Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Identifikasi Keberadaan Gas Hidrat Menggunakan Bottom Simulating Reflector pada Penampang Seismic 2D di Cekungan Aru, Papua Barat Vanniastuti Mayasari; Okto Ivansyah; Yulinar Firdaus
POSITRON Vol 9, No 2 (2019): November Edition
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1586.992 KB) | DOI: 10.26418/positron.v9i2.33303

Abstract

Gas hidrat merupakan senyawa dengan molekul gas terperangkap di dalam sel-sel kristal yang terbentuk dari molekul air dan dipertahankan dalam bentuk hidrat oleh ikatan hidrogen. Gas hidrat diharapkan dapat menjadi sumber energi alternatif. Penelitian ini dilakukan di Cekungan Aru, Papua Barat. Cekungan Aru memiliki kondisi terisi oleh sedimen berupa fraksi halus setelah proses deformasi pada masa pliosen hingga resen yang diidentifikasi sebagai sedimen terigenus atau pelagik karena terdiri dari sisa-sisa cangkang mikroorganisme sehingga memungkinkan terbentuknya zona stabilitas gas hidrat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan gas hidrat menggunakan bottom simulating reflector (BSR) pada penampang seismik 2D. Kenampakan BSR menjadi indikator utama keberadaan gas hidrat pada saat proses interpretasi. Penelitian ini menggunakan tiga lintasan seismik hasil brute stack, yaitu L01.6, L26, dan L27. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, BSR terindikasi pada L01.6 dengan rentang CDP 8321 hingga CDP 8481 pada TWT 4000 ms hingga TWT 5500 ms, kemudian CDP 16300 hingga CDP 23600 pada TWT 4500 ms hingga TWT 7900 ms dan L27 dengan rentang CDP 1281 hingga CDP 4641 pada TWT 5250 ms hingga TWT 6500 ms. Kenampakan BSR pada penampang seismik menyerupai garis putus-putus, memotong stratigrafi, sejajar dengan lapisan sedimen, dan ada yang membentuk lensa-lensa. Karakteristik BSR juga didukung dengan anomali interval velocity pada semblance saat proses analisis kecepatan.
Identifikasi Struktur Bawah Permukaan Berdasarkan Metode Magnetotellurik di Kawasan Panas Bumi Wapsalit Kabupaten Buru Provinsi Maluku Siti Masyitah Fitrida; Joko Sampurno; Okto Ivansyah; Muhammad Kholid
POSITRON Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (989.995 KB) | DOI: 10.26418/positron.v5i1.9733

Abstract

Metode magnetotellurik (MT) telah diaplikasikan untuk mengidentifikasi struktur bawah permukaan kawasan Panas Bumi Wapsalit. Kawasan ini terletak di Kabupaten Buru Provinsi Maluku. Pengolahan data dilakukan dengan tahapan: mengubah data mentah dalam domain waktu ke domain frekuensi, pembuatan grafik resistivitas semu terhadap frekuensi dan grafik fase terhadap frekuensi, smoothing grafik dan pemodelan inversi dengan hasil akhir berupa distribusi sebaran resistivitas 2D. Penelitian bertujuan untuk menganalisis struktur bawah permukaan berdasarkan distribusi nilai resistivitas. Hasil pengolahan data menunjukkan tiga lapisan dengan rentang nilai resistivitas 1-32 Ωm, 32-139 Ωm dan lebih dari 139 Ωm, masing-masing diinterpretasi sebagai batu penudung (caprock), reservoir dan batuan dasar (basement).
Pengaruh Land Application Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit terhadap Kadar Nitrogen Dalam Tanah dan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan Zaenal Mutaqin; Muliani Muliani; Jaini Fakhrudin; Okto Ivansyah; Nelson Fernando Siahaan
Soilrens Vol 20, No 2 (2022)
Publisher : Dept Ilmu Tanah & Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/soilrens.v20i2.45267

Abstract

This study aims to determine the effect of Palm Oil Mill Effluent (POME) and NPK with various treatment doses on the content of N-total, N-NH4 +, N-NO3 -soil and N uptake of oil palm crops produced. Knowing the appropriate doses of POME and NPK and their interactions for N-total, N-NH4 +, N-NO3 -- and N uptake of oil palm crops produce. This research design used a randomized block design (RBD) factorial with 25 treatments and five replicates. The first factor, namely L (POME) consists of 5 levels of treatment, namely: L0 (0 liter of POME / biopore hole), L1 (2.5 liters of POME / biopore hole), L2 (5.0 liters of POME / biopore hole), L3 (7.5 liters of POME / biopore hole) and L4 (10.0 liters of POME / biopore hole). The second factor, namely P (NPK fertilizer 15:15:15) consists of 5 levels of treatment, namely: P0 (0 kg NPK / plant), P1 (0.5 kg NPK / plant), P2 (1.0 kg NPK / plant), P3 (1.5 kg NPK / plant) and P4 (2.0 kg NPK / plant). The results of this study showed that there was an interaction between the dose of POME and the dose of NPK on N-total soil in the oil palm plantation produced. POME self-treatment has a marked effect on the total soil and the uptake of N-producing oil palm crops. NPK self-treatment had a marked effect on the N-total soil and N uptake of oil palm crops resulted in a treatment of 10 liters of POME and 2 kg of NPK was the best treatment against the increase in total N-total, N-NH4 +, N-NO3 - soil and N uptake of plants.
Identifikasi Sebaran Batuan Andesit di Bukit Batu Bedinding Desa Sungai Toman Kabupaten Sambas Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Riyan Dano Prasetyo; Yudha Arman; Okto Ivansyah
PRISMA FISIKA Vol 10, No 3 (2022)
Publisher : Jurusan Fisika, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/pf.v10i3.58224

