Claim Missing Document
Check
Articles

TEKNIK PENGUKURAN LAJU RESPIRASI PRODUK HORTIKULTURA PADA KONDISI AMOSFIR TERKENDALI Bagian I: Metode Sistem Tertutup Rokhani Hasbullah
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 4 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.021.4.%p

Abstract

ABSTRACTData laju respirasi pada berbagai komposisi gas sangat diperlukan dalam perancangan penyimpanan segar hortikultura baik sistem penyimpanan secara modified atmosphere (MA) maupun controlled atmosphere (CA). Makalah ini membahas teknik pengukuran laju respirasi pada kondisi atmosfir terkendali menggunakan metode sistem tertutup (closed system) untuk mendapatkan data talu respirasi pada berbagai komposisi gas (O2 dan C02). Hasil pengukuran menunjukkan bahwa laju respirasi pada mangga dipengaruhi oleh komposisi gas, dimana laju resprasi meningkat dengan meningkatnya konsentrasi O2 dan menurunnya konsentrasi CO2 Model matematika berdasarkan prinsip reaksi enzirmatik cukup baik untuk memformulasikan laju respirasi sebagai fungsi dari konsentrasi O2 dan CO2.Diterima: 10 November 2007; Disetujui: 6 Desember 2007 
Model Arrhenius untuk Pendugaan Laju Respirasi Brokoli Terolah Minimal Nurul Imamah; Rokhani Hasbullah; Lilik Pujantoro Eko Nugroho
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 4 No. 1 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1462.444 KB) | DOI: 10.19028/jtep.04.1.%p

Abstract

AbstractMinimally processed broccoli are perishable product because it still has some metabolism process duringthe storage period. One of the metabolism process is respiration. Respiration rate is varied depend on the commodity and storage temperature. The purpose of this research are: to review the respiration pattern of minimally processed broccoli during storage period, to study the effect of storage temperature to respiration rate, and to review the correlation between respiration rate and temperature based on Arrhenius model. Broccoli from farming organization “Agro Segar” was processed minimally and then measure the respiration rate. Closed system method is used to measure O2 and CO2 concentration. Minimally processed broccoli is stored at a temperature of 0oC, 5oC, 10oC and 15oC. The experimental design used was completely randomized design of the factors to analyze the rate of respiration. The result shows that broccoli is a climacteric vegetable. It is indicated by the increasing of O2 consumption and CO2 production during senescence phase. The respiration rate increase as high as the increasing of temperature storage. Models Arrhenius can describe correlation between respirationrate and temperature with R2= 0.953-0.947. The constant value of activation energy (Eai) and pre-exponential factor (Roi) from Arrhenius model can be used to predict the respiration rate of minimally processed broccoli in every storage temperatureAbstrakBrokoli terolah minimal merupakan produk yang mudah rusak (perishable). Hal tersebut terjadi karena jaringan tumbuhan masih melakukan kegiatan metabolisme selama penyimpanan. Salah satu proses metabolisme yang terjadi adalah respirasi. Besarnya laju respirasi bervariasi tergantung jenis komoditi dan sangat dipengaruhi oleh suhu penyimpanan. Penelitian ini bertujuan mengkaji pola respirasi brokoli terolah minimal selama penyimpanan, mengkaji pengaruh suhu terhadap laju respirasi dan menganalisis hubungan laju respirasi dengan suhu penyimpanan berdasarkan model Arrhenius. Brokoli yang diperoleh dari kelompok tani “Agro Segar” diolah secara minimal untuk kemudian diukur laju respirasinya. Metode sistem tertutup digunakan untuk mengukur konsentrasi O2 dan CO2. Brokoli terolah minimal disimpan pada suhu 0oC, 5oC, 10oC, dan 15oC. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan 4 taraf perlakuan. Hasil penelitian menunjukan brokoli merupakan jenis sayuran klimaterik yang ditandai dengan adanya peningkatan konsumsi O2 dan produksi CO2 pada fase pelayuan. Laju respirasi meningkat seiring dengan meningkatnya suhu penyimpanan. Hubungan laju respirasi dengan suhu penyimpanan terbukti dapat dijelaskan menggunakan model Arrhenius yang memiliki nilai R2 = 0.953-0.947. Nilai konstanta energi aktivasi (Eai) dan faktor preeksponensial (Roi) dari model Arrhenius dapat digunakan untuk memprediksi laju respirasi brokoli terolah minimal pada setiap suhu penyimpanan.
Perlakuan Air Panas diikuti Pencelupan dalam Larutan CaCl2 untuk Mempertahankan Kualitas Buah Belimbing Manis (Averrhoa Carambola L.) Khoirul Mukhtarom; Sutrisno -; Rokhani Hasbullah
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 4 No. 1 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1658.984 KB) | DOI: 10.19028/jtep.04.1.%p

