Claim Missing Document
Check
Articles

PEMANFAATAN RUMPUT GAJAH (PENNISETUM PURPUREUM) UNTUK PEMBUATAN KERTAS MELALUI CHEMICAL PULPING MENGGUNAKAN NaOH dan Na2CO3 Asngad, Aminah -; Ika Trisnawati, Septian Nur; Sanastri, Enggar Rosmita
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains FKIP UNS Vol 1, No 1 (2014): Seminar Nasional Pendidikan Sains IV (SNPS IV 2014)
Publisher : Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (33.496 KB)

Abstract

Rumput gajah (Pennisetum purpureum) merupakan tumbuhan yang memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi dan masih jarang dimanfaatkan selain pakan ternak. Penelitian ini bertujuan 1). Untuk mengetahui ketahanan tarik dan ketahanan sobek kertas  dari rumput gajah melalui Chemical Pulping (proses Kimia)  menggunakan  NaOH dan Na2CO3 yang berbeda.2). Untuk mengetahui uji organoleptik kertas  dari rumput gajah melalui Chemical Pulping (proses Kimia)  menggunakan  NaOH dan Na2CO3. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola factorial.  Adapun faktor 1: Bahan Kimia (B), B1 : NaOH,  B2 : Na2CO3. Dan faktor 2: konsentrasi   (K), K1: 10%, K2: 12,5%, K3: 15%., masing-masing perlakuan dilakukan 2 kali ulangan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan ketahanan tarik kertas tertinggi pada perlakuan B2K1 (bahan kimia Na2CO3 dan konsentrasi 10%  ) senilai 11,7733 N, ketahanan sobek kertas tertinggi pada perlakuan B2K1 (bahan kimia Na2CO3 dan konsentrasi 10% ) senilai 11,9500N. Hasil uji organoleptik tekstur kasar pada perlakuan B1K1 dan B2K1 (bahan kimia NaOH dan Na2CO3 dan  konsentrasi 10%), kenampakan serat yang perlakuan B1K1 dan B2K1 (bahan kimia NaOH dan Na2CO3 dan  konsentrasi 10%), kesukaan secara umum B2 K1 ((bahan kimia Na2CO3 dan konsentrasi 10%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan adanya perbedaan ketahanan tarik, ketahanan sobek, maupun hasil uji organoleptik kertas  dari rumput gajah  melalui Chemical Pulping (proses Kimia)  menggunakan  NaOH dan Na2CO3.  
Pemanfaatan Biji Turi Sebagai Bahan Baku Pembuatan Kecap Secara Hidrolisis dengan Menggunakan Ekstrak dan Nanas Asngad, Aminah; Fikoeritrina, Vanda; Primerika, Widya
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 1, No 1: Maret 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Selama ini pemanfaatan tanaman turi oleh  masyarakat masih terbatas, bagian dari tanaman turi yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat hanya bunganya.  Padahal biji turi yang berbentuk bulat berwarna kuning kecoklatan mempunyai rasa dan aroma khas jenis kacang-kacangan juga dapat dimanfaatkan karena kaya dengan mineral dan vitamin serta mengandung protein. Biji dari tanaman turi dapat digunakan sebagai bahan baku alternatif  dalam pembuatan  kecap karena biji tanaman turi tersebut  mempunyai komposisi  kandungan gizi yang tidak jauh berbeda dengan kedelai, terutama kandungan  protein biji turi sebesar 36,21%  yang setara  dengan kandungan protein kedelai sebesar 37,5% Pembuatan kecap dengan menggunakan ekstrak pepaya dan nanas dapat mempercepat waktu pembuatan kecap secara hidrolisis protein karena adanya enzim papain pada pepaya dan enzim bromelin pada nanas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar protein kecap biji turi dengan menggunakan ekstrak pepaya dan nanas serta untuk  mengetahui organoleptik kecap biji turi dengan menggunakan ekstrak pepaya dan nanas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Faktor