Claim Missing Document
Check
Articles

Found 40 Documents
Search

Analisis Pendapatan Nelayan Berdasarkan Sistem Bagi Hasil Pada Kapal Pukat Cincin (Purse Seine) di PPN Sibolga Sumatera Utara Sitanggang, Yunita Friska; Darmawi, Darlim; Ramdhani, Farhan; Silaban, Jecky; Hariski, M; Pramusintho, Bagus; Firmansyah, Firmansyah
JURNAL PERIKANAN TROPIS Vol 12, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jpt.v12i2.12273

Abstract

Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga, a key capture fisheries hub in North Sumatra, supports a range of services and activities for fishing stakeholders. Purse seine vessels, predominantly used by fishermen at PPN Sibolga, target pelagic species such as kawakawa (Euthynnus affinis), yellowfin tuna (Thunnus albacares), and skipjack tuna (Katsuwonus pelamis). This study analyzes income disparities among fishermen based on the profit-sharing system applied to purse seine vessels at PPN Sibolga. Conducted from March 4 to April 4, 2024, the study employed a survey method, collecting primary data on fish weight (kg), selling price (IDR), vessel size (GT), and operational costs, alongside secondary data on fishing gear statistics and regional information from PPN Sibolga. Data were analyzed descriptively to elucidate the income-sharing structure. Findings indicate that the average operational cost per trip for a purse seine vessel is IDR 199,458,550, with an average revenue of IDR 443,046,000 and a net profit of IDR 232,597,867. The profit-sharing system allocates 60% of the net profit (after fixed costs) to the vessel owner and 40% to the crew, with the skipper receiving 8.10%, senior crew (engineers, officers, cooks) 5.40%, supporting crew 4.05%, and regular crew 2.70%. The study reveals significant income disparities among crew members, driven by their roles and the established profit-sharing structure in purse seine operations at PPN Sibolga
EFISIENSI WAKTU PENDARATAN HASIL TANGKAPAN PURSE DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) BELAWAN SUMATERA UTARA Hutauruk, Tiara Nova Wulandari; Nelwida, Nelwida; Ramdhani, Farhan; Lisna, Lisna; Ramadan, Fauzan; Arfiana, BS Monica
Pena Akuatika : Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 24 No. 2 (2025): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The efficiency of fish landing time is an sign of determine the level of time management in fish landing activities as well as efforts to maintain the condition of quality and freshness of quality fish reaching consumers. The purpose of this study is to determine the efficiency of landing times and the factors that influence the efficiency of landing times of purse seine catches at the North Sumatra Province's Belawan Ocean Fisheries Port (PPS). This study employed a survey approach with a total sample size of 30 purse seine vessels. The efficiency level of landing time for purse seine catches at Belawan PPS is classified as efficient with an average of 75.89%. The results of the linear regression analysis obtained a value (R2) of 0.96 which shows that degree level of efficiency of fish landing time is influenced by 96% by the variables studied, namely (amount of catch (kg), number of unloaders (people), size of the fishing fleet (GT), the age of the unloader (years), and the experience of the unloader (years). And the remainder 4% is impacted by additional elements not covered in this research. Meanwhile, the variables that have a real influence are unloading time (minutes) having a value of 1,38×10−8 and wasted time (minutes) having a value of 8.85×10−16 significant < 0.05.
POLA PERTUMBUHAN IKAN PETEK (Leiognathus equulus) YANG DIDARATKAN DI PELABUHAN IKAN MUARA ANGKE, JAKARTA Yunita, Lauura Hermala; Gelis, Ester Restiana Endang; Wulanda, Yoppie; Heltria, Septy; Magwa, Rizky Janatul; Ramdhani, Farhan
Grouper Vol. 14 No. 2 (2023): Grouper: Jurnal Ilmiah Perikanan
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/grouper.v14i2.205

