Claim Missing Document
Check
Articles

THE RELEVANCE OF VOCATIONAL SCHOOL CURRICULUM TO THE INDUSTRIAL WORLD DEMANDS: PERCEPTION OF ACCOUNTING TEACHERS OF VOCATIONAL SCHOOLS IN SLEMAN Ananda Normalita Putri; Ani Widayati
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia Vol 18, No 2 (2020): Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpai.v18i2.32468

Abstract

This research discusses the vocational school majoring in accounting about the relevance of the vocational school curriculum to the demands of the Industrial Business World. This research is quantitative descriptive research. The analysis technique used is descriptive analysis with a percentage. The results of this research indicate that: (1) Accounting Vocational Teachers in Sleman Regency are very good at knowing the needs of the industrial world of business. (2) Perception of Vocational School Teachers in Accounting in Sleman Regency on the Curriculum Relevance seen from (a) The objectives of the Vocational Accounting curriculum used so far are already relevant to Industrial Business World requests. (b) The accounting learning materials at the Vocational School used so far are already relevant to the Industrial Business World requests.
EFFECTIVENESS OF THINK PAIR SHARE AND SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION TOWARDS PROBLEM SOLVING SKILL STUDENT OF X ACCOUNTING GRADERS SMK NEGERI 1 WONOSARI Puji Rahayu; Ani Widayati
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia Vol 17, No 2 (2019): Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (798.474 KB) | DOI: 10.21831/jpai.v17i2.28698

Abstract

This research is aimed to know: 1) the differences of problem solving skills in students’ learning with Think Pair Share and Spontaneous Group Discussion; 2) the effectiveness of the implementation of Think Pair Share and Spontaneous Group Discussion. This research is a quasi-experimental research involving 32 students of X AK1 and X AK3. Data collection technique was a tests. Data analysis techniques for testing the result of this research were normality test, homogeneity test, and hypothesis test with t-test. The results of this study show that: 1) There are no differences in problem solving skill between students with Think Pair Share and student with Spontaneous Group Discussion student of X Accounting graders SMK Negeri 1 Wonosari. It proved by post-test on hypothesis test with the signification in the result of independent sample t-test is greater than α = 0.05 (0,475 0,05) and t count t table (0,719 2,000). 2)There are no differences in effectiveness between students with Think Pair and student with Spontaneous Group Discussion student of X Accounting graders SMK Negeri 1 Wonosari. It proved by independent samples t-test for gain score is greater than α = 0.05 (0.786 0.05) and t count t table (0,272 2,000). Keywords: Introduction to Accounting learning, TPS, SGD,  Problem Solving Skill
PENGEMBANGAN KOMIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN AKUNTANSI PADA KOMPETENSI DASAR PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI UNTUK SISWA SMA KELAS XI Indriana Mei Listiyani; Ani Widayati
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia Vol 10, No 2 (2012): Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.26 KB) | DOI: 10.21831/jpai.v10i2.914

