunjukkan bahwa mi sagu yang dibuat secara keseluruhan tidak berbeda nyata dengan mi kering terigu komersial.
Karakterisasi Kimia dan Efek Hipoglikemik Beras Analog Berbahan Dasar Jagung, Sorgum, dan Sagu Aren Slamet Budijanto; Yanica Ivory Andri; Didah Nur Faridah; Santi Noviasari
agriTECH Vol 37, No 4 (2017)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.071 KB) | DOI: 10.22146/agritech.10383

Abstract

Rice analogue is an alternative food similar to rice which is made from other sources of carbohydrate apart from rice. This research was aimed to determine the glycemic index (GI) value and chemical characteristic (total phenolics content and dietary fiber) of rice analogues made from: (1) corn, sorghum, and arenga starch (rice analogue A): (2) corn and arenga starch (rice analogue B). GI was tested in human blood samples and was determined by the comparison of curve area between food sample (analogues rice) and standard (25 g glucose) which was equivalent to 25 g of carbohydrates. The GI values of Rice analogue A and B were 47,09 and 52,31 respectively. Both were considered as low GI foods. The low GI values were due to the phenolic compounds and dietary fiber contained in the rice analoguesAnalogue rice was an alternative food similar to rice which is made from carbohydrate sources beside of paddy. This research were aimed to determine the glycemic index (GI) value and to quantify chemical characterization (total phenolics content and dietary fiber) of analogues rice made from 1) corn, sorghum, and arenga starch (analogue rice A) and 2) corn and arenga starch (analogue rice B). GI was tested by human blood samples and determined by area under the curve for test food (analogues rice) which is equivalent to 25 grams of carbohydrates and area under the curve for the reference food (25 grams of glucose) compared. Analogue rice A has 47.09 GI value, whilst analogue rice B has 52.31 GI value. Both were grouped into low GI food. A low GI value was due to the phenols compounds and dietary fiber contained in the analogues rice. ABSTRAKBeras analog merupakan pangan alternatif mirip beras yang dibuat dari sumber karbohidrat selain padi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai indeks glikemik (IG) dan karakterisasi kimia (total fenolik dan serat pangan) pada beras analog berbahan baku: (1) jagung, sorgum, dan sagu aren (beras analog A); (2) jagung dan sagu aren (beras analog B). Pengujian IG menggunakan sampel darah manusia dan ditentukan dengan membandingkan luas area kurva antara sampel pangan (beras analog) dan standar (25 g glukosa) yang setara dengan 25 g karbohidrat. Beras analog A memiliki nilai IG sebesar 47,09, sedangkan beras analog B memiliki IG sebesar 52,31. Kedua beras analog termasuk dalam kategori pangan IG rendah. Rendahnya nilai IG dikarenakan adanya komponen fenol dan serat pangan yang terkandung pada beras analog.
Optimasi Formula dan Struktur Mikroskopik Pasta Bebas Gluten Berbahan Dasar Puree Ubi Jalar Ungu dan Tepung Kacang Hijau Ira Mulyawanti; Slamet Budijanto; Sedarnawati Yasni
agriTECH Vol 36, No 1 (2016)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1031.124 KB) | DOI: 10.22146/agritech.10678

Abstract

The aim of this study was to optimize gluten free pasta formula made from purple sweet potato puree and mung bean flour. Aplication of a mixture design allowed to find the optimal composition to achieve the desirable characteristic. The results showed that the optimal formula was mixture of 45.25% purple sweet potato puree and 51.75% mung bean flour. The characteristics of the chosen formula were springiness of 2.29 mm, 0.38 cohesiveness, cooking loss 17.62%,333.48 ͼHue, Ie   20.59%, and 42.42 mg/L anthocyanin content. Microscopic structure showed that cooked pasta with purple sweet potato puree composition below 50% in the formula had a solid texture appearance.ABSTRAKPenelitian bertujuan untuk mengoptimasi formula pasta bebas gluten berbahan dasar puree ubi jalar ungu dan tepung kacang hijau. Aplikasi mixture design dalam optimasi formula dapat menghasilkan formula yang optimal dengan karakteristik produk sesuai dengan yang diinginkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi optimal puree ubi jalar ungu dengan tepung kacang hijau dalam formula adalah 45,25% puree ubi jalar ungu dan 51,75% tepung kacang hijau. Pada komposisi tersebut dihasilkan pasta ubi jalar ungu dengan karakteristik yaitu kekenyalan 2,29 mm, cohesiveness 0,38, KKP 17,62%, warna 333,48, Ie   20,59%, dan kandungan antosianin 42,42 mg/L. Dari segi mikroskopik, pasta ubi jalar ungu matang dengan rasio puree ubi jalar ungu dengan formula di bawah 50% sudah menunjukkan adanya struktur yang kompak.
Teknik Gelatinisasi Tepung Beras untuk Menurunkan Penyerapan Minyak Selama Penggorengan Minyak Terendam Florentina Florentina; Elvira Syamsir; Dase Hunaefi; Slamet Budijanto
agriTECH Vol 36, No 4 (2016)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.208 KB) | DOI: 10.22146/agritech.16760

