Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

The Impact of Tayub Exploitation on The Tradition and Life of Javanese Society Noordiana, Noordiana; Juwariyah, Anik; Inda, Fithriyah
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 16, No 2 (2016): (Nationally Accredited, December 2016)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v16i2.7514

Abstract

This study is aiming at finding out the impact of Tayub exploitation on the tradition and life of Javanese society. Research approach implemented in this study was qualitative. In addition, the research technique employed was interview, observation, documentation, and literary study. Results show that the new form of Tayub diminishes the structure of feminism, neglects simplicity, gentleness and spontaneity that are supposed to be part of Tayub dance. The movement of dance, music, and costume are also changed into a total different form, compared with the genuine version of Tayub dance. These major changes do not only bring negative impacts on the dance structure, but also change the society’s mindset and behavior. People living in the countryside part of Java have lost their control towards customs’ regulation and a philosophy that used to be held tightly by them.
‘’Langen Tayub Padang Bulan” As A Manifestation of Social and Cultural Change in Community Juwariyah, Anik
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 18, No 2 (2018): December 2018
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v18i2.14002

Abstract

This study examines Langen Tayub’s artistic position in social and cultural changes in society, especially in Nganjuk Regency. Langen Tayub as a product of a society that has undergone a change, also made innovations in Nganjuk community, this innovation was manifested in the form of a performance called Langen Tayub Padang Bulan. The research methods used include: Qualitative research approaches, data collection techniques uses: interviews, observation, documentation and recording. Data analysis used is the Talcott Parsons theory abbreviated as AGIL (A (adaptation), Achievement Goals (G-goal attainment), I (Integration), and L (latency) or pattern maintenance. Results showed that as a traditional cultural product, Langen Tayub experienced the changing form of presentation: Social and cultural changes that have taken place in the community have shifted the old model of Langen Tayub to Langen Tayub Padang Bulan, with some special characteristics that are adapted to the present conditions of society.
The Impact of Tayub Exploitation on The Tradition and Life of Javanese Society Noordiana, Noordiana; Juwariyah, Anik; Inda, Fithriyah
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 16, No 2 (2016): December 2016
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v16i2.7514

