Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Kedokteran Brawijaya

Relationship of TTF-1 and EGFR on Lung Adenocarcinoma at Dr. Saiful Anwar General Hospital Malang lumban gaol, andy; Pratiwi, Suryanti Dwi; Putra, Ngakan Putu; Norahmawati, Eviana; Rasyid, Harun Al
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 31, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkb.2020.031.01.9

Abstract

There is a correlation between mutation of Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR) and lung adenocarcinoma. Unfortunately, examination for EGFR mutation is difficult because surgery must be conducted to obtain the best specimen. Thyroid Transcription Factor-1 (TTF-1) is a marker for lung adenocarcinoma. This observational study took place at Dr. Saiful Anwar Hospital from stored biological materials from 2013-2018. Samples were lung adenocarcinoma patients that undergo EGFR examination. Data then analyzed using Fischer's Exact Test to determine the relationship between EGFR and TTF-1. Specificity/sensitivity value is 0.75/0.90, p: 0.617, odds ratio 0.333 (0.032-3.515). However, Receiver Operating Characteristic (ROC) curve of TTF- 1 show AUC 0.614 (95CI, 0.35- 0.878). TTF-1 examination has a moderate strength in determining EGFR mutation on lung adenocarcinoma patients at Dr. Saiful Anwar Hospital.         
Efek Ekstrak Kacang T unggak terhadap Osteoblas dan Osteoklas pada Tikus dengan Ovarektomi Ts, Didiek Darmadi; Nurdiana, Nurdiana; Norahmawati, Eviana
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 26, No 3 (2011)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1078.491 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2011.026.03.4

Abstract

Setelah menopause, wanita kehilangan efek protektif dari estrogen, sehingga merubah jalannya remodeling tulang dan akhirnya  terjadi  osteoporosis. T ujuan penelitian ini  untuk  mengetahui  apakah  ekstrak  kacang  tunggak  dengan  kandungan genistein didalamnya dapat  berperan sebagai fitoestrogen yang dapat  menjadi alternatif  terapi pengganti  estrogen pada tikus  yang  telah  diovarektomi.  Pada  penelitian  ini  digunakan  6  kelompok  yaitu:  1)  kelompok  tikus  normal  (K-neg),  2) kelompok  tikus  yang  di  ovarektomi  dan  dipertahankan  selama  1  bulan  (K-pos1),  3)  kelompok  tikus  yang  di  ovarektomi  dan dipertahankan selama 2 bulan (K-pos2),  4) kelompok yang diovarektomi dan dipertahankan selama 1 bulan kemudian diberi  ekstrak  kacang  tunggak  dosis  0,5  ml/kgBB (K-1),  5)  2,5  ml/kgBB (K-2),  dan  kelompok  6  dengan  dosis  5  ml/kgBB (K-3). T ulang  femur  distal  setiap  tikus  diambil  kemudian  dicat  menggunakan  Hematoxillin-Eosin.  Jumlah  osteoblas  dan  osteoklas kemudian dihitung dari 20 lapang pandang dengan perbesaran 1000x menggunakan mikroskop mikrofoto Olympus dan kemudian  dihitung  rata-ratanya.  Data  dianalisa  menggunakan  One Way  ANOVA.  Hasil menunjukkan  jumlah  osteoblas pada  pada  kelompok  tikus  yang  di  ovorektomi  selama  satu  bulan  dengan  pemberian  ekstrak  kacang  tunggak  dosis  2,5  dan 5  ml/kgBB   secara  signifikan  lebih  rendah  dibandingkan  kontrol  positif .
Laporan Kasus: Multiple Myeloma Non Sekretorik Kusuma, Ihda Dian; Norahmawati, Eviana
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 28, No 2 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (667.153 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2014.028.02.19