Abstract

Pregelatinized rice flour is one of ingredients that can reduce oil uptake. Gelatinization can be processed by drum drying, extrusion, and steaming. The aim of this research was to know the effect of gelatinization rice flour by drum drying, extrusion, and cooking rice on water holding capacity, degree of gelatinization, and oil uptake. Oil uptake was analyzed by using food model that substituted with 50 % pregelatinized flour. Results indicated that degree of gelatinization and water holding capacity of pregelatinized flour by drum drying was higher than extrusion and cooking rice. The highest reducing oil uptake of product was produced using pregelatinized flour by drum dryer was 33.70 % while by extruder which was 13.32 % and rice cooker was 10.09 %ABSTRAKTepung beras pragelatinisasi merupakan salah satu ingredien yang dapat mengurangi penyerapan minyak. Proses gelatinisasi dapat dilakukan dengan metode pengeringan drum, ekstrusi, dan pengukusan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik gelatinisasi tepung beras dengan pengeringan drum, ekstrusi, dan pemasakan nasi terhadap daya ikat air, derajat gelatinisasi dan penyerapan minyak. Penyerapan minyak dianalisis dengan menggunakan model pangan yang telah disubtitusi 50 % tepung pragelatinisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa derajat gelatinisasi dan daya ikat air pada tepung pragelatinisasi dari pengeringan drum lebih tinggi daripada proses ekstrusi dan pemasakan nasi. Penurunan penyerapan minyak tertinggi dihasilkan pada produk dengan penggunaan tepung pragelatinisasi pengeringan drum yaitu 33,70 %, sedangkan ekstruder sebesar 13,32 % dan pemasak nasi sebesar 10,09 %.
Karakteristik Sensori dan Fisiko-Kimia Beras Analog Sorghum dengan Penambahan Rempah Campuran Maya Indra Rasyid; Nancy Dewi Yuliana; Slamet Budijanto
agriTECH Vol 36, No 4 (2016)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (768.06 KB) | DOI: 10.22146/agritech.16762

Abstract

The purpose of this study was to obtain the formula of sorghum rice analogue by mixed spices addition with acceptable sensory and physico-chemical characteristics.  The selection of sorghum rice analogue formula was tested by using hedonic test with 70 untrained panelists. The addition of mixed spices powder was as follows: 30 % onion, 20 % garlic, 10 % bay leaves, 20 % ginger and 20 % lemongrass. Those mixed spices powder were added to the sorghum rice analogue at percentage of 0.25 %, 0,5 %, 1 %, 2 %, 3 % and 0 % (control)  from total dough weight. The sorghum rice analogue was made using extrusion technology (a twin screw extruder). The overall sensory evaluation result showed that the addition of spice mixed had significant effect (p ≤ 0.05) on the characteristics of sorghum rice analogue. The panelists accepted the sorghum rice analogue with 1% mixed spice. The preferred formulation was the addition of 1% mixed spice which contain of  9.56 % moisture, 0.72 % ash, 0.53 % fat, 6.22 % protein, 92.53 % carbohydrate, 26.48 % amyloseand 6,67 % dietary fiber. Sorghum rice analogue enriched by spices is a potential as a rich fiber source.ABSTRAKTujuan penelitian adalah mendapatkan formula beras analog berbahan dasar sorgum dengan penambahan rempah campuran yang dapat diterima secara sensori. Pemilihan formula dilakukan dengan uji hedonik menggunakan 70 orang panelis tidak terlatih. Rempah yang ditambahkan berupa bubuk rempah campuran yang terdiri atas bawang merah 30%, bawang putih 20 %, daun salam 10 %, jahe 20 % dan sereh 20 %. Penambahan bubuk rempah campuran untuk pembuatan beras analog sorghum berturut-turut 0,25 %, 0,5 %, 1 %, 2 %, 3 % dan kontrol (tanpa rempah) dari total berat adonan diluar air. Beras analog sorghum dibuat dengan teknologi ekstrusi menggunakan ekstruder ulir ganda. Hasil uji sensori secara keseluruhan menunjukkan bahwa penambahan rempah campuran berpengaruh nyata (p <0,05) terhadap nasi beras analog yang dihasilkan. Panelis menyukai formula beras analog sorghum dengan penambahan 1 % rempah campuran. Beras analog sorghum dengan penambahan 1% rempah campuran memiliki kadar air 9,56 %, abu 0,72 %, lemak 0,53 %, protein 6,22 %, karbohidrat 92,53 %, amilosa 26,48 % dan serat pangan 6,67 %. Beras analog sorgum yang diperkaya dengan rempah campuran memiliki potensi sebagai pangan kaya serat.
Sifat Fisikokimia Tepung dari 10 Genotipe Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) Hasil Pemuliaan Tengku Mia Rahmiati; Yohanes Aris Purwanto; Slamet Budijanto; Nurul Khumaida
agriTECH Vol 36, No 4 (2016)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.414 KB) | DOI: 10.22146/agritech.16771

