Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Uji Toksisitas Ekstrak Etanol Kulit Terong Ungu (Solanum melongena L.) Menggunakan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) Nur Rahma Dwi Cahya; Widy Susanti Abdulkadir; Hamsidar Hasan
Journal Syifa Sciences and Clinical Research Vol 4, No 1 (2022): Volume 4 Edisi 1 2022
Publisher : State University of Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37311/jsscr.v4i1.13630

Abstract

Purple eggplant skin (Solanum melongena L.) is one of the herbal plants that contain compounds such as flavonoids, alkaloids, saponnins, tannins, and terpenoids that are beneficial for health. This research is a laboratory experimental study that aims to determine the level of acute toxicity (LC50) of the ethanol extract of purple eggplant skin (Solanum melongena L.) using the Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method. Purple eggplant peel extraction was carried out using 70% ethanol as solvent. This test was conducted using 10 Artemia salina Leach larvae with 3 replications at 6 concentration variants, which are 500 ppm, 250 ppm, 125 ppm, 50 ppm, 25 ppm, and 12.5 ppm, along with negative controls. The larval mortality rate was observed after 24 hours of adding extract. The result of probit analysis showed that the LC50 value of the ethanol extract of purple eggplant skin (Solanum melongena L.) was 100.8 ppm. Moreover, the results of LC50 1000 ppm indicated that the ethanol extract of purple eggplant skin (Solanum melongena L.) was considered toxic and potential to be an anticancer agent.
Efek Antelmintik Ekstrak Metanol Kulit Batang Nangka (Artocarpus heterophyllus) terhadap Cacing Ascaris lumbricoides Hamsidar Hasan; Nur Ain Thomas; Muhammad Taupik; Gita Potabuga
Journal Syifa Sciences and Clinical Research Vol 4, No 1 (2022): Volume 4 Edisi 1 2022
Publisher : State University of Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37311/jsscr.v4i1.14217

Abstract

Jackfruit (Artocarpus heterophyllus) is a type of plant that grows in Indonesia which functions as a food ingredient and as traditional medicine. Generally, this genus contains prenylated flavonoid compounds. This study aimed to determine the anthelmintic effect of jackfruit bark extract against Ascaris lumbricoides worms by utilizing total maceration with methanol solvent as the extraction method, which yielded 6.61%. Roundworm Ascaris lumbricoides are found in pig intestines. The samples were divided into 5 groups, including positive control of 250 mg combantrin solution, negative control of NaCMC and a treatment group of jackfruit bark extract with a concentration of 1%, 3%, and 5%. Each group consisted of three worms, incubated at 37oC for 24 hours with a 6 hours interval. The results showed that at a concentration of 5%, a jackfruit bark extract was efficient as an anthelmintic caused two worms to lyse at 6 hours and  one at 12 hours.
Penapisan Fitokimia dan Uji Efek Antidiabetes Fraksi Kloroform Biji Buah Matoa (Pometia pinnata) Pada Mencit (Mus musculus) Hasan, Hamsidar
Jambura Journal of Chemistry Vol 5, No 1 (2023): February
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34312/jambchem.v5i1.21863

