Claim Missing Document
Check
Articles

Uji Kertas Indikator Asam Basa dari Ekstrak Bunga Pacar Air Dengan Variasi Jenis Pelarut dan Lama Penyimpanan Nindita Amanah Saputri; Aminah Asngad
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2018: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.854 KB)

Abstract

Indikator asam basa dari bahan alami sangat dibutuhkan sebagai alternatif indikator asam basa sintesis. Bunga pacar air memiliki kandungan antosianin yang dapat digunakan sebagai indikator asam basa alternatif. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui manfaat ekstrak bunga pacar air sebagai indikator asam basa dengan variasi jenis pelarut dan lama penyimpanan. Metode yang digunakan pada penelitian ini bersifat eksperimen menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua faktor perlakuan yaitu jenis pelarut dan lama penyimpanan. Jenis pelarut yang digunakan adalah alkohol 96%, alkohol 96% + asam sitrat 3%, dan alkohol 96% + HCl 1%. Uji stabilitas warna ekstrak bunga pacar air dilakukan dengan perlakuan lama penyimpanan 1 hari, 3 hari, 5 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi jenis pelarut dan lama penyimpanan mempengaruhi gradasi warna kertas saat dicelupkan pada larutan asam dan basa. Kualitas terbaik ditunjukkan oleh kertas indikator asam basa dengan pelarut alkohol 96% dan cenderung lebih stabil selama proses penyimpanan hingga hari ke-3 ditunjukkan dengan warna strawberry red pada larutan asam kuat, rose pada asam lemah, olive green pada basa kuat, dan lilac pada basa lemah. Sehingga masih mampu dan dapat digunakan untuk membedakan larutan asam kuat-asam lemah dan basa kuat-basa lemah.
Hand Sanitizer dalam Bentuk Gel dari Daun Salam dengan Penambahan Alkohol dan Triklosan Anyes Nur Farahim; Aminah Asngad
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2018: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.497 KB)

Abstract

Tanaman salam (Syzygium polyanthum Wight) merupakan salah satu tanaman yang mempunyai aktivitas antibakteri. Kandungan utama yang berkhasiat sebagai antibakteri adalah flavonoid, tannin, minyak atsiri, steroid. Daun salam dapat dimanfaatkan sebagai hand sanitizer untuk mengurangi penggunaan alcohol dan triklosan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat bakteri yang paling efektif serta untuk mengetahui uji organoleptik dengan parameter warna, aroma, pH daun salam sebagai bahan pembuatan hand sanitizer dalam bentuk gel dengan penambahan alkohol dan triklosan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial dengan analisis data deskriptif kualitatif. Faktor 1 yaitu konsentrasi ekstrak daun salam (S), S1= 5ml, S2= 5,5ml, S3= 6ml dan faktor dua yaitu perbandingan alkohol dan triklosan (A), A1= 3ml:2gr, A2= 2ml: 1,75gr, A3= 1ml: 1,5gr. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji organoleptik dengan parameter pH pada semua perlakuan bernilai 3 (bersifat asam). Hasil uji organoleptik warna Ochre yellow dan aroma berbau khas daun salam yang paling pekat terdapat pada perlakuan S3A3.
Pemanfaatan Tanaman Kemangi (Ocimum basilicum L.) dan Kulit Jeruk Nipis Sebagai Insektisida Nabati Terhadap Pengendalian Lalat Buah dalam Berbagai Konsentrasi dan Pelarut Faizah Nur Islamy; Aminah Asngad
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2018: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.381 KB)