Abstract

The objectives of this study were to characterize and evaluate the physicochemical properties of 10 cassava breeding genotypes developed by cassava crop improvement of (Institut Pertanian Bogor) IPB research group. The physicochemical characterization was performed by measuring water content, ash, protein, fat, carbohydrate, pasta (pasting properties), starch total, amylose content, and whiteness. The results showed that each genotype has different chemical content and gelatinization properties. The highest water content (11.48 ± 0.12 %) was found in genotype V4D0 (variant genotype Malang 4), ash (1.83 ± 0.02 %) in V5D2 (1) (A variant of genotype Malang 4-1), fat (1.62 ± 0.93 %) and protein (4.73 ± 0.19 %) in V3D1 (1) (variant UJ 5-1). Genotype V1D1-1(1) (A variant of genotype Ratim-1) has the highest amylose (23.33 ± 0.04 %) and the lowest ones (13.13 ± 0.48 %) was found in genotype V2D1-1(3). Genotype V2D0 has the highest total starch (88.67 %) and the lowest (74.3%) was obtained in V5D2 (1). The highest whiteness value was measured in genotype V1D0 i.e. 93.13 %. For pasting properties testing, it was measured that genotype V2D1-1 (3) had the lowest peak viscosity i.e 4,006 cP and the high of end of viscosity occurred 2,592 cP in genotype V4D2-1 (2) (A variant of genotype Adira 4-1), were correlated with high amylose content owned flour is 22.03 ± 0.25%. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi dan mengevaluasi sifat fisikokimia 10 genotipe ubi kayu hasil pemuliaan team crop improvement ubi kayu Institut Pertanian Bogor (IPB). Karakterisasi fisikokimia dilakukan dengan cara melakukan analisis kadar air, abu, protein, lemak, karbohidrat, pasta (pasting properties), total pati, kadar amilosa, dan derajat putih. Dari hasil karakterisasi diperoleh bahwa setiap genotipe ubi kayu memiliki kandungan kimia dan sifat gelatinisasi yang berbeda-beda. Kadar air tertinggi dimiliki genotipe V4D0  (Genotipe Malang 4) 11,48 ± 0,12 % , kadar abu dan lemak tertinggi adalah genotipe (V5D2 (1) (Varian dari genotipe Malang 4-1) yaitu 1,83 % ± 0,02 dan 1,62 ± 0,93 % serta kadar protein tertinggi adalah V3D1 (1) (Varian UJ 5-1) 4,73 ± 0,19 %. Genotipe V1D1-1 (1) (Varian dari genotipe Jame-1) memiliki kadar amilosa tertinggi yaitu 23,33 ± 0,04 % sedangkan yang terendah dihasilkan oleh genotipe V2D1-1 (3) (Varian dari genotipe Ratim-1) yaitu 13,13 ± 0,48 %. Genotipe V2D1-1 (3) (Varian genotipe Ratim-1)  memiliki viskositas puncak terendah yaitu 4.006 cP berkorelasi positif dengan kandungan amilosa paling rendah yang dimilikinya. Viskositas akhir yang tinggi terjadi pada genotipe V4D2-1(2) (Varian genotipe Adira 4-1) yaitu 2.592 cP yang berkorelasi dengan tingginya kandungan amilosa yang dimiliki tepung tersebut yaitu 22,03 ± 0,25 %.
Perubahan Aktivitas Antioksidan dan Profil Sensori Bekatul Fermentasi dari Varietas Sintanur dan Inpari 24 Ardiansyah Ardiansyah; Dhania Sabilla; Wahyudi David; Dody Dwi Handoko; Slamet Budijanto
agriTECH Vol 40, No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (713.62 KB) | DOI: 10.22146/agritech.46509

