Claim Missing Document
Check
Articles

Formulasi Konsorsium Bakteri Endofit untuk Menekan Infeksi Nematoda Puru Akar Meloidogyne incognita pada Tomat Ankardiansyah Pandu Pradana; Abdul Munif; Supramana S
TECHNO: JURNAL PENELITIAN Vol 9, No 2 (2020): Techno Jurnal Penelitian
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/tjp.v9i2.2210

Abstract

The root-knot nematodes (Meloidogyne incognita) infection can cause a significant yield loss in tomato plants. One of the environmentally friendly efforts to control this nematode is through the application of endophytic bacteria. The application of endophytic bacteria in the form of a consortium was reported to be more effective than the application using a single isolate. This study aims to test the effectiveness of the endophytic bacteria consortium formula in suppressing M. incognita infection in tomato plants. The research stages were the selection of the consortium of endophytic bacteria as a growth promoter for tomato plants infected with M. incognita. The best performing consortium was formulated using 100 g of grass compost + 100 g vermicompost + 10 ml molasses + 1 g peptone and 50 ml distilled water. The test of bacterial cell viability in the endophytic formula was carried out for 20 weeks. The formula made was tested for its performance as a biocontrol agent against M. incognita in tomato plants. The results showed that three consortia gave the best results as growth promoters of M. incognita infected tomatoes, namely TmtN5, TmtN2, and GsgN2. The three of them survived the formula with log CFU at week 20 of 6.07 (TmtN5), 5.56 (TmtN2), and 6.11 (GsgN2). This formula can suppress the nematode population on tomato plants' roots and suppress the number of root knots in tomato plants. This study provides information that there are three consortia of endophytic bacteria (TmtN5, TmtN2, and GsgN2), which have the potential to become biological control agents for root-purulent nematodes.
PENGARUH FILTRAT BAKTERI ENDOFIT TERHADAP MORTALITAS, PENETASAN TELUR DAN POPULASI NEMATODA PELUKA AKAR Pratylenchus brachyurus PADA NILAM RITA HARNI; SUPRAMANA SUPRAMANA; MEITY S. SINAGA; GIYANTO GIYANTO; SUPRIADI SUPRIADI
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 16, No 1 (2010): Maret 2010
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v16n1.2010.43-47

