Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search
Journal : Journal of Aquaculture Management and Technology

Pengaruh Penggunaan Dua Jenis Media Kultur Teknis yang Berbeda Terhadap Pola Pertumbuhan, Kandungan Protein dan Asam Lemak Omega 3 EPA (Chaetoceros gracilis) Jati, Fhibia; Hutabarat, Johannes; Herawati, Vivi Endar
Journal of Aquaculture Management and Technology Vol 1, No 1 (2012): Journal Of Aquaculture Management and Technology
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.876 KB)

Abstract

Pakan alami sebagai penunjang budidaya ikan dan sekaligus sebagai faktor pendukung keberhasilan budidaya semakin giat dibudidayakan. Salah satu pakan alami yang memiliki banyak manfaat adalah Chaetoceros gracilis. Kelebihan dari mikroalga ini disamping pemeliharaanya mudah juga memiliki nilai nutrisi yang baik. Untuk mendapatkan C. gracilis dengan pola pertumbuhan dan kandungan nutrisi yang optimum diperlukan media dengan komposisi yang tepat antara nutrien makro maupun mikro yang diperlukan oleh mikroalga tersebut karena nutrisi media merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan komposisi biokimia mikroalga. Selama ini belum banyak penelitian mengenai kandungan nutrisi terutama protein dan kandungan asam lemak omega 3 pada diatom C. gracilis. Maka dari itu dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media kultur teknis Walne dan Guillard terhadap pola pertumbuhan C. gracilis, kandungan protein dan asam lemak omega 3 EPA. Penelitian ini dilaksanakan di Satuan Kerja Balai Benih Udang (Satker BBU) Sluke, Rembang, Jawa Tengah pada bulan November - Desember 2011. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental. Uji yang digunakan adalah uji t. Perlakuan yang digunakan adalah perbedaan media kultur, dengan 2 perlakuan dan 6 ulangan. Data yang dikumpulkan meliputi konstanta pertumbuhan spesifik dan waktu lag phase. Materi yang digunakan adalah C. gracilis yang dikultur secara semi massal pada media teknis Guillard dan Walne. Hasil panen C. gracilis kemudian di analisa kandungan nutrisi dan kandungan asam lemaknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media teknis Guillard dan Walne tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap waktu lag phase dan konstanta pertumbuhan spesifik C. gracilis. Kandungan protein C. gracilis pada media Guillard adalah 34,03 % pada fase eksponensial dan 30,11 % pada fase stasioner, sedangkan pada media Walne kandungan protein C. gracilis adalah 32,77 % pada fase eksponensial dan 26,78% pada fase stasioner. Kandungan asam lemak omga 3 EPA C. gracilis pada media Guillard adalah 8,1609 %, sedangkan pada media Walne adalah 6,5951 %.  
PENGARUH EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) TERHADAP TINGKAT PENCEGAHAN INFEKSI BAKTERI Aeromonas hydrophila DAN KELULUSHIDUPAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Aniputri, Fadityas Desi; Hutabarat, Johannes; Subandiyono, -
Journal of Aquaculture Management and Technology Vol 3. No 2 (2014): Journal of Aquaculture Management and Technology
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.605 KB)

