Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MASTER TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DI SMA N 1 DORO Azizah, Dewi; Innayah, Rizka; Mardhiyana, Dewi
JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN Vol 16 (2019)
Publisher : BAPPEDA Kota Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.814 KB)

Abstract

The efforts of teachers to improve students 'ability to understand concepts are to package mathematics learning into learning that can foster students' motivation and passion for learning. The selection of the right learning model by the teacher can make learning effective and fun. One alternative learning model that makes students learn mathematics is fun is the MASTER lesson. This study aims to determine whether students' conceptual comprehension abilities with MASTER learning models are better than PBL learning models. This research is a quantitative research with a form of experimental design that is quasi experimental design .The population in this study were all students of class XI IPS SMA N 1 Doro in the academic year 2017/2018. The data collection methods used in this study are of two kinds, namely interviews and tests. The method of data analysis in this study used the t test. Before the t test, the prerequisite test is first, namely normality and homogeneity test. Based on the calculation of the t test, the results obtained that t value of tcount = 2.133 and t0.025; 39 = 2.023, so that tcount> t0.025; 39 then Ho is rejected. This means that the MASTER learning model produces a better understanding ability of concepts than the PBL learning model. Keywords: MASTER, PBL, Concept understanding ability
TAHAP DEFINE DAN DESIGN BAHAN AJAR MATEMATIKA SMP DENGAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) BERBASIS BUDAYA LOKAL UNTUK MENANAMKAN NILAINILAI BUDAYA PEKALONGAN Mardhiyana, Dewi; Nasution, Nur Baiti; ‘Adna, Syita Fatih
JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN Vol 15 (2018)
Publisher : BAPPEDA Kota Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.837 KB)

Abstract

Kota Pekalongan terkenal dengan julukan “kota kreatif” yang kaya akan tradisi dan budaya. Tradisi dan budaya tersebut perlu dilestarikan dengan mengintegrasikan nilai-nilai budaya ke ranah pendidikan, khususnya bahan ajar matematika. Hal ini disebakan karena matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit bagi siswa SMP. Materi matematika akan lebih mudah dipelajari oleh siswa jika berisi masalah kontekstual (Realistic Mathematic Educatioan) yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Namun, permasalahan yang dihadapi guru saat ini adalah kurangnya atau belum tersedianya bahan ajar SMP yang isinya terintegrasi budaya lokal, khususnya budaya di Kota Pekalongan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar matematika SMP dengan pendekatan Realistic Mathematic Educatioan (RME) berbasis budaya lokal untuk menanamkan nilai-nilai budaya Kota Pekalongan. Jenis penelitian ini adalah research and development (R&D), yang memuat 4 tahapan, yaitu Define (Pendefinisian), Design (Perancangan), Develop (Pengembangan), dan Disseminate (Penyebaran). Artikel ini hanya membahas tahap define dan design pada pengembangan bahan ajar matematika berbasis budaya lokal Pekalongan. Pada tahap define, dilakukan analisis kebutuhan berupa survei ke siswa SMP di Pekalongan dengan melakukan pembelajaran matematika dengan memberikan lembar kerja yang berisi tentang budaya lokal Pekalongan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui bahan ajar yang dibutuhkan oleh sisa. Selain itu juga dilakukan wawancara ke guru matematika SMP yang familiar dengan materi matematika SMP dan budaya lokal Pekalongan. Hasil survey ke siswa SMP menunjukkan bahwa semua siswa belum pernah melihat lembar kerja yang mengintegrasikan unsur budaya. Mereka juga menyatakan bahwa pembelajaran yang dilakukan lebih menarik dan mengesankan, karena memuat masalah konteks berupa batik yang biasa mereka jumpai. Hasil wawancara dengan guru matematika SMP menyatakan bahwa pengintegrasian nilai budaya Pekalongan perlu dimasukkan ke dalam mata pelajaran matematika agar lebih menarik untuk dipelajari siswa. Hasil tahap define menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan harus memuat budaya lokal Pekalongan, memuat banyak gambar ilustrasi, memiliki jumlah soal yang cukup, dan relevan dengan materi matematika SMP sesuai kurikulum yang berlaku. Selanjutnya, dilakukan tahap design bahan ajar. Tahap ini dimulai dengan analisis kurikulum berupa analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Selanjutnya menentukan kerangka bahan ajar yang meliputi penentuan cara penyajian materi yang meliputi narasi awal, materi, kesimpulan, latihan soal, dan tokoh matematika. Dari tahap perancangan diperoleh bahwa beberapa budaya Pekalongan yang dapat dikaitkan dengan materi matematika SMP adalah budaya lopisan, balon udara, krupuk usek, dan batik udan liris. Kata Kunci: Tahap define dan design, Pengembangan bahan ajar, Budaya lokal Pekalongan, RME
ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA BERDASARKAN TEORI WANKAT DAN OREOVOCZ Sari, Dewi Setia Meita; 'Adna, Syita Fatih; Mardhiyana, Dewi
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha Vol 11, No 2 (2020): Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpm.v11i2.27285