Abstract

ABSTRAKPratylenchus brachyurus merupakan salah satu patogen utama padatanaman nilam di Indonesia. Pengendalian yang banyak dilakukan petanisaat ini adalah menggunakan pestisida sintetik. Penggunaan pestisidasintetik yang terus menerus merupakan ancaman terhadap lingkungan, dankesehatan manusia. Bakteri endofit mungkin dapat dimanfaatkan sebagaisalah satu teknik pengendalian nematoda yang ramah lingkungan karenabakteri endofit dapat menghasilkan racun yang toksik terhadap nematoda.Tujuan penelitian adalah melihat pengaruh kultur filtrat bakteri endofitterhadap mortalitas nematoda, penetasan telur dan perkembangannematoda di dalam akar nilam. Penelitian dilakukan di Laboratorium danRumah kaca Hama dan Penyakit Balai Penelitian Tanaman Obat danAromatik Bogor, dari bulan Januari sampai April 2008 menggunakanrancangan acak lengkap (RAL). Filtrat bakteri dibuat dengan caramenumbuhkan bakteri endofit pada media TSB selama 48 jam, kemudiandisentrifugasi dengan kecepatan 7.000 rpm selama 15 menit. Filtratdisaring dengan milipore berdiameter 0,22 µm, selanjutnya filtrat diujipada nematoda in vitro dan rumah kaca. Hasil penelitian menunjukkanbahwa filtrat dapat membunuh nematoda dalam waktu 24 jam dengannilai LC 50 sebesar 7,709%. Bakteri endofit isolat TT2 dan EH11memperlihatkan daya bunuh paling tinggi yaitu 91-100%. Di samping itufiltrat bakteri endofit juga dapat menekan penetasan telur nematoda 48,5-74,6% dibanding dengan kontrol. Namun hanya filtrat bakteri endofitisolat EH11 yang nyata dapat menekan populasi nematoda di dalam akarnilam dengan tingkat penekanan sebesar 81,3%.Kata kunci : Pratylenchus brachyurus, bakteri endofit, kultur filtrat,Pogostemon cablinABSTRACTEffect of culture filtrates endophytic bacteria on themortality, hatching eggs and population of root lesionnematodes Pratylenchus brachyurus on patchouliRoot lesion nematode (Pratylenchus brachyurus) is an importantpathogen of patchouli in Indonesia and causes significant losses. Controlsystem that are done today is using synthetic pesticides. The use ofsynthetic pesticides is a continuing threat to the environment and humanhealth. However, endophytic bacterial culture filtrates may be used as oneof the nematode control that is environmentally friendly. Effect of culturefiltrates endophytic bacteria on the mortality, hatching eggs and populationroot lesion nematodes Pratylenchus brachyurus on patchouli has beendone in vitro and greenhouse. The results showed that the culture filtrate ofendophytic bacteria produced metabolite toxic to nematodes and wereable to kill P. brachyurus 100% within 24 hours with LC 50 7.709%. TT2and EH11 isolates showed high killing power of 91-100%. The culturefiltrates also inhibited hatching of P. brachyurus eggs compared withcontrols. Not all culture filtrates can suppress the nematode population inthe roots of patchouli. EH11 isolates filtrate really pressing nematodepopulations compared to other isolates.Key words: Pratylenchus brachyurus, culture filtrate, endophyticbacteria, Pogostemon cablin
KEEFEKTIFAN BAKTERI ENDOFIT UNTUK MENGENDALIKAN NEMATODA Pratylenchus brachyurus PADA TANAMAN NILAM RITA HARNI; SUPRAMANA SUPRAMANA; MEITY S. SINAGA; GIYANTO GIYANTO; SUPRIADI SUPRIADI
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 17, No 1 (2011): Maret 2011
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v17n1.2011.6-10

Abstract

ABSTRAKPenggunaan bakteri endofit sebagai agen pengendalian nematodaparasit seperti Meloidogyne incognita pada kapas dan tomat, Globoderasp. pada kentang dan Radopholus similis pada pisang telah banyak ditelitipada beberapa jenis tanaman. Penelitian bertujuan untuk menganalisiskeefektifan  beberapa  bakteri  endofit terhadap  perkembangan  P.brachyurus, penetrasi, reproduksi, dan kerusakan yang diakibatkannyapada tanaman nilam. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Rumahkaca Hama dan Penyakit Balai Penelitian Tanaman Obat dan AromatikBogor, dari bulan Maret sampai Agustus 2008. Penelitian menggunakanrancangan acak lengkap (RAL) 6 perlakuan dengan 7 ulangan. Lima isolatbakteri endofit, yaitu Achromobacter xylosoxidans TT2, Alcaligenesfaecalis NJ16, Pseudomonas putida EH11, Bacillus cereus MSK, danBacillus subtilis NJ57, diaplikasikan pada setek tanaman nilam denganmetode perendaman akar. Seminggu setelah tanam, nilam diinokulasidengan 500 ekor P. brachyurus. Pengamatan dilakukan terhadap penetrasi,reproduksi, populasi nematoda, dan pertumbuhan nilam. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa bakteri endofit A. xylosoxidans TT2, A. faecalisNJ16, P. putida EH11, B. cereus MSK, dan B. subtilis NJ57 dapatmenekan penetrasi dan populasi P. brachyurus ke dalam akar sebesar54,8-70,6% dengan faktor reproduksi (pf/pi) 0,61-0,94 dan meningkatkanpertumbuhan tanaman nilam sebesar 37,86-84,71%.Kata kunci: Pogostemon cablin, bakteri endofit, keefektifan, nematoda,Pratylenchus brachyurus, pengendalian biologiABSTRACTEffectiveness  of  endophytic  bacteria  to  controlPratylenchus brachyurus nematode on patchouliThe use of endophytic bacteria as biocontrol agents for nematodes,such as Meloidogyne incognita on cotton and tomatoes, Globodera sp. onpotatoes and Radopholus similis on bananas has been widely studied inseveral crops. The aim of the study was to investigate the effectiveness ofsome endophytic bacteria to control P. brachyurus, penetration,reproduction, and plant fresh weight production. Five isolates, namely A.xylosoxidans TT2, A. faecalis NJ16, P. putida EH11, B. cereus MSK, andB. subtilis NJ57 were applied to the patchouli cutting roots by soakingmethod before planting. A week after planting, the plants were inoculatedwith 500 juveniles and adults of P. brachyurus. Observations were doneon penetration and reproduction rates of the nematode, and growth ofpatchouli plant. Under greenhouse condition, A. xylosoxidans TT2, A.faecalis NJ16, P. putida EH11, B. cereus MSK, and B. subtilis NJ57reduced penetration rate of P. brachyurus into the patchouli roots by 54.8to 70.6% and suppressed nematode population with pf/pi value 0.61 to0.94. Growth of inoculated plants increased by 37.86 to 84.71% comparedwith uninoculated (control) ones.Key words: Pogostemon cablin, endophytic bacteria, effectivenessnematode, Pratylenchus brachyurus, biological control
PENGARUH METODE APLIKASI BAKTERI ENDOFIT TERHADAP PERKEMBANGAN NEMATODA PELUKA AKAR (Pratylenchus brachyurus ) PADA TANAMAN NILAM RITA HARNI; IKA MUSTIKA; SUPRAMANA SUPRAMANA; ABDUL MUNIF
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 12, No 4 (2006): DESEMBER 2006
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v12n4.2006.161-165