tersebut yaitu jenis ekstrak yang digunakan (ekstrak pepaya dan ekstrak nanas) dan penambahan volume ekstrak (80 ml, 100 ml, dan 120 ml) dengan 6 kombinasi perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak pepaya dan nanas berpengaruh pada kadar protein kecap. Hasil kadar protein tertinggi pada perlakuan J1V1 yaitu 12,11%,  sedangkan  kadar protein terendah pada perlakuan J2V1 yaitu 7,53 %. Kecap dengan perlakuan menggunakan ekstrak nanas, volume 120 ml merupakan kecap yang dapat diterima oleh masyarakat.
PEMANFAATAN KULIT KACANG DAN BULU AYAM SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PEMBUATAN KERTAS MELALUI CHEMICAL PULPING DENGAN MENGGUNAKAN NaOH DAN CaO Asngad, Aminah; N, Inna Siti; Siska, Suci
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 2, No 1: Maret 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kertas pada umum merupakan bahan yang tipis dan rata yang biasanya terbuat dari kayu dengan kadar serat selulosa 39%. Maka dapat diprediksikan bahwa akan terjadi eksploitasi hutan secara besar-besaran yang dapat mengakibatkan terganggunya kestabilan lingkungan sehingga perlu mendapat perhatian khusus dan mencari alternatif dengan bahan lain. Bahan alternatif yang dapat digunakan antara lain jerami, ampas tebu, merang ,pelepah pohon pisang, kulit kacang dan bulu ayam dan kulit kacang. Pada pembuatan kertas,  penambahan larutan NaOH atau CaO, berfungsi untuk melarutkan lignin saat proses pembuburan (pulping) sehingga mempercepat proses pemisahan dan pemutusan serat. Penelitian ini bertujuan 1). Untuk mengetahui ketahanan tarik dan ketahanan sobek kertas dari kulit kacang dengan penambahan bulu ayam melalui Chemical Pulping (proses Kimia)  dengan menggunakan  NaOH dan CaO yang berbeda.2). Untuk mengetahui uji sensoris kertas dari kulit kacang dengan penambahan bulu ayam melalui Chemical Pulping (proses Kimia)  dengan menggunakan  NaOH dan CaO.Penelitian dilakukan di Lab. Biokimia Prodi. Pend.  Biologi UMS dan lab. UGM. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial dengan 2 faktor. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Parameter yang di ukur: Uji Ketahanan Tarik dan Uji Ketahanan Sobekdengan menggunakan Micrometer dan  program Universal Testing Machine serta Pengujian Sensoris menggunakan panelis sebanyak 20 orang. ketahanan tarik paling tinggi pada perlakuan J1A1 (Bahan kimia  NaOH 15% dan    Bulu ayam 50% : Kulit Kacang 50%)dengan rata-rata ketahanan   2.3531 N, diikuti dengan J1A2 (2.2732 N), J2A1 (2.1591 N), J2A2 (1.0875 N), J1A3 (0.9657 N), J2A3 (0.7433 N). ketahanan sobek paling tinggi pada perlakuan J1A1 (Bahan kimia  NaOH 15% dan    Bulu ayam 50% : Kulit Kacang 50%)dengan rata-rata ketahanan   9.2773 N, diikuti dengan J1A2 (6.9535 N), J1A3 (3.9324N), J2A1 (3.4954   N), J2A2  (1.9079  N), J2A3 (1.6277 N).Dari hasil penelitian dapat disimpulkan adanya perbedaan ketahanan tarik, ketahanan sobek, maupun hasil uji organoleptik kertas dari  Kulit Kacang dan Bulu Ayam Melalui Chemical Pulping (proses Kimia) Dengan Menggunakan NaOH dan CaO
PEMANFAATAN KULIT KACANG DAN BULU AYAM SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF PEMBUATAN KERTAS MELALUI CHEMICAL PULPING DENGAN MENGGUNAKAN NaOH DAN CaO Asngad, Aminah; N, Inna Siti; Siska, Suci
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 2, No 1: Maret 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v2i1.1578