Abstract

Penelitian ini bertujuan: (1) Mengembangkan komik sebagai media pembelajaranakuntansi untuk siswa SMA kelas XI; (2) Mengetahui kelayakan komik akuntansi berdasarkanpenilaian ahli materi, ahli media dan guru akuntansi; (3) Mengetahui pendapat siswa mengenaimedia pembelajaran berbentuk komik akuntansi (4) Mengetahui dampak penggunaan komikakuntansi pada pembelajaran akuntansi SMA Kelas XI melalui nilai tes siswa untuk kompetensipersamaan dasar akuntansi.Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research andDevelopment) dalam pembelajaran Akuntansi di Sekolah Menengah Atas. Modelpengembangan yang diterapkan terdiri atas; 1) tahap analisis kebutuhan, 2) tahap desainproduk, 3) tahap produksi, 4) tahap validasi dan evaluasi, 5) tahap revisi, 6) tahap uji cobaproduk, serta 7) tahap analisis dan revisi akhir. Tahap validasi dilakukan dengan validasiproduk yang dilakukan oleh ahli materi akuntansi, ahli media pembelajaran dan praktisipembelajaran akuntansi SMA yaitu guru akuntansi SMAN I Candimulyo. Produk yangdikembangkan diujicobakan pada 24 siswa kelas XI SMAN 1 Candimulyo. Pengumpulan datadilakukan dengan angket dan tes. Angket kelayakan untuk ahli dan praktisi, angket pendapatdan soal tes ditujukan kepada siswa.Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran berbentuk Komik Akuntansiini sangat layak untuk digunakan, terbukti dengan skor penilaian oleh ahli materi denganjumlah 131,11 atau sebesar 87,54% (sangat baik), skor penilaian ahli media jumlah 105,50 atausebesar 92% (sangat baik) dan skor penilaian oleh praktisi pembelajaran dengan jumlah 169atau sebesar 99,39% (sangat baik). Pada ujicoba lapangan pembelajaran dengan menggunakankomik akuntansi, berhasil meningkatkan rata-rata nilai test siswa dari 51,88 manjadi 92,5.Dengan demikian, media pembelajaran berbentuk komik ini sangat layak digunakan untukpembelajaran akuntansi di SMA Kelas XI.Kata Kunci: Komik Akuntansi, Media Pembelajaran, Persamaan Dasar Akuntansi.1 Alumni
SISTEM PENILAIAN PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Ani Widayati; Moh Djazari; Sukanti Sukanti
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia Vol 5, No 2 (2006): Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.824 KB) | DOI: 10.21831/jpai.v5i2.1780

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan pemahaman mengenai sistem penilaian pada pembelajaran Akuntansi dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pembelajaran Akuntansi dalam implementasi KTSP dilakukan dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dengan konsep mastery learning. Pembelajaran Akuntansi mengutamakan target pencapaian yang dialami langsung oleh siswa. Sesuai konsep KTSP, pembelajaran Akuntansi memberi keleluasaan guru untuk mengelola pembelajaran sesuai dengan potensi darah dan kondisi sekolah serta mendorong siswa untuk lebih memanfaatkan sumber belajar yang ada di sekolah dan lingkungannya. Penilaian Sistem penilaian pada pembelajaran Akuntansi menggunakan acuan kriteria. Penilaian yang dilakukan harus merupakan penilaian otentik agar penilaian yang dilakukan menggambarkan pencapaian kompetensi yang sebenarnya.. Penilaian otentik dilakukan dengan pendekatan penilaian berbasis kelas. Jenis penilaian yang dilakukan adalah penilaian tertulis, penilaian kinerja, serta penilaian portofolio. Penilaian  portofolio merupakan penilaian terhadap sekumpulan hasil karya siswa yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi dengan baik yang merupakan karya favorit siswa. Portofolio disusun untuk satu satuan waktu pendidikan untuk mata pelajaran tertentu. Dalam penerapannya, guru harus bersikap hati-hati mengingat konsistensi antara dasar pemikiran pengembangan kurikulum dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas belum dapat dicapai. Hal ini disebabkan karena secara esensial tujuan yang akan dicapai dan sistem yang digunakan  tidak sama.
EVALUASI PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI PRODUKTIF SMK PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI Ani Widayati; Isroah Isroah
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia Vol 5, No 1 (2006): Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.488 KB) | DOI: 10.21831/jpai.v5i1.867