Abstract

ABSTRAKBakteri endofit adalah salah satu agen antagonis yang akhir-akhirini banyak digunakan sebagai pengendalian biologi nematoda parasittanaman. Pada tanaman nilam nematoda Pratylenchus brachyurus merupa-kan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas. Penelitianini bertujuan untuk mengetahui metode aplikasi bakteri endofit yangeffisien untuk menekan nematoda P. brachyurus pada tanaman nilam.Penelitian telah dilakukan di laboratorium dan rumah kaca Balai PenelitianTanaman Rempah dan Obat dan Laboratorium Nematologi DepartemenProteksi Tanaman IPB, dari Januari sampai dengan Juli 2005. Penelitianmenggunakan rancangan acak lengkap dengan 2 faktor. Faktor pertamaadalah metode aplikasi (siram dan rendam), faktor kedua adalah jenisisolat (NJ2, NJ25, NJ41, NJ46, NJ57, NA22, ERB21, ES32, E26). Hasilpenelitian menunjukkan bahwa populasi nematoda dipengaruhi olehadanya interaksi antara metode aplikasi dan isolat bakteri yang digunakan,sedangkan berat tajuk, panjang akar dan tinggi tanaman hanya dipengaruhioleh jenis bakteri. Isolat Bacillus NA22, Bacillus NJ46 dan Bacillus NJ2dengan metode perendaman akar mempunyai kemampuan yang tinggidalam menekan populasi P. brachyurus yaitu berturut-turut sebesar 75%,63% dan 60%. Semua isolat yang digunakan dapat meningkatkan berattajuk, panjang akar dan tinggi tanaman.Kata kunci: Nilam, Pogostemon cablin, penyakit tanaman, pengendalianbiologi, bakteri endofit, nematoda, Pratylenchus brachyurus,Jawa BaratABSTRACTEffect of application method of endophytic bacteria onroot lesion nematode (Pratylenchus brachyurus) onpatchouliEndophytic bacteria is one of the important agents recently usedfor controlling plant parasitic nematodes. P. brachyurus is one of thefactors affecting the productivity of patchouli (Pogostemon cablin Benth.)in Indonesia. The objectives of the research were to find out an efficientapplication method of endophytic bacteria to reduce P. brachyurus onpatchouli. The research was conducted in the Nematology Laboratory,Department of Plant Protection, Bogor Agricultural University and in theLaboratory and Greenhouse of Indonesian Spice and Medicinal CropsResearch Institute, from January to July 2005. The research usedrandomized complete design with two factors, the first factor wasapplication method (drencing and deeping), the second factor was bacteriaisolates (NJ2, NJ25, NJ41, NJ46, NJ57, NA22, ERB21, ES32, E26). Theresults showed that the population of nematode was affected by theinteraction between bacterial isolates and application method. While shootweight, root length and plant height were affected by bacterial isolates.Bacillus NA22, Bacillus NJ46 and Bacillus NJ2 applicated by deeping theroot into bacterial suspension significantly gave good result in reducing P.brachyurus, i.e. 75%, 63% and 60%. All bacterial isolates increased shootweight, root length.Key words: Patchouli, Pogostemon cablin, plant disease, biologicalcontrol, endophytic bacteria, nematode, Pratylenchusbrachyurus, West Java
MEKANISME BAKTERI ENDOFIT MENGENDALIKAN NEMATODA Pratylenchus brachyurus PADA TANAMAN NILAM Rita Harni; Supramana Supramana; Meity S. Sinaga; Giyanto Giyanto; Supriadi Supriadi
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 23, No 1 (2012): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v23n1.2012.%p