Abstract

Kertas pada umum merupakan bahan yang tipis dan rata yang biasanya terbuat dari kayu dengan kadar serat selulosa 39%. Maka dapat diprediksikan bahwa akan terjadi eksploitasi hutan secara besar-besaran yang dapat mengakibatkan terganggunya kestabilan lingkungan sehingga perlu mendapat perhatian khusus dan mencari alternatif dengan bahan lain. Bahan alternatif yang dapat digunakan antara lain jerami, ampas tebu, merang ,pelepah pohon pisang, kulit kacang dan bulu ayam dan kulit kacang. Pada pembuatan kertas,  penambahan larutan NaOH atau CaO, berfungsi untuk melarutkan lignin saat proses pembuburan (pulping) sehingga mempercepat proses pemisahan dan pemutusan serat. Penelitian ini bertujuan 1). Untuk mengetahui ketahanan tarik dan ketahanan sobek kertas dari kulit kacang dengan penambahan bulu ayam melalui Chemical Pulping (proses Kimia)  dengan menggunakan  NaOH dan CaO yang berbeda.2). Untuk mengetahui uji sensoris kertas dari kulit kacang dengan penambahan bulu ayam melalui Chemical Pulping (proses Kimia)  dengan menggunakan  NaOH dan CaO.Penelitian dilakukan di Lab. Biokimia Prodi. Pend.  Biologi UMS dan lab. UGM. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial dengan 2 faktor. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Parameter yang di ukur: Uji Ketahanan Tarik dan Uji Ketahanan Sobekdengan menggunakan Micrometer dan  program Universal Testing Machine serta Pengujian Sensoris menggunakan panelis sebanyak 20 orang. ketahanan tarik paling tinggi pada perlakuan J1A1 (Bahan kimia  NaOH 15% dan    Bulu ayam 50% : Kulit Kacang 50%)dengan rata-rata ketahanan   2.3531 N, diikuti dengan J1A2 (2.2732 N), J2A1 (2.1591 N), J2A2 (1.0875 N), J1A3 (0.9657 N), J2A3 (0.7433 N). ketahanan sobek paling tinggi pada perlakuan J1A1 (Bahan kimia  NaOH 15% dan    Bulu ayam 50% : Kulit Kacang 50%)dengan rata-rata ketahanan   9.2773 N, diikuti dengan J1A2 (6.9535 N), J1A3 (3.9324N), J2A1 (3.4954   N), J2A2  (1.9079  N), J2A3 (1.6277 N).Dari hasil penelitian dapat disimpulkan adanya perbedaan ketahanan tarik, ketahanan sobek, maupun hasil uji organoleptik kertas dari  Kulit Kacang dan Bulu Ayam Melalui Chemical Pulping (proses Kimia) Dengan Menggunakan NaOH dan CaO
BIOPULPING PELEPAH TANAMAN SALAK MENGGUNAKAN JAMUR PELAPUK PUTIH Phanerochaete chrysosporium Rahayu, Triastuti; Asngad, Aminah; Suparti, Suparti
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 3, No 1: Maret 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v3i1.3671

Abstract

Serat pelepah tanaman salak yang menjadi limbah perkebunan salak di Kabupaten Sleman Yogyakarta sama sekali belum dimanfaatkan dan menjadi sampah/limbah padahal mengandung selulosa 42%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh JPP (Jamur Pelapuk Putih) P. chrysosporium pada proses biopulping serat pelepah salak. Rancangan penelitian menggunakan RAL 1 faktor yaitu jenis inokulum (J0=kontrol, J1= P.chrysosporium).  Pelepah tanaman salak dicacah dengan pencacah sampah kemudian disterilkan dalam autoclave selama 45 menit pada suhu 121°C. Serpih pelepah salak  (150 g berat kering) dimasukkan ke dalam kantong plastik tahan panas kemudian diinokulasi 10% inokulum jamur dan diinkubasi dalam suhu ruang (29-30˚C) selama 45 hari. Serpih pelepah tanaman salak yang telah diinkubasi sampai masa inkubasi berakhir dimasak dengan NaOH 10%  L: W = 1:5 (L=berat serpih, W=larutan pemasak), lama pemasakan 1 jam. Setelah dimasak, serpih direndam dalam air dingin 1 L selama 24 jam untuk mengoptimalkan sisa-sisa bahan pemasak dalam melunakkan serpih. Selanjutnya serpih dicuci sampai bebas alkali dan diblender menjadi serbuk untuk analisis bilangan Kappa dan kadar holoselulosa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa P.chrysosporium dapat tumbuh bagus pada substrat serat pelepah salak untuk biopulping dan dapat menurunkan bilangan Kappa 5% setelah 45 hari inkubasi tetapi kadar holoselulosa sama dengan kontrol.
PEMANFAATAN KOMBINASI KULIT KACANG DENGAN BONGGOL PISANG DAN BIJI NANGKA UNTUK PEMBUATAN PLASTIK BIODEGRADABLE DENGAN PENAMBAHAN GLISEROL Asngad, Aminah; Amelia, Risky; Aeni, Nurul
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 4, No 1: Maret 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v4i1.5924