Abstract

AbstractHot water treatment (HWT) followed by CaCl2 solution immersion was well performed to evaluate its effect on the quality of star fruit (Averrhoa carambola L.). The star fruit was dipped in hot water at the temperature 42±0.2OC for 5 and 10 minutes, then dipped in the 1 and 3% CaCl2 solution and stored at 10OC for 27 days. The control was conducted by storing star fruits directly without HWT and CaCl2 solution immersion at the same temperature. The parameter observed in this work were calcium content of the sample, which was measured at the beginning of storage after treatment, microbial total counted at 0, 12, and 24 days of storage, as well as weight loss and browning index were measured every three days during storage. The result evidenced that the HWT were able to suppress the growth of microbes and maintainedfruit color during storage, whereas the application of CaCl2 increased calcium content in star fruit, but it caused fruit damage which increased the number of microbial total and weight loss also decreased of firmness so that the shelf life of fruit shorter.AbstrakPerlakuan air panas (hot water treatment (HWT)) diikuti dengan pencelupan dalam larutan CaCl2 telah dikaji untuk melihat pengaruhnya terhadap mutu buah belimbing manis. Buah belimbing dicelup dalam air panas pada suhu 42±0.2OC selama 5 menit dan 10 menit, kemudian dicelup dalam larutan CaCl2 1% dan 3%) dan disimpan pada suhu 10OC selama 27 hari. Sebagai control, buah belimbing tidak diberi perlakuandan disimpan pada suhu yang sama. Parameter yang diamati meliputi kandungan kalsium diukur pada awal penyimpanan setelah perlakuan, total mikroba diukur pada hari penyimpanan ke-0, 12, dan 24, serta susut bobot dan browning index yang diukur setiap tiga hari selama penyimpanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa HWT mampu menekan pertumbuhan mikroba dan mempertahankan warna buah selama penyimpanan, sedangkan aplikasi CaCl2 meningkatkan kandungan kalsium dalam buah belimbing,akan tetapi menyebabkan buah mengalami kerusakan yang berdampak pada meningkatnya total mikroba dan susut bobot serta menurunnya kekerasan sehingga memperpendek umur simpan buah.
Respon Suhu pada Laju Pengeringan dan Mutu Manisan Mangga Kering (Mangifera indica L.) Rozana -; Rokhani Hasbullah; Tjahja Muhandri
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 4 No. 1 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1656.796 KB) | DOI: 10.19028/jtep.04.1.%p

Abstract

AbstractMango is higly perishable and must be consumed within a few days after harvesting. Preserving mango into dry product can extend shelf life and increase added value. The research aimed to investigate the processing technology of dried candied mango by analysing the drying rate and quality of the product in various drying temperature and slice forms the mango. Mangos of Kopek cv. were sliced into cubes, bar, and flat then dried at 45°C and 50°C. Responses which observed were drying rate, water content, water activity value (aw), yield, and organoleptic. The results showed that the drying rate fluctuates due to the influence of the opening of the drying rack and the heating element. Shortest drying time is obtained in the form of slices drying box at 50°C with a yield of 52.45% and the value of aw 0.59. Organoleptic response indicates that the wedge shape and drying temperature does not affect the assessment of panel.AbstrakBuah mangga sangat mudah rusak dan harus dikonsumsi dalam beberapa hari setelah panen. Mengawetkan mangga menjadi produk kering mampu memperpanjang umur simpan dan meningkatkan nilai tambah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji teknologi pengolahan manisan mangga kering dengan menganalisis karakteristik pengeringan pada berbagai suhu pengeringan dan bentuk irisan mangga. Buah mangga varietas kopek diiris menjadi bentuk kubus, balok, dan pipih kemudian dikeringkan pada suhu 45°C dan 50°C. Respon yang diamati meliputi laju pengeringan, kadar air, nilai aw, rendemen, dan organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju pengeringan berfluktuasi karena pengaruh pembukaan rak pengering dan elemen pemanas. Waktu pengeringan terpendek diperoleh pada pengeringan bentukirisan kubus pada suhu 50°C dengan rendemen sebesar 52.45% dan nilai aw 0.59. Respon organoleptik menunjukkan bahwa bentuk irisan dan suhu pengeringan tidak mempengaruhi penilaian panelis.
Pengaruh Perlakuan Air Panas terhadap Mutu Buah Jambu Biji (Psidium guajava L.) Selama Penyimpanan Lista Eka Yulianti; Rokhani Hasbullah; Nanik Purwanti
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 4 No. 2 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4442.651 KB) | DOI: 10.19028/jtep.04.2.%p