Abstract

Salah satu penyakit yang sering menyerang ikan nila (O.  niloticus) adalah penyakit MAS (Motile Aeromonas Septicemia) yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila dan dikenal sebagai penyakit bercak merah. Bahan alami seperti ekstrak bawang putih dapat digunakan sebagai alternatif untuk menghambat aktifitas bakteri A. hydrophilla. Zat aktif dalam ekstrak bawang putih (Allium sativum) yaitu Allicin yang berpotensi sebagai antibakteri.  Secara in vitro, ekstrak bawang putih  berpotensi sebagai antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri A. hydrophilla.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh ekstrak bawang putih dalam pakan ikan terhadap tingkat pencegahan infeksi A. hydrophila serta nilai kelulushidupan ikan nila. Penelitian ini menggunakan 3 perlakuan, yaitu penambahan ekstrak bawang putih pada perlakuan A (0%), B (2,5%), dan C (5%). Pemberian pakan uji dilakukan selama 35 hari kemudian dilakukan pengamatan setelah uji tantang selama 10 hari.  Uji tantang dilakukan dengan menyuntikkan bakteri  A. hydrophila (108 cfu/ml) secara intramuskular sebanyak 0,1 mL.  Konsentrasi ekstrak bawang putih sebesar 45% merupakan konsentrasi yang efektif untuk menghambat pertumbuhan A. hydrophila pada uji in vitro. Pada uji in vivo, ekstrak bawang putih menunjukkan hasil yang berbeda terhadap kelulushidupan, gejala klinis dan penyembuhan luka, serta pertumbuhan. Dosis terbaik yang didapat untuk penambahan ekstrak bawang putih pada pakan ikan yaitu sebesar 2,5% untuk tingkat pencegahan dan nilai kelulushidupan pada ikan nila.  Berdasarkan pada hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak bawang putih dapat dipergunakan untuk pencegahan infeksi bakteri  A. hydrophilla dan meningkatkan nilai kelulushidupan ikan nila. One of the diseases that often attack Tilapia (O. niloticus) is MAS (Motile Aeromonas Septicemia) caused by Aeromonas hydrophilla and known as red spot disease.  Natural ingredients such as garlic extract can be used as an alternative to inhibit bacterial activity of A. hydrophilla.  The active substances in the garlic extract (Allium sativum) is allicin which was potentially as an antibacterial.  Sased on in vitro assays, the garlic extract showed potentiallty to inhibite the growth of A. hydrophilla.  The purpose of this research was to examine the influence of garlic extract in fiets to the prevention  bacteria infection of A. hydrophila and survival rate of  tilapia.  This research used three treatments, there were A (0%), B (2,5%), and C (5%) of additional garlic extract.  The feeds sample is given throughout 35 days and then carried out obeservation after challenge test over 10 days.  The challenge test was done by injecting 0,1 mL A. hydrophilla (108 cfu/ml) intramuscularly.  The garlic extract concentration of 45% was an effective concetration to inhibit the growth of A. hydrophila in the in vitro assay.  In the in vivo assay, garlic extract showed different results on survival rate, clinical signs, wound healing, and growth.  The best dose of additional garlic extract in the diet was 2,5% for prevention and survival rate in Tilapia.  It was concluded that garlic extract can be used for prevention of A. hydrophilla and increase the survival rate of Tilapia.
PENGARUH PEMBERIAN FERMENTASI KOTORAN BURUNG PUYUH YANG BERBEDA DALAM MEDIA KULTUR TERHADAP KANDUNGAN NUTRISI DAN PRODUKSI BIOMASSA CACING SUTRA (Tubifex sp.) Cahyono, Elsyaday Widhi; Hutabarat, Johannes; Herawati, Vivi Endar
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.197 KB)

Abstract

Cacing sutera (Tubifex sp.) merupakan salah satu pakan alami yang cocok digunakan sebagai pakan larva ikan, baik ikan konsumsi maupun ikan hias air tawar, sehingga kegiatan budidaya cacing sutera perlu dikembangkan sebagai solusi untuk mengatasi ketergantungan cacing sutera hasil pengumpulan dari alam dan untuk menghasilkan cacing sutera yang lebih berkualitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan kadar kotoran burung puyuh pada campuran ampas tahu dan roti afkir yang difermentasi terhadap produksi biomassa dan populasi cacing sutera (Tubifex sp.), serta dosis kadar kotoran burung puyuh terbaik terhadap kandungan nutrisi cacing sutera (Tubifex sp.). Penelitian ini menggunakan design Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan masing-masing 3 kali ulangan. Perlakuan A (Kotoran burng puyuh 0g/L), Perlakuan B (Kotoran burung puyuh 25g/L), Perlakuan C (Kotoran burung puyuh 50g/L) serta Perlakuan D (Kotoran burung puyuh 75g/L). Masing-masing perlakuan dilakukan penambahan ampas tahu 50g/L dan roti afkir 100g/L. Kotoran burung puyuh, roti afkir, dan ampas tahu dimasukkan kedalam 12 nampan plastik dengan ukuran 30x21x7 cm. Media tersebut ditebari cacing sebanyak 10 g/wadah dan dipelihara selama 50 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kadar kotoran burung puyuh yang berbeda pada campuran roti afkir dan ampas tahu berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap produksi biomassa dan populasi cacing sutera (Tubifex sp.). Pertumbuhan biomassa, populasi serta kandungan nutrisi tertinggi diperoleh pada perlakuan C yakni sebesar 269,48±1,72%, (55287,50±440,39g) dan kandungan protein sebesar 68,19±0,33%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan kotoran puyuh, roti afkir, dan ampas tahu dapat meningkatkan produksi biomassa, populasi dan kandungan protein cacing sutera. Silk worms (Tubifex sp.) is one of live food which is suitable for feed fish larvae, both fish consumption and freshwater fish, so the cultivation of silk worms need to be developed as a solution to overcome the dependence of silk worms collecting from nature and to produce higher quality silk worms. The aim of this study was to determine the effect of impurity content of quail on a mixture of tofu and bread salvage fermented for biomass production and population silk worms (Tubifex sp.). As well as dosage levels of dirt quail best of the nutrient content of silk worms (Tubifex sp .). This study uses a design completely randomized design (CRD) with 4 treatments and each of the 3 replicates. Treatment A (quail manure 0g / L), treatment B (quail manure 25g / L), treatment C (quail manure 50g / L) and treatment D (quail manure 75g / L). Each treatment, the addition of tofu 50g / L and bread rejects 100g / L. Quail manure, rejects bread and tofu added 12 plastic trays with a size of 30x21x7 cm. The media is littered with worms as much as 10 g / container and maintained for 50 days. The results showed that administration of dirt levels at different quail manure, bread rejects and tofu waste highly significant (P <0.01) for the production of biomass and population silk worms (Tubifex sp.). Biomass growth, population and the highest nutrient content obtained at C treatment which amounted to 269.48 ± 1.72%, (55287.50 ± 440.39g) and the protein content of 68.19 ± 0.33%. Based on the results of this study concluded that the addition of dirt quail, rejects bread, and tofu can increase biomass production, population and protein content of silk worms.
Pengaruh Kombinasi Enzim Papain Dan Enzim Bromelin Terhadap Pemanfaatan Pakan Dan Pertumbuhan Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscogutattus) Taqwdasbriliani, Ertris Bergas; Hutabarat, Johannes; Arini, Endang
Journal of Aquaculture Management and Technology Vol 2, No 3 (2013) : Journal of Aquaculture Management and Technology
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.284 KB)

