Claim Missing Document
Check
Articles

Pemanfaatan Biji Turi Sebagai Bahan Baku Pembuatan Kecap Secara Hidrolisis dengan Menggunakan Ekstrak dan Nanas Aminah Asngad; Vanda Fikoeritrina; Widya Primerika
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 1, No 1: March 2015
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v1i1.314

Abstract

Selama ini pemanfaatan tanaman turi oleh  masyarakat masih terbatas, bagian dari tanaman turi yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat hanya bunganya.  Padahal biji turi yang berbentuk bulat berwarna kuning kecoklatan mempunyai rasa dan aroma khas jenis kacang-kacangan juga dapat dimanfaatkan karena kaya dengan mineral dan vitamin serta mengandung protein. Biji dari tanaman turi dapat digunakan sebagai bahan baku alternatif  dalam pembuatan  kecap karena biji tanaman turi tersebut  mempunyai komposisi  kandungan gizi yang tidak jauh berbeda dengan kedelai, terutama kandungan  protein biji turi sebesar 36,21%  yang setara  dengan kandungan protein kedelai sebesar 37,5% Pembuatan kecap dengan menggunakan ekstrak pepaya dan nanas dapat mempercepat waktu pembuatan kecap secara hidrolisis protein karena adanya enzim papain pada pepaya dan enzim bromelin pada nanas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar protein kecap biji turi dengan menggunakan ekstrak pepaya dan nanas serta untuk  mengetahui organoleptik kecap biji turi dengan menggunakan ekstrak pepaya dan nanas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Faktor tersebut yaitu jenis ekstrak yang digunakan (ekstrak pepaya dan ekstrak nanas) dan penambahan volume ekstrak (80 ml, 100 ml, dan 120 ml) dengan 6 kombinasi perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak pepaya dan nanas berpengaruh pada kadar protein kecap. Hasil kadar protein tertinggi pada perlakuan J1V1 yaitu 12,11%,  sedangkan  kadar protein terendah pada perlakuan J2V1 yaitu 7,53 %. Kecap dengan perlakuan menggunakan ekstrak nanas, volume 120 ml merupakan kecap yang dapat diterima oleh masyarakat.
BIOPULPING PELEPAH TANAMAN SALAK MENGGUNAKAN JAMUR PELAPUK PUTIH Phanerochaete chrysosporium Triastuti Rahayu; Aminah Asngad; Suparti Suparti
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 3, No 1: March 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v3i1.3671