Abstract

Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis butir tes kemampuan pemecahan masalah, hasil kemampuan pemecahan masalah, dan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal kemampuan pemecahan masalah matematis berdasarkan teori Wankat dan Oreovocz dengan 7 tahap strategi dalam pemecahan masalah.  Dalam menyelesaikan masalah matematis diperlukan 7 tahap pemecahan masalah yaitu tahap saya mampu/bisa (i can), tahap mendefinisikan (define), tahap eksplorasi (explore), tahap merencanakan (plan), tahap mengerjakan (do it), tahap mengoreksi kembali (check) dan tahap generalisasi (generalize). Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah XI MIPA 4 SMA Negeri 1 Wiradesa yang berjumlah 35 siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui tes dan wawancara. Siswa kelas XI MIPA 4 diidentifikasi berdasarkan hasil nilai kemampuan pemecahan masalah matematis berdasarkan teori Wankat dan Oreovocz, kemudian dipilih 5 subjek yang mewakili setiap kategori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa dapat dibagi ke dalam beberapa kategori yaitu (1) siswa dengan kemampuan pemecahan masalah kategori sangat baik mampu menyelesaikan masalah, mendefinisikan, mengeksplorasi, merencanakan, mengerjakan, mengoreksi kembali, dan generalisasi, (2) siswa dengan kemampuan pemecahan masalah kategori baik mampu menyelesaikan masalah, mendefinisikan, mengeksplorasi, merencanakan, mengerjakan tetapi masih kurang tepat jawabannya, (3) siswa dengan kemampuan pemecahan masalah kategori cukup mampu menyelesaikan masalah, mendefinisikan, mengeksplorasi, merencanakan tetapi masih terdapat kesalahan, (4) siswa dengan kemampuan pemecahan masalah kategori kurang mampu menyelesaikan masalah, mendefinisikan, mengeksplorasi dan merencanakan tetapi masih kurang tepat, (5) siswa dengan kemampuan pemecahan masalah kategori kurang sekali mampu menyelesaikan masalah, dan mengeksplorasi dan mendefinisikan.Kata Kunci: Analisis, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, Teori Wankat dan Oreovocz
UPAYA MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU MAHASISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PADA MATA KULIAH EVALUASI PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN MATEMATIKA Dewi Mardhiyana
Delta: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Vol 5, No 1 (2017): Delta Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.089 KB) | DOI: 10.31941/delta.v5i1.389

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan rasa ingin tahu mahasiswa pada mata kuliah Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran Matematika dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek. Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek dimulai dengan memberikan pertanyaan mendasar, mendesain rencana proyek, membuat jadwal, memantau kemajuan proyek, menilai hasil, dan mengevaluasi pengalaman. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan desain Kemmis & McTaggart yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah 25 mahasiswa semester V tahun ajaran 2016/2017. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keterlaksanaan perkuliahan, angket rasa ingin tahu, serta penilaian tugas proyek dan rubrik penilaiannya. Analisis data dilakukan melalui analisis data secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkuliahan dengan model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan rasa ingin tahu mahasiswa setelah dua siklus.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH BLIGO Dewi Mardhiyana; Shochibul Izar
Delta: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Vol 8, No 2 (2020): Delta Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/delta.v8i2.1234