Abstract

Tiger grouper has an economically value but the growth it is slower than the other fish species. Additional enzymes in the feed to maximize protein utilization by cultivan. Papain and bromelain enzymes is an exogenous enzymes which support in hydrolysis protein process. This research aimed to determine the effects of combination papain enzyme and bromelain enzyme to the Efficiency Feed Utilization (EFU), Protein Efficiency Ratio (PER) and Specific Growth Rate (SGR). This study was carried January to March 2013 in Laboratory of Brackish Water Aquaculture Development Centre Jepara. The fish samples which were used is tiger grouper in average weight 10.49±1.26 g and length 8.13±0.17 cm in the total amount of 180 tail. The experimental method use was Completely Random Design (CRD) consists of 6 treatment : A (100% papain), B (75% papain dan 25% bromelain), C (50% papain and 50% bromelain), D (25% papain and 75% bromelain), E (100% bromelain) and F (without adding enzymes) each treatment was replicated 3 times. Data analyzed by One Way Anova follow by Duncan Test. Result of the study revealed that the combination of additional papain and bromelain enzyme in the experimental feed can increase EFU, PER and SGR for tiger grouper. B treatment appear to be the best EFU (45.862±0.444%), PER (97.579±0,946%), SGR (1.210±0.037%/day), SR (100%).
Pengaruh Pemberian Pakan Alami Berbeda (Skeletonema costatum dan Chaetoceros gracilis) Terhadap Pertumbuhan Biomass Mutlak dan Kandungan Nutrisi Artemia sp. Lokal Widiastuti, Ratna; Hutabarat, Johannes; Herawati, Vivi Endar
Journal of Aquaculture Management and Technology Vol 1, No 1 (2012): Journal Of Aquaculture Management and Technology
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.82 KB)

Abstract

Artemia merupakan salah satu pakan alami bagi larva udang. Dewasa ini, masih banyak petani yang menggunakan Artemia sp. import, padahal Artemia sp. lokal memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi. Pemberian pakan merupakan salah satu cara meningkatan produksi kista Artemia sp. lokal agar diperoleh pertumbuhan yang normal dan menghasilkan kista yang baik serta daya tetas yang tinggi juga kandungan nutrisi yang tinggi pula. Skeletonema costatum dan Chaetoceros gracilis mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh Artemia sp. lokal dalam memenuhi kandungan nutrisi dan pertumbuhannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan Artemia sp. lokal dengan pemberian pakan alami yang berbeda, mengetahui kandungan nutrisi Artemia sp. lokal dengan pemberian pakan alami yang berbeda dan mengetahui pakan terbaik untuk Artemia sp. lokal dengan pemberian pakan alami yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 kali ulangan, ketiga perlakuan yaitu perlakuan A (pemberian pakan dengan Chaetoceros gracilis), perlakuan B (pemberian pakan dengan Skeletonema costatum) dan perlakuan C (pemberian pakan dengan Skeletonema costatum dan Chaetoceros gracilis). Data yang dikumpulkan adalah data dosis pemberian pakan, pertumbuhan biomass mutlak, kandungan nutrisi dan kualitas air. Analisa statistik yang dilakukan adalah analisa ragam dan dilanjutkan dengan uji wilayah ganda Duncan untuk mengetahui perlakuan yang memberikan pengaruh  yang terbaik. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Payau dan Laut atau Satuan Kerja Perbenihan Ikan Air Payau Sluke, Rembang, Jawa Tengah pada bulan Januari-Februari 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh sangat nyata terhadap proses pertumbuhan biomass mutlak dan kandungan nutrisi. Perlakuan terbaik adalah perlakuan C dengan pertumbuhan biomass mutlak (3,40±0,656 gram) dan kandungan protein 66,45%. Kualitas air selama penelitian masih dalam kisaran yang layak untuk kehidupan dan pertumbuhan Artemia sp. lokal. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian pakan kombinasi Skeletonema costatum dan Chaetoceros gracilis cocok untuk pertumbuhan dan peningkatan kandungan nutrisi Artemia sp. lokal.
PENGARUH PENAMBAHAN KOTORAN AYAM, AMPAS TAHU DAN TEPUNG TAPIOKA DALAM MEDIA KULTUR TERHADAP BIOMASSA, POPULASI DAN KANDUNGAN NUTRISI CACING SUTERA (Tubifex sp.) Fajri, Widyawati Nurul; Suminto, -; Hutabarat, Johannes
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.799 KB)