Abstract

AbstractGuava (Psidium guajava L.) is one of the potential tropical fruits in Indonesia. Guava productivity can decrease because of pest attacks. Fruit fly (Bactrocera carambolae) is one of guava major pests. It’s needed a treatment that can annihilate fruit fly without affecting the fruit quality. Hot water treatment (HWT) is known as one of popular method for fruit fly disinfestation. HWT at 46oC for a minimum of 15 min is known as a method for B. carambolae disinfestation.This research aimed to observe temperature development during HWT and to study the effects of HWT and storage temperature on guava quality. Red guava was treated by hot water at 46oC for 10, 20, 30 min and then stored at two temperatures, 10oC and 28 ± 2oC. Respiration rate and fruit quality were observed during storage.Respiration rate, weight losses, hardness, moisture content, total soluble solid, and color of guava aren’t affected by HWT at 46oC for 10 - 30 min. Low temperature significantly decreased the respiration rate and weight losses during storage. It’s also maintained moisture content and color of guava.AbstrakBuah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu buah tropis berpotensi di Indonesia. Produktifitas jambu biji dapat mengalami penurunan karena adanya serangan hama. Salah satu hama utama jambu biji adalah lalat buah dengan spesies Bactrocera carambolae. Diperlukan suatu perlakuan yang dapat membunuh lalat buah tersebut dengan tidak mempengaruhi mutu buah. Perlakuan air panas diketahui sebagai salah satu metode yang banyak digunakan untuk disinfestasi lalat buah. Perlakuan air panas pada suhu 46oC selama minimal 15 menit diketahui dapat membunuh B. Carambolae. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati perkembangan suhu selama proses perlakuan air panas dan mempelajari pengaruh suhu dan lama perlakuan air panas terhadap mutu buah jambu biji selama penyimpanan. Buah jambu biji merah diberi perlakuan air panas dengan suhu pusat 46oC selama 10, 20, 30 menit dan kontrol kemudian disimpan pada dua taraf suhu berbeda, yaitu suhu 10oC dan 28 ± 2oC. Selama penyimpanan dilakukan pengamatan laju respirasi dan perubahan mutu buah. Perlakuan air panas pada suhu pusat buah 46oC selama 10 - 30 menit tidak berpengaruh terhadap laju respirasi, susut bobot, kekerasan, kadar air, total padatan terlarut, dan warna buah jambu biji. Suhu rendah dapat menekan laju respirasi dan susut bobot buah selama penyimpanan. Selain itu, suhu rendah juga dapat mempertahankan kadar air dan warna buah jambu biji.
Pengaruh Lama Pengukusan terhadap Mutu Fisik Beras Pratanak pada Beberapa Varietas Gabah Esa Ghanim Fadhallah; Rokhani Hasbullah; Lilik Pujantoro Eko Nugroho
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 4 No. 2 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1459.821 KB) | DOI: 10.19028/jtep.04.2.%p