Abstract

Bekatul atau rice bran adalah lapisan luar dari beras yang terlepas pada saat proses penyosohan dari beras pecah kulit menjadi beras. Salah satu kendala peneriman konsumen pada bekatul adalah mutu sensorinya. Oleh sebab itu, salah satu upaya untuk meningkatkan mutu sensori bekatul dilakukan dengan fermentasi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh jenis kapang, varietas bekatul (padi), dan lama fermentasi terhadap perubahan kandungan total senyawa fenolik (TSF), aktivitas antioksidan, dan profil sensori bekatul fermentasi dari dua varietas padi (Sintanur dan Inpari 24). Fermentasi dengan metode Solid-state fermentation menggunakan perlakuan jenis kapang yaitu Rhizopus oligosporus, R. oryzae dan kombinasi keduanya, dengan lama waktu fermentasi masingmasing adalah 48, 72 dan 96 jam. Analisis kandungan TSF dengan metode Folin-ciocalteu, analisis aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH, dan analisis profil sensori menggunakan metode Projective mapping (Napping®) dengan panelis tidak terlatih berjumlah 75 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan varietas padi, jenis kapang dan waktu fermentasi menghasilkan nilai TSF dan aktivitas antioksidan yang berbeda nyata (p<0,05). Bekatul Inpari 24 memiliki nilai TSF dan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan bekatul Sintanur (p<0,05). Nilai TSF dan aktivitas antioksidan tertinggi pada bekatul Inpari 24 yang difermentasi dengan kapang R.oligosporus selama 48 jam dengan nilai masing-masing sebesar 4,16±0,3 mg GAE/g BK dan 86,11 %. Selanjutnya, hasil analisis korelasi menunjukkan korelasi positif antara kandungan TSF dan aktivitas antioksidan kedua varitas bekatul fermentasi (r=0,82). Analisis sensori menunjukkan bahwa panelis mampu membedakan atribut sensori pada sampel yang diujikan.
Karakteristik Fisik Beras Analog Instan Berbasis Tepung Jagung dengan Penambahan k-Karagenan dan Konjak Indah Kurniasari; Feri Kusnandar; Slamet Budijanto
agriTECH Vol 40, No 1 (2020)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (771.6 KB) | DOI: 10.22146/agritech.47491

Abstract

Instant analog rice is a form of product development from analog rice that is ready for consumption without the need to be cooked first but only needs to be soaked in boiling water for 3-5 minutes. The main challenge in developing instant analog rice is to reduce rehydration time while maintaining the integrity and texture of the rice produced. Hydrocolloids in the form of κ-carrageenan and konjac with concentrations of 0.5‒10.0%, both as a single additive and in combination, were added to the corn-based analog rice formula. Then, their effects on the physical characteristics of the instant analog rice were studied. The addition of κ-carrageenan and konjac in combination at a concentration of 5% each (KK10) showed the best results. This instant analog rice had a lower degree of breakage and bulk density, 2.02% and 0.39 g/mL, respectively. It showed a more hollow rice microstructure than the control and other combinations. KK10 instant analog rice can be rehydrated by soaking in boiling water for 3.5 minutes. The rehydrated rice had high grain integrity, with hardness, springiness, and chewiness values of 548.14 g; 0.86; and 229.76 g, respectively.
Karakterisasi Fisikokimia Beras Hitam (Oryza sativa L.) dari Jawa Barat, Indonesia Amalia Hana Arifa; Elvira Syamsir; Slamet Budijanto
agriTECH Vol 41, No 1 (2021)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.382 KB) | DOI: 10.22146/agritech.53307