Abstract

Cacing sutera (Tubifex sp.) merupakan salah satu pakan alami yang dibutuhkan didalam pembenihan ikan khususnya pada fase larva, karena mempunyai kandungan nutrisi yang baik untuk pertumbuhan larva. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kotoran ayam, ampas tahu dan tepung tapioka dalam media kultur terhadap produksi biomassa, populasi dan kandungan nutrisi cacing sutera (Tubifex sp.). Penelitian ini menggunakan design Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan masing-masing 3 kali ulangan. Perlakuan-perlakuan itu adalah Perlakuan A (kotoran ayam 100%), B (kotoran ayam 50%, ampas tahu 35%, tepung tapioka 15%), C (kotoran ayam 50%, ampas tahu 25%, tepung  tapioka 25%) dan D (kotoran ayam 50%, ampas tahu 15% dan tepung tapioka 35%). Kotoran ayam, ampas tahu dan tepung tapioka dimasukkan kedalam 12 wadah plastik dengan ukuran 50x13x10 cm dengan luasan 0,065 m2, dialiri air dengan kecepatan aliran 0,35 L/menit. Media tersebut ditebari cacing sebanyak 10 gram/wadah, dipelihara selama 52 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kotoran ayam, ampas tahu dan tepung tapioka berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap produksi biomassa, populasi dan kandungan nutrisi cacing sutera (Tubifex sp.). Perlakuan B memberikan nilai populasi tertinggi yaitu sebesar 21.712,33±753,69 individu/0,065m2. Produksi biomassa dan kandungan nutrisi memberikan nilai tertinggi pada perlakuan C sebesar 70,65±3,49 gram/0,065m2 dan 54,49±1,19%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan kotoran ayam, ampas tahu dan tepung tapioka dapat meningkatkan produksi biomassa, populasi dan kandungan nutrisi cacing sutera. Silk worm (Tubifex sp.) is one of live food organism required in  fish hatchery during the larval stage, because it has the good nutrition content  for the growth of larvae. The purpose of this research was to examine the effect of culture the addition of chicken manure, tofu waste and tapioca in culture media on biomass production, population and nutrition content of silk worm (Tubifex sp.). This research was used Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 3 replicates, respectively. Those treatments were A (100% chicken manure); B (50% chicken manure, 35% tofu waste and 15% tapioca); C (50% chicken manure, 25% tofu waste and 25% tapioca); and D (50% chicken manure, 15% tofu waste and 35% tapioca). Chicken manure, tofu waste and tapioca were placed in 12 container plastics with the same size of 50x13x10 cm (0,065m2 in area). The container was irrigated by circulation water system on discharge  0,35 L/min. The media was stocked by silk worm of 10 gram/container and than cultured during 52 days. The results showed that the addition of chicken manure, tofu waste and tapioca significant effect (P<0,01) on biomass production, population and nutrition content of silk worm (Tubifex sp.). The treatment B was the highest population value of 21.712,33±753,69 individual/0,065 m2. The highest biomass production and nutrition content in the treatment C of 70,65±3,49 gram/0,065 m2 and 54,49±1,19 %. Based on the results, it can be concluded that the addition of chicken manure, tofu waste and tapioca can to be increased the biomass production, population and nutrition content of silk worm.
PENGARUH KOMBINASI PEMBERIAN ENZIM PAPAIN PADA PAKAN BUATAN DAN PROBIOTIK PADA MEDIA PEMELIHARAAN TERHADAP EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN, PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum) Fatchurochman, Vava; Rachmawati, Diana; Hutabarat, Johannes
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.394 KB)