Abstract

Serat pelepah tanaman salak yang menjadi limbah perkebunan salak di Kabupaten Sleman Yogyakarta sama sekali belum dimanfaatkan dan menjadi sampah/limbah padahal mengandung selulosa 42%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh JPP (Jamur Pelapuk Putih) P. chrysosporium pada proses biopulping serat pelepah salak. Rancangan penelitian menggunakan RAL 1 faktor yaitu jenis inokulum (J0=kontrol, J1= P.chrysosporium).  Pelepah tanaman salak dicacah dengan pencacah sampah kemudian disterilkan dalam autoclave selama 45 menit pada suhu 121°C. Serpih pelepah salak  (150 g berat kering) dimasukkan ke dalam kantong plastik tahan panas kemudian diinokulasi 10% inokulum jamur dan diinkubasi dalam suhu ruang (29-30˚C) selama 45 hari. Serpih pelepah tanaman salak yang telah diinkubasi sampai masa inkubasi berakhir dimasak dengan NaOH 10%  L: W = 1:5 (L=berat serpih, W=larutan pemasak), lama pemasakan 1 jam. Setelah dimasak, serpih direndam dalam air dingin 1 L selama 24 jam untuk mengoptimalkan sisa-sisa bahan pemasak dalam melunakkan serpih. Selanjutnya serpih dicuci sampai bebas alkali dan diblender menjadi serbuk untuk analisis bilangan Kappa dan kadar holoselulosa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa P.chrysosporium dapat tumbuh bagus pada substrat serat pelepah salak untuk biopulping dan dapat menurunkan bilangan Kappa 5% setelah 45 hari inkubasi tetapi kadar holoselulosa sama dengan kontrol.
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MODEL TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK MATERI EKOSISTEM KELAS VII D SMP NEGERI 3 KARTASURA SUKOHARJO TAHUNPELAJARAN 2011/2012 Happy Suci Puspitasari; Suparti Suparti; Aminah Asngad
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 9, No 1 (2012): Prosiding Seminar Nasional IX Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek kognitif dan afektif dalam proses pembelajaran Biologi khususnya pokok materi ekosistem menggunakan pembelajaran model Talking Stick. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas bersifat kolaboratif antara peneliti yaitu sebagai pelaku yang memberikan tindakan kelas dengan guru mata pelajaran biologi sebagai subjek yang membantu dalam perencanaan dan pengumpulan data. Subjek penelitian tindakan yaitu siswa kelas VII D SMP Negeri 3 Kartasura, Sukoharjo yang berjumlahkan 35 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari  perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilaksanakan dengan teknik dokumentasi, observasi, dan post test. Analisis data yang digunakan dengan teknik deskriptif kualitatif yang terdiri atas tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan banyaknya siswa yang tuntas KKM (≥69) yaitu sebelum adanya tindakan terdapat 7 siswa (20%), pada siklus I meningkat menjadi 23 siswa (65,8%), dan setelah pelaksanaan siklus II menjadi 31 siswa (88,6%) tuntas. Peningkatan ketuntasan KKM siswa menjadikan rata-rata kelas turut meningkat yaitu dari sebelumnya 55,77 menjadi 73,06 dan meningkat lagi menjadi 74,77. Peningkatan pada aspek afektif dilihat dari hasil penskoran tiap indikator yang menunjukkan peningkatan minat belajar biologi. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan prosentase ketuntasan siswa, yaitu pada siklus I sebanyak 25,7% menjadi 65,7% pada siklus II. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran model Talking Stick terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok materi ekosistem kelas VII D SMP Negeri 3 Kartasura, Sukoharjo tahun pelajaran 2011/2012.   Kata kunci : Hasil belajar, Talking Stick, ekosistem.
PEMANFAATAN LIMBAH AIR CUCIAN BERAS IR-36 DAN IR-64 (AIR LERI) UNTUK PEMBUAATAN SIRUP MELALUI PROSES FERMENTASI DENGAN PENAMBAHAN BUNGA ROSELLA SEBAGAI PEWARNA ALAMI Aminah Asngad; Puji Astuti; Ika Nur Rahmawati
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 10, No 1 (2013): Seminar Nasional X Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air leri atau air bekas pencucian beras merupakan salah satu limbah organik yang masih memiliki nilai guna  karena  mengandung banyak nutrisi yang terlarut di dalamnya. Kandungan  nutrisi pada air leri  diantaranya karbohidrat berupa pati sebesar 89%-90%, protein glutein, selulosa, hemiselulosa, gula  dan vitamin B. Penelitian  ini bertujuan untuk untuk mengkaji pengaruh penambahan   Rhizopus oryzae  dengan dosis berbeda pada kadar gula reduksi dan untuk mengkaji pengaruh Penambahan bunga Rosella Sebagai Pewarna Alami dengan dosis yang berbeda pada kualitas sirup. Penelitian dilakukan pada  bulan Desember  2012 s/d. Bulan April  2013 di  Lab. Biokimia Prodi. Pend.   Biologi UMS. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial dengan 3 faktor perlakuan yaitu: Faktor 1: Jenis air leri (J) dengan 2 taraf perlakuan yakni J1 : air leri dari beras IR 64 dan J2 : air leri dari beras IR 36, Faktor 2: Dosis ragi tempe Rhizopus oryzae (R) dengan 2 taraf perlakuan yakni: R1: Dosis jamur Rhizopus oryzae 3 gram dan R2: Dosis jamur Rhizopus oryzae 7 gram. Faktor 3: Dosis pewarna alami (P) dengan 2 taraf perlakuan yakni : P1 : Pewarna alami (Sari bunga rosella) 25 ml dan P2 : Pewarna alami (Sari bunga rosella) 75 ml. Berdasarkan   hasil uji kadar gula reduksi dan uji organoleptik pada sirup dari limbah air leri  melalui fermentasi ragi tempe dengan penambahan pewarna alami yang berupa bunga roslla diperoleh hasil rerata gula reduksi tertinggi adalah pada perlakuan J2R2P1  yaitu air leri dari beras Ir 36  dengan penambahan jamurRhizopus oryzae sebesar 7 gram dan menghasilkan gula reduksi sebanyak 9,90 %, sedangkan rerata gula reduksi terendah adalah pada perlakuan J1RIP2 yaitu air leri dari beras Ir 64 dengan  penambahan jamur  Rhizopus oryzae  sebesar 3 gram dan menghasilkan gula reduksi sebanyak 41.82 %. Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa warna pada masing-masing perlakuan menunjukkan warna yang tidak menyolok dengan menggunakan pewarna dari bunga rosella.  Untuk rasa rata-rata kurang manis sampai agak manis. Sedangkan untuk aroma kebanyakan sesuai dengan bahan pewarna alami yang digunakan. Tekstur dari sirup hasil penelitian kebanyakan kurang kental. Dan daya terima sirup dari  bahan dasar air leri tersebut rata-  rata agak disukai oleh panelis. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan dosis ragi mempengaruhi kandungan gula Reduksi yang dihasilkan dalam proses Fermentasi. Pemberian dosis ragi 7 gram menghasilkan lebih banyak gula reduksi dari pada dosis ragi 3 gram. Dari hasil uji Organoleptik Sirup hasil Fermentasi air leri agak disukai oleh masyarakat.  Kata kunci: Air Leri, Jamur  Rhizopus Oryzae, Dan Bunga Rosella
The utilization of sugarcane bagasse, cassava peels and corn husks in handmade paper production Aminah Asngad; Santhyami Santhyami; Ardiyana Rahma Pertiwi; Carissa Rahmitasari
JPBIO (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol 6, No 1 (2021): April 2021
Publisher : STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpbio.v6i1.800