Abstract

Ikan petek (Leiognathus equulus) merupakan ikan hasil tangkapan sampingan oleh nelayan di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta , ikan ini merupakan salah satu aset terpenting pada ekosistem perairan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan panjang bobot ikan petek yang didaratkan di Pelabuhan Muara Angke Jakarta. Penelitian berlangsung pada bulan April Tahun 2021 dilakukan di Pelabuhan Muara Angke Jakarta. Persamaan hubungan untuk panjang bobot adalah W = aLb. sampel ikan yang didapat yaitu berjumlah 30 ekor dengan ukuran antara 125 – 164 mm dan berat berkisar antara 33 – 67 gr. Ukuran mendominasi pada ukuran 133 – 140 mm yaitu sebanyak 11 ekor sementara pada ukuran 157 – 164 mm hanya terdapat 1 ekor. Hasil analisis menunjukan bahwa nilai b yaitu 2.7412 hal ini menunjukkan bahwa pola pertumbuhan allometrik negatif dimana pertumbuhan panjang ikan lebih cepat daripada pertumbuhan beratnya dan memiliki nilai r yaitu 1 artinya pertumbuhan panjang sangat mempengaruhi pertumbuhan berat pada ikan.Kata Kunci : Allometrik Negatif, Leiognathus equulus, Muara Angke, Panjang-Bobot 
Study on The Distribution of Longtail Tuna (Thunnus Tonggol) Catch Based on Chlorophyll-A Using Aqua Modis Imagery in West Sumatera Muhammad Farhan Al Iqromi; Afriani Harahap; Heltria, Septy; Farhan Ramdhani; Ester Restiana Endang Gelis; Hutwan Syarifuddin
Grouper Vol. 16 No. 1 (2025): Grouper : Jurnal Ilmiah Perikanan
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/grouper.v16i1.292

Abstract

The longtail tuna (Thunnus tonggol) is one of the highest-producing fishery commodities in the waters of West Sumatra. Its abundance is influenced by oceanographic conditions, particularly indicated by chlorophyll-a concentration as a marker of water productivity. This study aims to examine the distribution of chlorophyll-a in relation to the catch of longtail tuna (Thunnus tonggol) using Aqua MODIS imagery in the waters of West Sumatra. The method used in this research is observational, involving data collection on chlorophyll-a distribution and logbook records. Chlorophyll-a data was obtained from the Ocean Color website, and logbook data for 2018–2022 was sourced from the Bungus Oceanic Fisheries Port (PPS). The results show that chlorophyll-a distribution in the waters of West Sumatra fluctuated between 2018 and 2022, with an average range of 0.15 mg/m³ to 0.33 mg/m³. A simple linear regression analysis showed a significant F-value of 0.0045, which is smaller than α (0.05), indicating that the regression equation is valid. This suggests that the distribution of chlorophyll-a has a significant effect on the longtail tuna catch in the waters of West Sumatra. The average annual CPUE (Catch Per Unit Effort) of longtail tuna was 0.44 tons/trip, with an average catch over the 2018–2022 period of 18.38 tons and an average of 41 trips per year.
STUDI MORFOMETRIK IKAN JULUNG-JULUNG (Hyporhamphus dussumieri) DI PERAIRAN MUARA ANGKE, JAKARTA UTARA Gelis, Ester Restiana Endang; Wulanda, Yoppie; Ramdhani, Farhan; Fatchiyyah, Sayyiddah; Hadi, Sutanto; Maddupa, Hawis
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 11 No 2 (2023): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jr.v11i2.5324

Abstract

Ikan julung-julung (Hyporhamphus dussumieri) termasuk salah satu ikan yang kerap ditemui dalam kegiatan penangkapan ikan di perairan sekitar Muaro Angke, hal ini menunjukan bahwa potensi ikan julung-julung masih sangat tinggi. Untuk mengetahui hubungan panjang berat ikan tersebut maka dilakukan penelitian pada bulan April 2018. Sebanyak 30 ikan yang tertangkap dengan jumlah ikan betina 9 ekor dan ikan jantan 29 ekor. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey studi kasus. Hasil analisis hubungan panjang berat ikan julung-julung yang didapat dari perairan Muara Angke menunjukan koefisien korelasi (r) yaitu 0.9305. Ini mengartikan bahwa pertumbuhan ikan julung-julung menunjukan sifat isometrik. Adanya hasil korelasi yang erat memiliki arti bahwa semakin bertambah panjang baku (PB) pada ikan julung-julung maka morfometrik pembandingnya juga bertambah. Hasil korelasi tersebut diduga dipengaruhi oleh ketersediaan makanan. Faktor ketersediaan makanan saat berperan dalam proses pertumbuhan. Dari hasil korelasi ini menunjukan bahwa ketersediaan makanan di perairan Muara Angke masih mendukung kehidupan ikan julung-julung.
ANALISIS HASIL TANGKAPAN IKAN TERI (Stolephorus sp.) BERDASARKAN KEDALAMAN PERENDAMAN BAGAN PERAHU DI PERAIRAN CAROCOK TARUSAN PROVINSI SUMATERA BARAT Armarenti, Armarenti; Lisna, Lisna; Ramdhani, Farhan; Nurhayati, Nurhayati; Ramadan, Fauzan; Gelis, Ester Restiana Endang
Mantis Journal of Fisheries Vol. 1 No. 01 (2024): Agustus 2024
Publisher : Department of Fisheries, Animal Science Faculty, Universitas Jambi.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/mjf.v1i01.34365