Abstract

AbstractParboiled rice processing begins with a process of paddy soaking and steaming. These processes are intended to improve physical quality and lower the glycemic index so it fits for diabetic and diet purposes. Objective of this study was to assess the effect of soaking time and temperature on paddy moisture content and effect of steaming time on milling yield and physical quality of parboiled rice in some paddy varieties. The stages of the research was determination of soaking time and temperature, processing of parboiled rice, milling yield analysis, and physical properties analysis. The result showed that paddy soaking at 60oC takes 3 - 5 hours to reach moisture content of 25 – 30%, whereas at 30oC takes more than 7 hours. Steaming of Ciherang paddy for 20 minutes resulted the highest head rice yield (72.52 ± 5.00%). Parboiling condition that recommended was soaking paddy on 60oC for 4 hours and steaming for 20 minutes using Ciherang paddy variety.AbstrakPengolahan beras pratanak diawali dengan proses perendaman dan pengukusan gabah. Proses tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan mutu fisik dan menurunkan nilai indeks glikemik dari beras yang dihasilkan sehingga cocok dikonsumsi penderita diabetes dan untuk keperluan diet. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh suhu dan waktu perendaman terhadap kadar air gabah dan mengkaji pengaruh lama pengukusan terhadap rendemen giling dan mutu fisik beras pratanak pada beberapa varietas gabah. Tahapan penelitian meliputi penentuan suhu dan waktu perendaman, pembuatan beras pratanak, analisis rendemen giling dan analisis mutu fisik beras pratanak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman pada suhu 60oC membutuhkan waktu 3 - 5 jam untuk mencapai kadar air gabah 25 – 30%, sedangkan pada suhu 30oC membutuhkan waktu lebih dari 7 jam. Pengukusan 20 menit pada gabah varietas Ciherang menghasilkan rendemen beras kepala tertinggi, yaitu 72.52 ± 5.00%. Kondisi proses pratanak yang direkomendasikan adalah perendaman gabah pada suhu 60oC selama 4 jam dan pengukusan selama 20 menit menggunakan gabah varietas Ciherang.
Kajian Perlakuan Dingin Untuk Pengendalian Lalat Buah Pada Jeruk Mandarin Rofika Rochmawati; Rizal Syarief; Budi Nurtama; Rokhani Hasbullah
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 5 No. 2 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (783.257 KB) | DOI: 10.19028/jtep.05.2.%p

Abstract

AbstractIndonesia has a high volume of import fruit especially Mandarin orange. This fact is highly asociate with the spread of new pests and diseases from their original countries to the plants in Indonesia. Therefore, quarantine treatment is important activity that must be done. This research aims to determine the effectiveness of cold treatment as a quarantine method for controlling fruit fly of Mandarin orange and to ensure the best quality of the fruit. The methods are contain from several step. First, was determine the most tolerant stage in cold temperature (2 oC and 3 oC for 18 days), then large scale trial, physical and sensory quality test. The result of pest control showed that the second instar of Bactrocera cucurbitae was the most resistant of cold treatment. Large scale trial at 3oC for 18 days has reached 100% mortality. For comparing before and after cold treatment, it was a significant difference of hardness parameter. While resulted in hedonic test showed that no significant difference of consumer preference to the fruit in different retail storage system for 15 days. Thus, it can be concluded that different temperature has no effect to consumer preference to overall quality of Mandarin orange fruit. AbstrakIndonesia memiliki nilai impor buah yang tinggi terutama jeruk Mandarin. Hal ini berdampak pada meningkatnya resiko penyebaran hama dan penyakit baru dari Negara pengekspor ke tanaman di Indonesia. Sehingga perlakuan karantina merupakan hal sangat penting untuk dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan efektivitas dari perlakuan dingin sebagai metode karantina untuk mengontrol Bactrocera cucurbitae pada jeruk Mandarin dan memastikan kualitas buah masih dalam keadaan baik. Metode penelitian ini terdiri dari beebrapa tahap. Tahap pertama adalah penentuan spesies yang paling resisten pada suhu rendah (2 oC dan 3 oC selama 18 hari), kemudian dilanjutkan dengan uji skala besar, uji kualitas fisik dan sensori buah. Hasil perlakuan dingin menyatakan bahwa stadia instar kedua dari Bactrocera cucurbitae merupakan yang paling tahan terhadap perlakuan dingin. Uji skala besar pada 3oC selama 18 hari mampu mematikan stadia yang paling tahan hingga tingkat mortalitas 100%. Uji kualitas sebelum dan sesudah perlakuan menunjukkan bahwa perlakuan ini mempengaruhi kekerasan buah, sedangkan hasil uji hedonik menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan pada tingkat kesukaan konsumen terhadap buah hasil perlakuan yang disimpan dengan perbedaan suhu di tingkat pengecer selama 15 hari. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perbedaan suhu tidak berpengaruh pada tingkat kesukaan konsumen terhadap kualitas secara keseluruhan jeruk Mandarin.
Kajian Pengeringan dan Pendugaan Umur Simpan Seledri pada Berbagai Bahan Kemasan Fleksibel Tri Yulni; Rokhani Hasbullah; Leopold Oscar Nelwan
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 5 No. 2 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1091.015 KB) | DOI: 10.19028/jtep.05.2.%p