Abstract

Multiple Myeloma (MM) adalah keganasan sel plasma yang termasuk golongan Malignant Small Round Cell Tumor ditandai oleh ekspansi immunoglobulin monoklonal dan akumulasi abnormal sel plasma di dalam kompartemen sum-sum tulang. Kami laporkan kasus MM non sekretorik yang jarang ditemui yaitu pasien laki-laki 54 tahun yang datang dengan keluhan benjolan pada paha kiri dan benjolan pada bahu kanan dengan hipogammaglobulinemia dan protein Bence Jones negatif. Hasil pemeriksaan klinis, radiologi, dan biopsi menunjukkan hasil sesuai MM dengan diagnosis banding  metastase karsinoma dan Non Hodgkin's Lymphoma. Hasil pulasan immunohistokimia CD 20 (-), sitokeratin () dan LCA (-) menyingkirkan diagnosis banding dan dikonfirmasi dengan hasil biopsi sumsum tulang yaitu suatu plasmasitomatosis. Pasien didiagnosis dengan multiple myeloma non sekretorik. Dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan klinis dan penunjang sangat diperlukan untuk menegakkan diagnosis MM non sekretorik dengan tepat dan kombinasi beberapa pemeriksaan immunohistokimia dapat membantu penegakan diagnosa.Kata Kunci: Hipogammaglobulinemia, Multiple Myeloma non sekretorik
Perbandingan Ekspresi Protein p53 pada Berbagai Derajat Histopatologi Karsinoma Sel Transitional Buli-buli Norahmawati, Eviana
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 18, No 3 (2002)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1740.424 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan memeriksa dan membandingkan ekspresi protein p53 pada berbagai derajat histopatologi (menurut Mostofi 1972) dari karsinoma sel transitional buli-buli (KSTB). Dilakukan penelitian terhadap 30 spesimen buli-buli dari biopsi dan transurethal reseksi yang terdiri dari urothelium normal (n=3), KSTB grade I (n=6), KSTB grade II(n=10), dan KSTB grade III(n=11). Sediaan dilabel dengan pengecatan immunohistokimia menggunakan antibodi terhadap p53 klon DO7. Dua ratus sel dari tiap lesi dihitung secara visual dan persentase sel yang positif ditabulasi tanpa mengetahui derajat histopatologinya. Dengan analisa statistik menggunakan ANOVA didapatkan perbedaan signifikan antara ekspresi protein p53 pada berbagai derajat histopatologi (p=0,001). Selanjutnya dengan prosedur “Least Significance Difference” didapatkan perbedaan ekspresi bermakna antara lesi urothelium jinak dengan grade II dan grade III, serta antara grade I dan II dengan grade III. Kesimpulan: Ekspresi protein p53 meningkat dari urothelium jinak sampai KSTB grade III. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapatnya perbedaan signifikan ekspresi protein p53 pada berbagai derajat histopatologi menunjukkan bahwa sistem derajat yang dipakai selama ini mengekspresikan perilaku biologis sel kanker dan overekspresi p53 dapat membantu diagnosa keganasan pada kasus-kasus sulit KSTB.
Kombinasi Artemisinin dan Ekstrak Moringa oleifera Menurunkan Ekspresi NF-κB namun Tidak Menurunkan Ekspresi iNOS pada Otak Mencit Diinfeksi Malaria Harahap, Herpan Syafii; Dalhar, Mochammad; H, Tinny Endang Endang; Norahmawati, Eviana; Fitri, Loeki Enggar
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 28, No 3 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (973.904 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2015.028.03.6

