Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Pengembangan Tanaman Multi Guna bagi Masyarakat di Kawasan Taman Hutan Raya Nipa-Nipa Kelurahan Gunung Jati, Kota Kendari Aminuddin Mane Kandari; La Ode Agus Salim Mando Mando; Safril Kasim; La Ode Midi
Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 3 (2021): Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrokreatif.7.3.258-268

Abstract

The people of Gunung Jati Urban Village, Kendari District, Kendari City have a relatively low economic level amidst the increasing demand. The agricultural products obtained by the community are still considered unable to meet the needs of life. In addition, they are located in the area around the Nipa-Nipa Grand Forest Park (GFP) which is relatively steep and critical, so there is great concern if the community is cutting trees that could threaten forest sustainability. Therefore, the purpose of this service are 1) To provide understanding to farmers about the importance of developing multi-purpose plants and 2) Realizing forest conservation by providing multi-purpose plant seeds to be planted on community-owned land. The method of implementing the program is community-based, namely through multi-purpose plant cultivation training accompanied by assistance with counseling and discussions. The results of this service are 1) The understanding of farmers has begun to increase, namely about 18 people (72%) who already have a very good understanding of developing MPTS plants and 2) The success of planting can be seen from the percentage of seeds that grow and develop by 90% which is part of from vegetative conservation. Lack of public awareness in preserving the Tahura Nipa-Nipa including maintaining the plants that have been given, because economic pressure is still a serious obstacle. Therefore, there is still ongoing assistance with socialization and the addition of multi-purpose plant seeds in the next program.
Analisis Jenis Mulsa Organik Pada Bobot yang berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica sp.) Uddin Uddin; Laode Sabaruddin; Andi Bahrun; Aminuddin Mane Kandari; Rachmawati Hasid; Tresjia Corina Rakian
Berkala Penelitian Agronomi Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/bpa.v10i1.19511

Abstract

Tanaman sawi (Brassica sp.) merupakan tanaman sayuran yang termasuk dalam tanaman hortikultura . Permasalahan yang dihadapi rendahnya produksi tanaman sawi disebabkan faktor lingkungan diantaranya kekeringan dimusim kemarau dan curah hujan yang tinggi dimusim hujan. Teknologi yang dapat dikembangkan adalah dengan penggunaan bobot dan jenis mulsa organik yang berbeda. Penelitian bertujuan menyelidiki pengaruh penggunaan bobot dan jenis mulsa organik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi (Brassica sp.), mengetahui pengaruh mandiri penggunaan bobot dan jenis mulsa organik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi (Brassica sp.), dan mengetahui bobot dan jenis mulsa organik yang lebih baik untuk mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman sawi (Brassica sp.). Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terpisah yang terdiri atas dua faktor. Bobot mulsa sebagai petak utama (main plot) terdiri atas : mulsa dengan bobot 3,75 t ha-1 dan bobot mulsa 7,50 t ha-1. Sedangkan jenis mulsa pada anak petak (sub plot), terdiri atas : mulsa alang-alang, mulsa jerami padi dan mulsa kirinyu. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan bobot dan jenis mulsa organik yang berbeda berpengaruh terhadap variabel yang diamati. Kombinasi perlakuan jenis mulsa alang-alang dengan bobot mulsa 7,50 t ha-1 berpengaruh sangat nyata terhadap parameter jumlah daun tanaman umur 1, 3 dan 4 minggu setelah tanam, bobot segar brangkasan dan akar, bobot kering brangkasan dan akar, nisbah pupus akar dan produksi serta efisiensi penggunaan air. Terdapat interaksi antara bobot mulsa 3,75 t ha-1 dan mulsa jerami . Kombinasi perlakuan terbaik adalah mulsa alang-alang dengan bobot 7,50 t ha-1 .Kata kunci: Efisiensi penggunaan air, mulsa organik, sawi .
TINGKAT KERENTANAN PENGHIDUPAN RUMAH TANGGA NELAYAN BAJAU AKIBAT VARIABILITAS IKLIM DI PULAU SAPONDA KECAMATAN SOROPIA KABUPATEN KONAWE Aminuddin Mane Kandari; Amar Ma’ruf; Ovan Eka Prasetia
Jurnal Ecogreen Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Haluoleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerentanan penghidupan rumah tangga nelayan Bajau akibat variabilitas iklim di Pulau Saponda Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe. Penelitian ini dilaksanakan pada April hingga Juni 2019 dengan pengambilan sampel menggunakan teknik simple random. Hasil penelitian menunjukan bahwa masyarakat pada level rumah tangga di kelurahan di Pulau Saponda meyakini bahwa variabilitas iklim telah terjadi, baik di tempat mereka bermukim maupun di wilayah di mana mereka biasanya mencari ikan. Selain itu, warga juga merasakan akibat dari variabilitas iklim dimaksud pada hasil tangkapan laut. Selain itu, masyarakat Bajau merasakan beberapa gejala perubahan suhu, kelembaban dan curah hujan yang tidak menentu maupun pada kejadian bencana gelombang tinggi dan angin kencang. Bencana seperti ini berimplikasi pada kerentanan penghidupan rumah tangga mereka. Berdasarkan penghitungan dengan menggunakan metode LVI-IPCC, skor tingkat kerentanan penghidupan nelayan Bajau di Pulau Saponda adalah 0,109 atau termasuk pada tingkat yang tinggi. Beberapa hal yang mempengaruhinya antara lain tingginya tingkat keterpaparan 0,711 dan sensitivitas 0,508 nelayan tersebut terhadap dampak variabilitas iklim yang tidak dibarengi dengan kapasitas adaptasi yang lebih baik 0,496.
POLA DAN POTENSI HUTAN RAKYAT SISTEM TUNDA TEBANG DI KABUPATEN KONAWE SELATAN La ode Agus salim Mando; Aminuddin Mane Kandari; Kahirun Kahirun; Safril Kasim; La Ode Midi; Samsir Samsir
Jurnal Celebica : Jurnal Kehutanan Indonesia Vol 2, No 1 (2021): Jurnal Celebica : Jurnal Kehutanan Indonesia
Publisher : Halu Oleo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.362 KB) | DOI: 10.33772/jc.v2i1.20378