Abstract

Beras berpigmen seperti beras hitam mengandung senyawa bioaktif yang berpotensi sebagai sumber pangan fungsional. Dalam hal pemanfaatan beras hitam sebagai sumber pangan fungsional, perlu diketahui karakteristiknya agar dapat diketahui metode pengolahan dan jenis produk yang sesuai dengan karakteristiknya. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik fisikokimia empat varietas beras hitam yang berasal dari Jawa Barat, yaitu Cempo Ireng yang berasal dari Bogor, Galur dan Gadog dari Subang, serta beras hitam Cianjur. Parameter yang diuji adalah total senyawa fenolik, antosianin, pati, amilosa serta amilopektin, profil pasting, solubility, dan swelling power. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing beras hitam memiliki karakteristik fisikokimia yang berbeda-beda. Beras hitam yang diuji memiliki karakteristik sebagai berikut: kadar total senyawa fenolik 261,7 - 353,0 mg GAE/100 g bk, antosianin 52,4 - 126,1 mg/100 g bk, pati  69,8 - 72,8% bk, amilosa 22,4 - 26,1% bk, sedangkan kadar amilopektinnya 45,3 -48,7% bk. Beras hitam yang diuji juga memiliki nilai solubility 6,4 - 8,4% dan swelling power 6,3 - 7,3%. Beras Cempo Ireng memiliki viskositas puncak dan viskositas breakdown tertinggi. Beras Cianjur dan Cempo Ireng memiliki viskositas akhir tertinggi. Beras Galur memiliki viskositas setback tertinggi. Beras Cianjur juga memiliki suhu pasting dan peak time yang paling tinggi dibandingkan dengan sampel lainnya.
ANALYSIS OF DI-N-BUTYL PHTHALATE (DBP) RESIDUE IN COMMERCIAL FOOD PACKAGING FROM RECYCLED PAPER AND ITS MIGRATION INTO FOOD SIMULANT Made Gayatri Anggarkasih, Nancy Dewi Yuliana, Yane Regiyana, Muhammad Yusram Massijaya, Slamet Budij
Jurnal Teknologi Industri Pertanian Vol. 28 No. 2 (2018): Jurnal Teknologi Industri Pertanian
Publisher : Department of Agroindustrial Technology, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ptalat adalah senyawa yang ditemukan dalam zat aditif yang sering ditambahkan ke dalam bahan kemasan berbasis kertas daur ulang. Zat yang berpotensi berbahaya yang ada dalam kertas daur ulang terkandung dalam residu tinta cetak, pernis, perekat dan zat lainnya. Makanan yang kontak langsung dengan kemasan kertas daur ulang dapat mengandung diisopropil-napatalene (DIPN), benzofenon, terfenil terhidrogenasi, amina aromatik primer, poliaromatik hidrokarbon (PAH), dan ptalat. Ptalat dapat bermigrasi dari kemasan ke dalam makanan, terutama untuk produk pangan berlemak. Salah satu jenis ptalat yaitu dibutil ptalat (DBP) dilaporkan dapat mengganggu sistem endokrin. Pada dosis tinggi, DBP telah terbukti merusak sistem reproduksi tikus. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi DBP dari kemasan makanan berbasis daur ulang (dupleks) dan migrasinya ke dalam simulan pangan. Metode yang digunakan yaitu ekstraksi dengan pelarut yang dibantu ultrasonik (USE), diikuti dengan analisis kromatografi gas - spektrometri massa (GC-MS). Metode yang dikembangkan telah divalidasi, dengan nilai linearitas (R2) dari 0,999, rentang akurasi 89,98% - 102%, batas deteksi (LOD) dan batas kuantifikasi (LOQ) berturut-turut sebesar 0,04 mg/L dan 0,06 mg/L. Hasil analisis DBP dari lima kertas dupleks komersial berbeda nyata pada kisaran 1,7 hingga 5,8 mg/kg. Tingkat migrasi yang diukur dari kontak langsung antara kertas dan etanol 95% sebagai simulantpangan selama 2 jam pada suhu 40°C adalah 4,7 mg/dm2. Migrasi DBP melebihi nilai migrasi spesifik yang ditetapkan pada EU No. 10/2011 (0,3 mg/kg atau 0,05 mg/dm2). Hasil tersebut menunjukkan bahwa penggunaan kertas daur ulang sebagai kemasan primer produk pangan tidak dianjurkan, terutama untuk pangan berlemak.Kata kunci: Dibutil ptalat, kertas daur ulang, GC-MS, simulan pangan, migrasimilk