Abstract

Insektisida nabati ialah suatu bahan yang berasal dari bebagai jenis tanaman dan mengandung senyawa beracun bagi serangga. Tanaman kemangi mempunyai senyawa yang dapat menarik lalat buah jantan dalam jumlah banyak. Kandungan senyawa aktif pada kulit jeruk mempunyai daya bunuh terhadap rayap. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh campuran ekstrak tanaman kemangi dan kulit jeruk nipis terhadap mortalitas lalat buah dan mengetahui konsentrasi yang efekti terhadap mortalitas lalat buah. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan dua faktor yakni jenis insektisida dengan pelarut yang berbeda (etanol 70 % dan metanol 70 %) dan jenis konsentrasi (10 %, 15 % dan 20 %). Parameter dalam penelitian yaitu mortalitas lalat buah setelah dilakukan penyemprotan. Berdasarkan hasil penelitian, insektisida nabati tanaman kemangi dan kulit jeruk nipis berpengaruh terhadap mortalitas lalat buah. Konsentrasi paling efektif pada perlakuan P2K3 yaitu insektisida nabati tanaman kemangi dan kulit jeruk nipis konsentrasi 20 %.
Uji Efektivitas Insektisida Nabati Tanaman Kemangi (Ocimum basilicum) dan Daun Pepaya dengan Variasi Dosis dan Jenis Pelarut yang Berbeda Mira Pratiwi; Aminah Asngad
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2018: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.154 KB)

Abstract

Alternatif pengendalian lalat buah (Bactrocera sp) dapat dilakukan dengan pemanfaatan tanaman kemangi dan daun pepaya sebagai insektisida nabati. Tanaman kemangi dan daun pepaya mengandung saponin, tannin, dan alkaloid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas insektisida nabati tanaman kemangi dan daun pepaya serta dosis paling efektif terhadap mortalitas lalat buah. Metode penelitian menggunakan eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor. Faktor pertama jenis insektisida dengan pelarut berbeda (P1= Insektisida (tanaman kemangi 50 gram dan daun pepaya 50 gram) dengan pelarut etanol 70%, P2= Insektisida (tanaman kemangi 50 gram dan daun pepaya 50 gram) dengan pelarut metanol 70%), faktor kedua dosis insektisida (D1= 6%, D2= 12%, D3= 18%) dengan dua kali ulangan. Data dianalisis menggunakan uji nonparametrik Kruskal Wallis dan Perbandingan Mean. Insektisida nabati tanaman kemangi dan daun pepaya perlakuan P2D3 paling efektif terhada mortalitas lalat buah dengan persentase mortalitas 100%, dan dosis 18% paling optimum terhadap mortalitas lalat buah. Kesimpulan penelitian ini adalah insektisida nabati tanaman kemangi dan daun pepaya efektif terhadap mortalitas lalat buah.
Pengaruh Pupuk Organik Cair Daun Kelor dengan Penambahan Ekstrak Limbah Kulit Buah Kakao terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam Elin Tiara Hayu Styaning Tyas; Aminah Asngad
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2016: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.818 KB)

Abstract

Limbah tanaman kakao dan daun kelor biasanya hanya dibuang dan dapat mengganggu lingkungan jika tidak ditangani dengan baik. Limbah kulit kakao mengandung nitrogen, kalsium dan magnesium yang tinggi. Sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik cair untuk memicu pertumbuhan tanaman. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui konsentrasi dan interval penggunaan pupuk organik cair kombinasi daun kelor dan kulit kakao terbaik untuk pertumbuhan tanaman bayam. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan dua faktor, faktor 1 yaitu pupuk (P1=40%, P2=50%, dan P3=60%), faktor 2 interval penyiraman (I1=3 hari sekali, I2=4 hari sekali, dan I3=5 hari sekali) dengan 9 perlakuan dan 2 kali ulangan. Parameter yang diamati yaitu tinggi batang, jumlah daun, dan berat basah. Pengamatan dilakukan dua minggu sekali selama satu bulan.. Data hasil perlakuan dianalisis dengan ANOVA dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik untuk pertumbuhan tinggi batang yaitu pada P3I1, sedangkan perlakuan terbaik untuk pertumbuhan jumlah daun dan berat basah yaitu pada P1I3. Terdapat pengaruh interaksi antara pupuk dengan interval penyiraman terhadap pertumbuhan tinggi batang dan jumlah daun. Akan tetapi, pada pertumbuhan berat basah tidak ada pengaruh interaksi antara dua faktor tersebut.
Uji Antioksidan Teh Kombinasi Krokot (Portulaca Oleracea) dan Daun Kelor dengan Variasi Suhu Pengeringan Dyah Ayu Ningsih; Aminah Asngad
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2016: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.921 KB)

