Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Analisis Gaya Belajar Siswa Berdasarkan Visual, Auditori, Kinestetik Pada Mata Pelajaran Biologi MAN 1 Garut Solihah, Siti; Mulyani, Leni Sri; Ardiana, Chevi
Gunahumas Vol 3, No 1 (2020): Gunahumas
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPada berbagai tingkat pendidikan, masih banyak ditemukan hasil belajar yang belum sesuai dengan yang diharapkan. Gaya belajar yang tidak sesuai dengan kondisi siswa berdampak pada tingkat pemahaman mata pelajaran yang rendah. Penelitian ini mengambil judul “Analisis Gaya Belajar Siswa  Berdasarkan Kriteria VAK (Visual, Auditori, dan Kinestetik ) Pada Mata Pelajaran Biologi di MAN 1 GARUT”. Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Gaya Belajar Siswa  Berdasarkan Kriteria VAK (Visual, Auditori, Dan Kinestetik ) Pada Mata Pelajaran Biologi di MAN 1 Garut”. Penelitian ini dilakukan di MAN 1 Kabupaten Garut, Jawa Barat dan dilaksanakan pada bulan April – Mei 2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantatif. Jumlah sampel yang diamati dalam penelitian ini adalah 150 siswa Kelas XI IPA MAN 1. Hasil penelitian gaya belajar pada mata pelajaran Biologi Kelas XI IPA 1 di MAN I Garut tahun 2018 sebanyak 85,0% gan kategori sangat rendah dan sebanyak 2,5% kinestetik dengan kategori sangat rendah. Gaya belajar pada mata pelajaran Biologi Kelas XI IPA2 di MAN I Garut tahun 2018 sebanyak 84,6% responden adalah auditorial dengan kategori tinggiresponden adalah auditorial dengan kategori sangat tinggi, sebanyak 12,5% visual den, sebanyak 12,8% visual dengan kategori sangat rendah dan sebanyak 2,6% kinestetik dengan kategori sangat rendah. Gaya belajar pada mata pelajaran Biologi Kelas X IPA 3 di MAN I Garut tahun 2018 sebanyak 77,8% adalah auditorial dengan kategori tinggi, sebanyak 13,9% visual dengan kategori sangat rendah dan sebanyak 8,3% kinestetik dengan kategori sangat rendah. Gaya belajar pada mata pelajaran Biologi Kelas XI IPA 4 di MAN I Garut tahun 2018 sebanyak 80,6% responden adalah auditorial dengan kategori tinggi, sebanyak 13,9% visual dengan kategori sangat rendah dan sebanyak 5,6% kinestetik dengan kategori sangat rendah. Gaya belajar secara umum pada mata pelajaran Biologi Kelas XI IPA di MAN I Garut tahun 2018 sebanyak 82,0% adalah auditorial dengan kategori tinggi, sebanyak 13,3% visual dengan kategori sangat rendah dan sebanyak 4,7% kinestetik dengan kategori sangat rendah.Kata Kunci  : Gaya Belajar Pada Mata Pelajaran Biologi Kelas X IPA 3 di MAN I Garut tahun 2018AbstractAt various levels of education, there are still many learning outcomes that have not been as expected. Learning styles that are not in accordance with student conditions have an impact on the level of understanding of low subjects. This study takes the title "Analysis of Student Learning Style Based on VAK Criteria (Visual, Auditory, and Kinesthetic) in Biology Subjects at MAN 1 GARUT". The problem in this study is "How is Student Learning Style Based on VAK Criteria (Visual, Auditory, and Kinesthetic) in Biology Subjects at MAN 1 Garut". This research was conducted in MAN 1 Garut West Java and was conducted in April - May 2018. The method used in this study was descriptive with a quantitative approach. The number of samples observed in this study were 150 students of Class XI Science 1. The results of research on learning styles in Biology Class XI IPA 1 subjects in MAN I Garut in 2018 were 85.0%, the category was very low and as much as 2.5% kinesthetic with a very low category. Learning styles in Biology Class XI IPA2 subjects in MAN I Garut in 2018 as many as 84.6% of respondents were auditory with the highest category of respondents being very high auditory categories, as much as 12.5% visual den, as many as 12.8% visually with very categories low and 2.6% kinesthetic with a very low category. Learning styles in Biology Class X IPA 3 subjects in MAN I Garut in 2018 as many as 77.8% were auditory with a high category, 13.9% were visually very low and 8.3% kinesthetic with very low categories. Learning styles in Biology Class XI IPA 4 subjects in MAN I Garut in 2018 as many as 80.6% of respondents were auditory with a high category, 13.9% were visually very low and 5.6% kinesthetic with very low categories. The general learning styles in Biology Class XI IPA subjects in MAN I Garut in 2018 as much as 82.0% are auditory with a high category, 13.3% are visually very low and 4.7% kinesthetic with very low categories.Keywords: Learning Style in Biology Class X Science 3 in MAN I Garut in 2018
PASIKULA (Pasta Kunyit untuk Axilla) Sebagai Perontok Herbal Bulu Ketiak Wawan Kurniawan; Novi Nurul Awaliyah; Wida Silfia; Ijang Ikbal Nawawi; Restu Febriyanto; Leni Sri Mulyani
Jurnal Inovasi Bisnis dan Kewirausahaan Vol 2 No 2 (2020): Business Innovation and Entrepreneurship Journal (May)
Publisher : Entrepreneurship Faculty, Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.677 KB) | DOI: 10.35899/biej.v2i2.95