Abstract

Ikan bawal air tawar (C. macropomum) memiliki keunggulan yaitu: kebal penyakit, nafsu makan tinggi, pertumbuhannya cepat, ekonomis penting dan mudah dibudidayakan. Keberhasilan budidaya ikan bawal air tawar dipengaruhi oleh pakan dan kualitas air. Permasalahan pada pakan adalah efisiensi pemanfaatan pakan masih rendah sehingga berakibat pada biaya produksi pada pakan yang mencapai 60%. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan enzim eksogenus, seperti enzim papain. Enzim papain memiliki fungsi memecah polipeptida menjadi monopeptida, sehingga meningkatkan jumlah asam amino dan lebih mudah terserap oleh ikan yang meningkatkan percepatan pertumbuhan. Kualitas air yang buruk akan menyebabkan rendahnya kelulushidupan ikan. Hal tersebut dapat diatasi dengan probiotik. Probiotik dapat mendekomposisi bahan organik atau material beracun dalam air sehingga kualitas air akan menjadi lebih baik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui interaksi dan perlakuan terbaik kombinasi pemberian enzim papain pada pakan buatan dengan probiotik pada media pemeliharaan terhadap efisiensi pemanfaatan pakan, pertumbuhan dan kelulushidupan ikan bawal air tawar (C. macropomum). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental RAL pola faktorial dengan dua faktor, faktor pertama berupa enzim papain yang terdiri dari tiga taraf perlakuan dan faktor kedua berupa probiotik yang terdiri atas dua taraf perlakuan dan masing-masing diulang sebanyak tiga kali (ordo 3x2x3). Hewan uji berupa benih ikan bawal air tawar (C. macropomum) (bobot rerata 2,45±0,08 g/ekor) dengan kepadatan 1 ekor/L yang dipelihara selama 42 hari. Perlakuan yang digunakan adalah Perlakuan A1B1 (Pakan uji 0,25 g/kg papain dan 1 mL/L probiotik), Perlakuan A1B2 (Pakan uji 0,25 g/kg papain dan 2 mL/L probiotik), Perlakuan A2B1 (Pakan uji 0,50 g/kg papain dan 1 mL/L probiotik), Perlakuan A2B2 (Pakan uji 0,50 g/kg papain dan 2 mL/L probiotik), Perlakuan A3B1 (Pakan uji 0,75 g/kg papain dan 1 mL/L probiotik) dan Perlakuan A3B2 (Pakan uji 0,75 g/kg papain dan 2 mL/L probiotik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis nilai terbaik adalah perlakuan A3B1 yang mampu menghasilkan nilai sebesar 82,15 % (EPP) dan 8,51%/hari (RGR). Kualitas air pada media pemeliharaan terdapat pada kisaran yang layak untuk pemeliharaan ikan uji. C. macropomum has the advantage of its high immunity, high appetite, rapid growth, economically important and easy to cultivate. The success of tambaqui cultivation is influenced by feed and water quality. The problems in fish feeding is its low feed efficiency ratio. which causes high production cost that reaches 60%. This problem could be overcome by utilizing an exogenous enzymes, such as papain enzyme. Papain enzyme has a function to breaking down polypeptides into monopeptides, thereby it increases the amount of amino acids and more easily absorbed by fish which can increase its growth acceleration. Poor quality water leads to low survival rate of fish, but that problem could be overcome by utilizing probiotics. Probiotics have an ability to decompose organic matter or toxic materials in water, so that it improve water quality. The purpose of this study was to know the interaction and to know rhe best dose of combination of papain enzyme in artificial feed with probiotics on culture media toward efficiency of feed utilization, growth and survival of C. macropomum. This study applied factorial experimental complterly randomize design with two factors, where the first factor was the enzyme papain which consists of three levels of treatment and the second factor was a probiotic consisting of two levels of treatment and each repeated three times (order 3x2x3). The Sampling fish that used in this study was fry C. macropomum (initial weight average 2,45±0,08 gr) with density 1 fish/L for 42 day culture. The treatments used are A1B1 treatment (feed diet 0.25 g/kg enzyme papain and 1 mL/L probiotics), treatment A1B2 (feed diet 0.25 g/kg enzyme papain and 2 mL/L probiotics), treatment A2B1 (feed diet 0.50 g/kg enzyme papain and 1 mL/L probiotics), treatment A2B2 (feed diet 0.50 g/kg enzyme papain and 2 mL/L probiotics), treatment A3B1 (feed diet 0.75 g/kg enzyme papain and 1 mL/L probiotics) and the treatment A3B2 (feed diet 0.75 g/kg enzyme papain and 2 mL/L probiotics). The combination best dose among the treatment was A3B1 (feed diet 0.75 g/kg enzyme papain and 1 mL/L probiotics) with EPP 82.15% and RGR 8.51% / day. Water quality in the maintenance media contained in the reasonable range for the maintenance of the test fish.