Abstract

AbstractCelery is a perishable horticultural product due to its high water content. This condition leads to a short durability of the celery, thus efforts to prolong its shelf life are required. This study aimed at studying the effects of immersion in sodium metabisulphite and drying temperature on the quality of dried celery leaves, and determining its shelf life using acceleration method based on critical moisture content approach. The results showed that soaking treatment using solution of sodium metabisulphite prior to drying process was able to maintain the dried celery leaves qualities, which resulted in higher chlorophyll content, lower apparent density, higher rehydration ratio, and higher VRS (volatile reducing substance) in comparison without soaking treatment. Moreover chlorophyll content, apparent density, volatile reducing substance (VRS), and rehydration behaviours were affected by the drying temperature. Shelf life of dried celery leaves based on critical moisture content approach represented in linear low density polyethylene (LLDPE) plastic, polypropylene (PP), and aluminium foil oriented polypropylene (OPP) were 30, 51, and 790 days, respectively. AbstrakSeledri merupakan produk hortikultura yang mudah rusak karena memiliki kandungan air yang tinggi. Kondisi ini menyebabkan seledri tidak tahan lama disimpan sehingga diperlukan penanganan untuk memperpanjang umur simpannya. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh perendaman dalam larutan natrium metabisulfit dan suhu pengeringan terhadap mutu daun seledri kering dan menentukan umur simpan daun seledri kering berdasarkan metode akselerasi dengan pendekatan kadar air kritis. Hasil penelitian menunjukkan perendaman dalam larutan natrium metabisulfit sebelum pengeringan mampu mempertahankan mutu daun seledri kering, dimana dihasilkan kandungan klorofil lebih tinggi, densitas kamba lebih rendah, rasio rehidrasi lebih tinggi, serta kandungan VRS lebih tinggi dibandingkan seledri tanpa perlakuan perendaman. Selain kandungan klorofil, nilai densitas kamba, VRS, dan rasio rehidrasi dipengaruhi oleh suhu pengeringan. Umur simpan seledri berdasarkan metode akselerasi dengan pendekatan kadar air kritis didapat dalam kemasan LLDPE, PP, dan aluminium foil OPP berturut-turut adalah 30, 51, dan 790 hari.
Perlakuan Uap Panas dan Suhu Penyimpanan untuk Mempertahankan Mutu Buah Mangga Arumanis (Mangifera indica L.) Rimba Lestari; Rokhani Hasbullah; Idham Sakti Harahap
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 5 No. 2 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1651.582 KB) | DOI: 10.19028/jtep.05.2.%p

Abstract

AbstractPests fruit fly attacks could be an obstacles to the export of fruits. Heat treatment is needed to disinfest the fruit fly without affecting the fruit quality and safe for health. The objectives of this research were (1) to analyze the mortality of Bactrocera papayae fruit flies by in-vitro and by in-vivo, and (2) to analyze theeffect of vapor heat treatment (VHT) and storage temperature on quality of Arumanis mango. The results showed that the 100% mortality in-vitro of fruit fly B. papayae at temperature 46 oC was 10 minutes. While 100% mortality in-vivo at temperature 47 oC was 20 minutes. Exposure time of VHT, storage temperature,and their interaction didn’t significantly afffect weight loss, total soluble solid, hardness, but significantly affected vitamin C. VHT didn’t cause physiological damage which the fruit is still undergoing a process of normal respiration. The fruits on storage temperature of 13±2 oC can last for 18 and 28±2 °C just can last for9 days. VHT at temperature of 47 °C for 25-30 minutes was effective to disinfestation of fruit flies infested inside the Arumanis mango and VHT followed by low temperature storage (13±2 oC) was able to maintain mango quality during storage. AbstrakSerangan hama lalat buah dapat menjadi kendala dalam ekspor buah-buahan. Perlakuan panas dibutuhkan untuk mendisinfestasikan lalat buah tanpa menurunkan mutu buah dan aman bagi kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengkaji tingkat mortalitas telur lalat buah Bactrocera papayae secara invitrodan in-vivo, dan (2) menganalisa pengaruh lama perlakuan uap panas (vapor heat treatment/VHT) dan suhu penyimpanan terhadap mutu mangga Arumanis. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa 100% mortalitas lalat buah B. papayae secara in-vitro pada suhu 46 oC adalah selama 10 menit. Sedangkan 100% mortalitas secara in-vivo pada suhu 47 oC adalah selama 20 menit. Lama VHT dan suhu penyimpanan serta interaksinya tidak berpengaruh signifikan terhadap susut bobot, total padatan terlarut, dan kekerasan, tetapi berpengaruh signifikan terhadap vitamin C. Perlakuan panas tidak menyebabkan kerusakan fisiologisdi mana buah masih mengalami proses respirasi secara normal. Buah pada penyimpanan suhu 13±2 oC buah dapat bertahan selama 18 hari dan pada suhu 28±2 oC hanya bertahan selama 9 hari. VHT pada suhu 47 oC selama 25-30 menit efektif untuk membunuh lalat buah yang terinfestasi dalam manggaArumanis dan VHT yang diikuti oleh penyimpanan suhu rendah (13±2 oC) dapat mempertahankan mutu buah selama penyimpanan.
Pemodelan Sorpsi Isotermi dan Pendugaan Umur Simpan Beras Pratanak pada Kemasan Plastik Film Hasniar .; Rokhani Hasbullah; I Wayan Astika
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 7 No. 1 (2019): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (821.269 KB) | DOI: 10.19028/jtep.07.1.75-82