Abstract

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah yang biasa disebut hiperglikemia akibat kekurangan sekresi insulin. Secara empiris tanaman matoa (Pometia pinnata) sudah digunakan sebagai obat penurun kadar gula darah dan secara ilmiah telah terbukti bahwa matoa dapat menghambat enzim α-glukosidase. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metabolit sekunder apa saja yang terkandung pada fraksi kloroform biji buah matoa dan bagaimana efek antidiabetes fraksi kloroform biji buah matoa pada mencit (Mus musculus). Penelitian ini menggunakan metode uji toleransi sukrosa dengan konsentrasi larutan sukrosa 90%. Uji aktivitas antidiabetes dilakukan menggunakan hewan uji mencit jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok 1 merupakan kelompok kontrol negatif (Na-CMC 1%), kelompok 2 merupakan kelompok kontrol positif (Acarbose), kelompok 3 merupakan kelompok uji 1 (Dosis 100 mg/kg BB), kelompok 4 merupakan kelompok uji 2 (Dosis 200 mg/kg BB), dan kelompok 5 merupakan kelompok uji 3 (Dosis 300 mg/kg BB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi kloroform biji buah matoa (Pometia pinnata) mengandung senyawa metabolit sekunder berupa flavonoid dan alkaloid. Selain itu juga, fraksi kloroform biji buah matoa terbukti dapat menghambat penyerapan sukrosa dimana total penghambatan terbesar terjadi pada dosis 300 mg/kg BB yakni 134,67 mg/dL, lalu dosis 200 mg/kg BB yakni 165,66 mg/dL, dan terakhir pada dosis 100 mg/kg BB yakni 186,67 mg/dL. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa fraksi kloroform biji buah matoa memiliki aktivitas antidiabetes.
Tracing Antibacterial Compounds from Kaledang (Artocarpus lanceifolius Roxb.) Stem Bark Hasan, Hamsidar; Tuloli, Tety; Bahri, Syamsul; Aman, La Ode
Pharmaceutical Sciences and Research Vol. 10, No. 3
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artocarpus lanceifolius Roxb. or kaledang is a species of the mulberry family, Moraceae. Several extracts from its family have been reported to have antibacterial activity. Thus, it is necessary to determine compounds that have nature as antibacterial to be raw materials for antibacterial herbal medicines. The purpose of the study was to trace compounds that have antibacterial activity from Artocarpus lanceifolius stem bark. The study method was extraction by graded maceration, fractionation with column vacuum chromatography (CVC), isolation by radial chromatography, determination of antibacterial activity by agar diffusion method using the Gram positive and Gram negative bacteria. The characterization result of antibacterial compounds from Artocarpus lanceifolius chloroform extract stem bark showed the presence of prenylated flavonoid compound, namely 14-hydroxyartonin E (previously reported) with a diameter of inhibition zone at 5% concentration was 14.5 ± 0.1 mm against S. aureus (medium category), and 16.20 ± 0.2 mm against S. mutans (strong category), 14.3 ± 0.2 mm against E. coli (medium category), and 16.8± 0.7 mm against P. aeruginosa (strong category). It is concluded that 14-hydroxyartonin E in Artocarpus lanceifolius showed potential antibacterial activity.
Toxicity Effect Test of Matoa (Pometia pinnata) Plant Fractions as Raw Materials for Anticancer Drugs: Uji Efek Toksisitas Fraksi Tanaman Matoa (Pometia pinnata) Sebagai Bahan Baku Obat Antikanker Hasan, Hamsidar; Taupik, Muhammad; Andi Suryadi, A. Mu’thi; Ihsan, Muh.
Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal) Vol. 10 No. 2 (2024): (October 2024)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/j24428744.2024.v10.i2.17016

Abstract

Background:The prevalence of cancer in Indonesia increases every year. Medical treatments such as chemotherapy, surgery, and radiation require significant costs with considerable side effects. Therefore, there is a need for chemopreventive agents from natural sources such as plants. One plant with potential as a chemopreventive agent is the matoa tree (Pometia pinnata), which is empirically used to treat suppurating wounds.Objectives: This research aims to test the toxicity of leaf and stem bark fractions of matoa using shrimp larvae Artemia salina Leach. Methods: The parameter for this study is the LC50 value. The extraction method involves successive maceration using solvents based on increasing polarity, starting with n-hexane, chloroform, ethyl acetate, and methanol. Phytochemical screening is conducted using colour tests, and toxicity is assessed through the brine shrimp lethality test. The research indicates that all fractions of matoa leaves and stem bark are toxic with respective LC50 values for leaf fractions: n-hexane (394.8 µg/mL), chloroform (244.3 µg/mL), ethyl acetate (180.6 µg/mL), and methanol (303.2 µg/mL). Stem bark fractions exhibit LC50 values in the order of n-hexane (203.9 µg/mL), chloroform (244.3 µg/mL), ethyl acetate (144.8 µg/mL), and methanol (58.3 µg/mL). Conclusions: All fractions fall into the toxic category and have the potential as raw materials for anti-cancer drugs.
Inovasi Pembuatan Produk Kesehatan Berbasis Jagung Sebagai Komoditas Lokal Dalam Upaya Peningkatan Derajat Kesehatan Dan Kesejahteraan Masyarakat Desa Motolohu Kecamatan Randangan Pohuwato Hasan, Hamsidar; Madania, Madania; Thomas, Nur Ain; Paneo, Mohamad Aprianto
Jurnal Pengabdian Masyarakat Farmasi : Pharmacare Society Vol 3, No 3 (2024)
Publisher : State University of Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/phar.soc.v3i3.27353