Abstract

This study is aiming at finding out the impact of Tayub exploitation on the tradition and life of Javanese society. Research approach implemented in this study was qualitative. In addition, the research technique employed was interview, observation, documentation, and literary study. Results show that the new form of Tayub diminishes the structure of feminism, neglects simplicity, gentleness and spontaneity that are supposed to be part of Tayub dance. The movement of dance, music, and costume are also changed into a total different form, compared with the genuine version of Tayub dance. These major changes do not only bring negative impacts on the dance structure, but also change the society’s mindset and behavior. People living in the countryside part of Java have lost their control towards customs’ regulation and a philosophy that used to be held tightly by them.
KARYA TARI CILIK MENTHIS SEBAGAI UNGKAPAN KEBERSAMAAN DALAM KOREOGRAFI PENDIDIKAN AYU FAHDHANI, NOVINDHA; JUWARIYAH, ANIK
Solah Vol 8, No 1 (2018)
Publisher : Solah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tari semut merupakan tari garapan baru yang menceritakan tentang kebersamaan hewan semut dalam gotong royong mencari makan, baris berbaris dan saling menolong satu sama lain dalam hal mencari makan. Koreografer dengan melihat aktivitas semut yang unik dan lucu, sehingga koreografer terinspirasi dengan hewan semut untuk menjadikan sebuah karya tari. Dalam karya tari Cilik Menthis ini fokus bentuk garap tari dengan tipe karya tari studi dengan pola garap menirukan gerak ? gerak hewan semut dalam beraktivitas, sedangkan variabel isinya adalah kebersamaan yang di wujudkan dengan gotong royong dalam bekerja maupun dalam mencari makan. Kajian teori yang digunakan dalam penyusunan karya diantaranya menggunakan teori bentuk dari Jaqualine Smith, dan teori koreografi dari Sumandiyo Hadi. Metode penciptaan menggunakan pendekatan konstruksi yaitu metode yang ada pada Jaqualine Smith. Tipe tari studi yang menirukan gerak ? gerak semut dengan teknik tradisi yang dikembangkan dalam tari kreasi. Mode penyajian dalam karya tari ini adalah simbolik dengan lima penari wanita. Dalam karya tari ini dibagi menjadi tiga bagian, bagian satu adalah introduksi yaitu menggambarkan kelincahan pada hewan semut. Bagian kedua adalah kebersamaan hewan semut dalam mencari makan dengan cara gotong royong. Bagian ketiga adalah konflik dimana konflik ini ada salah satu hewan semut yang serakah ingin memakan makanan sendiri, tetapi langsung di ingatkan oleh teman semut lainnya bahwasanya tidak boleh serakah. Kata Kunci : Kebersamaan, Semut, Cilik Menthis
KARYA TARI “SIGRAK” MAHDA SOFIYANA, SELLA; JUWARIYAH, ANIK
Solah Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Solah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sigrak merupakan sebuah karya tari yang terinspirasi dari kelincahan seorang gadis yang sedang bermain dan tidak menggunakan gadged di era globalisasi seperti ini. Maka, koreografer menciptakan tari Sigrak sebagai bentuk ungkapan kegembiraan dan suka cita seorang gadis nan lincah. Karya tari ini memiliki fokus isi suka cita dan gembira dan fokus bentuknya merupakan sajian dari sebuah karya tari yang bertipe dramatik.Dalam proses penciptaan karya tari Sigrak ini koreografer melakukan pengkajian terlebih dahulu terhadap karya yang telah diciptakan oleh koreografer terdahulu yang tentunya telah relevan seperti Tari dhunak, Tari piwales, dan Tari Reresik. Tidak hanya itu, pengkajian teori juga menggunakan teori ungkapan, perjuangan, dan dramatik. Karya tari Sigrak menggunakan metode konstruksi yang telah dikenalkan oleh Jacqueline Smith digunakan sebagai langkah-langkah untuk membangun sebuah ide yang akhirnya menjadi konsep. Dalam mengkonstruksi karya tari dibutuhkan pemahaman tentang elemen dasar tari seperti tenaga, ruang, dan waktu serta tatanan tari yang baik melalui tahap rangsang awal, menentukan tipe tari, mode penyajian, eksplorasi, improvisasi, analisis dan evaluasi, serta penghalusan.. Teknik dan gaya tari Sigrak ialah gaya jawa timur mataraman yang dikembangkan dengan kelincahan kaki, kekuatan tangan dan kaki, serta ragam gerak Tari Dhunak yang menjadi acuan karena memiliki rasa yang sama yaitu pengungkapan emosional.Alur pada karya tari ini dibagi menjadi empat bagian yakni introduksi, adegan 1, adegan 2, dan adegan 3. Koreografi dalam karya ini tentunya harus didukung dengan tata rias dan busana yang menggambarkan atau menyimbolkan karakter tarian tersebut. Sebagai pendukung karya tari, iringan musik menjadi hal yang penting. Dalam karya ini menggunakan iringan pentatonic dalam bentuk digital.Karya tari Sigrak menawarkan bentuk sajian yang mengeksplorasi tubuh berdasarkan tipe tari dramatik. Penyampaian gerak dalam karya ini dipertimbangkan dari sisi konsep karya dan kemampuan para penari yang tentunya memiliki motivasi dan isi. Kata Kunci : Ungkapan, Sigrak, dan Dramatik
KARYA TARI TARI JATHIL OBYOG PONOROGO DAN PENGEMBANGANNYA FISLELA MIFTAKHUL JANNAH, IKKE; JUWARIYAH, ANIK
Solah Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Solah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jathil Obyog merupakan salah satu elemen dari kesenian Reog Obyog yang memiliki posisi sentral dalam pertunjukan tersebut. Jathil Obyog memiliki ragam gerak yang bermacam-macam seperti : massal, srampat, walang kekek, doger, dan jaipong. Perkembangan gaya tari Jathil Obyog terletak pada faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Peneliti mengambil periode 2000-2018 dikarenakan pada tahun 2000 telah mulai muncul perkembangan pada gaya tari Jathil Obyog yang disebabkan oleh perkembangan musik yang sebelumnya biasa saja kamudian hadir campursari (lagon-lagon) dan jaipongan yang telah menghadirkan gaya tari yang berbeda-beda pada Jathil Obyog. Untuk mengetahui bagaimana sebenarnya perkembangan gaya tari Jathil Obyog Periode 2000-2018, maka perlu dilakukan penelitian secara mendalam. Rumusan masalah penelitian adalah 1) Bagaimana bentuk gerak tari Jathil Obyog di Ponorogo Periode 2000-2018 ? 2) Bagaimana perkembangan gaya tari Jathil Obyog di Ponorogo Periode 2000-2018 ? 3) Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi perkembangan gaya tari Jathil Obyog di Ponorogo Periode 2000-2018 ?. Untuk memecahkan rumusan masalah tersebut peneliti menggunakan teori para ahli yaitu: Teori Analisi Bentuk Gerak Sumandiyo Hadi Y. proses mewujudkan atau mengembangkan suatu bentuk dengan berbagai prinsip-prinsip bentuk menjadi sebuah wujud gerak tari. Teori analisis gaya gerak Sumandiyo Hadi Y. pengertian gaya dan kepenarian. Teori Faktor Dari semua bagan kerangka berfikir tersebut untuk memecahkan masalah dalam judul Perkembangan Gaya Tari Jathil Obyog di Ponorogo Periode 2000-2018. Kata Kunci : Perkembangan, Gaya Tari, Jathil Obyog, Periode 2000-2018