Abstract

AbstractMoisture sorption isotherms have an important role in the quantitative approach to predict shelf life of the food due to their sensitivity to moisture changes. The objectives of this research were to determine the equilibrium moisturecontent ofparboiled rice,to findthe bestmodel todescribe thesorption isotherm curve ofparboiled rice, and to predict shelf-life of the parboiled rice during storage. Moisture sorption isotherms of parboiled rice were determined using the standard gravimetric static methodat temperature of 30o, which involves the use saturated salt solution to maintain a fixed equilibrium relative humidity. To achieve different relative humidity environments, aqueous solutions of NaOH, MgCl2, Mg(NO3)2, KI, NaCl, KCl, Na2SO4, and NH4H2PO4 to have relative humidity of 7%, 33%, 52%, 69%, 75%, 84%, 87% dan 92%. Five gram samples of parboiled rice were stored in dessicators. The samples were weighed periodically until they constant. The Hasley, Oswin, Henderson, Chen-Clayton and Caurie models were applied to describe the relationship between equilibrium moisture content and relative humidity. The mean relative deviation was used to evaluate the goodness of each models. The result showed that equilibrium moisture content of parboiled rice fromrelative humidity of 7%, 33%,52%,69%, 75%, 84%, 87% dan 92% respective of 6.93% dry basis (db), 11.09%db, 14.22% db, 15.86% db, 17.05% db, 19.68% db, 23.92% db, dan 25.59% db. Water sorption isotherm parboiled rice had sigmoid shape. The Oswin model was found to be the best model to describe the experimental sorption data for parboiled rice was the value MRD is 3.85 and R2 is 0.98. Parboiled rice packaged with HDPE, LDPE, and PP have a predict shelf-life respective of 2.2, 2.3 and 8.8 year.AbstrakSorpsi isotermi memiliki peran penting dalam pendekatan kuantitatif untuk menduga umur simpan bahan yang rentan terhadap perubahan kelembaban. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kadar air kesetimbangan beras pratanak, menentukan model yang tepat dalam mendeskripsikan pola kurva sorpsi isotermi beras pratanak, dan memprediksikan umur simpan beras pratanak dengan metode kadar air kritis. Sorpsi isotermi beras pratanak ditentukan dengan menggunakan metode gravimetri statis pada suhu 30o, dengan menggunakan larutan garam jenuh untuk mengatur kelembapan relatif. Untuk mencapai lingkungan kelembaban relatif yang berbeda, larutan NaOH, MgCl2, Mg(NO3)2, KI, NaCl, KCl, Na2SO4, dan NH4H2PO4 dengan kelembaban relatif berturut turut7%,33%,52%,69%,75%,84%, 87%dan92%.Limagramsampel beraspratanakdisimpandalam desikator. Sampel ditimbang secara berkala hingga mencapai berat konstan.Model Hasley, Oswin, Henderson, Chen-Clayton dan Caurie diterapkan untuk menggambarkan hubungan antara kadar air kesetimbangan dan kelembaban relatif. Mean Relative Determination digunakan untuk mengevaluasi ketepatan masing-masing