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola tanam dan potensi hutan rakyat dengan sistem tunda tebang di Desa Watudemba Kecamatan Palangga dan Desa Ulu Lakara Kecamatan Palangga Selatan Kabupaten Konawe Selatan. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Analisis data menggunakan pendekatan secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat setempat mengusahakan pola tanam yang berbeda-beda diantaranya pola tanam monokultur, polikultur, dan campuran/agroforestri. Sedangkan untuk potensi hutan rakyat ditentukan dalam tiga kriteria yaitu jumlah pohon yang berjumlah 644 btg., luas bidang dasar 19,83  serta volume kayu batang 135,86 dan volume kayu pohon 292,27 .
VALUASI JASA GUA UNTUK PENGGUNAAN AIR DI DESA WALENGKABOLA KECAMATAN TONGKUNO KABUPATEN MUNA La Ode Agus Salim Mando; La Baco Sudia; Aminuddin Mane Kandari; Safril Kasim; Hafidah Nur; La Ode Midi; Umar Ode Hasani; Nurgiantoro ST; La Ode Siwi
JURNAL HUTAN PULAU-PULAU KECIL Vol 8 No 1 (2024): JHPPK
Publisher : Program Studi Manajemen Hutan, Pascasarjana Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jhppk.v8i1.12737