Abstract

Abstrak– Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan usaha dengan memanfaatkan potensi kunyit menjadi produk perontok bulu herbal. Produksi kunyit yang melimpah di Kabupaten Garut bertolak belakang dengan minimnya kesadaran masyarakat dalam pemanfaatannya. Disisi lain masyarakat membutuhkan produk kosmetik herbal berbahan alami dan tidak berbahaya bagi kesehatan, termasuk produk perontok bulu. Kandungan senyawa Kurkumin dan senyawa analognya pada kunyit telah dilaporkan memiliki efek biologis sebagai antiandrogenik sehingga berpotensi dalam membantu menghambat pertumbuhan rambut di bagian tubuh yang tidak inginkan seperti di area ketiak. Kunyit diolah menjadi suatu produk bernilai jual dengan membentuknya menjadi pasta kunyit sebagai produk perontok bulu herbal. Beberapa produk perontok bulu dapat ditemui dipasar. Namun perontok bulu herbal berbahan baku kunyit belum ada di pasar. Hal tersebut menjadi peluang untuk mendirikan usaha perontok bulu herbal dari kunyit. Produk ini bernama PASIKULA dikemas dalam botol kecil berisi 50 kapsul serbuk pasta kunyit dan dijual dengan harga Rp. 8.000,- yang terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. Promosi dan pemasaran dilakukan secara aktif melalui media online dan offline. Rata-rata penjualan yang meningkat setiap bulannya merupakan bukti bahwa PASIKULA dapat diterima oleh masyarakat. PASIKULA ini memiliki peluang usaha yang cukup potensial yang mampu meningkatkan nilai ekonomis kunyit. Kata Kunci- Kunyit; Pasikula; Perontok Bulu. Abstract– The aim of this study was to develop business by exploiting the potential of turmeric (Curcuma longa Linn.) into hair removal product. The abundance production of turmeric in Garut district is contrary with the lack of public awareness in utilizing it. On the other hand, society need herbal cosmetic products made from natural and not harmfull substances to health, including hair removal product. Curcumin and its analogous compounds contained in turmeric have been reported to have biological effects as antiandrogenic, so it has the potential to help inhibit unwanted hair growth on the body for example in the armpit area. Turmeric is processed into economic value products by forming it into turmeric paste hair removal herbal product. A wide of hair removal products can be found in the market. However hair removal herbal product made from turmeric still rarely found. It is an opportunity to establish business of hair removal herbal product from turmeric. The product is named PASIKULA which is packed in a small bottle containing 50 capsules of turmeric paste powder, the price of PASIKULA is IDR 8.000,-. It makes the product affordable by all levels of society. Promotion and marketing are done actively through online and offline media. The average sales which are increasing every month is an evidence that PASIKULA can be accepted by the society. PASIKULA has potential business opportunities that it is able to increase the economic value of turmeric. Keywords- Turmeric; Pasikula; Hair Removal.
PELATIHAN PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN MOBILE LEARNING BERBASIS HTML 5 UNTUK GURU-GURU IPA SE-KECAMATAN PAMEUNGPEUK Asep Rohayat; Hudiana Hernawan; Leni Sri Mulyani; De Budi Irwan Taufik; Diah Ika Putri; Siti Nurkamilah
Jurnal Pekemas Vol 1 No 1 (2018): Jurnal Pekemas Tahun 2018
Publisher : Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pendidikan Indonesia Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Educational media is one of the factors that influence the learning process. One form of educational media that is effectively and efficiently used in the learning process is mobile learning. Because, by using mobile learning learning can be done anywhere and anytime, apart from that learning by placing the smart phone on will motivate students who in the digital era like today who prefer to operate smart phones. However, the skills and expertise possessed by teachers as educators and instructors as well as media makers and materials are still minimal. Therefore, the Biology education of IPI Garut held a training on Making Mobile Learning Media Based on Html 5 for Ipa Teachers in the Districts of Pameungpeuk to make teachers trained in making good mobile-based learning media. This training was held in Pamengpeuk District, which was located at MAN 3 Pamengpeuk, Garut Regency. The activity was held on December 22, 2018. This activity was attended by 17 teachers who were members of the Biology MGMP. The data obtained is data from the training participants in the form of questions raised about the activities carried out. The data analysis technique used is quantitative descriptive. The results obtained by the training on the use of mobile lerning are very helpful for teachers in making learning media. effectiveness in the use of learning media based on mobile learning is considered good by most teachers, but there are also some teachers who judge it to be less effective due to certain factors, such as schools implementing regulations that students are prohibited from bringing gadgets to school. However, basically the use of educational media by using mobile learning can have a major impact on creativity and effectiveness during the learning process.
Pelatihan Pembuatan Hand Sanitizer Untuk Guru SMPN 1 Banyuresmi Garut Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) Indra Dodo Saputra; Leni Sri Mulyani; Chevi Ardiana; Tati Kristianti
Jurnal Pekemas Vol 3 No 2 (2020): Jurnal Pekemas Tahun 2020
Publisher : Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pendidikan Indonesia Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Health is a very important aspect of life. One of ways to maintain it by taking care of your hands. A Hand sanitizer (antiseptic tangan) is a health’s product that can instantly kill microorganisms without using water and it can be used anytime and anywhere. The purpose of these dedications realizes one of the Tri Dharma colleges, socializes Clean and Healthy Living habits (PHBS) and it can produce a hand sanitizer that can be used properly for oneself, families, educational institutions and the surrounding societies. The method uses explanatory material and the practice of making hand sanitizers. The data analysis technique uses descriptive. The result of this dedications are the participants' understanding of the manufacture of hand sanitizer, the functions of hand sanitizer and the application of clean and healthy living habits
Pelatihan Penyusunan Soal Berbasis High Order Thinking Skill Untuk Guru Biologi di Kabupaten Garut Rifaatul Muthmainah; Lida Amalia; Leni Sri Mulyani; Asep Rohayat; Hudiana Hernawan
Jurnal Pekemas Vol 3 No 2 (2020): Jurnal Pekemas Tahun 2020
Publisher : Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pendidikan Indonesia Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This community service activity aims to provide skills for biology teachers on making high order thinking skills questions. Through the habituation of the use of HOTS questions, it is expected that students are accustomed and trained to use high-level thinking skills in daily learning. So later students not only memorize the concept of biology, but also have higher thinking skills. The service activity consists of two stages, the first stage is lecture delivery and the second phase is practices on making HOTS questions. The activity was attended by biology teachers who joined MGMP Biology in the scope of madrasah aliyah in garut district. The training material is making of HOTS questions. The results show that community service is well underway. Based on the overall poll results, teachers responded positively to this training. Teachers seem very enthusiastic on listening explanations and practicing. Teachers revealed through this training, they get more practical and clear description on making HOTS questions. Through this training, the college carries out its role to contribute on improving the competence of teachers, especially in the creation of HOTS-based questions. The obstacles that arise are the relatively short allocation of time, considering the skills of making hots questions need to be trained regularly
Kualitas Nata De Nira (Arenga pinnata) Melalui Lamanya Fermentasi Leni Sri Mulyani; Yuli Sumiati; Sri Mulyaningsih
Jurnal Life Science : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia IPI Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.6 KB)