PENGARUH PENGKAYAAN BEKATUL DAN AMPAS TAHU DENGAN KOTORAN BURUNG PUYUH YANG DIFERMENTASI DENGAN EKSTRAK LIMBAH SAYUR TERHADAP BIOMASSA DAN KANDUNGAN NUTRISI CACING SUTERA (Tubifex sp.) Syahendra, Falstiyan; Hutabarat, Johannes; Herawati, Vivi Endar
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.932 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan kotoran burung puyuh pada campuran bekatul dan ampas tahu yang difermentasi menggunakan ekstrak limbah sayur terhadap pertumbuhan produksi biomassa dan kandungan nutrisi cacing sutera serta mengetahui dosis kotoran burung puyuh, bekatul dan ampas tahu yang memberikan hasil terbaik terhadap produksi cacing sutera. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan masing- masing 3 kali ulangan. Perlakuan A (tanpa kotoran burung puyuh), B (kotoran burung puyuh 25g/L), C (kotoran burung puyuh 50g/L) dan D (Kotoran burung puyuh 75g/L). Kotoran burung puyuh, bekatul dan ampas tahu dimasukkan kedalam 12 wadah plastik dengan ukuran 30x21x7 cm. Media tersebut ditebari cacing sebanyak 10 gram/wadah, dan dipelihara selama 40 hari. Data yang diamati meliputi pertumbuhan biomassa mutlak, populasi, kandungan nutrisi dan kualitas air.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengkayaan nutrisi dengan kotoran burung puyuh berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap produksi biomassa, populasi dan kandungan nutrisi cacing sutera (Tubifex sp.). Perlakuan C 50 g/L kotoran burung puyuh, 100 g/L bekatul dan 50 g/L ampas tahu memberikan nilai biomassa, populasi dan kandungan protein tertinggi yaitu biomassa sebesar 151,98±0,46 g/0,044m2, populasi sebesar 40.070,21 ± 250,82 individu/0,044m2 dan kandungan protein sebesar 65,17±0,35%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan kotoran burung puyuh pada campuran bekatul dan ampas tahu dapat meningkatkan produksi biomassa, populasi dan kandungan nutrisi cacing sutera. Secara umum, kandungan ammonia, DO, suhu, dan pH selama penelitian berada pada kisaran yang layak untuk kehidupan cacing sutera. This research was aimed to determine the effect of the use of quail manure on a mixture of rice bran and tofu waste that fermented using waste vegetable extracts on the growth of biomass production and nutrient content of sludge worms and determined the dose of quail manure,rice bran and tofu waste that gives the best results to production of sludge worms. This research used the experimental method Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 3 repetitions each. Treatment A (without quail manure), B (quail manure 25g/L), C (quail manure 50g/L) and D (quail manure 75g/L). Quail manure, rice bran and tofu waste was added to 12 plastics containers with size 30x21x7 cm. The media is littered with sludge worms of 10 grams/container, and maintained for 40 days. The observed data covers absolute of biomass growth, population, nutrient and water quality. The results showed that the addition of quail manure highly significant (P <0.01) for the production of biomass, population and nutrition content of sludge worms (Tubifex sp.). C Treatment (quail manure 50g/L)  has the highest biomass, population and protein content value the biomass of 151.98±0.46 g/0.044m2, a population of 40070.21±250.82 individuals/0.044m2 and protein content of 65.17±0.35%. Based on the results of this research concluded that the addition of quail manure, rice bran and tofu waste can increase biomass production, population and nutrition content of sludge worms. In general, the content of ammonia, DO, temperature, and pH during the research are in the reasonable range for the life of the sludge worm.
PENGARUH PERIODE PEMUASAAN TERHADAP EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN, PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum) Subekti, Mulat; Hutabarat, Johannes; Hastuti, Sri
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (670.53 KB)