Abstract

ABSTRAK Hutan mempunyai aneka manfaat diantaranya sebagai pengatur tata air dalam aspek ekologis. Air hujan yang jatuh tidak langsung masuk ke pelataran bumi, akan tetapi mengalir perlahan melalui sela dedaunan, batang, ranting,, semak dan tumbuhan bawah. Air tersebut masuk secara perlahan-lahan kedalam tanah terserap oleh akar pohon dan mengalir melalui aliran air dalam tanah dan gua-gua sebagai sumber mata air bersih yang dibutuhkan oleh manusia. Keberadaan gua sebagai penyimpan air bersih di beberapa wilayah sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Masyarakat membutuhkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan masak, mandi, cuci, kakus dan lain-lain, Salah satunya diperoleh melalui gua yang berada di Desa Walengkabola di Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai jasa gua sebagai penghasil air bersih yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Oktober 2023. Populasi dalam penelitian adalah seluruh masyarakat Desa Walengkabola yang berjumlah 105 kepala keluarga (kk), dengan sampel berjumlah 32 kk yang pilih secara random sederhana. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total volume penggunaan air masyarakat untuk kebutuhan rumah tangga adalah sebesar 35.317,80 m3/thn. Nilai ekonomi air rumah tangga yang berasal dari air gua Desa Walengkabola berdasarkan harga kesepakatan yaitu sebesar Rp. 6.295.508,02/thn, adapun berdasarkan harga Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Muna yaitu Rp. 194.883.620,40/thn. Kata kunci: Pengatur Tata Air, Penggunaan Air, Valuasi Jasa Gua
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacaoL.) BERDASARKAN ANALISIS DATA IKLIM MENGGUNAKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI Safuan, La Ode; Kandari, Aminuddin Mane; Natsir, Muhammad
Jurnal Agroteknos Vol 3, No 2 (2013)
Publisher : Jurnal Agroteknos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aims of the study were to determine the type of climate and the distribution and wide of   each class of climate suitability for cocoa crop in the district of Buton. This study was conducted in March   to August 2012 by using spline interpolation through the application of Geographic Information Systems (GIS) and ArcGIS 9.3 software and overlay method to get climatic units in the research are. The research found that climate type in the research area was climate type C (rather wet), subdistricts Batauga, Lasalimu, South Lasalimu, Siotapina and part region of including sub district Wolowa; and climate type D (medium) in the region of sub ditricts Kapontori, Wabula, Lapandewa and Sampolawa and part region sub district Wolowa, Lasalimu and Pasarwajo. Based on the results of evaluation of the suitability of the actual climate in the study area for the development of cocoa plants, there were nine (9 ) units of climatic suitability classes, namely S1, S2t, S2t, w1, S2w1, S3w1, S3w1, 3, S3w3, N1w3, and N2w1 with the area sizes of 91,16 ha or 0,08 %, 14.191,47 ha or 12,54 %, 10.726,04 ha or 9,47%, 2.245,34 ha or 1.98 %, 19.324,25 ha or 17,07 %, 17,80 ha or 0,02 %, 7.908,03 ha or 6,99 %, 29.017,40 ha or 25,63 % and 29.692,10 ha or 26,23 %. On the other hand, the potential climatic suitability classes were seven (7) units, namely S1, S2t, S2w1, S3w3, N1w1,3, N1w1 and N1w3 with each area size of 2.336,50 ha or 2,06%, 24.917,51 ha or 22,01%, 17,80 ha or 0,02%, 27.232,28 ha or 24,05%, 4.068,60 ha or 3,59%, 25.623,49 ha or 22,63% and 29.017,40 ha or 25,63% respectively, of the total evaluated area, with the limiting factors  of  temperature, climate, the  number of  dry  months  and  moisture.  This research showed that there are areas that can be developed for cocoa crop in the study area based on climate suitability. Keywords: climate, cocoa, land suitability
VALUASI EKONOMI DAN DESAIN LANSKAP KAWASAN WISATA ALAM MANGROVE DI KELURAHAN LAHUNDAPE KOTA KENDARI Mando, La Ode Agus Salim; Kandari, Aminuddin Mane; Kasim, Safril; Midi, La Ode; Nurgiantoro, Nurgiantoro
MAKILA Vol 16 No 1 (2022): Makila: Jurnal Penelitian Kehutanan
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/makila.v16i1.5186

Abstract

The mangrove forest, located in the Kelurahan Lahundape in recent years, is being developed as a natural tourism area by the Kendari City Government. The success of its development can be seen in the increasing number of visitors. Thus, this research focuses on assessing the economic valuation of natural tourism services and landscape design of mangrove natural tourism areas. Data collection was carried out in Lahundape Village, West Kendari District, from August to September 2019. The target in this study was divided into 2 (two): 1) human groups and 2) the biogeophysical condition of the mangrove ecosystem. The sample selection on the first target is chosen deliberately, which must meet the sample quota (1152 people). The sample on the second target was obtained from observation and secondary data. Data analysis for the economic valuation of natural tourism uses the travel cost method, including transportation, consumption, parking, tickets, and documentation. The landscape design is determined after analyzing the biogeophysical conditions, facilities, and infrastructure and the motivation and interest of visitors to the Lahundape mangrove natural tourism area. The results showed that 1) the temporary economic valuation of Lahundape Mangrove Natural Tourism was IDR. 491,824,240.-/year. 2) The recommended landscape design is adequate vehicle parking space, worship infrastructure, toilets, connecting roads in mangrove areas, landfills, play infrastructure and docks for boats as attraction facilitation, and the addition of mangrove green lanes.
Analisis Finansial Sistem Agroforestri Di Desa Puundirangga Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan Mando, La Ode Agus Salim; Arafah, Nur; Kandari, Aminuddin Mane; Kasim, Safril; Ramadhani, Desyi
MAKILA Vol 16 No 2 (2022): Makila: Jurnal Penelitian Kehutanan
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/makila.v16i2.6733