Co-Authors . Setiadjit . Sukarno A.A. Ketut Agung Cahyawan W Adnan Engelen Afwa Nururrahmah Munawaroh Agus Setiyono Aini Auliana Amar Alfi Khatib Amalia Hana Arifa Anas Subarnas Antin Suswantinah Anton Apriyantono Ardiansyah Ardiansyah, Ardiansyah Ari Andika Aris Purwanto Arya Suryadilaga Ati Atul Quddus Azis Boing Sitanggang Aziz Boing Sitanggang Azizah Tsaniya Fasya Bambang Pontjo Bambang Pontjo Priosoeryanto Beti Elizabeth Silalahi Bram Koesbiantoro Budi Nurtama Budi Suarti C Hanny Wijaya Candytias Puspitasari Dahrul Syah DAHRUL SYAH DAHRUL SYAH Dede R. Adawiyah Dede R. Adawiyah Dedi Fardiaz Dewi, Fitriya Nur Annisa Dhania Sabilla Diana Ayu Nindita Dias Indrasti Dini Rizkyah Dody Dwi Handoko Dwyana Izza Augusta Elvira Syamsir Ema Hastarini Endang Prangdimurt Endang Prangdimurti Erliza Hambali Eti Indarti Fadhrizal Hafidi Wibowo Faleh Setia Budi Faqih Udin dan Jono M. Munandar Meivita Amelia Feri Kusnandar Florentina Florentina Friyuanita Lubis Hadi Munarko Handoko, Ari Hasti Wiaranti Heny Herawati Heny Herawati Hilka Yuliani Ho-Shing Wu Hunaefi, Dase I Ketut Suada Ika Amalia Kartika Ilham Marvie Indah Kurniasari Ineke Kusumawaty Inneke Kusumawaty Inneke Kusumawaty, Inneke Ira Dwi Rachmani Ira Mulyawanti Ira Mulyawanti Ita Zuraida Juliani - Kardinan, Selma Aprilla Kezia Grace Abraham Kiyat, Warsono El Kurniadi, Nadine Kurniati , Yeni Laila Apriani Hasanah Harahap Lilis Nuraida Masita Ardi Kumalasari Maya Indra Rasyid Maya Kurniawati Mojiono, Mojiono Muchtaridi Muchtaridi Muh. Yusram Massijaya Mulyorini Rahayuningsih Mutia Khonza Nadine Kurniadi Nancy D. Yuliana Nancy Dewi Yuliana Nanik Purwanti NASRIANTI SYAM, NASRIANTI nFN Setyadjit nFN Sukarno Nia Ariani Putri Normalina Arpi Nouverra Nadya Putri Nova Kushandita Noviasari, Santi Novriaman Pakpahan Nur Annisa Nur Fathonah Sadek Nur Wulandari Nuri Andarwulan Nurul Khumaida Palupi, Nurheni Sri Paradigma, Hening Prangdimurt, Endang Purwiyatno Hariyadi Putra, Imam Perdana Putri Novita Savitri Rahma, Cukri Ramadhan, Febiana Putri Reni Juliana Gultom Reza Widyasaputra Riezka Zuhriatika Rasyda Rifqi Ahmad Riyanto Rinawati Rinda Kusumawati Rista Fitria Anggraini Rokhani Hasbullah Rosulva, Indah Sadek, Nur Fathonah Safrida Safrida Safrida Safrida Safrida Safrida Safrida Santi Dwi Astuti Santi Noviasari Santi Noviasari Sapta Raharja SEDARNAWATI YASNI Setiadjit Setiadjit Sitanggang, S.TP, MSc, Azis Boing Siti Zakiyatul Khamidah Soewarno T. Soekarto Sri Widowati Sriani Sujiprihati Sugiyono . Sukarno Sukarno Sukarno Sukarno Sulusi Prabawati Suryani Suryani Sutrisno Sutrisno Tajuddin Bantacut Tatty Yuniati Tengku Mia Rahmiati Tien R. Muchtadi Tjahja Muhandri Tsaniyah Ayu Mauliasyam Tubagus Bahtiar Rusbana Tyas Hermala Anindita Wahyudi David Widara, Suba Santika Winda Nurtiana Winda Septiana Wita Murdiati Wita Murdiati Yane Regina Yane Regiyana Yane Regiyana Yanica Ivory Andri Yeni Kurniati Yeni Kurniati Yose Rizal Kurniawan Yuliyanti yuliyanti Yundari, Yundari Yuni Dwi Kartika Yustikawati Zita L. Sarungallo