Abstract

Pada usaha budidaya ikan masalah yang sering muncul yakni pemberian pakan belum optimal, sehingga pakan yang dikonsumsi ikan kurang dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk pertumbuhan. Upaya yang banyak dilakukan saat ini dalam budidaya ikan adalah pengaturan teknik pemberian pakan agar pakan yang diberikan dimanfaatkan secara optimal untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Salah satu strategi pemberian pakan yang dapat dilakukan adalah dengan pemuasaan. Perlakuan pemuasaan yang dipelihara pada periode yang cukup atau satiation level, diharapkan terjadi pertumbuhan yang cepat setelah periode pemuasaan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menjelaskan pengaruh periode pemuasaan terhadap efisiensi pemanfaatan pakan, pertumbuhan dan kelulushidupan pada ikan bawal air tawar (C. macropomum). Ikan uji yang digunakan ikan bawal air tawar dengan bobot individu rata-rata 3,47±0,32 g/ekor. Pemberian pakan yaitu pada pukul 08.00, 12.00 dan 16.00 secara at satiation. Ikan uji dipelihara dengan padat tebar 1 ekor/l menggunakan wadah aquarium dengan lama pemeliharaan 30 hari. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan.  Perlakuan dalam penelitian ini adalah pemuasaan pakan.  Perlakuan tersebut adalah perlakuan A (tanpa dipuasakan), perlakuan B (dipuasakan 1 hari diberi pakan 1 hari),perlakuan C (dipuasakan 1 hari diberi pakan 2 hari) dan perlakuan D (dipuasakan 1 hari diberi pakan 3 hari). Data yang diamati meliputi tingkat konsumsi pakan (TKP), efisiensi pemanfaatan pakan (EPP), rasio efisiensi protein (PER), laju pertumbuhan relatif (RGR), pertumbuhan panjang mutlak, kelulushidupan (SR) dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemuasaan memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap TKP, EPP, PER, RGR dan pertumbuhan panjang mutlak  dan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap survival rate. Perlakuan A menghasilkan nilai TKP 135,23±0,87, Perlakuan B menghasilkan EPP sebesar 92,89±1,23%, PER sebesar 2,49±0,03%  dan perlakuan D menghasilkan nilai RGR sebesar 7,21±0,10%/hari, dan pertumbuhan panjang mutlak sebesar 2,79±0,08 cm. Kualitas air pada media pemeliharaan masih pada kisaran yang layak untuk pemeliharaan ikan uji.  Kesimpulan yang diperoleh yaitu nilai tertinggi diperoleh pada perlakuan A untuk TKP, Perlakuan B untuk variabel EPP dan PER, perlakuan D untuk variabel RGR dan panjang mutlak. During cultured period, problems emerge was unoptimal feeding states,until that the  consumedfeed it less be utilizied by the fish effectively and efficiently for growth. The efforts are much done today in the fish culturing was repair technique of feeding so that the feed given can be utilized optimally for growth and survival. Techniques improper feeding will increase was the production cost of the fish. One of the solution for this problem was by starvation on feed. Starvation treatment are maintained on a sufficient period or satiation level, so expect a rapid growth after a period of starvation. The aim of this study was to determine the effect of fasting on the efficiency of feed utilization, growth and and survival rate of Red Belly Fish (C. macropomum). The trial fish was nile tilapia with the average body weight was 3,47±0,32g/fish. The feeding frequency was twice a day, that was on  08.00 am and 16.00 Pm,  by applying at satiation method.  The fish was cultured in an aquarium with stocking density of 1 fish/l for 30 days.  This research was used an experimental method of completely randomize design for 4 treatments and 3 replicates. The treatments used starvation fed. The treatments  werefish feeded (A), starving intermitten feeding (B), fish subjected one day starvation and two days refeeding (C), fish subjected one day starvation and three days refeeding (D),The measured data included the feed consumption rate, feed efficiency (FE), protein efficiency ratio (PER), relative growth rate (RGR), survival rate (SR), and water quality.   Data showed that the effects of starving feed resulted on significantly effect (P<0,05) on the feed consumption rate, FE, PER, RGR and absolute length growth.  but didn’t for the SR.  Treatment A produced the value for feed consumption rate was 135,23±0,87g, treatment B produced the value for FE was 92,89±1,23%, and PER was 2,49±0,03%/day, treatment D produced the value for RGR was 7,21±0,10%/day and absolute length growthwas 2,79±0,08 cm.Water quality parameters during the rearing period were suitable for the trial fish.  It concluded that treatment A resulted wa highest value for feed consumption rate, treatment B resulted the highest value for variables FE and PER, , treatment D resulted the highest value for variables RGR and absolute length growth, except for survival rate.
PENGARUH KOMBINASI PENAMBAHAN EKSTRAK NANAS PADA PAKAN BUATAN DAN PROBIOTIK PADA MEDIA PEMELIHARAAN TERHADAP EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN, PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum) Pratama, Arsy Latif; Rachmawati, Diana; Hutabarat, Johannes
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.838 KB)