Abstract

EVALUASI PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI PRODUKTIF SMK PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSISistem pendidikan yang dilaksanakan selama ini di SMK untuk mencetak tenaga professionl tingkat menengah masih mempunyai kelemahan. Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan secara konvensional dengan hanya menyelenggarakan pemelajaran di lembaga sekolah. Hal ini mempunyai kelemahan diantaranya adalah kurang mempersiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja, kurang menjada relevansi dengan pasar kerja sebagai pengguna tenaga kerja, serta masih bersifat konservatif.. Untuk meminimalisasi kelemahan-kelemahan tersebut kemudian pemerintah dalam hal ini Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan  menyelenggarakan Pendidikan Sistem Ganda dimana pemelajaran dilaksanakan di lembaga sekolah dan Dunia Usaha Dunia Industri. Pendidikan Sistem Ganda selanjutnya dikembangkan dengan adanya Uji Kompetensi Produktif. Pelaksanaan Uji Kompetensi Produktif (UKP)  yang diselenggarakan untuk siswa SMK khususnya Program Keahlian Akuntansi  sudah dilaksanakan sejak tahun 1997. Akan tetapi pedoman yang digunakan dalam Pelaksanaan UKP baru disosialisasikan pada awal tahun 2004. Oleh karena pedoman baru ada pada awal tahun sementara UKP harus diselenggarakan bulan April, evaluasi perlu dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan UKP, kesiapan pihak sekalah, serta tanggapan dari Dunia Usaha Dunia Industri selaku institusi pasangan sekolah dalam menyelenggarakan Pendidikan Sistem Ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan UKP kurang lebih 77,143% sudah sesuai dengan pedoman pelaksanaan UKP. Kesiapan pihak sekolah sudah cukup baik yang dibuktikan dengan tingkat kelulusan 100%. Akan tetapi mutu lulusan harus dikaji lebih lanjut mengingat standar minimal kelulusan merupakan syarat yang diupayakan untuk ditempuh oleh sekolah. Nilai Standar yang telah ditempuh siswa perlu dikaji lebih lanjut apakah nilai tersevbut menunjukkan  kompetensi lulusan yang sebenarnya. Sertifikasi masih merupakan formalitas sebagai konsekuensi adanya UKP. Sebagian besar Dunia Usaha Dunia Industri belum memberikan pengakuan terhadap keberadaan sertifikat kompetensi tersebut.   Kata kunci : Pendidikan Sistem Ganda,Uji Kompetensi Produktif, Sertifikat Kompetensi
STUDI TENTANG PERAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN AKUNTANSI DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU AKUNTANSI SMK DI DIY Ani Widayati
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia Vol 11, No 1 (2013): Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.549 KB) | DOI: 10.21831/jpai.v11i1.1677

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) memperoleh gambaran program kerja MGMP Akuntansi Kelompok Bisnis dan Manajemen DIY, (2) memperoleh gambaran peran MGMP Akuntansi Kelompok Bisnis dan Manajemen DIY dalam meningkatkan profesionalitas guru Akuntansi SMK DIY, (3) memperoleh gambaran kendala yang dihadapi MGMP Akuntansi Kelompok Bisnis dan Manajemen DIY dalam menjalankan program kerjanya, (4) memperoleh gambaran usaha yang telah dilakukan MGMP Akuntansi Kelompok Bisnis dan Manajemen DIY untuk mengatasi kendala yang dihadapi. Subjek penelitian adalah pengurus dan anggota MGMP Akuntansi se Kabupaten Sleman sebanyak 38 orang. Istrumen utama penelitian ini adalah angket (kuisioner). Namun untuk melengkapi dan juga triangulasi dalam rangka validasi data, juga disusun dan digunakan instrumen lain berupa pedoman wawancara. Data dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan peran MGMP Akuntansi Kelompok Bisnis dan Manajemen dalam meningkatkan profesionalitas guru Akuntansi. Data disajikan dalam bentuk tabel dengan persentase, kemudian dideskripsikan untuk diambil kriteria dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Program kerja MGMP disusun setiap tahun dan diadakan evaluasi pada akhir tahun. Program kerja yang terlaksana adalah peningkatan kemampuan guru, pembahasan kurikulum dan pembahasan mengenai LKS, (2) Peran MGMP dalam meningkatkan profesionalitas guru tergolong tinggi dilihat dari indikator peran dalam reformasi pembelajaran tergolong tinggi (73,7%), sebagai mediator peningkatan kompetensi guru tergolong tinggi (57,9%), sebagai supporting agency dalam inovasi manajemen kelas dan sekolah tergolong tinggi yaitu sebesar 57,9%, peran MGMP sebagai collaborator sekolah tergolong tinggi (57,9%), sebagai evaluator sekolah tergolong tinggi (68,4%), serta dalam supervisi akademik dan klinis tergolong tinggi yaitu sebesar 73,7%, (3) Kendala yang dihadapi oleh MGMP adalah mengenai pendanaan  yang belum optimal dan pengaturan waktu untuk pelaksanaan program kerja yang relatif sulit, (4) Usaha yang dilakukan oleh MGMP untuk mengatasi kendala adalah dengan mengadakan iuran bagi guru-guru agar program kerja dapat terlaksana dan menggunakan waktu libur sekolah untuk melaksanakan agenda program kerja. Kata kunci: peran MGMP Akuntansi,profesionalitas guru, Daerah Istimewa Yogykarta
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERKULIAHAN PERPAJAKAN PADA MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI FISE UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Isroah Isroah; Sukanti Sukanti; Ani Widayati
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia Vol 11, No 1 (2013): Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpai.v11i1.1682