Abstract

Beberapa jenis bakteri endofit telah diketahui potensinya sebagai agens hayati terhadap nematoda parasit P. brachyurus pada tanaman nilam. Penelitian dilakukan untuk mengetahui mekanisme pengendalian dari beberapa bakteri endofit terhadap P. brachyurus pada tanaman nilam. Setek nilam berumur satu bulan diperlakukan dengan bakteri endofit Achromobacter xylosoxidans TT2, Bacillus subtilis NJ57, Alcaligenes faecalis NJ16, Bacillus cereus MSK, dan Pseudomonas putida EH11 dengan metode split root system (sebagi-an akar diinokulasi dengan bakteri endofit (populasi 109/pot), dan bagian lainnya diinokulasi dengan P. brachyurus (100 ekor/pot). Penelitian mengunakan rancangan acak lengkap (RAL) enam per-lakuan dengan tujuh ulangan. Peng-amatan dilakukan terhadap populasi nematoda yang mempenetrasi akar, kadar asam salisilat, fenol, dan peroksidase. Kadar asam salisilat, fenol, indol acetic acid dan peroksidase pada tanaman dianalisis menggunakan metode HPLC dan spektrofotometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meka-nisme kerja bakteri endofit dalam mengendalikan P. brachyurus adalah dengan menginduksi ketahanan tanaman dengan peningkatan produksi senyawa kimia penginduksi ketahanan seperti asam salisilat, peroksidase dan fenol oleh bakteri endofit A. xylosoxidans TT2, A. faecalis NJ16 dan P. putida EH11. Di samping itu, bakteri endofit juga dapat memicu pertumbuhan tanaman melalui peningkatan indole acetic acid terutama pada perlakuan dengan Bacillus cereus MSK. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa aplikasi beragam jenis bakteri endofit yang berbeda mekanisme kerja-nya tersebut perlu dilakukan secara ber-samaan untuk mendapatkan pengendali-an yang optimal.
KONTRIBUSI Pratylenchus brachyurus DALAM MENGINDUKSI GEJALA LAYU PADA TANAMAN NANAS (Ananas comosus (L.) Merr) Lisnawita, Lisnawita; Supramana, Supramana; Suastika, Gede
Jurnal Agroteknos Vol 1, No 2 (2011)
Publisher : Jurnal Agroteknos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTPineapple is one of the leading export commodities in Indonesia and grown in North Sumatra, South Sumatra, Riau, Bangka, Lampung, West Java and East Java. The main constraint of the cultivation of pineapple is wilt disease caused by plant parasitic nematodes. Research during the years 2008 has been done to study contribution of Pratylenchus brachyurus infection on wilting symptoms induction of pineapple on the pineapple plantation in the Village Bunihayu, Jalancagak district, Subang. The result showed Pratylenchus brachyurus dan P. coffeae (lesion nematode) were the dominant nematodes observed on the location which the community prevalence reached 82.50% and 17.50%. Mapping relationships of nematode populations at various levels of plant growth found that the two nematodes were contributing to the incidence and severity levels of wilt disease, especially in the generative phase of pineapple in the field. Keywords: Pratylenchus brachyurus, pineapple wilt, pineapple (Ananas comosus (l.) Merr)
Meloidogyne species, the pimple-like knot pathogen of potato tuber in three production centers in Sumatra Hamidi, Ilmi; Supramana; Mutaqin, Kikin Hamzah; Kurniawati, Fitrianingrum
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 18 No 2 (2022): Maret 2022
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.18.2.66-74