Abstract

Malaria otak merupakan manifestasi tersering dari infeksi malaria berat yang ditandai dengan respon inflamasi berlebih di otak. Untuk mencegah terjadinya resistensi, penggunaan obat antimalaria standar (artemisinin) harus dikombinasikan dengan obat antimalaria lain. Moringa oleifera, yang secara in vitro memiliki aktivitas antimalaria dan anti-inflamasi, merupakan kandidat obat untuk dikombinasikan dengan artemisinin. Penelitian dilakukan untuk menguji pengaruh kombinasi artemisinin dan ekstrak Moringa oleifera terhadap ekspresi NF-kB dan iNOS pada otak mencit model malaria. Penelitian eksperimental laboratorik ini dilakukan dengan menggunakan 36 ekor mencit Balb/C yang diinfeksi Plasmodium berghei ANKA sebagai model malaria. Sampel dibagi menjadi enam kelompok, masing-masing satu kelompok kontrol positif, kontrol negatif, pemberian artemisinin 0,12mg/hari (C0), dan tiga kelompok yang masing-masing mendapatkan kombinasi artemisinin 0,12mg/hari dan ekstrak daun kelor 3,75mg/hari (C1), 7,5mg/hari (C2) dan 15mg/hari (C3). Pengobatan diberikan setelah mencit mencapai derajat parasitemia 1-5% pasca inokulasi parasit secara intraperitoneal. Ekspresi NF-kB dan iNOS otak mencit diamati dengan metode imunohistokimia pada hari ke-3 dan ke-7 pasca infeksi. Pemberian kombinasi artemisinin 0,12mg/hari dan ekstrak Moringa oleifera 3,75mg/hari, 7,5mg/hari, dan 15 mg/hari, menyebabkan penurunan ekspresi NF-kB dan iNOS yang bermakna dibandingkan dengan kontrol positif (p<0,05). Perlakuan tersebut tidak menyebabkan penurunan ekspresi iNOS yang bermakna dibandingkan pemberian artemisinin 0,12mg/hari saja (p>0,05). Kombinasi ekstrak Moringa oleifera dengan artemisinin memberikan efek sinergis dalam penurunan derajat parasitemia dan ekspresi NF-kB, tetapi tidak untuk ekspresi iNOS di otak mencit yang diinfeksi malaria.Kata Kunci: Artemisinin, iNOS, malaria otak, Moringa oleifera, NF-kB
Co-Authors A.A. Ketut Agung Cahyawan W Adilah Ulfiati Adilah Ulfiati, Adilah Agil Dananjaya Aina Angelina Ainun Ganisia Aliesya Patricia Amalia Pradanti Widarso, Amalia Pradanti Ardhian Wardana Ardhian Wardana, Ardhian Aris Rosidah Dian Sutarini, Ni Luh Gede Didiek Darmadi Ts Dwi Yuni Nur Hidayati Ega Prosfera, Rahma Haryunita Elisa Danik Kurniawati Endah Wijayanti Erawati, Dini Ervina, Rita Fadli, Muhammad Luqman Fitriana Nugraheni Fitriana Nugraheni, Fitriana Frenty Hadiningsih, Eka Hamka Muhammad Nasir Laitupa Harun Al Rasyid Harun Al Rasyid Herpan Syafii Harahap Ihda Dian Kusuma Ineke Permatasari Irmansyah, Istan Irsan, Istan Irmansyah Isharanto, Artono Kenty Wantri Anita, Kenty Wantri Kurnia Penta Seputra Laitupa, Hamka Muhammad Nasir Loeki Enggar Fitri lumban gaol, andy Miftahul Jannah MIFTAHUL JANNAH Mochammad Dalhar Nabila, Astrid Hanan Nanik Setijowati Ni Putu Sri Haryati Noorhamdani Nur Fahma Pradiptasari Nur Fahma Pradiptasari, Nur Fahma Nurdiana Nurdiana Pratista Adi Krisna, Pratista Adi Pratiwi, Suryanti Dwi Putra, Ngakan Putra, Ngakan Putu Putri Ardela, Mayasari RA Rose Khasana Dewi Rachmad Sarwo Bekti Rahmana, Rahima Azzahra Retnani, Diah Prabawati Retty Ratnawati Ririn Handayani Rose Dewi Sawitri, Lia Setyawan, Ungky Sri Winarsih Sujarot Dwi Sasmito sujarot dwi sasmito, sujarot dwi SURYANTI Tanti Tri Lestary Tatit Nurseta Teguh Prihanto Teguh Wahju Sardjono Teguh Wahju Sardjono Tinny Endang Endang H Ulfaningtyas, Kiki Wati, Linda Ratna Wiyasa, I Wayan Arsana Yahya Irwanto Yudhanto, Hendy Setyo Zakiyah Zulaifa Zakiyah Zulaifa, Zakiyah