KARYA TARI KOREOGRAFI PENDIDIKAN “KI-TI-GAPIT” DENGAN JENIS GARAP SOLAH BAWA SURYA MEI WULANDARI, RIKA; JUWARIYAH, ANIK
Solah Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Solah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam pendidikan karakter menekankan tiga komponen karakter yang baik yaitu, pengetahuan tentang moral, perasaan tentang moral, dan perbuatan bermoral. Begitu pula koreografi pendidikan yang dapat digunakan sebagai pembentuk karakter anak Hal ini diperlukan agar seorang anak mampu memahami, merasakan, dan mau mengerjakan kebijakan. Seorang koreografer juga harus mampu menciptakan sebuah karya sesuai dengan kebutuhan, baik kebutuhan bagi dirinya maupun kebutuhan bagi orang lain. Terutama bagi seorang koreografer pendidikan harus mampu menciptakan sebuah karya sesuai dengan kebutuhan pendidikan (peserta didik). Koreografi pendidikan mengajarkan kepada anak suatu gerak tarian tetapi tidak lepas dari unsur pendidikan (mendidik). Dalam hal ini seorang koreografer sangat berperan penting, selain mengajarkan gerakan, seorang koreografi harus mampu menciptakan sebuah karya yang cocok dan dapat diterima bagi seorang peseta didik. Metode yang digunakan dalam penciptaan karya tari Ki-Ti-GaPit yaitu metode konstruksi dan eksplorasi , dimana metode ini digunakan untuk membuat garapan yang baru dan mengeksplorasi gerak-gerak yang dimunculkan dalam suatu tarian sehingga menciptakan suatu bentuk gerakan distilisasi dengan menggunakan tekni menggunakan teknik improvisasi. Fokus Karya yaitu koreografer ingin mengeksperikan sebuah karya tari non dramatik dengan ide garapnya tentang ?Solah Bowo?. Dalam hal ini penata ingin menampilkan dalam sebuah bentuk penyajian karya tari ?Ki-Ti-Ga-Pit?. Karya tari ?Ki-Ti-Ga-Pit? merupakan gambaran dari tingkah laku hewan yaitu Kidang, Tikus, Gajah, dan Pitik. Ciri yang khas pada bentuk tari ?Ki-Ti-Ga-Pit? adalah bernyanyi dan menari. Konsep garap pada karya ? Ki-Ti-Ga-Pit? ini meliputi: rangsang awal, tema, sinopsis, tata rias dan busana, konsep iringan, tata pentas, gerak, pola lantai. Kata kunci: koreografi, solah bawa, gerak
KARYA TARI KOREOGRAFI PENDIDIKAN GUYUB DENGAN JENIS GARAP DOLANAN ANAK KURNIAWATI, DWI; JUWARIYAH, ANIK
Solah Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Solah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Seni tari adalah ekspresi yang dapat ditangkap melalui bentuk visual terkait langsung dengan gerak tubuh manusia. Diwujudkan dengan gerak ritmis indah dari seluruh gerak tubuh serta ditata dan diiringi irama lagu disesuaikan dengan tema tari.Pada era sekarang ini banyak tarian khususnya tari kreasi baru yang belum sesuai dengan dunia anak-anak. Gerak tari diciptakan untuk anak remaja atau dewasa yang terpaksa dilakukan oleh anak-anak. Hal tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi dengan segala upaya maksimal. Oleh karena itu, Koreografer ingin mengembangkan tari kreasi baru yang sesuai dengan perkembangan usia prasekolah dan sesuai dengan dunia anak yaitu melalui karya dolanan anak. Tarian dengan tema serta gerak lucu dan lincah yang diiringi musik, akan menambah keceriaan anak. Hal yang akan diuraikan pada laporan ini adalah tentang tari dolanan anak adalah bagaimana menciptakan seni tari dolanan bocah dan gerakannya. Dalam penciptaan karya tari ?Guyub? metode yang digunakan yaitu konstruksi, dimana metode ini digunakan untuk membuat garapan yang baru dan mengeksplorasi gerak-gerak yang dimunculkan dalam suatu tarian sehingga menciptakan suatu bentuk gerakan distilisasi dengan menggunakan teknik menggunakan teknik improvisasi. Fokus Karya yaitu koreografer ingin mengeksperikan sebuah karya tari dengan ide garapnya tentang ?Dolanan Anak?. Dalam hal ini penata ingin menampilkan dalam sebuah bentuk penyajian karya tari ?Guyub?. Karya tari ?Guyub? merupakan gambaran dari permainan tradisional anak zaman dahulu yang sekarang sudah mulai punah. Dengan keceriaan dan kebersamaan para gadis-gadis kecil yang sedang bermain di sore hari.Ciri yang khas pada bentuk tari?Guyub?adalah bernyanyi, berdialog dan menari. Konsep garap pada karya ?Guyub? ini meliputi: rangsang awal, tema, sinopsis, tata rias dan busana, konsep iringan, tata pentas, gerak, serta pola lantai. Kata kunci: koreografi, doalanan anak, gerak ABSTRACT Dance is an expression that can be captured through visual forms directly related to human body movements. Embodied with beautiful rhythmic movements of all body movements and arranged and accompanied by the rhythm of the song adapted to the theme of dance.In this current era many dances, especially new dance creations that are not in accordance with the world of children. Dance movements are created for teenagers or adults who are forced to do by children. This is a challenge that must be faced with all the maximum efforts. Therefore, Choreographers want to develop new dance creations that are in line with the development of preschool age and in accordance with the world of children, namely through the work of childrens puppets.Dances with themes and funny and lively movements accompanied by music, will add to the joy of children. What will be explained in this report is about childrens dolanan dance is how to create the boy dolanan dance and its movements. In the creation of the "Guyub" dance work the method used is construction, where this method is used to create new works and explore the movements that appear in a dance so as to create a form of distillation movement using techniques using improvisation techniques. The focus of the work is that the choreographer wants to express a work of dance with his working ideas about "Dolanan Anak".In this case the stylist wants to display in a form of presentation of the dance work "Guyub". The dance work "Guyub" is a picture of a traditional game of the ancients that is now extinct. With joy and togetherness the little girls who are playing in the afternoon. Characteristics of the "Guyub" dance form are singing, dialoguing and dancing. The concept of working on the work of "Guyub" includes: initial excitement, themes, synopsis, cosmetology and fashion, the concept of accompaniment, stage performance, motion, and floor patterns. Keywords: choreography, child prayer, motion
Adaptation of The Wiruncana Murca Play in The Wayang Topeng Jatiduwur (Jatiduwur Mask Puppet) Jombang Performance Yanuartuti, Setyo; Juwariyah, Anik; Puspito, Peni; Winarko, Joko
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 20, No 1 (2020): June 2020
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v20i1.24807