Abstract

Meloidogyne species, the pimple-like knot pathogen of potato tuber in three production centers in SumatraThe root-knot nematode (Meloidogyne spp.) is the cause of pimple-like swelling symptoms, which results in a decrease in the quality and quantity of potato production in the Sumatra region. Identification of the Meloidogyne species is necessary for designing its effective control strategies. This study aimed to detect and identify Meloidogyne species in potatoes morphologically, morphometry, and molecularly. Potato tubers with pimple-like swelling symptoms, tuber shape malformations, uneven tuber surface, and corrugated tuber surface were collected from 3 potato production centers in Sumatra, i.e., Karo (North Sumatra), Solok (West Sumatra), and Kerinci (Jambi). Nematode extraction was conducted by a surgical technique of spotted tuber tissue. Morphological identification was conducted based on the perineal patterns of females. Morphometric measurements were carried out on juvenile 2 based on the de Man formula. Molecular identification was conducted by PCR technique, followed by nucleotide sequencing and phylogenetic analysis. Three species of Meloidogyne identified were Meloidogyne arenaria, M. incognita, and M. javanica. DNA amplification using a CO1-specific primer successfully amplified DNA bands of ±360 bp for M. arenaria, ±326 bp for M. incognita, and ±170 bp for M. javanica. The sequencing results showed that M. incognita isolates from Karo-Indonesia were very closely related to M. incognita isolates from China, the United States, Vietnam, the United Kingdom, Brazil, and South Africa. M. javanica isolates from Solok-Indonesia were very closely related to M. javanica from the United States, Africa, China, Germany, and the United Kingdom.
Plant Parasitic Nematode of Strawberry in Ciwidey-West Java Kurniawati, Fitrianingrum; Anindita, Devina Cinantya; Supramana
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 19 No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.19.1.30-38

Abstract

Stroberi merupakan tanaman hortikultura yang banyak dibudidayakan di dataran tinggi. Salah satu hambatan dalam produksi stroberi ialah infeksi nematoda parasit tanaman. Kecamatan Ciwidey merupakan salah satu sentra produksi stroberi di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Beberapa kebun stroberi di Ciwidey menunjukkan gejala serangan nematoda yang memakan bagian akar dan tajuk tanaman. Laporan nematoda parasit tanaman pada tanaman stroberi di Indonesia masih terbatas sehingga penelitian ini bertujuan mengidentifikasi genus nematoda yang berasosiasi dengan stroberi dan menghitung kelimpahannya. Sampel tanaman diambil dengan metode pemilihan dengan sengaja pada tanaman yang bergejala. Sampel tanah diekstraksi dengan metode flotasi sentrifugasi, sampel akar dengan metode pengabutan; sedangkan sampel daun dipotong-potong, direndam di dalam cawan, lalu diinkubasi di lemari pendingin selama 24 jam. Nematoda diidentifikasi dan dihitung kelimpahannya. Gejala serangan nematoda parasit tanaman yang ditemukan pada tajuk tanaman stroberi berupa pertumbuhan terhambat, daun memerah, daun kecil menggulung atau berkerut, dan klorosis. Gejala pada akar ialah berupa lesio akar, akar memendek, jumlah akar berkurang, pembengkakan pada ujung akar, dan puru akar. Nematoda dari seluruh sampel ialah Aphelenchoides besseyi, A. bicaudatus, Meloidogyne spp., Pratylenchus sp., Scutellonema sp., dan Tylenchus sp. Kelimpahan nematoda yang didapatkan bervariasi antara 1–42 ekor nematoda 100 mL-1 tanah dan 2–29 ekor 5 g akar-1 . Diantara nematoda yang ditemukan, Scutellonema merupakan nematoda yang pertama kali dilaporkan berasosiasi dengan tanaman stroberi di Indonesia.
Population of Soil Nematodes in The Treatment of Brassicaceae Plant Waste Ibrahim, Ahmad Yusuf; Supramana; Giyanto
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 19 No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.19.1.19-29