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1). Model pemberian tugas mandiri dalam perkuliahan Perpajakan Mampu Mendorong Sikap dan Perilaku Jujur pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi  FISE UNY (2) Model kerja praktik (simulasi) berkelompok dalam Perkuliahan Perpajakan Mampu  Mendorong Sikap/Perilaku Tanggung Jawab pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Akuntansi  FISE UNY. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan klas ( class room action research) yang dirancang dalam dua putaran/siklus meliputi kegiatan (a). Perencanaan tindakan (b). Pelaksanaan tindakan (c). Observasi (d). Refleksi. Teknik pengumpulan data dengan observasi, angket, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan ahwa (1) Metode pemberikan tugas mandiri dalam perkuliahan perpajakan belum mampu mendorong sikap dan perilaku jujur pada mahasiswa Jurusan pendiidkan Akuntansi FISE UNY. Hal ini terbukti pada siklus pertama bahwa mahasiswa mengerjakan dan mengumpulkan tugas mandiri dengan menyalin pekerjaan teman, mahasiswa tidak mengerjakan tugasnya sendiri artinya tidak bertanggung jawab pada tugas yang dibebankannya. (2). Metode kerja praktik (simulasi) berkelompok dalam perkuliahan perpajakan mampu mendorong sikap/perilaku jujur dan  tanggung jawab padai mahasiswa Jurusan pendiidkan Akuntansi FISE UNY. Berdasarkan angket tertutup yang diberikan diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa (100%) memiliki nilai kejujuran akademik dan non akademik yang bagus (rata-rata  nilai 90) dan memilki tanggung jawab akademik dan non akademik yang tinggi (rata-rata  nilai 85).
PENGARUH LINGKUNGAN TEMAN SEBAYA, KINERJA MENGAJAR GURU, DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DASAR-DASAR AKUNTANSI Nia Triansari; Ani Widayati
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia Vol 17, No 2 (2019): Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (990.781 KB) | DOI: 10.21831/jpai.v17i2.28697

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Lingkungan Teman Sebaya, Kinerja Mengajar Guru, dan Kemandirian Belajar secara sendiri-sendiri atau bersama-sama terhadap Motivasi Belajar Dasar-dasar Akuntansi Siswa Kelas X Akuntansi SMK Negeri 1 Tempel Tahun Ajaran 2018/2019. Jenis penelitian adalah ex post facto dengan populasi sebanyak 96 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan kuisioner. Validitas instrumen dibuktikan dengan rumus Korelasi Product Moment sedangkan reliabilitas diestimasi menggunakan rumus Alpha Cronbach. Uji prasyarat analisis data meliputi uji linearitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi sederhana dan analisis regresi ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan: 1)Terdapat pengaruh positif Lingkungan Teman Sebaya terhadap Motivasi Belajar Dasar-dasar Akuntansi ditunjukkan dengan nilai rx1y=0,490; r2x1y=0,240;  2)Terdapat pengaruh positif Kinerja Mengajar Guru terhadap Motivasi Belajar Dasar-dasar Akuntansi ditunjukkan nilai rx2y=0,369; r2x2y=0,136;  3)Terdapat pengaruh positif Kemandirian Belajar terhadap Motivasi Belajar Dasar-dasar Akuntansi ditunjukkan dengan nilai rx3y=0,765; r2x3y=0,586; dan  4)Terdapat pengaruh positif Lingkungan Teman Sebaya, Kinerja Mengajar Guru, dan Kemandirian Belajar secara bersama-sama terhadap Motivasi Belajar Dasar-dasar Akuntansi ditunjukkan dengan nilai Ry(123)=0,786 ; R2y(123)=0,618. Kata kunci: Motivasi Belajar Dasar-dasar Akuntansi, Lingkungan Teman Sebaya, Kinerja Mengajar Guru, Kemandirian Belajar, SMK Negeri 1 Tempel
Government Investment in The Education Sector for Human Capital Development Muhammad Suhaili; Ani Widayati; Abdul Fatah
The Indonesian Journal of Planning and Development Vol 5, No 2 (2020): October 2020
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijpd.5.2.58-65