Abstract

Wiruncana Murca play is the only Panji play in the Mask Puppet Performance in Jatiduwur Jombang which still performances its dramatic structure after the Mask Puppet is extinct. Wiruncana Murca play in the Wayang Topeng Jatiduwur Performance in the past was used for nadzar rituals. When the Mask Puppet was rebuilt, the Wiruncana Murca play was performed in a different context, the Panji Festival. This study aims to analyze the transformation process of the Wiruncana Murca play with an adaptation approach. The scope of this research includes text and context. The research method is descriptive qualitative analytical. The data collection used is observation, interview, and document study. The analysis uses an analytical descriptive method. The results performance that the adaptation of Wiruncana Murca in the Wayang Topeng Jatiduwur performance was carried out because there was a different contextuality from the ritual cultural context of the Jatiduwur village community to the context of the National Panji Festival performance in 2017 in Kediri. The transformation was carried out by the stages of identification of story ideas, the embodiment of the text, the embodiment of the dramaturgy, and staging. Adaptation to the process of intellectual transformation is based on a new contextual approach using fidelity or maintaining the originality of the source. The original uniqueness of the existing art is still used as a source of inspiration or a source of reference used as material to develop new performance products. The adaptation of the Wiruncana Murca play in the context of the Wayang Topeng Jatiduwur performance at the 2017 National Panji Festival performances the creative process of mask artists. While the result is a manifestation of a new product from Mask Puppet in Jatiduwur Jombang.
KONSTRUKSI LANGEN TAYUB NGANJUK DALAM PERSPEKTIF BERGERIAN Juwariyah, Anik
Jurnal Budaya Nusantara Vol 1 No 2 (2014): BUDAYA ADI LUHUNG
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/b.nusantara.vol1.no2.a413

Abstract

Internalization’s phase of society as a subjective fact implies that the objective reality interpreted subjectively by the individual. In a process of interpreting that internalization took place. Internalization is the process experienced by humans to ‘take over’ the world that are inhabited neighbor. Internalization lasts a lifetime involving socialization, both primary and secondary. Developing knowledge in agrarian societies instituted in continuous tradition and heredity.In theory of Berger and Luckmann, this sort of thing is to be part of a social construction, in particular objectivationstage. For Berger, is a product of human society, rooted in externaliation phenomenon. Langen tayub is seen as a knowledge that is maintained and applied through tradition and process interactions that exist in society.Keywords: Langen Tayub construction, Nganjuk, Bergerian.