Abstract

High demands for trees as the raw material of paper can disrupt the stability of the environment. It is necessary to find alternatives from other materials which are more environmentally friendly. This study aims to determine the quality of paper made from combining sugarcane bagasse with cassava peels or with corn husks using PVAc or tapioca starch adhesives. A completely randomized 2 x 2 factorial design with five times replication was used. The parameters tested were the tensile and tear resistance of the paper using a micrometer and a universal testing machine. A sensory analysis from panelists was also conducted. The combination of J1P1 produced a paper with the highest tensile strength (11.30 MPa) and the highest tear strength (1.82 MPa). The combination of J2P2 produced a paper with the lowest tensile strength (10.35 MPa) and the lowest tear strength (1.62 MPa). Variance analysis showed that the type of adhesive used showed a significant result on both tensile and tear resistance but material choices and interaction between materials and adhesive choices was not significantly different from the result on both tensile and tear resistance. Sensory testing shows that the combination of J1P1 was preferred the most. It can be concluded that the combination of J1P1 appeared to be the best combination.Keywords: Handmade paper, sugarcane bagasse, cassava peels, corn husk, PVAc tapioca starch, adhesive
Kualitas Penyedap Rasa Alami Kombinasi Jamur Pangan (Merang, Tiram, Kuping) Dengan Variasi Suhu Dan Lama Pengeringan Aminah Asngad; Dian Nugroho; Milla Mifta Khussyiria; Lina Agustina
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 8, No 1: March 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v8i1.18139