Abstract

The learning model is one of the keys to successful learning. The success of learning can be seen from the learning outcomes obtained by students, including the concept understanding ability. The concept understanding ability is the ability to express ideas in providing a picture, example, an idea or understanding, as well as a broader and creative explanation. This study aims to determine that the scramble learning model produces better conceptual understanding abilities than the direct learning model. This research design is a quasi experimental design, with the form of the nonequivalent posttest only control group design. The population in this study were all students of class VII SMP Muhammadiyah Bligo in the academic year 2019/2020. With cluster random sampling technique, selected 2 sample classes. The data collection method used the test. The data analysis method used proportion different test. Based on the calculation of the proportion difference test, the results obtained that z value of zcount = 2.016 and z0.05 = 1.64, so that zcount> z0.05 then H0 is rejected. This means that the scramble learning model results in student completeness in concept understanding abilities that is better than the direct learning model.
METODE ERRONEOUS EXAMPLE (CONTOH YANG KELIRU) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI PERGURUAN TINGGI Nur Baiti Nasution; Dewi Mardhiyana
Absis: Mathematics Education Journal Vol 3, No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/absis.v3i1.1380

Abstract

Students errors are actually provide resources for teaching. Using students error, lecturer can emphasized certain concept while teaching, especially those concepts which make students confused. One of the teaching method that use students error is erroneous example. In this article, we developed a certain task using erroenous example method. The task consists of 10 question. Each question is made to tackle students understanding about a concept that is often mistaken by students. For each question, we give a correct/incorrect worked example, then students are asked to find the mistakes (if it is incorrect) or justify the steps (if it is correct). This study is a descriptive qualitative study that aims to describe the task and students response after doing the task. The method of collecting data was using observation, documentation, and interview. The results shows us that erroneous example task can be categorized difficult for students. However, it is also proved that it can be used to supporting students mathematics communication.
Pengembangan model asesmen pembelajaran matematika SMA berdasarkan kurikulum 2013 Dewi Mardhiyana; Jailani Jailani
PYTHAGORAS Jurnal Pendidikan Matematika Vol 12, No 2: December 2017
Publisher : Department of Mathematics Education, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.066 KB) | DOI: 10.21831/pg.v12i2.17586

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan model asesmen pembelajaran matematika SMA yang sesuai dengan Kurikulum 2013 yang layak, yaitu valid, reliabel, dan praktis. Model asesmen yang dikembangkan terdiri dari instrumen asesmen untuk mengukur Kompetensi Inti 1 (KI-1), Kompetensi Inti 2 (KI-2), Kompetensi Inti 3 (KI-3), dan Kompetensi Inti 4 (KI-4). Model pengembangan yang diterapkan adalah model Plomp, yang terdiri dari tahap penelitian awal, pengembangan, dan penilaian. Analisis kevalidan dilakukan dengan menggunakan indeks Aiken. Reliabilitas dilakukan dengan rumus Alpha dan KR-20. Analisis kepraktisan dilakukan dengan analisis deskriptif. Berdasarkan hasil validasi, model asesmen yang dikembangkan memenuhi kriteria valid untuk masing-masing angket, lembar observasi, dan tes. Hasil uji coba menunjukkan bahwa model asesmen yang dikembangkan memenuhi kriteria reliabel dan praktis. Model asesmen mencapai kriteria reliabel berdasarkan hasil tes dan angket. Model asesmen juga mencapai kriteria praktis untuk penilaian guru dan kriteria baik untuk penilaian siswa.Kata Kunci: pengembangan, model asesmen, pembelajaran matematika, Kurikulum 2013 Developing High School Mathematics Learning Assessment Model Based on Curriculum 2013 AbstractThe purpose of this research is to produce a model of high school mathematics learning assessment which is appropriate with Curriculum 2013, is valid, reliable, and practical. The assessment models developed consists of an assessment instrument to measure Core Competencies 1 (KI-1), Core Competence 2 (KI-2), Core Competencies 3 (KI-3), and Core Competence 4 (KI-4). The developing model in this research was Plomp model, which consists of preliminary research, development, dan assesment phase. Validity analysis was performed by using the index Aiken. Reliability test was performed with the formula Alpha and KR-20. The analysis at practicality was with descriptive analysis. The results of the validation show that the assessment models developed are valid based on the questionnaire, observation sheet and test. The results of the tryout show that assessment models are reliable and practical. The assessment models is reliable criteria based on the tests and questionnaires. The assessment model also is practical criteria based on the teacher’s assessment and good criteria for student’s assessment.
ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA BERDASARKAN TEORI WANKAT DAN OREOVOCZ Dewi Setia Meita Sari; Syita Fatih 'Adna; Dewi Mardhiyana
Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha Vol. 11 No. 2 (2020): Jurnal Pendidikan Matematika Undiksha
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpm.v11i2.27285