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui sebaran batuan andesit di Bukit Batu Bedinding Desa Sungai Toman Kabupaten Sambas dengan menggunakan metode geolistrik tahanan jenis konfigurasi Wenner-Schlumberger. Pengambilan data dilakukan pada enam lintasan dengan panjang setiap lintasan adalah 235 m dan jarak antar elektroda yaitu 5 m. Hasil pengolahan data menunjukkan di lokasi penelitian terdapat dua lapisan penyusun struktur bawah permukaan, yaitu lapisan laterit dan lapisan batuan beku. Lapisan laterit bermaterial lempung berpasir, pasir dan kerikil, sedangkan batuan beku bermaterial batuan andesit. Batuan andesit pada lokasi penelitian tersebar pada bagian tenggara ke arah barat laut dengan nilai tahanan jenis berkisar 1.329 Ωm – 7.669 Ωm.
Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Di Pondok Pesantren Nurul Jadid Desa Sungai Ambangah, Kabupaten Kubu Raya Muhammad Toasin Asha; Sutriyatna Sutriyatna; Slamet Tarno; Ledy Purwandani; Okto Ivansyah; Muhammad Rizal; Dwi Isyana Achmad; Ragil Putri Widyastuti; Muliani Muliani; Zaenal Mutaqin
Kapuas Vol 2 No 1 (2022): Kapuas : Jurnal Publikasi Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31573/jk.v2i1.400

Abstract

Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Jadid adalah ponpes yang terletak di Jalan Raya Kumpai, Desa Sungai Ambangah, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Untuk memenuhi kebutuhan operasional, lahan kosong seluas 6 Ha milik Yayasan digunakan untuk membuat usaha peternakan kambing dan berencana untuk mengembangkan lahan pertanian berupa sayur-sayuran yang dikelola oleh santri tingkat Aliyah. Metode pelaksanaan kegiatan yang dirancang yaitu melalui partisipasi aktif mitra pada pembuatan TTG. Kegiatan dibagi menjadi dua yaitu penyuluhan berupa penyampaian materi dan pelatihan pembuatan pupuk cair organik dan kompos dengan tambahan Trichoderma. Selanjutnya dilakukan uji aplikasi pada tanaman sayuran di lahan milik pondok pesantren. Pembuatan pupuk organik sangat efektif dilakukan secara mandiri di pondok pesantren untuk menunjang produksi sayuran di lahan potensial milik ponpes. Selain itu juga pupuk yang dihasilkan dapat dijual untuk meningkatkan pendapatan guna menunjang biaya operasional ponpes. Setelah pelaksanaan kegiatan ini, pengetahuan dan keterampilan peserta meningkat sebanyak 77,78%.
Respons Sifat Fisika Tanah terhadap Penerapan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit di Perkebunan Kelapa Sawit Feby Indriyani; Okto Ivansyah; Yuris Sutanto
PRISMA FISIKA Vol 11, No 3 (2023)
Publisher : FMIPA, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/pf.v11i3.65283