Abstract

Krokot dan kelor yang selama ini dianggap hanya sebagai gulma dan tanaman pagar, faktanya memiliki manfaat yang besar bagi tubuh kita. Pembuatan teh dengan pengovenan merupakan salah satu inovasi baru dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan krokot dan daun kelor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas antioksidan pada teh kombinasi krokot dan daun kelor dengan variasi suhu pengeringan. Metode yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktorial. Faktor I adalah variasi konsentrai tanaman krokot dengan daun kelor (K), yaitu K1 (1 g: 1 g) , K2 (1,3 g: 0,7 g), K3(0,7 g dan 1,3 g). Faktor II adalah variasi suhu (S), yaitu S1 (45°C), S2 (50°C), dan S3 (55°C). Hasil penelitian menunjukkan kualitas antioksidan tertinggi pada K3S3 75,51% dengan konsentrasi krokot lebih sedikit dibanding dengan daun kelor dan suhu pada 55°C, sedangkan K2S1 Kualitas antioksidan paling rendah karena konsentrasi krokot lebih banyak. Krokot mengandung Omega-3 sebagai antioksidan dan kelor mengandung berbagaimacam antioksidan kuat seperti tanin. Semakin tinggi kandungan antioksidan, maka semakin baik teh yang dihasilkan. Hasil kualitas organoleptik terbaik adalah pada perlakuan K2S1, K3S1, K2S2, K3S2, K1S3, dan K3S3 dengan penilaian organoleptik warna coklat tua, rasa sedikit pahit, aroma sedikit langu, namun daya terima kurang suka.
Kualitas Pupuk Organik dariLimbah Padat Pati Aren dengan Penambahan Mikroorganisme Lokal dari Krokot (Portulaca oleracea L.) dan Semanggi (Marsilea crenata) Aminah Asngad; Dyah Arum Kumala Sari; Anindhita Dwi Primadianti
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2019: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.962 KB)

Abstract

Berdasarkan kandungan yang ada dalam limbah padat pati aren maka dapat dimanfaatkan sebagai bahan pupuk organik (kompos) melalui decomposer dengan menggukan MOL (Mikroorganisme lokal). Tanaman krokotdan tanaman semanggi sebagai sumber senyawa dan bakteri sehingga dapat dijadikan mikoorganisme local. Tujuan penelitian untuk mengetahui kualitas pupuk kompos dari limbah padat pati aren dengan penambahan MOL dari tanaman krokot dan tanaman semanggi secara kimia (C-organik, N-total dan Rasio C/N dan pH). Penelitian dilakukan di Lab. Biokimia Pend. Biologi FKIP UMS dan lab. Kimia Tanah Fakultas Pertanian UNS, dengan menggunakan metode eksperimen dan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial dengan 3 kali ulangan. Adapun faktor 1 yaitu jenis Bahan MOL (M1 = tanaman krokot dan M2 = tanaman semanggi) dan faktor 2 konsentrasi MOL (K1:50%, K2:60%, K3:70%), analisis data yang digunakan analisis deskriptif kualitattif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Secara kualitas kimia C-organik terbaik pada perlakuan M1K3 (19.65%), N-total terbaik pada perlakuan M1K3 (1.05 %), dan rasio C/N terbaik pada perlakuan M1K3 (18,53%) dan pada perlakuan M2K3 (17,20%), pH pada semua perlakuan berkisarantara 7,54-7,94. Hasil penelitan dapat disimpulkan bahwa kualitas pupuk organik dari limbah padat pati aren dengan penambahan MOL dari tanaman krokotdan tanaman semanggi baik sesuai standar kualitas pupuk organik SNI 19-7030-2004.
Anti Nyamuk Elektrik dari Daun Suren dan Bunga Kamboja terhadap Mortalitas Nyamuk Aedes Aegypti Qosim Nurseha; Aminah Asngad
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2019: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.624 KB)