Abstract

Pada pembuatan penyedap rasa terdapat bahan kimia yang merupakan bahan tambahan dan memiliki dampak kurang baik bagi kesehatan tubuh, hal ini dikarenakan adanya kandungan garam natrium yang tinggi dari asam glutamat. Oleh karena itu dilakukan upaya pembuatan penyedap rasa alami dengan menggunakan bahan baku jamur pangan. dimana jamur memiliki kandungan asam glutamat dan protein yang tinggi. Tujuan penelitian untuk mengetahui kualitas penyedap rasa alami kombinasi jamur pangan (merang, tiram, kuping) dengan variasi suhu dan lama pengeringan. Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dengan metode penelitian eksperimental dan rancangan penelitian rancangan acak lengkap pola  faktorial. Faktor 1 Kombinasi Jamur (J). J1 =Jamur merang dan kuping; J2 =Jamur merang dan tiram; Faktor 2 Variasi suhu dan lama pengeringan (V). V1 = suhu 500C Lama 4 jam; V2 = suhu 500C Lama 5 jam; V3 = suhu 600 C Lama 4 jam; V4 = suhu 600C Lama 5 jam. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kualitatif. Berdasarkan  hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar protein yang paling tinggi dengan nilai 12,16% pada perlakuan Kombinasi Jamur merang dan kuping dengan suhu 500 C Lama Pengeringan 5 jam. Hasil uji organoleptik yang meliputi aroma.warna dan daya terima menunjukkan bahwa pada perlakuan  yang sangat disukai panelis yaitu pada kombinasi jamur merang dan jamur kuping dengan lama pengeringan 5 jam dan suhu 500C.  Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulan bahwa ada perbedaan kualitas penyedap rasa alami pada masing-masing perlakuan kombinasi jamur merang dengan jamur kuping dan jamur  tiram dengan variasi suhu dan lama pengeringan. Kandungan protein dan daya terima yang terbaik pada perlakuan kombinasi jamur merang dan jamur kuping dengan lama pengeringan 5 jam dan suhu 500C.
EFEKTIVITAS KOMBINASI POC BONGGOL PISANG DAN DAUN KELOR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN SAWI PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN METODE HIDROPONIK Sucika Miftarul Anzila; Aminah Asngad
Bio-Lectura : Jurnal Pendidikan Biologi Vol. 9 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/bl.v9i2.10754

Abstract

ABSTRACT Hidroponik merupakan salah satu teknik untuk membudidayakan tanaman dengan menggunakan air sebagai media tanam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kombinasi pupuk organik cair bonggol pisang dan daun kelor terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman sawi pakcoy dengan metode hidroponik. Penelitian ini dilakukan di tempat budidaya Al Farm Hidroponik Karang Pong, Kabupaten Boyolali. Metode peneletian yang digunakan yaitu eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan dua faktor yaitu volume pemberian POC (V0 = POC 0ml, V1 = POC 150ml, V2 = POC 200ml, dan V3 = POC 250ml) dan interval waktu pemberian POC (I1=3 hari sekali, dan I2 = 6 hari sekali). Data dianalisis menggunkan uji Kruskall Walis. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, dan berat basah tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata pertumbuhan tanaman pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, dan berat basah tanaman terbaik adalah pada perlakuan V3I2 (POC 250ml, 6 hari sekali) dengan rata-rata pertambahan tinggi sebesar 8,1cm, jumlah daun sebanyak 10 helai, dan berat basah tanaman sebesar 7,75g. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kombinasi pupuk organik cair bonggol pisang dan daun kelor efektif terhadap pertumbuhan sawi pakcoy pada semua parameter yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, dan berat basah tanaman. Keywords: Hidroponik, Pupuk Organik Cair, Bonggol Pisang, Daun Kelor, Sawi Pakcoy
Kandungan NPK dan Uji Sensoris pada Pupuk Organik Cair Kombinasi Azolla microphylla Dengan Daun Kersen dan Ampas Teh Aminah Asngad; Lina Agustina; Doni Lucki Irawan; Zahra Konitah
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 9, No 1: March 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v9i1.22930

Abstract

Pemanfaatan Kombinasi Poc Azolla microphylla dan Ampas Teh Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Selada (Latuca sativa L) dengan Metode Hidroponik Triana Ambarwati; Aminah Asngad
BIOEDUSAINS:Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains Vol 6 No 2 (2023): BIOEDUSAINS:Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/bioedusains.v6i2.8137

Abstract

This research aims to determine the benefits of using a combination of POC A. microphylla and tea dregs on the growth and productivity of lettuce plants using the hydroponic method. The research method used was an experiment with a Completely Randomized Design (CRD) with 2 factors including the volume of POC administration consisting of three levels (V1=150 ml, V2=200 ml, and V3=250 ml) and the time interval for POC administration consisting of level prayer (I1=once 3 days, and I2=once 6 days). The research results show that the combination of A. mycrophylla liquid organic fertilizer and tea dregs can effectively increase the growth of lettuce plants using the hydroponic method which includes the parameters of plant height, number of leaves and wet weight of the plant. The most optimal growth of lettuce was in the V2l1 treatment (volume of 200 ml POC given at three-day intervals) with an average plant height of 14.3 cm, an average increase in the number of leaves was 9 and the plant's wet weight was 0. 26 grams. In conclusion, applying liquid organic fertilizer with a combination of A. mycrophylla and tea dregs is effective on the growth of lettuce plants. Keywords: Tea Dregs, A. Microphylla, Liquid Organic Fertilizer, Lettuce
Efektivitas Pupuk Organik Cair Jerami Padi dan Ampas Teh Terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Kalsium Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Pujiati Pujiati; Aminah Asngad
BIOEDUSAINS:Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains Vol 7 No 1 (2024): Bioedusains: Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/bioedusains.v7i1.9696