Abstract

Jagung adalah salah satu komoditas terbesar di daerah Motolohu. Pemanfaatan jagung Selain menjadi pakan ternak, jagung banyak diolah menjadi berbagai bahan makanan mulai dari makanan ringan, tepung hingga minyak rendah kolesterol. Tak hanya itu, komoditi pangan ini juga bisa dinikmati secara langsung dengan cara direbus, dibakar atau dibuat beras jagung. Pemanfaatan sebagai beras jagung yang biasanya dijual Rp 10.000 perliter masih sangat rendah nilainya dan kurang diminati oleh masyarakat. Untuk dapat meningkatkan nilai jual maka perlu inovasi bagaimana membuat produk kesehatan yang lebih tinggi nilai gizinya dan nilai jualnya sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Pengabdian ini bertujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat produk kesehatan dari jagung seperti brownies jagung, keripik jagung, susu jagung dan lain-lain. Metode pemberdayaan dan transfer ilmu adalah metode pendampingan dan praktek langsung mulai dari penyiapan bahan baku sampai pada produk jadi dan juga bagaimana cara pemasarannya. Sasaran pengabdian ini adalah ibu-ibu PKK dan ibu rumah tangga yang berdominsili di Desa Motolohu. Hasil pendampingan ini menunjukkan masyarakat sangat menyukai produk kesehatan seperti brownies dan brinchese, dan sangat senang dan puas dengan pendampingan seperti ini. Produk berbahan baku jagung ini mengandung serat, karbohidrat, protein dan vitamin, serta bersifat sebagai antioksidan. Analisis kelayakan usaha  menunjukkan  produk berbasis jagung bisa meningkatkan pendapatan masyarakat. 
Penapisan Fitokimia Dan Uji Efek Antidiabetes Ekstrak Metanol Daun Brotowali (Tinospora crispa L.) Pada Mencit (Mus musculus) Hasan, Hamsidar; Djuwarno, Endah Nurrohwinta; Hiola, Faramita; Ramadhani, Fika Nuzul; Halada, Ichlasul Oktofandi
Journal of Pharmacology and Natural Products Vol. 1 No. 1 (2024): Volume 1, Edisi 1, Tahun 2024
Publisher : Jurnal Literasi Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70075/jpnp.v1i1.8