Abstract

Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis butir tes kemampuan pemecahan masalah, hasil kemampuan pemecahan masalah, dan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal kemampuan pemecahan masalah matematis berdasarkan teori Wankat dan Oreovocz dengan 7 tahap strategi dalam pemecahan masalah.  Dalam menyelesaikan masalah matematis diperlukan 7 tahap pemecahan masalah yaitu tahap saya mampu/bisa (i can), tahap mendefinisikan (define), tahap eksplorasi (explore), tahap merencanakan (plan), tahap mengerjakan (do it), tahap mengoreksi kembali (check) dan tahap generalisasi (generalize). Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah XI MIPA 4 SMA Negeri 1 Wiradesa yang berjumlah 35 siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui tes dan wawancara. Siswa kelas XI MIPA 4 diidentifikasi berdasarkan hasil nilai kemampuan pemecahan masalah matematis berdasarkan teori Wankat dan Oreovocz, kemudian dipilih 5 subjek yang mewakili setiap kategori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa dapat dibagi ke dalam beberapa kategori yaitu (1) siswa dengan kemampuan pemecahan masalah kategori sangat baik mampu menyelesaikan masalah, mendefinisikan, mengeksplorasi, merencanakan, mengerjakan, mengoreksi kembali, dan generalisasi, (2) siswa dengan kemampuan pemecahan masalah kategori baik mampu menyelesaikan masalah, mendefinisikan, mengeksplorasi, merencanakan, mengerjakan tetapi masih kurang tepat jawabannya, (3) siswa dengan kemampuan pemecahan masalah kategori cukup mampu menyelesaikan masalah, mendefinisikan, mengeksplorasi, merencanakan tetapi masih terdapat kesalahan, (4) siswa dengan kemampuan pemecahan masalah kategori kurang mampu menyelesaikan masalah, mendefinisikan, mengeksplorasi dan merencanakan tetapi masih kurang tepat, (5) siswa dengan kemampuan pemecahan masalah kategori kurang sekali mampu menyelesaikan masalah, dan mengeksplorasi dan mendefinisikan.Kata Kunci: Analisis, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, Teori Wankat dan Oreovocz
TAHAP DEFINE DAN DESIGN BAHAN AJAR MATEMATIKA SMP DENGAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) BERBASIS BUDAYA LOKAL UNTUK MENANAMKAN NILAINILAI BUDAYA PEKALONGAN Dewi Mardhiyana; Nur Baiti Nasution; Syita Fatih ‘Adna
JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN Vol. 15 (2018)
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54911/litbang.v15i0.79