Abstract

Untuk menyelamatkan lingkungan dari bahaya plastik, saat ini telah dikembangkan plastik biodegradable yang dapat diuraikan kembali oleh mikroorganisme secara alami menjadi senyawa yang ramah lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ketahanan tarik dan perpanjangan putus serta uji biodegradabel plastik dari kulit kacang dengan bonggol pisang dan biji nangka dengan penambahan gliserol. Penelitian dilakukan di lab.Biologi FKIP UMS, metode penelitian eksperimen. Rancangan penelitian acak lengkap dengan 2 faktor perlakuan yaitu: Faktor 1 kombinasi perlakuan (K), K1= kacang tanah dan bonggol pisang; K2 = kacang tanah dan biji nangka. Faktor 2 kadar gliserol (G), G 1 =6ml; G 2 = 7ml; G3 =8ml. Analisis yang digunakan deskriptif kualitatif untuk uji ketahanan tarik, perpanjangan putus dan uji biodegradabilitas. Hasil penelitian menunjukkan ketahanan tarik paling kuat, K1G1 yakni 1.38 N/mm2, paling rendahK2G3 yakni 0.66 N/mm2. Perpanjangan putus paling tinggi, K1G3 yakni 21.05 N/mm2, paling rendah K2G1 yakni 17.44 N/mm2. Pada K1G3 memiliki nilai rata-rata biodegradabilitas yang paling tinggi, yaitu 90.38% sedangkan K2G1 yangpaling rendah yaitu 58,84%. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan ada perbedaan ketahanan tarik dan perpanjangan putus serta hasil uji biodegradabilitas plastik biodegradable dari kulit kacang dengan bonggol pisang dan biji nangka dengan penambahan gliserol.
Kualitas Gel Pembersih Tangan (Handsanitizer) dari Ekstrak Batang Pisang dengan Penambahan Alkohol, Triklosan dan Gliserin yang Berbeda Dosisnya Asngad, Aminah; R, Aprilia Bagas; Nopitasari, Nopitasari
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 4, No 2: September 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v4i2.6888

Abstract

Antiseptik atau hand sanitizer bila digunakan terus menerus dapat berbahaya dan mengakibatkan iritasi hingga menimbulkan rasa terbakar pada kulit. Karena menggunakan  alkohol dan triklosan yang merupakan bahan kimia. Salah satu  upaya untuk mengurangi   alkohol dan triklosan, maka dilakukan inovasi produk antiseptik handsanitizer dengan menggunakan ekstrak batang tanaman pisang yang mengandung senyawa antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui  untuk mengetahui kualitas  handsanitizer dalam bentuk gel berbahan batang pisang dengan penambahan alkohol, triklosan dan gliserin yang berbeda dosisnya. Penelitian dilakukan di laboratorim Prodi Pendidikan Biologi FKIPUMS, metode penelitian eksperimen. Rancangan penelitian acak lengkap dengan 2 faktor perlakuan  yaitu: Faktor 1 Perbandingan konsentrasi alkohol dan triklosan yakni  = 2 ml : 1,75 g;  = 1 ml : 1,5 g. Faktor 2 Volume Gliserin   = 4 ml; = 3 ml;  = 2 ml. Analisis yang digunakan deskriptif kualitatif untuk Uji daya hambat bakteri dan untuk Uji Viskositas. Hasil penelitian menunjukkan Pada perlakuan  dan  paling efektif membunuh bakteri dibandingkan perlakuan yang lainnya.viskositas tertinggi terdapat pada perlakuandengan hasil uji viskositas sebesar 1250 cps. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan ada perbedaan kualitas handsanitizer dalam bentuk gel berbahan batang pisang dengan penambahanalkohol, triklosan dan gliserin yang berbeda dosisnya.
Pemanfaatan Biji Turi Sebagai Bahan Baku Pembuatan Kecap Secara Hidrolisis dengan Menggunakan Ekstrak dan Nanas Asngad, Aminah; Fikoeritrina, Vanda; Primerika, Widya
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 1, No 1: Maret 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v1i1.314