Abstract

Ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Upaya peningkatan produksi ikan bawal air tawar akan meningkatkan kebutuhan pakan, sedangkan biaya pakan mencapai 60% dari total biaya produksi. Untuk meningkatkan efisiensi pakan diperlukan enzim eksogenus yang dapat memecah protein sehingga mudah diserap tubuh, seperti enzim bromelin yang terdapat pada ekstrak nanas. Penggunaan pakan yang tinggi akan berakibat pada menurunnya kualitas media pemeliharaan. Hal tersebut dapat diatasi dengan probiotik yang dapat mendekomposisi bahan organik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui interaksi dan perlakuan terbaik kombinasi penambahan ekstrak nanas pada pakan buatan dengan probiotik pada media pemeliharaan terhadap efisiensi pemanfaatan pakan, pertumbuhan dan kelulushidupan ikan bawal air tawar. Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan bawal air tawar dengan bobot rata-rata 1,97±0,12 gr. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental RAL pola faktorial dengan dua faktor, faktor pertama berupa ekstrak nanas (A) yang terdiri dari tiga taraf perlakuan (A1, A2 dan A3) dan faktor kedua berupa probiotik (B) yang terdiri atas dua taraf perlakuan (B1 dan B2) dan masing-masing diulang sebanyak tiga kali (ordo 3x2x3). Perlakuan yang digunakan adalah A1B1 (Pakan uji 0,75% ekstrak nanas dan 1 mL/L probiotik), A1B2 (Pakan uji 0,75% ekstrak nanas dan 1,5 mL/L probiotik), A2B1 (Pakan uji 1,5% ekstrak nanas dan 1 mL/L probiotik), A2B2 (Pakan uji 1,5% ekstrak nanas dan 1,5 mL/L probiotik), A3B1 (Pakan uji 2,25% ekstrak nanas dan 1 mL/L probiotik) dan A3B2 (Pakan uji 2,25% ekstrak nanas dan 1,5 mL/L probiotik). Hasil penelitian menunjukan adanya interaksi antara ekstrak nanas dengan probiotik terhadap EPP dan RGR. Dosis yang menghasilkan nilai tertinggi diperoleh perlakuan A3B1 (Pakan uji 2,25% ekstrak nanas dan 1 mL/L probiotik) menghasilkan nilai EPP sebesar 77,31 %, RGR sebesar 11,20 %/hari. Kualitas air pada media pemeliharaan terdapat pada kisaran yang layak untuk pemeliharaan ikan uji. Tambaqui fish (Colossoma macropomum) has potential to develop. Efforts to improve tambaqui fish production will increase the needs of feeds, meanwhile the feed cost reaching 60% of total production cost. To increase feeds eficiency is needed an exogenus enzyme such as bromelain enzyme from pineapple extract. The usage of feeds in intensive culture will cause the decrease in culture media quality. It can be overcome with probiotics that can decompose organic matters. The purpose of this research was to know the best combination of interaction and treatment of pineapple extract in artificial feed with probiotic on maintenance media to efficiency of feed utilization, growth and survival rate of Tambaqui fish. The Sampling fish that used in this study was tambaqui fish with weight average 2,45±0,08 gr. This study applied factorial experimental complterly randomize design with two factors, where the first factor was the pineapple extract (A) which consists of three levels of treatment (A1, A2 and A3) and the second factor was a probiotic (B) consisting of two levels of treatment (B1 and B2) and each repeated three times (order 3x2x3). The treatments used are A1B1 (feed diet 0,75% pineapple extract  and 1 mL/L probiotics), A1B2 (feed diet 0,75 % pineapple extract and 1,5 mL/L probiotics), A2B1 (feed diet 1,5 %  pineapple extract  and 1 mL/L probiotics), A2B2 (feed diet 1,5 %  pineapple extract  and 1,5 mL/L probiotics), A3B1 (feed diet 2,25 %  pineapple extract  and 1 mL/L probiotics) and A3B2 (feed diet 2,25 %  pineapple extract  and 1,5 mL/L probiotics). This study showed an interaction between pineapple extract and probiotic on EPP and RGR. The combination best dose among the treatment was A3B1 (feed diet 2,25 %  pineapple extract  and 1 mL/L probiotics) with EPP 77,31 % and RGR 11,20 %/day. Water quality in the maintenance media contained in the reasonable range for the maintenance of the test fish.
Co-Authors - Masrurotun . Sarjito Abidin Nur II Andi Sagita Anindya Wirasatriya Arumning T. Fauziah Ayu Istiana Fiat Ayudya Wisma Hapsari Aziz Nur Bambang Bambang Argo Wibowo Bella Manik Hapsari Bob Suroso Bosma, Roel Bosma, Roel H. Budi Prayitno Caesa, Genio Cici Ulviyadipura Denny Nugroho Sugianto Diana Chilmawati Diana Chilmawati Diana Rachmawati Diana Rachmawati Dicky Harwanto Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahyo Dewi Elsyaday Widhi Cahyono, Elsyaday Widhi Endang Arini Endra Catur Pamungkas Ertris Bergas Taqwdasbriliani Ervia Yudiati Fadityas Desi Aniputri Falstiyan Syahendra, Falstiyan Fatchurochman, Vava Fhibia Jati Fitria Aditama Fritta Wijayanti Hadi Pranggono Haeruddin Haeruddin Hariyadi Hariyadi Hariyadi, Putut Herawati Vivi Endar Hernowo, Ilham Agung Ika Nurul Asriyanti Intan Suriyanti Istiyanto Samidjan Istiyanto Samidjan Ita Widowati Jelita Rahma Hidayati Kunarso Kunarso Lela Nurfitriani Lestari Lakhsmi Widowati Manullang, Corry Yanti Manullang, Corry Yanti Marlia Ulfa Puspitasari Mostafa Imhmed Ighwerb Muhammad Faiq Marwa Noercholis Muhammad Latif Usman Niken Dwi Prasetyarini Norma Afiati Nurmanita Rismaningsih Ocky Karna Radjasa Ocky Karnaradjasa Pane, Pranada Parichat Wetchayount Pinandoyo Pinandoyo Pinandoyo Pinandoyo Pramana, I Nengah Gunaya Pranada Pane Pratama, Arsy Latif Putut Har Riyadi Ratna Widiastuti Ratri, Kartika Sulistyaning Restiana Wisnu Ariyati Retno Hartati Rismaningsih, Nurmanita Ristiawan Agung Nugroho Ristiawan Agung Nugroho Rudhi Pribadi Samsul Rizal Sarjito - Schrama, Johan Seto Windarto Sipayung, Andy Situmeang, Ameria Slamet Budi Prayitno slamet budi prayitno Solly Aryza Sri Rejeki Sri Rejeki Sriwati Sriwati Steven Subandiyono Subandiyono Subekti, Mulat Suhendra Suminto Suminto Suminto Suminto Suminto Suminto Supono . Suradi Wijaya Saputra Suriyanti, Intan Susana E. Ratnawati Susanna Endah Ratnawati Sutrisno Anggoro Tita Elfitasari Titik Susilowati Tony Suhartono Tony Suhartono Tri W. Agustini Tri Winarni Agustini Tri Winarni Agustini Trienes, Yoni Trisnani Dwi Hapsari Tristiana Yunarti Vivi Endar VIVI ENDAR HERAWATI Vivi Endar Herawati Widianingsih Widianingsih Widodo S. Pranowo Widyawati Nurul Fajri Windarto, Seto YS Darmanto