Abstract

Diabetes mellitus adalah suatu penyakit dimana tubuh penderita tidak bisa secara otomatis mengendalikan tingkat gula dalam darah. Brotowali mengandung banyak senyawa kimia yang berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Dimana tanaman ini dapat menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak metanol daun brotowali (Tinospra crispa L.) dan efek antidiabetes ekstrak metanol daun brotowali pada mencit (Mus musculus). Metode penelitian ini menggunakan metode maserasi total, skrining fitokimia, analisis Kromatografi Lapis Tipis menggunakan eluen n-Heksan : etil asetat dengan perbandingan (8:2) dan uji efek antidiabetes. Dalam uji efek antidiabetes dilakukan menggunakan hewan uji mencit jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok 1 merupakan kelompok kontrol positif (Glimepirid 2 mg), kelompok 2 merupakan kelompok kontrol negatif (Na-CMC 1%), kelompok 3 merupakan kelompok uji 1 (Dosis 100 mg/kg BB), kelompok 4 merupakan kelompok uji 2 (Dosis 200 mg/kg BB), dan kelompok 5 merupakan kelompok uji 3 (Dosis 300 mg/kg BB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun brotowali (Tinospora crispa L.) mengandung senyawa metabolit sekunder berupa flavonoid, alkaloid, dan tanin. Selain itu juga, ekstrak metanol daun brotowali terbukti bahwa dosis 300 mg/kg BB menunjukkan aktivitas efek antidiabetes yang paling baik dimana pada waktu setelah di induksi aloksan terjadi kenaikan kadar glukosa darah dengan rata-rata 236,3 mg/dL dan terjadi penurunan hingga 89,3 mg/dL. Selanjutnya diikuti oleh kelompok kontrol positif (Glimepirid 2 mg) dan kelompok uji ekstrak dengan dosis 200 mg/kg BB dan 100 mg/kg BB.
Skrining dan Penetapan Kadar Flavonoid Ekstrak Etil Asetat Daun Pare (Momordica charantia L.) Secara Spektrofotometri UV-Vis Hasan, Hamsidar; Hiola, Faramita; Akuba, Juliyanty; Makkulawu, Andi; Anggai, Rifka Anggraini; Liputo, Kartika Vany
Journal of Pharmacology and Natural Products Vol. 2 No. 1 (2025): Volume 2, Nomor 1, Tahun 2025
Publisher : Jurnal Literasi Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70075/jpnp.v2i1.91

Abstract

Pare (Momordica charantia L.) merupakan salah satu tanaman yang fungsional. Selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, juga dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat karena banyak mengandung senyawa aktif di dalamnya. Salah satu senyawa aktif yang terdapat dalam tanaman Pare, yaitu flavonoid. Flavonoid diketahui memiliki aktivitas farmakologis seperti antiinflamasi, antidiabetes, antibiotik, dan antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam ekstrak etil asetat daun Pare mengandung senyawa flavonoid dan berapa kadar senyawa flavonoid dalam ekstrak etil asetat daun Pare. Metode yang digunakan, yaitu ekstraksi menggunakan metode maserasi bertingkat, uji skrining fitokimia dengan uji tabung, uji kromatografi lapis tipis, dan penetapan kadar flavonoid menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat daun Pare positif mengandung senyawa flavonoid berdasarkan uji KLT menggunakan pereaksi AlCl3 dengan nilai Rf 0,4 dan penetapan kadar flavonoid pada panjang gelombang maksimum 410 nm ekstrak etil asetat daun Pare memiliki kadar rata-rata flavonoid sebesar 135,27 mg QE/g ekstrak.
Pelatihan Pembuatan Jamu Antidiare Berbasis Tanaman Lokal di Desa Monano Kecamatan Monano Kabupaten Gorontalo Utara Hasan, Hamsidar; Madania, Madania; Ramadani, Fika Nuzul; Anggai, Rifka Anggraini
Jurnal Pengabdian Masyarakat Farmasi : Pharmacare Society Vol 4, No 2 (2025)
Publisher : State University of Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/phar.soc.v4i2.31308