Abstract

Selama ini pemanfaatan tanaman turi oleh  masyarakat masih terbatas, bagian dari tanaman turi yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat hanya bunganya.  Padahal biji turi yang berbentuk bulat berwarna kuning kecoklatan mempunyai rasa dan aroma khas jenis kacang-kacangan juga dapat dimanfaatkan karena kaya dengan mineral dan vitamin serta mengandung protein. Biji dari tanaman turi dapat digunakan sebagai bahan baku alternatif  dalam pembuatan  kecap karena biji tanaman turi tersebut  mempunyai komposisi  kandungan gizi yang tidak jauh berbeda dengan kedelai, terutama kandungan  protein biji turi sebesar 36,21%  yang setara  dengan kandungan protein kedelai sebesar 37,5% Pembuatan kecap dengan menggunakan ekstrak pepaya dan nanas dapat mempercepat waktu pembuatan kecap secara hidrolisis protein karena adanya enzim papain pada pepaya dan enzim bromelin pada nanas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar protein kecap biji turi dengan menggunakan ekstrak pepaya dan nanas serta untuk  mengetahui organoleptik kecap biji turi dengan menggunakan ekstrak pepaya dan nanas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Faktor tersebut yaitu jenis ekstrak yang digunakan (ekstrak pepaya dan ekstrak nanas) dan penambahan volume ekstrak (80 ml, 100 ml, dan 120 ml) dengan 6 kombinasi perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak pepaya dan nanas berpengaruh pada kadar protein kecap. Hasil kadar protein tertinggi pada perlakuan J1V1 yaitu 12,11%,  sedangkan  kadar protein terendah pada perlakuan J2V1 yaitu 7,53 %. Kecap dengan perlakuan menggunakan ekstrak nanas, volume 120 ml merupakan kecap yang dapat diterima oleh masyarakat.
PENGARUH MEDIA TANAM ARANG SEKAM DAN BATANG PAKIS TERHADAP PERTUMBUHAN CABAI MERAH KERITING (CAPSICUM ANNUM L.) DITINJAU DARI INTENSITAS PENYIRAMAN AIR KELAPA Purwanto, Joko; Asngad, Aminah; Suryani, Titik
Prosiding Seminar Biologi Vol 9, No 1 (2012): Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.398 KB)

Abstract

ABSTRAK   Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh interaksi antara media tanam arang sekam dan batang pakis dengan intensitas penyiraman air kelapa terhadap pertumbuhan Cabai merah keriting (Capsicum annum L.). Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap dengan dua faktor tiga kali ulangan. Dari data pengamatan dianalisis dengan analisis varians (ANAVA) dua jalur dan dilanjutkan dengan uji membandingkan rata-rata setiap perlakuan atau Estimated Marginal Means. Hasil penelitian tinggi batang pada minggu I F hitung 4,305 > F tabel 2,508; minggu II F hitung 0,864 < F tabel 2,508; minggu III  F hitung 1,190 < F tabel 2,508; minggu IV F hitung 1,812 <  F tabel 2,508. Dan diperoleh hasil jumlah daun F hitung 1,389 < F tabel 2,508. Maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh media tanam arang sekam dan batang pakis berpengaruh terhadap pertumbuhan cabai merah keriting (Capsicum annum L) ditinjau dari intensitas penyiraman air kelapa. Penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan yang paling optimal terjadi pada tanaman cabai merah keriting dengan perlakuan media tanam 2 (1 arang sekam : 3 batang pakis) dan intensitas penyiraman air kelapa yang paling efektif pada perlakuan penyiraman1x4 hari.   Kata Kunci:  Media tanam arang sekam dan batang pakis, intensitas penyiraman air kelapa, pertumbuhan tanaman cabai merah keriting (Capsicum annum L).
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MODEL TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK MATERI EKOSISTEM KELAS VII D SMP NEGERI 3 KARTASURA SUKOHARJO TAHUNPELAJARAN 2011/2012 Puspitasari, Happy Suci; Suparti, Suparti; Asngad, Aminah
Prosiding Seminar Biologi Vol 9, No 1 (2012): Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.377 KB)