Abstract

Kota Pekalongan terkenal dengan julukan “kota kreatif” yang kaya akan tradisi dan budaya. Tradisi dan budaya tersebut perlu dilestarikan dengan mengintegrasikan nilai-nilai budaya ke ranah pendidikan, khususnya bahan ajar matematika. Hal ini disebakan karena matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit bagi siswa SMP. Materi matematika akan lebih mudah dipelajari oleh siswa jika berisi masalah kontekstual (Realistic Mathematic Educatioan) yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Namun, permasalahan yang dihadapi guru saat ini adalah kurangnya atau belum tersedianya bahan ajar SMP yang isinya terintegrasi budaya lokal, khususnya budaya di Kota Pekalongan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar matematika SMP dengan pendekatan Realistic Mathematic Educatioan (RME) berbasis budaya lokal untuk menanamkan nilai-nilai budaya Kota Pekalongan. Jenis penelitian ini adalah research and development (R&D), yang memuat 4 tahapan, yaitu Define (Pendefinisian), Design (Perancangan), Develop (Pengembangan), dan Disseminate (Penyebaran). Artikel ini hanya membahas tahap define dan design pada pengembangan bahan ajar matematika berbasis budaya lokal Pekalongan. Pada tahap define, dilakukan analisis kebutuhan berupa survei ke siswa SMP di Pekalongan dengan melakukan pembelajaran matematika dengan memberikan lembar kerja yang berisi tentang budaya lokal Pekalongan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui bahan ajar yang dibutuhkan oleh sisa. Selain itu juga dilakukan wawancara ke guru matematika SMP yang familiar dengan materi matematika SMP dan budaya lokal Pekalongan. Hasil survey ke siswa SMP menunjukkan bahwa semua siswa belum pernah melihat lembar kerja yang mengintegrasikan unsur budaya. Mereka juga menyatakan bahwa pembelajaran yang dilakukan lebih menarik dan mengesankan, karena memuat masalah konteks berupa batik yang biasa mereka jumpai. Hasil wawancara dengan guru matematika SMP menyatakan bahwa pengintegrasian nilai budaya Pekalongan perlu dimasukkan ke dalam mata pelajaran matematika agar lebih menarik untuk dipelajari siswa. Hasil tahap define menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan harus memuat budaya lokal Pekalongan, memuat banyak gambar ilustrasi, memiliki jumlah soal yang cukup, dan relevan dengan materi matematika SMP sesuai kurikulum yang berlaku. Selanjutnya, dilakukan tahap design bahan ajar. Tahap ini dimulai dengan analisis kurikulum berupa analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Selanjutnya menentukan kerangka bahan ajar yang meliputi penentuan cara penyajian materi yang meliputi narasi awal, materi, kesimpulan, latihan soal, dan tokoh matematika. Dari tahap perancangan diperoleh bahwa beberapa budaya Pekalongan yang dapat dikaitkan dengan materi matematika SMP adalah budaya lopisan, balon udara, krupuk usek, dan batik udan liris. Kata Kunci: Tahap define dan design, Pengembangan bahan ajar, Budaya lokal Pekalongan, RME
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MASTER TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DI SMA N 1 DORO Dewi Azizah; Rizka Innayah; Dewi Mardhiyana
JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN Vol. 16 (2019)
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54911/litbang.v16i0.97

Abstract

The efforts of teachers to improve students 'ability to understand concepts are to package mathematics learning into learning that can foster students' motivation and passion for learning. The selection of the right learning model by the teacher can make learning effective and fun. One alternative learning model that makes students learn mathematics is fun is the MASTER lesson. This study aims to determine whether students' conceptual comprehension abilities with MASTER learning models are better than PBL learning models. This research is a quantitative research with a form of experimental design that is quasi experimental design .The population in this study were all students of class XI IPS SMA N 1 Doro in the academic year 2017/2018. The data collection methods used in this study are of two kinds, namely interviews and tests. The method of data analysis in this study used the t test. Before the t test, the prerequisite test is first, namely normality and homogeneity test. Based on the calculation of the t test, the results obtained that t value of tcount = 2.133 and t0.025; 39 = 2.023, so that tcount> t0.025; 39 then Ho is rejected. This means that the MASTER learning model produces a better understanding ability of concepts than the PBL learning model. Keywords: MASTER, PBL, Concept understanding ability