Abstract

Alternatif pembasmian nyamuk A. aegypti dapat dilakukan dengan memanfaatkan senyawa dalam tumbuhan. Bunga kamboja putih dan daun suren adalah sebagian contoh tanaman yang mengandung senyawa bagi nyamuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh anti nyamuk alami elektrik dari ekstrak daun pohon suren dan ekstrak bunga kamboja terhadap mortalitas nyamuk A. aegypti. Metode penelitian menggunakan eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) satu faktor. Faktor yang berperan yaitu perbandingan bahan (B1 : simplisia daun suren dan bunga kamboja (50% : 50%), B2 : simplisia daun suren dan bunga kamboja (75% : 25%), B3 : simplisia daun suren dan bunga kamboja (25% : 75%) dengan tiga kali pengulangan. Data pengamatan dianalisis menggunakan one way anova yang dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Differences). Kombinasi perlakuan yang paling berpengaruh yaitu pada perlakuan B3 yang memiliki persentase mortalitas 69,33%. Simpulan dari penelitian ini yaitu bunga kamboja putih dan daun suren memiliki aktifitas sebagai anti nyamuk. Senyawa anti nyamuk pada bunga kamboja putih lebih berpengaruh dibandingkan dengan senyawa pada daun suren terhadap mortalitas nyamuk.
Aktivitas Antibakteri pada Sabun Cair Daun Sintrong dan Serai dengan Pelarut Methanol dan Etanol Uci Nurmala Intan; Aminah Asngad
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2019: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.986 KB)

Abstract

Sabun yang dipasarkan pada umumnya menggunakan bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh terutama kulit karena dapat mengakibatkan iritasi. Oleh karena itu untuk mencegah terjadinya iritasi dilakukan pembuatan sabun alternatif dengan bahan alami dan ramah lingkungan. Adapun bahan alami yang dapat digunakan diantaranya daun sintrong dan serai, karena mengandung saponin, tanin, flavonoid, alkanoid yang bersifat anti bakteri. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui aktivitas antibakteri pada sabun cair dari daun sintrong dan serai menggunakan pelarut polar. Penelitian ini menggunakan metode Eksperimen Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan analisis Two Way Anova. Faktor 1 yaitu bahan (B), B1 : simplisia daun sintrong dan simplisia serai (25% : 75%), B2 : simplisia daun sintrong dan simplisia serai (50% : 50%), B3 : simplisia daun sintrong dan simplisia serai (75% : 25%) dan faktor 2 yaitu pelarut (P), P1 : pelarut methanol, P2 : pelarut etanol 96%. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan ukuran diameter zona hambat bakteri, dengan diameter paling tinggi pada perlakuan B1P1 memiliki ukuran diameter rata-rata 3,31 cm. Disimpulkan sabun yang paling efektif digunakan adalah sabun dengan perlakuan B1P1 karena memiliki daya hambat yang lebih besar.
Aktivitas Antibakteri pada Sabun Cair Daun Petai Cina dan Serai dengan Pelarut Etanol dan Metanol Umniati Fadhilah; Aminah Asngad
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2019: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.453 KB)