Abstract

ABSTRAK   Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek kognitif dan afektif dalam proses pembelajaran Biologi khususnya pokok materi ekosistem menggunakan pembelajaran model Talking Stick. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas bersifat kolaboratif antara peneliti yaitu sebagai pelaku yang memberikan tindakan kelas dengan guru mata pelajaran biologi sebagai subjek yang membantu dalam perencanaan dan pengumpulan data. Subjek penelitian tindakan yaitu siswa kelas VII D SMP Negeri 3 Kartasura, Sukoharjo yang berjumlahkan 35 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari  perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilaksanakan dengan teknik dokumentasi, observasi, dan post test. Analisis data yang digunakan dengan teknik deskriptif kualitatif yang terdiri atas tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan banyaknya siswa yang tuntas KKM (?69) yaitu sebelum adanya tindakan terdapat 7 siswa (20%), pada siklus I meningkat menjadi 23 siswa (65,8%), dan setelah pelaksanaan siklus II menjadi 31 siswa (88,6%) tuntas. Peningkatan ketuntasan KKM siswa menjadikan rata-rata kelas turut meningkat yaitu dari sebelumnya 55,77 menjadi 73,06 dan meningkat lagi menjadi 74,77. Peningkatan pada aspek afektif dilihat dari hasil penskoran tiap indikator yang menunjukkan peningkatan minat belajar biologi. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan prosentase ketuntasan siswa, yaitu pada siklus I sebanyak 25,7% menjadi 65,7% pada siklus II. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran model Talking Stick terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok materi ekosistem kelas VII D SMP Negeri 3 Kartasura, Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012.   Kata kunci : Hasil belajar, Talking Stick, ekosistem.
Co-Authors Agus Supriadi Aisyah Cahyaningsih Akhadia S. W Akmalia Riskiana Safitri Amalia Nilam Rahmawati Ambarwati, A Amelia, Risky Andria Putri Anindhita Dwi Primadianti Anyes Nur Farahim Aprilia Bagas R Aprilia, Nadia Ardhananes Wari Almastin Ardiyana Rahma Pertiwi Arisa Putri Jihan Nitami Cahyo, Devi Setyaning Carissa Rahmitasari Ciptiningtyas Kensi Anggreini Desi Kurniasari Desvia Puput Apriani Devi Setyaning Cahyo Devita Nur Cahyani Diah Wulandari Subiakto Dian Nugroho Doni Lucki Irawan Doni Lucki Irawan Dwi Setyo Astuti Dyah Arum Kumala Sari Dyah Ayu Ningsih Dyah Dwi Anugraheni Eisah Nur Adhni Elin Tiara Hayu Styaning Tyas Enggar Rosmita Sanastri Eni Setyawati Erna Jumihartiningsih Ervian Jan Marudin F., Shinta Nur Faizah Nur Islamy Fatiya Dwi Utami Feby Istifarini Firstnanda Ivanka Putri Fiska Yeni Rahmawati Geswin Gernes Hana Khairunnisa Happy Suci Puspitasari Hesty Widyastuti Ika Nur Rahmawati Ika Putri Novianti Inna Siti N Inna Siti N, Inna Siti Intan Wahyu Trihutant Irma Ayuningtyas Novitasari J, Wahyu K. Joko Purwanto Kurniawati, Zeny Lina Agustina Marissa Ajekrun Qoirunnisa Marudin, Ervian Jan Milla Mifta Khussyiria Mira Pratiwi Muhammad Rizal Kahfi Musbita, Erma Musdhalifah Husna Firdausi N Nopitasari Nabila Junisky Susetyawati Nazzilah Maluha Risalam Nindita Amanah Saputri Ningsih, Ike Warti Nopitasari Nopitasari Nopitasari, Nopitasari Novandita Aulia Akbar Novi Khofiyanti Nur Afifah Mustikasari Nur Jati Sekaringsih Nurul Aeni Nurul Aeni Nurul Aeni Puji Astuti Pujiati Pujiati Qosim Nurseha R, Aprilia Bagas Ratna Palupi Rina Astuti Risky Amelia Rizki Hanara Rudi Santoso Santhyami Santhyami Sarah Annisa Alifvina Sari Eka Teguh Wahyuni Sari, Siti Kartika Septian Nur Ika Trisnawati Shinta Nur F. Subiakto, Diah Wulandari Suci Siska Suci Siska, Suci Sucika Miftarul Anzila Suparti - - Suparti Suparti Suparti Suparti Suparti Suparti Suparti, S Syifa Zulfiani Zakiyah Susilo Tantri Tania Titik Suryani Triana Ambarwati Triastuti Rahayu Uci Nurmala Intan Umi Muslikah Nur Hidayati Umniati Fadhilah Utami Widi Astuti Vanda Fikoeritrina Vanda Fikoeritrina, Vanda W, Akhadia S. Wahyu K. J Wahyu Purwo Raharjo Warsiti, W Widya Husnul Khotimah Widya Primerika Widya Primerika, Widya Yolanda Arifah Damayanti Yoni Syalala Yuniar Trisna Wardana Zahra Konitah