Abstract

Ikan teri (Stolephorus sp) adalah ikan pelagis kecil yang hidup di permukaan laut, Ikan ini memiliki hidup berkoloni dengan membentuk kelompok yang berjumlah ratusan hingga ribuan ekor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah hasil tangkapan ikan teri pada kedalaman yang berada di perairan carocok tarusan menggunakan bagan perahu. Alat tangkap bagan perahu ini digunakan oleh nelayan di perairan carocok tarusan dalam usaha penangkapan ikan teri, alat tangkap ini menggunakan lampu sebagai daya tarik utama mengumpulkan gerombolan ikan teri yang bersifat senang terhadap cahaya (phototaxis). Metode yang digunakan selama penelitian ini yaitu metode survei, dengan pengamatan langsung kelapangan 24 trip dengan total 65 setting hauling.  Jenis ikan yang tertangkap menggunakan alat tangkap bagan perahu yaitu ikan teri (hasil tangkapan utama). IIkan peperek, ikan lemuru, ikan sarden, dan ikan kembung (hasil tangkapan sampingan). Adapun hasil tangkapan buangan yaitu ubur-ubur, ikan buntal, dan ular laut. Hasil dari penelitian ini adalah jumlah hasil tangkapan ikan teri (Stolephorus sp) terbanyak sebesar 2,313 kg dengan persentase 47,50% dan jumlah hasil tangkapan terkecil yaitu ikan kembung (Restrelliger sp) sebesar 470 kg dengan persentase 9,65%. Selang kelas kedalaman pada hasil tangkapan terdapat hasil tangkapan ikan teri terbanyak pada kedalaman 22-26,00 m sebanyak 908 kg dan hasil tangkapan terkecil yaitu pada kedalaman 34-38,3 m sebanyak 94 kg. Kata Kunci: ikan teri (Stolephorus sp), kedalaman perendaman, carocok tarusan
DISTRIBUSI SPASIAL IKAN PEPEREK (Leiognathus equulus) HASIL TANGKAPAN BAGAN PERAHU DI PERAIRAN CAROCOK TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT Irwan, Irwan; Mairizal, Mairizal; Rahayu, Dyah Muji; Lisna, Lisna; Ramadan, Fauzan; Ramdhani, Farhan
Mantis Journal of Fisheries Vol. 1 No. 02 (2024): Desember 2024
Publisher : Department of Fisheries, Animal Science Faculty, Universitas Jambi.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/mjf.v1i02.36395

Abstract

Hasil tangkapan ikan peperek (Leiognathus equulus) di Perairan Carocok cukup fluktuatif dikarenakan lokasi yang berbeda-beda akan mempengaruhi kelimpahan dari hasil tangkapan ikan peperek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jarak fishing base dan fishing ground serta melihat hasil kelimpahan dari ikan peperek dari lokasi yang berbeda (distribusi spasial) menggunakan alat tangkap bagan perahu. Metode penelitian ini bersifat survei yang dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2023 yang berlokasi di UPTD Pelabuhan Perikanan Pantai Carocok Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi penangkapan dan suhu perairan tidak berpengaruh nyata terhadap hasil tangkapandan kelimpahan ikan peperek (Leiognathus equulus). Pada daerah Pamutusan memiliki 20 titik koordinat dengan jumlah hasil tangkapan sebanyak 601 kg ikan peperek. Sedangkan di dekat daerah Pulau Soetan memiliki 8 titik koordinasi dengan jumlah hasil tangkapan sebanyak 228 kg ikan peperek. Jarak terjauh saat melakukan penangkapan ikan peperek (Leiognathus equulus) berada pada angka 12.47 km dengan hasil tangkap sebesar 30 kg dimana jumlah ikan yang diperoleh sebanyak 2.730 ekor. Sedangkan, jarak terdekat berada di angka 3.75 km dengan hasil tangkapan yang diperoleh sebesar 45 kg dan kelimpahan sebanyak 4.140 ekor.
Komposisi hasil tangkapan ikan menggunakan alat tangkap gillnet di Kampung Nelayan Kabupaten Tanjung Jabung Barat Miradni, Asni; Arfiana, Bs. Monica; Nelwida, Nelwida; Mairizal, Mairizal; Ramdhani, Farhan; Heltria, Septy
Mantis Journal of Fisheries Vol. 1 No. 02 (2024): Desember 2024
Publisher : Department of Fisheries, Animal Science Faculty, Universitas Jambi.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/mjf.v1i02.37885