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk mengamati respons sifat fisika tanah terhadap penerapan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) di perkebunan kelapa sawit. Penerapan LCPKS pada perkebunan kelapa sawit menggunakan metode lubang biopori dengan kedalaman lubang 100 cm dan diameter lubang 10 cm. Lubang biopori dibuat pada 3 tanaman kelapa sawit. Pengambilan sampel tanah dilakukan sebanyak 2 kali yaitu saat sebelum penerapan LCPKS dan setelah penerapan LCPKS. Sampel tanah diambil dengan variasi kedalaman 0-30, 31-60, 61-90 dan 91-120 cm dari atas permukaan tanah. Hasil pengujian sampel tanah menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan yang signifikan pada massa jenis, kadar air dan porositas tanah setelah penerapan LCPKS tetapi terjadi peningkatan nilai konduktivitas listrik pada tanah. Nilai massa jenis tanah tidak menunjukkan perubahan yang signifikan akan tetapi terlihat bahwa semakin dalam lapisan tanah maka  nilai massa jenisnya meningkat. Nilai kadar air tanah terjadi sedikit perubahan berupa peningkatan nilainya namun perubahannya tidak signifikan. Pada porositas tanah juga terjadi perubahan yang tidak signifikan. Nilai konduktivitas listrik LCPKS sebelum diterapkan pada lahan yaitu 21.700 , sedangkan nilai konduktivitas awal pada tanah setelah diterapkan LCPKS berkisar 19-20  dan mencapai nilai tertinggi sebesar  yaitu pada kedalaman 91-120 cm. Tingginya nilai konduktivitas listrik pada suatu tanah dapat meningkatkan penyerapan pupuk oleh tanaman, oleh karena itu penerapan LCPKS pada perkebunan kelapa sawit sangat baik bagi tanaman kelapa sawit.Kata Kunci : Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit, Sifat Fisika Tanah, Biopori
PEMBERDAYAAN PETANI DESA RASAU JAYA II DALAM UPAYA PENGELOLAAN LIMBAH LOKAL MENJADI PUPUK CAIR ORGANIK SPESIFIK TANAMAN CABAI Ivansyah, Okto; Mutaqin, Zaenal; Muliani, Muliani; Rizal, Muhammad; Yama, Danie Indra; Widyastuti, Ragil Putri; Achmad, Dwi Isyana; Fakhrudin, Jaini; Ali, Muhammad; Suci, Ida Ayu
JAMAS : Jurnal Abdi Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2023)
Publisher : Forind Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.146 KB) | DOI: 10.62085/jms.v1i1.6

Abstract

Salah satu komoditas yang biasa dikembangkan di wilayah ini adalah cabai besar dengan hasil produksi 4,19 ton. Dalam mendukung program pemerintah mengenai peingkatan produksi pangan nasional, salah satu yang menjadi fokus adalah komoditas hortikultura, dalam hal ini cabai. Komoditas ini merupakan salah satu komoditas yang banyak dikonsumsi dan memiliki nilai jual tinggi. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu penyluhan, praktek pembuatan pupuk organik cair dan evaluasi hasil kegiatan pada khlayak sasaran Kelompok Tani Karang Taruna. Hasil pupuk organik cari spesifik tanaman cabai mempunyai hara lengkap, seluruh peserta mengetahui inforamasi mengenai produk pupuk organik cari saat pelatihan oleh tim PPM Politeknik Negeri Pontianak, hasil analisis finansial dari pengelolahan limbah lokal menjadi pupuk organik cari ini cukup potensial untuk menginkatkan petani di dareah Rasau Jaya.
Geochemical behavior of lateral peat degradation in the Kubu Raya Region, West Kalimantan, Indonesia Ivansyah, Okto; Zubair, Hazairin; Irfan, Ulva Ria; Widodo, Sri
Journal of Degraded and Mining Lands Management Vol. 12 No. 4 (2025)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15243/jdmlm.2025.124.8405

Abstract

This study investigated the lateral distribution of geochemical parameters in peatlands within the Punggur Besar River–Kapuas River Peat Hydrology Unit (KHG) in Kubu Raya District, West Kalimantan Province, Indonesia. Peatland degradation in this area is primarily caused by land clearing, uncontrolled drainage, and forest fires, which adversely impact the soil's physical and chemical properties. Key geochemical parameters analyzed include nitrogen (N), phosphorus (P), potassium (K), pH, organic carbon, and cation exchange capacity (CEC). Spatial distribution was mapped using GIS technology. The results showed significant variation in nutrient content and soil pH across the study area. Nitrogen content varied between 0.1% and 1.6%, indicating areas of high and low vegetation productivity. Low phosphorus levels in most regions suggest nutrient deficiencies, while potassium concentrations exhibit variability, indicating a potential need for fertilization. Predominantly acidic soil pH (2.8-6.3) challenges vegetation growth and increases fire risk. These discoveries contribute to a fundamental understanding of the geochemical dynamics of peatlands, indispensable for leading sustainable management and restoration efforts. By recognizing areas of high fertility and those requiring restoration interventions, this research assists effective land-use planning and climate mitigation strategies in degraded peatland ecosystems.
How to Identify the Subsurface Layer of Bangkam Hill - Mempawah Regency? Application of the Geoelectrical Resistivity Method Ivansyah, Okto; Dilnalsyah, Felas; Sampurno, Joko; Muhardi, Muhardi
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni Vol 11 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/jipfalbiruni.v11i2.12714

Abstract

Mapping the subsurface is essential in rock exploration for construction to minimize costs and guide adequate mining planning. This study aims to identify the subsurface layer of Bangkam Hill, a depot of various rocks for construction materials located in Sungai Kunyit District, Mempawah Regency. A resistivity method was applied to map the sub-surface using the Wenner-Schlumberger configuration. Data acquisition was performed at six measurement lines to cover the hill. The results show that the subsurface layers of the hill from the ground to 40 m in depth are composed of sand, laterite soil, gravel, and igneous rock, with resistivity varying from about 30 to 693,055 Ωm. Using the subsurface map, the stakeholder can assess shallow rock reserves in the study area and create a proper mining strategy.