model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air kesetimbangan beras pratanak pada RH 7%, 33%, 52%, 69%, 75%, 84%, 87% dan 92% berturut-turut adalah 6.93% bk, 11.09% bk, 14.22% bk, 15.86%bk, 17.05% bk, 19.68% bk, 23.92% bk, dan 25.59% bk. Kurva sorpsi isotermi beras pratanak memiliki bentuk sigmoid. Model Oswinadalah model yang paling tepat dalam menggambarkan sorpsi isotermi beras pratanak dengan nilai MRD sebesar 3.85 dan R2sebesar 0.98. Beras pratanak yang dikemas dengan HDPE, LDPE, dan PP memiliki umur simpan berturut 2.2 tahun, 2.3 tahun dan 8.8 tahun.
Co-Authors . Setiadjit . Sukarno . Sutrisno Abdul Waries Patiwiri Achmad Fitrah Maulidin Addiena Syahvina Nasution Adhitya Yudha Pradhana Agus Ghautsun Niam Agus Sutejo Ahmad Yani Ahmad Yani Alhori Alhori Ali Parjito Amzul Rifin Andi Suryadi Anggitha Ratri Dewi Arief Daryanto Arif Imam Suroso Arif Suroso Aris Purwanto Astu Unadi Budi Nurtama Budi Rahardjo Cicih Sugianti Dadang . Damanik, Annisa Purnamasari Deasy Fitriani Desy Nofriati Desy Nofriati Deva Primadia Almada Dikky Indrawan Dondy A Setyabudi Dondy A Setyabudi DS Priyarsono Dwi Zuwarman Edi Suryanto Edy Hartulistiyoso Eka Priyana Elisa Nur Faizaty Elpodesy Marlisa Emmy Darmawati Erniati Erniati Erniati Esa Ghanim Fadhallah Eti Rohaeti Fahim M Taqi Fajar Sidiq Firdaus, Jonni Graita Gaiety Jatmiko Harli Prawaningrum Hartoyo Hasniar . Hayatri Sali Setia Heriyanto S Soba Herry Suhardiyanto I Wayan Astika I Wayan Budiastra Idham Sakti Harahap Iriando Wijaya Ita Zuraida Iyus Hendrawan Jayawarsa, A.A. Ketut Jeffrey Fransiscus Juniska Muria Sariningpuri Kaltika Setya Utami Sumariana Khoirul Mukhtarom Khoirul Umam Kristianingsih, - Latief, Prori Vitaliano Lidya Susanti Lilik Pujantoro Lilik Pujantoro Eko Nugroho Lista Eka Yulianti Lydia Ariani Machfud Machfud Machfud Machfud Mahasin, M. Zaenal Mahdania, Nadya Fazira Islah Maya Wulan Arini Memen Surahman Michael Alexander Hutabarat Mohamad Rahmad Suhartanto Mohamad Solahudin Muhammad Yusuf Antu MUHAMMAD YUSUF ANTU Nanik Purwanti Nelwan, Leopold Oscar nFN Setyadjit nFN Sukarno Nunung Nuryartono Nurhayati Nurhayati Nurman Susilo Nurul Imamah Nuzul Syah Putra Okky Setyawati Dharmaputra Parlaungan Adil Rangkuti Patiwiri, Abdul Waries Pramita Riskia D. P Purwiyatno Hariyadi Raden Dikky Indrawan Renny Anggraini Ridwan Rachmat Rimba Lestari Rio Viryawan Riska Indaryani Riska Juliana RIZAL SYARIEF Rizal Syarief Rizal Syarief Rofika Rochmawati Rozana - Ruri Wijayanti Salsa Nurfadhillah Selvi Marcellia Setiadjit Setiadjit Setyo Pertiwi Slamet Budijanto Sugiyono Sugiyono Sugiyono Sugiyono Sukarno Sukarno Sukmawati, Elya Sulusi Prabawati Sunandar, Muhammad Prayoga Supriyanto Supriyanto Supriyanto Suroso . Suroso Suroso Susi Lesmayati Susilo, Nurman Sutrisno , Sutrisno - Sutrisno Mardjan Sutrisno Sutrisno Sutrisno Sutrisno Tajuddin Bantacut Tjahja Muhandri Tri Yulni Ujang Sumarwan Usman Ahmad Warji Warji Yudha Heryawan Asnawi