Abstract

An indicator is considered more representative to be used as a benchmark for development, namely the Human Development Index (HDI). The Human Development Index is another alternative to the definition of development that it is not only economic resources as a means to achieve development goals. The government has made various efforts to improve the quality of education to develop quality human resources. One of the components in the education budget is the education budget through transfers to the regions and village funds. Transfers to regions and village funds consist of general allocation funds and special allocation funds. This study aims to examine the effect of the government’s investment in the education sector through the education budget, particularly Special Allocation Funds-Physical (SAF Physical) and Special Allocation Funds-Non-Physical (SAF Non-Physical) on the Human Development Index (HDI). The study consists of two independent variables, i.e., Special Allocation Funds-Physical (SAF Physical) and Special Allocation Funds-NonPhysical (SAF Non-Physical), and one dependent variable: Human Development Index (HDI). The method used is a quantitative method with multiple regression analysis-ordinary least square (OLS). The data used is secondary data from the Central Bureau of Statistics/Badan Pusat Statistik (BPS) in 2010-2018. The results showed that Special Allocation Funds-Physical (SAF Physical) and Special Allocation Funds-Non-Physical (SAF Non-Physical) significantly influence the Human Development Index (HDI). The Special Allocation Funds-Physical (SAF Physical) has a negative and insignificant effect. In contrast, the Special Allocation Funds-Non-Physical (SAF Non-Physical) has a positive and significant effect on the Human Development Index. Therefore, the government is expected to increase educational investment by allocating more budgets on both physical and non-physical investment to improve the quality of Human Resources.
Implementation of Sociocultural Education in Facing The Industrial Revolution 4.0 in Madrasah Aliyah (MA) NW Pancor Mispandi Mispandi; Ani Widayati
Edunesia: Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol. 2 No. 1 (2021)
Publisher : research, training and philanthropy institution Natural Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.722 KB) | DOI: 10.51276/edu.v2i1.97

Abstract

Abstract: This study aims to find out how the implementation of sociocultural education in the face of the industrial revolution era 4.0 in the Aliyah NW Pancor Madrasah. This study uses qualitative research with trigulation data collection techniques (a combination of observation, interviews, and documentation). Data analysis uses descriptive analysis. The results showed that the Sociocultural Values ​​in the Aliyah NW Pancor Madrasah were implemented in learning activities, both intracuricular and extracurricular activities. In intracuricurer activities, sociocultural values ​​are used as an approach by teachers by implementing sociocultural-based learning systems, while in extracurricular activities, these values ​​are inserted in the form of Islamic arts and culture. Sociocultural education creates a harmonious relationship between madrasa residents, both teachers, students, madrasah stap and gives birth to values ​​of tolerance and culture, such as respecting cultural differences and regional languages. the results of the study also showed that education carried out at the Aliyah NW Pancor Madrasah, at least touched three dimensions namely, the spiritual dimension of the culture and local languages, the social dimension between the madrasa residents, and the professional dimension. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi pendidikan sosiokultural dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 di Madrasah Aliyah NW Pancor. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data secara trigulasi (gabungan observasi, wawancara, dan dokumentasi). Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai-Nilai sosiokultural di Madrasah Aliyah NW Pancor yang diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran, baik kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Dalam kegiatan intrakurikurer, nilai sosiokultural digunakan sebagai pendekatan oleh guru dengan mengimplementasikan sistem pembelajaran berbasis sosiokultural, sedangkan dalam kegiatan ekstrakurikuler, nilai tersebut disisipkan dalam bentuk kesenian islam, dan budaya. Pendidikan sosiokultural menciptakan hubungan harmoni antar warga madrasah, baik guru, siswa, stap madrasah dan melahirkan nilai toleransi dan budaya, seperti menghargai perbedaan budaya dan bahasa daerah. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pendidikan yang dijalankan di Madrasah Aliyah NW Pancor, setidaknya telah menyentuh tiga dimensi yaitu, dimensi spiritual budaya dan bahasa daerah, dimensi sosial antar warga madrasah, dan dimensi professional.