Abstract

Pohon aren atau enau (arenga pinnata) adalah pohon yang banyak dijumpai di daerah tropis dan merupakan salah satu sumber daya alam. Pohon aren atau enau (Arenga pinnata Merr) adalah pohon yang banyak dijumpai di daerah tropis dan merupakan salah satu sumber daya alam yang berkesinambungan karena tersebar luas. Pada umumnya semua bagian dari pohon aren dapat dimanfaatkan oleh manusia, pohon aren ini sebagian besar dapat digunakan sebagai bahan bangunan, keranjang, kerajinan tangan, atap rumah dan hasil lainnya seperti nira, gula merah, cuka aren, campuran pengembang roti, kolang kaling, sapu ijuk, tali ijuk, bahan anyaman, dan akar aren digunakan sebagai untuk obat herbal. (Sumarni, 2003). Pada penelitian ini yang akan diteliti adalah nira aren dapat digunakan sebagai bahan dasar produk bernilai ekonomi tinggi dan bermanfaat bagi kesehatan pencernaan. Salah satunya adalah dibuat produk minuman nata, yaitu nata de nira. Dengan demikian, para petani nira aren tidak hanya memproduksi gula merah, tetapi juga memproduksi produk sampingan berupa nata de nira, sehingga pendapatan para petani nira aren semakin sejahtera. Penelitian ini menggunakan rancangan RAL (Rancangan Acak Lengkap). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi waktu fermentasi terhadap kualitas nata de nira. Kualitas nata de nira yang dilihat adalah rendemen, ketebalan, dan sifat organoleptiknya yaitu warna, rasa, aroma, dan tekstur. Variasi waktu fermentasi adalah A (10 hari), B (11 hari), C (12 hari), D (13 hari), dan E (14 hari). Dengan bahan tambahan yaitu gula pasir, ZA food grade, asam asetat dan starter bakteri Azetobacter xylinum sebanyak 25 persen, dihasilkan nata de nira dengan rata-rata ketebalan dan rendemen terbaik pada fermentasi hari ke 14 dengan hasil berturut-turut yaitu 1,11 cm dan 58,94 persen. Sedangkan warna dan rasa yang lebih disukai panelis adalah pada perlakuan B (11 hari). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh variasi waktu fermentasi terhadap kualitas rendemen, ketebalan, warna dan rasa. Sedangkan untuk tekstur dan aroma tidak terdapat pengaruh.Kata Kunci : Nata de nira, A. xylinum, ketebalan, rendemen, sifat organoleptik.
ANALISIS TENTANG GAYA BELAJAR SISWA BERDASARKAN VISUAL, AUDITORI, KINESTETIK PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI MAN 1 GARUT Leni Sri Mulyani
Jurnal Life Science : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 1, No 1 (2019)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia IPI Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.636 KB)

Abstract

ABSTRAKKeberhasilan belajar bisa dilihat dari aspek proses belajar  baik di sekolah maupun di rumah  salah satunya dapat dilihat dari learning style (LS) atau gaya belajar, sampai saat ini masih kita temukan fakta bahwa   pada setiap jenjang pendidikan di sekolah  masih banyak ditemukan hasil belajar yang belum mencapai ketuntasan minimal, terutama pada jenjang sekolah tingkat atas, dimana secara psikologi siswa usia SMA sudah menemukan model gaya belajar seperti apa yang bisa meningkatkan prestasinya, dalam penelitian ini, akan dianalisis urutan mengenai gaya belajar. Gaya belajar yang tidak sesuai dengan kondisi siswa berdampak pada tingkat pemahaman mata pelajaran yang rendah. Dalam  Penelitian ini mengambil judul “Analisis Gaya Belajar Siswa  Berdasarkan Kriteria VAK (Visual, Auditori, dan Kinestetik ) Pada Mata Pelajaran Biologi di MAN 1 GARUT”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gaya belajar siswa berdasarkan kriteria VAK. Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Gaya Belajar Siswa  Berdasarkan Kriteria VAK (Visual, Auditori, Dan Kinestetik ) Pada Mata Pelajaran Biologi di MAN 1 Garut”. Penelitian ini dilakukan di MAN 1 Kabupaten Garut, Jawa Barat dan dilaksanakan pada bulan April – Mei 2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantatif. Jumlah sampel yang diamati dalam penelitian ini adalah Kelas XI IPA MAN I dengan jumlah siswa sebanyak 150 siswa.. Hasil penelitian gaya belajar pada mata pelajaran Biologi Kelas XI IPA 1 di MAN I Garut tahun 2018 sebanyak 85,0%  responden adalah auditorial dengan kategori sangat  tinggi  dan sebanyak 2,5% kinestetik dengan kategori sangat rendah, dan visual  sebanyak 12,5% kategori sangat rendah.  Gaya belajar pada mata pelajaran Biologi Kelas XI IPA2 di MAN I Garut tahun 2018 sebanyak 84,6% responden adalah auditorial dengan kategori tinggi, sebanyak 12,8% visual dengan kategori sangat rendah dan sebanyak 2,6% kinestetik dengan kategori sangat rendah. Gaya belajar pada mata pelajaran Biologi Kelas X IPA 3 di MAN I Garut tahun 2018 sebanyak 77,8% adalah auditorial dengan kategori tinggi, sebanyak 13,9% visual dengan kategori sangat rendah dan sebanyak 8,3% kinestetik dengan kategori sangat rendah. Gaya belajar pada mata pelajaran Biologi Kelas XI IPA 4 di MAN I Garut tahun 2018 sebanyak 80,6% responden adalah auditorial dengan kategori tinggi, sebanyak 13,9% visual dengan kategori sangat rendah dan sebanyak 5,6% kinestetik dengan kategori sangat rendah. Gaya belajar secara umum pada mata pelajaran Biologi Kelas XI IPA di MAN I Garut tahun 2018 sebanyak 82,0% adalah auditorial dengan kategori tinggi, sebanyak 13,3% visual dengan kategori sangat rendah dan sebanyak 4,7% kinestetik dengan kategori sangat rendah. Kata Kunci  : Gaya Belajar , VAK ( Visual, Audio, Kinestetik)
Penggunaan Minyak Tanaman Serai Wangi (Cymbopogon Nardus L) Sebagai Repellent Senyawa Lipid Alami Nyamuk Chevi Ardiana; Sri Mulynaingsih; Melisa Nursuciani; Leni Sri Mulyani
Jurnal Life Science : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia IPI Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.67 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya tolak (repellent) minyak tanaman serai wangi (Cym-bopogon nardus L.) sebagai zat anti nyamuk organik alami. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari dua perlakuan dan enam belas kali pengulangan. Populasi penelitian adalah nyamuk jenis Culex sp. Nyamuk ini terdapat di daerah Samarang, Kabupaten Garut. Berdasarkan hasil penentuan sampel (16×1 × 10 sampel) diperoleh 160 sampel. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus – Oktober 2021 dan bertempat di Laboratorium Biologi, Institut Pendidikan Indonesia (IPI), Garut. Analisis data yang digunakan, yaitu: observasi(pengamatan secara langsung). Dimana, pengujian dilakukan setiap satu jam sekali selama enam jam berturut-turut sampai didapatkan hasil untuk perhitungan daya tolak (repellent). Hasilnya menunjukkan minyak atsiri serai wangi pada konsentrasi 97.91 persen mempunyai daya tolak (repellent) selama 2 jam. Berdasarkan hasil penelitian, maka minyak atsiri serai wangi (Cymbopogon nardus L dapat digunakan sebagai zat anti nyamuk alami walaupun daya tolak (repellent) nya hanya sampai 2 jam. Minyak hasil penelitian tersebut dapat digunakan secara berulang-ulang atau digunakan ketika nyamuk aktif menggigit.Kata kunci : Minyak serai wangi, repellent senyawa lipid, Obat anti nyamuk, Nyamuk Culex sp
Pengaruh Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinale var. rubrum) terhadap Daya Hambat Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Bonita yunpayani; Leni Sri Mulyani
Jurnal Life Science : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia IPI Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/jls.v5i1.2680