Abstract

Penyakit Diare merupakan penyakit yang menular dan ditandai dengan gejala-gejala seperti perubahan bentuk dan konsistensi tinja menjadi lembek hingga mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar lebih dari pada biasanya disertai dengan muntah-muntah, sehingga menyebabkan penderita mengalami kekurangan cairan dalam tubuh atau dehidrasi yang pada akhirnya apabila tidak mendapatkan pertolongan segera dapat menyebabkan terjadinya keparahan hingga kematian. Masalah diare masih menjadi isu kesehatan masyarakat, terutama di daerah pedesaan atau daerah dengan akses kesehatan terbatas.. Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih menjadi penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian pada sebagian anak di negara berkembang seperti Indonesia. Diare sangat erat kaitannya dengan terjadinya kasus stunting. Pengabdian ini bertujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang tanaman lokal yang berkhasiat sebagai obat antidiare.   Memberikan keterampilan praktis dalam meracik jamu dari bahan lokal.  Mendorong kemandirian masyarakat dalam pengobatan awal berbasis kearifan lokal. Metode pengbdian terdiri dari 3 tahap, tahap pertama, yaitu observasi tanaman lokal yang ada di Desa tersebut, Penelusuran data awal tentang prevalensi penyakit diare termasuk data dari puskesmas. Tahap kedua, pemberian kuisioner sebelum penyampaian materi terkait arti diare, Bahaya diare kalau tidak ditangani dengan cepat, manfaat tanaman yang ada disekitar, dan teknik pembuatan jamu antidiare, Tahap ke tiga, memberikan praktek langsung cara pembuatan jamu antidiare sekaligus pemberian kuisioner setelah sosialisasi. Hasil yang diharapkan masyarakat bisa melakukan swamedikasi untuk pengobatan diare dengan memanfaatkan tanaman lokal/ disekitar tempat tinggalnya. Hasil pengabdian dijelaskan terjadi peningkatan pengetahuan tentang diare dan tanaman yang berpotensi sebagai ramuan untuk diare sebesar 32%. Hal ini menunjukkan Masyarakat sudah melakukan swamedikasi untuk membuat  jamu ataupun ramuan untuk obat antidiare
SKRINING FITOKIMIA DAN UJI DAYA HAMBAT EKTRAK DAUN JAHE MERAH (Zingiber officinale var rubrum) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus Epidermidis DAN Escherichia Coli Ibrahim, Annisa Humairah; Hasan, Hamsidar; Sy. Pakaya, Mahdalena
Indonesian Journal of Pharmaceutical Education Vol 1, No 2 (2021): Mei-Agustus 2021
Publisher : Jurusan Farmasi Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37311/ijpe.v1i2.10547

Abstract

Infectious disease is one of the diseases caused by microbes, including bacteria. Staphylococcus epidermidis and Escherichia coli are gram-positive and gram-negative bacteria that cause infectious diseases. The selection of medicinal plants as an alternative solution is an effective way of reducing the resistance of bacteria. Based on the empirical data, herbal plants with antimicrobial potential are red ginger (Zingiber officinale var rubrum). This research aimed to determine the inhibition test on Staphylococcus Epidermidis and Escherichia coli due to phytochemical compounds contained in the leaves of red ginger which serve as an antibacterial. Through this experimental laboratory research, a crude drug was extracted using n-hexane, chloroform, ethyl acetate, and methanol solvent. The phytochemical screening results of n-hexane extract showed that red ginger leaves contain alkaloids and terpenoids; chloroform extract contains alkaloids, steroids, and tannins; ethyl acetate extract contains alkaloids, steroids, flavonoids, and tannins; and the methanol extract contains alkaloids, terpenoids, flavonoids, and tannins. Chloramphenicol and Dimethyl sulfoxide (DMSO) were used as the positive control and negative control respectively. Inhibition test results were obtained from the four n-hexane extracts, chloroform extracts, ethyl acetate extracts, and methanol extracts with three different concentrations.The results obtained the greatest inhibition against Staphylococcus Epidermidis bacteria, namely at a concentration of 20% chlorform extract of red ginger leaves as large as 18,90 mm. Meanwhile, the inhibition of Escherichia Coli is at a concentration of 20% n-hexane extract with an inhibitory power of 17,84 mm inhibition zone that is classified as a strong category to inhibit the growth of bacteria .The results of the One Way ANOVA data analysis (p less than 0.01) with a confidence level of 99%.