Abstract

Tanaman famili Brassicaceae diketahui mengandung glukosinolat yang dapat terhidrolisis menjadi senyawa yang bersifat biofumigan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh biofumigasi limbah tanaman Brassicaceae terhadap dinamika populasi nematoda tanah. Percobaan rumah kaca dilakukan pada empat jenis limbah tanaman Brassicaceae, yaitu limbah daun lobak (Raphanus sativus), brokoli (Brassica oleracea var. italica), kubis (Brassica oleracea var. capitata), dan seluruh bagian gulma kamanilan (Roripa indica) dalam pot berisi 5 L tanah terinfestasi nematoda. Limbah tanaman dicacah berukuran ±1 cm, sebanyak 117 g per pot dicampurkan dalam tanah terinfestasi nematoda, disiram air hingga basah, dan ditutup rapat untuk proses biofumigasi selama 14 hari. Pot dibiarkan terbuka selama 3-5 hari, ditanami bibit mentimun varietas Roberto 92 berumur 7 hari, dan dipelihara di rumah kaca hingga 8 minggu setelah tanam. Pengamatan jenis dan populasi nematoda tanah dilakukan tiga kali, yaitu sebelum perlakuan, setelah perlakuan, dan 8 minggu setelah tanam. Percobaan ini disusun dalam rancangan acak lengkap dengan 6 perlakuan dan 5 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan nematoda free-living (nematoda bakteriovora dan nematoda fungivora) pada seluruh perlakuan limbah tanaman Brassicaceae. Sebaliknya, terjadi penurunan populasi fitonematoda secara nyata pada perlakuan limbah daun brokoli. Semua jenis limbah tanaman Brassicaceae dapat menekan populasi fitonematoda Helicotylenchus sp., Rotylenchulus sp., dan Xiphinema sp., secara nyata. Limbah daun brokoli menunjukkan nilai penghambatan tertinggi terhadap seluruh genus fitonematoda dengan penghambatan mencapai 100%.
Mass Rearing of Foliar Nematode Aphlenchoides fragariae on Fungal Culture: Mass Rearing of Foliar Nematode Aphlenchoides fragariae on Fungal Culture Kurniawati, Fitrianingrum; Supramana; Hidayat, Sri Hendrastuti; Tondok, Efi Toding; Syafutra, Heriyanto
Jurnal Fitopatologi Indonesia Vol 20 No 1 (2024): Januari 2024
Publisher : The Indonesian Phytopathological Society (Perhimpunan Fitopatologi Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14692/jfi.20.1.24-31

Abstract

Mass Rearing of Foliar Nematode Aphlenchoides fragariae on Fungal Culture This research investigated the in vitro cultivation of the foliar nematode Aphelenchoides fragariae, which can feed on both plants and fungi. As there was no prior information available in Indonesia, this study aimed to establish an efficient method for mass rearing, thereby supporting future research. Five fungal cultures i.e. Alternaria porri, Fusarium oxysporum, Botrytis cinerea, Pythium sp., and Rhizopus sp. grown in potato dextrose agar were evaluated as potential growing media at three different temperatures: 16, 28, and 37 ℃. Nematodes were surface-sterilized with streptomycin sulfat 0.1% before being introduced into the fungal cultures. Results showed that A. porri was the most favourable culture for A. fragariae reproduction, particularly at 28 ℃. Under these conditions, the average final population reached 407.8 nematodes per petri dish. Notably, A. fragariae failed to thrive at 37 ℃ in all tested fungal media. This suggests that the optimal temperature for its reproduction ranges between 16 and 28 ℃. This study provides valuable insights into the in vitro cultivation of A. fragariae, paving the way for further research utilizing this nematode species.