Abstract

Komposisi hasil tangkapan adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi keragaman sumber daya hayati. Komposisi hasil tangkapan adalah istilah yang umumnya digunakan dalam bidang perikanan dan kelautan untuk merujuk kepada proporsi relatif dari berbagai jenis spesies yang tertangkap dalam suatu proses penangkapan ikan atau aktivitas perikanan lainnya. Proses ini mencakup penelitian tentang struktur tangkapan yang melibatkan berbagai jenis ikan, udang, moluska, serta organisme laut lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan ikan menggunakan gillnet di Kampung Nelayan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Peralatan yang digunakan adalah alat tulis, kamera, laptop dan alat tangkap gillnet menggunakan mesh size 2 inci dengan ukuran kapal 1 GT. Hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 15 spesies ikan yang tertangkap dari alat tangkap gillnet yaitu ikan duri (Cephalocassis borneensis), ikan lomek (Harpadon nehereus), ikan malung (Muraenesox cinereus), ikan gulamah (Panna microdon), ikan sebelah (Pleuronectiformes), ikan beliak mata (Llisha elongata), ikan senangin (Eleutheronema tetradactylum), ikan bawal (Pampus argenteus), ikan pari (Telatrygon zugei), ikan sembilang(Plotosus canius), ikan langgai (Lepturacanthus savala Cuvier), ikan hiu (Chiloscyllium arabicum), ikan kakap merah (Lutjanus malabaricus), ikan kurau (Eleutheronema tetradactylum), dan ikan pirang (Setipinna tenuifilis). Kesimpulan dari penelitian ini adalah jenis ikan hasil tangkapan yang paling banyak tertangkap adalah ikan gulamah (Panna microdon) sebanyak 102,8 kg atau 28,62 % dan yang paling sedikit adalah ikan kakap merah (Lutjanus malabaricus) sebanyak 1 kg atau 0,28 %.
NILAI FINANSIAL DAN POTENSI KONFLIK PERIKANAN UDANG MANTIS DI KUALA TUNGKAL, JAMBI Nofrizal; Ramdhani, Farhan; Jhonnerie, Romie
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 12 No. 1 (2020): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (814.495 KB) | DOI: 10.29244/jitkt.v12i1.27223

Abstract

Mantis shrimp is an export commodity that caught by fishermen in Kuala Tungkal. Mostly, the fishermen use gillnet as their main fishing gear. However, this fishing effort shares open access and common property to be its aquatic resources with other fishing businesses that may bring potential conflicts related to fishing areas, utilization of aquatic resources, fishing gear, etc. Thus, this current study aims to analyze economic value and potential conflicts in mantis shrimp catch in Kuala Tungkal. A survey method was applied as the research method. From 2015 to 2017, the export volume and value of shrimp commodities continued to increase. The results show that profit value (π) possessed by catching mantis shrimp is Rp637.500,00 per trip, R/C 5.6 and PP 39 trips showing a good financial value and potential to be developed. Meanwhile, potential conflicts in catching mantis shrimp tend to be low since there is no overlapping fishing area for each fishing gear operated by different aquatic resource users. It means that the operation of fishing gear has been set well by the community of fishing businesses in that area so that the potential for social conflicts between aquatic resources users is also low.
Studi Pemanfaatan Fasilitas Rantai Dingin di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus, Sumatera Barat Sitanggang, Earline Margareth Br; Nurhayati, Nurhayati; Ramadan, Fauzan; Lisna, Lisna; Ramdhani, Farhan; Nur, Puti
Torani Journal of Fisheries and Marine Science Vol. 9 No. 1 (2025): VOLUME 9, NOMOR 1, DECEMBER 2025
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35911/torani.v9i1.43485

Abstract

Cold chain facilities, such as ice factories, Air blast freezer (ABF) and cold storage are important components that support improving and maintaining the quality of caught products at the Bungus Ocean Fisheries Port (PPS). This research was carried out at the Samudera Bungus Fishing Harbor on November 4 – November 22 2024. The research method used in this research was the survey method, by distributing questionnaires to users of cooling facilities at PPS Bungus, the number of respondents used was 30 respondents. The results of the research show that in the cold chain facilities at the Bungus Ocean fishing port, 1 unit of ice factory facility with a capacity of 44 tons/day is in good condition. Then there are 3 units of ABF facilities available, consisting of 2 units with a capacity of 3 tons/24 hours freezing in good condition, 1 unit with a capacity of 3 tons/24 hours in a heavily damaged condition, and finally a cold storage facility of 1 unit with a capacity of 100 tons in good condition. From the results of the analysis that has been carried out, it can be concluded that the level of utilization of cold chain facilities at the Bungus Ocean Fishing Port, namely the ice factory facility is 61.82% in the not optimal category with a satisfaction level of 79% or in the satisfied category, the Air blast freezer (ABF) facility is 18.17% in the not optimal category, and the cold storage facility is 16.35% in the not optimal category.