Abstract

Using a plot of land in community forests with a combination of various plants is expected to increase production and profits in a sustainable manner. Therefore, this study aims to determine agroforestry patterns and their financial feasibility in the community forest. This study used direct observation methods and interviews with the purposive sampling method considering ownership and types of plants in community forests using agroforestry systems. The results showed that the financial analysis of the three types of agroforestry was declared feasible for development. Financial analysis within 40 (forty) years using an interest rate of 6% obtained an A1 type agroforestry system obtaining an NPV of Rp. 583,969,740.21 and for a 9% interest rate of Rp. 177,426,885.94. Meanwhile, the results of the BCR (Net Benefit Cost Ratio) analysis obtained an A1 type agroforestry system at an interest rate of 6% of 15.20 and an interest rate of 9% of 12.23. Finally, the highest IRR (Internal Rate Of Return) results in type A1 were 8.30%, and types A2 and A3 were 7.95% and 8.11%, respectively.
Perbaikan Lingkungan dengan Penanaman Mangrove Berbasis Masyarakat untuk Mendukung Wisata Pesisir Desa Tapulaga Kandari, Aminuddin Mane; Kasim, Safril; Siwi, La Ode; Surya, Ridwan Adi; Mando, La Ode Agus Salim; Yasin, Asramid; Hidayat, Herlan; Pristya, Terry Y.R.
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5 No 1 (2021): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v5i1.4046

Abstract

Perbaikan lingkungan dengan penanaman mangrove berbasis masyarakat untuk mendukung wisata pesisir dilatar belakangi oleh garis pantai mengalami kemunduran dengan tingginya erosi pantai, kurangnya sentuhan iptek dalam pengelolaan mangrove, masyarakat tidak memiliki mata pencaharian alternatif dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga dan memelihara lingkungan. Tujuan program ini adalah terbentuknya unit pemberdayaan masyarakat terhadap ekosistem mangrove, menjadikan ekosistem mangrove sebagai wisata pesisir untuk meningkatkan pendapatan daerah, kesejahteraan masyarakat dan kelestarian alam. Metode yang digunakan meliputi: 1) metode perencanaan: survei lokasi, perijinan, wawancara, pemberian kuesioner, 2) metode pelaksanaan: penyuluhan, pembentukan unit lembaga, pembibitan, persemaian, penanaman dan kerja bakti bersih pantai dan 3) metode evaluasi: meminimalisir kelemahan dan hambatan selama kegiatan berlangsung. Program dilaksanakan pada Juli 2019 di desa Tapulaga kecamatan Soropia kabupaten Konawe. Hasil program yang dicapai: persepsi masyarakat banyak yang setuju desa Tapulaga menjadi daerah ekowisata mangrove, terbentuknya Sahabat Mangrove Desa Tapulaga sebagai lembaga pengelola mangrove dan lembaga pendukung lainya seperti kelompok Pengawas Pesisir Wahana Lestari dan kelompok Nelayan Lestari, bertambahnya 1 unit bedeng persemaian mangrove yang baru yang dapat dijadikan lahan bisnis untuk dijual, penambahan jumlah area kawasan hutan mangrove desa Tapulaga dengan melalui 1000 bibit pohon mangrove yang ditanam dan berkurangnya sampah plastik melalui kerja bakti bersih pantai desa Tapulaga.Kata Kunci: Desa Tapulaga; mangrove; pesisir; wisata Environmental Improvement with Community-Based Mangrove Planting to Support Coastal Tourism in Tapulaga Village ABSTRACT Improvement of the environment by planting community-based mangroves to support coastal tourism due to the shoreline has deteriorated with high coastal erosion, lack of science and technology touches in mangrove management, the community lacks alternative livelihoods and lack of community awareness to protect and preserve the environment. The purpose of this program is the formation of a community empowerment unit for mangrove ecosystems, making mangrove ecosystems as coastal tourism to increase regional income, community welfare and nature conservation. The methods used include: 1) planning methods: location surveys, permits, interviews, questionnaires, 2) implementation methods: counseling, the establishment of institutional units, nurseries, nurseries, planting and beach clean service work and 3) evaluation methods: minimizing weaknesses and obstacles during the activity. The program was carried out in July 2019 in Tapulaga village, Soropia sub-district, Konawe regency. Program results achieved: many community perceptions agree that Tapulaga village becomes a mangrove ecotourism area, the formation of Friends of Mangrove Tapulaga Village as a mangrove management institution and other supporting institutions such as the Wahana Lestari Coastal Supervisor group and the Sustainable Fishermen group, an increase in 1 new mangrove nursery unit can be used as a business land for sale, increasing the number of mangrove forest areas in Tapulaga village by going through 1000 mangrove tree seedlings planted and reducing plastic waste through the clean beach service work of Tapulaga village.Keywords: coastal; mangrove; Tapulaga Village; tourism