Abstract

Jahe merah memiliki kandungan minyak atsiri dan oleoresin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan manakah konsentrasi ekstrak jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) yang paling efektif terhadap daya hambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 6 perlakuan. Penelitian ini menggunakan 24 sampel dengan uji  hipotesis yang digunakan yaitu Uji Kruskal-wallis dan Uji Schefee. Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah diameter zona hambat. Hasil penelitian ini menunjukan jika ekstrak jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Konsentrasi ekstrak jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) yang paling efektif terhadapat daya hambat bakteri staphylococcus aureus adalah 100% dengan daya hambat rata-rata 24mm. Kata Kunci: Ekstrak jahe, jahe merah, daya hambat, Staphylococcus aureus
Exploring Students’ Academic Emotions Through a Conservation Education Program Leni Sri Mulyani; Rifaatul Muthmainnah; Asep Rohayat; Wina Fitriyani
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 9 No 9 (2023): September
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v9i9.3990

Abstract

Research and practice in educational settings should consider exploring the rich diversity of emotions experienced by students outside classroom settings, including nature clubs, as a conservation education program. This study aimed to conduct an exploratory case study to explore students' academic emotions during conservation education programs. The case study was carried out for four weeks to determine what can be learned from a single case about the students’ emotional aspects of the conservation education program in the Nature Club. Data collection is conducted through observation, interview, and collection of documents at the end of every activity. The data consisted of field notes and videotapes from observation, interview transcripts, and student emotions diary (SED). The research participant was 21 elementary students aged 9 to 11 who joined the Nature Club conducted by the Little Fire Pace (LFP) Community as one of their conservation education programs. The result shows that conservation content which is also part of science, can be learned and stimulate the emergence of students' academic emotions, both positive and negative. The dominant emotion in nature club activities is the happy emotion, and the slightest emotion arising from this activity is disgust. Then the results of student interest in all activities were more remarkable than boredom. Finally, suggestions are made on implications for teacher or pre-service teacher education for conservation or science education.   Â