Abstract

Sabun mandi berbahan kimiawi pada umumnya mengandung banyak senyawa kimia yang tidak semua limbahnya dapat terurai sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu untuk mengurangi limbah dari sabun perlu dilakukan alternatif pembuatan sabun ramah lingkungan dari bahan alami. Adapun bahan yang dapat digunakan diantaranya daun petai cina dan serai karena mengandung senyawa antibakteri. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui daya antibakteri pada sabun cair dari daun petai cina dan serai dengan pelarut etanol dan metanol. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan analisis data anova dua jalur. Faktor perlakuan terdiri dari 2 yaitu faktor 1 : perbandingan daun petai cina dan serai (E), E1 : 25% : 75%, E2 : 50% : 50% dan E3 : 75% : 25%, faktor 2 : jenis pelarut (P), P1 : etanol 96% dan P2 : metanol. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan diameter zona hambat. Diameter zona hambat terbesar yaitu pada perlakuan E1P2 sebesar 32,43 mm dan diameter zona hambat terkecil pada perlakuan E1P1 sebesar 14,36 mm. Simpulan dari penelitian ini, sabun yang paling efektif dalam menghambat bakteri adalah perlakuan E1P2.
Co-Authors Agus Supriadi Aisyah Cahyaningsih Akhadia S. W Akmalia Riskiana Safitri Amalia Nilam Rahmawati Ambarwati, A Amelia, Risky Andria Putri Anindhita Dwi Primadianti Anyes Nur Farahim Aprilia Bagas R Aprilia, Nadia Ardhananes Wari Almastin Ardiyana Rahma Pertiwi Arisa Putri Jihan Nitami Cahyo, Devi Setyaning Carissa Rahmitasari Ciptiningtyas Kensi Anggreini Desi Kurniasari Desvia Puput Apriani Devi Setyaning Cahyo Devita Nur Cahyani Diah Wulandari Subiakto Dian Nugroho Doni Lucki Irawan Doni Lucki Irawan Dwi Setyo Astuti Dyah Arum Kumala Sari Dyah Ayu Ningsih Dyah Dwi Anugraheni Eisah Nur Adhni Elin Tiara Hayu Styaning Tyas Enggar Rosmita Sanastri Eni Setyawati Erna Jumihartiningsih Ervian Jan Marudin F., Shinta Nur Faizah Nur Islamy Fatiya Dwi Utami Feby Istifarini Firstnanda Ivanka Putri Fiska Yeni Rahmawati Geswin Gernes Hana Khairunnisa Happy Suci Puspitasari Hesty Widyastuti Ika Nur Rahmawati Ika Putri Novianti Inna Siti N Inna Siti N, Inna Siti Intan Wahyu Trihutant Irma Ayuningtyas Novitasari J, Wahyu K. Joko Purwanto Kurniawati, Zeny Lina Agustina Marissa Ajekrun Qoirunnisa Marudin, Ervian Jan Milla Mifta Khussyiria Mira Pratiwi Muhammad Rizal Kahfi Musbita, Erma Musdhalifah Husna Firdausi N Nopitasari Nabila Junisky Susetyawati Nazzilah Maluha Risalam Nindita Amanah Saputri Ningsih, Ike Warti Nopitasari Nopitasari Nopitasari, Nopitasari Novandita Aulia Akbar Novi Khofiyanti Nur Afifah Mustikasari Nur Jati Sekaringsih Nurul Aeni Nurul Aeni Nurul Aeni Puji Astuti Pujiati Pujiati Qosim Nurseha R, Aprilia Bagas Ratna Palupi Rina Astuti Risky Amelia Rizki Hanara Rudi Santoso Santhyami Santhyami Sarah Annisa Alifvina Sari Eka Teguh Wahyuni Sari, Siti Kartika Septian Nur Ika Trisnawati Shinta Nur F. Subiakto, Diah Wulandari Suci Siska Suci Siska, Suci Sucika Miftarul Anzila Suparti - - Suparti Suparti Suparti Suparti Suparti Suparti Suparti, S Syifa Zulfiani Zakiyah Susilo Tantri Tania Titik Suryani Triana Ambarwati Triastuti Rahayu Uci Nurmala Intan Umi Muslikah Nur Hidayati Umniati Fadhilah Utami Widi Astuti Vanda Fikoeritrina Vanda Fikoeritrina, Vanda W, Akhadia S. Wahyu K. J Wahyu Purwo Raharjo Warsiti, W Widya Husnul Khotimah Widya Primerika Widya Primerika, Widya Yolanda Arifah Damayanti Yoni Syalala Yuniar Trisna Wardana Zahra Konitah