Abstract

This research aims to determine differences in growth and calcium levels of lettuce plants ( Lactuca sativa L.) after applying liquid organic fertilizer from rice straw and tea dregs. This research used an experimental method with a Completely Randomized Design (CRD) with 3 replications and two factors, namely the dose of liquid organic fertilizer (P1 = 10 ml and P2 = 13 ml) and the time of application of liquid organic fertilizer (W1 = once every 5 days and W2 = every 7 days). The results of the research showed that all treatments had different effects on the growth and levels of lettuce plants. The treatment that has the most influence on the growth and calcium levels of lettuce plants is P2W2 (13 ml fertilizer dose and application time every 7 days). Keywords: Tea dregs, rice straw, calcium, lettuce plants, liquid organic fertilizer
Co-Authors Adhni, Eisah Nur Agus Supriadi Akbar, Novandita Aulia Akhadia S. W Almastin, Ardhananes Wari Ambarwati, A Amelia, Risky Amelia, Risky Andria Putri Anggreini, Ciptiningtyas Kensi Anugraheni, Dyah Dwi Apriani, Desvia Puput Aprilia Bagas R Aprilia, Nadia Ardiyana Rahma Pertiwi Astuti, Utami Widi Cahyani, Devita Nur Cahyaningsih, Aisyah Cahyo, Devi Setyaning Carissa Rahmitasari Damayanti, Yolanda Arifah Devi Setyaning Cahyo Diah Wulandari Subiakto Dian Nugroho Doni Lucki Irawan Dwi Setyo Astuti Enggar Rosmita Sanastri Ervian Jan Marudin F., Shinta Nur Fadhilah, Umniati Farahim, Anyes Nur Firdausi, Musdhalifah Husna Gernes, Geswin Hanara, Rizki Happy Suci Puspitasari Hidayati, Umi Muslikah Nur Ika Nur Rahmawati Inna Siti N Inna Siti N, Inna Siti Intan, Uci Nurmala Irawan, Doni Lucki Islamy, Faizah Nur Istifarini, Feby J, Wahyu K. Joko Purwanto Jumihartiningsih, Erna Kahfi, Muhammad Rizal Khairunnisa, Hana Khofiyanti, Novi Khotimah, Widya Husnul Khussyiria, Milla Mifta Konitah, Zahra Kurniasari, Desi Kurniawati, Zeny Lina Agustina Marudin, Ervian Jan Milla Mifta Khussyiria Musbita, Erma Mustikasari, Nur Afifah Nastiti, Anisa Rizki Ningsih, Dyah Ayu Ningsih, Ike Warti Nitami, Arisa Putri Jihan Nopitasari Nopitasari Nopitasari, N Nopitasari, Nopitasari Nopitasari, Nopitasari Novianti, Ika Putri Novitasari, Irma Ayuningtyas Nugroho, Dian Nurul Aeni Nurul Aeni Palupi, Ratna Pratiwi, Mira Primadianti, Anindhita Dwi Puji Astuti Pujiati Pujiati Putri, Firstnanda Ivanka Qoirunnisa, Marissa Ajekrun Qosim Nurseha, Qosim R, Aprilia Bagas R, Aprilia Bagas Rahmawati, Amalia Nilam Rahmawati, Fiska Yeni Rina Astuti Risalam, Nazzilah Maluha Risky Amelia Rudi Santoso, Rudi Safitri, Akmalia Riskiana Santhyami Santhyami Saputri, Nindita Amanah Sarah Annisa Alifvina Sari, Dyah Arum Kumala Sari, Siti Kartika Sekaringsih, Nur Jati Septian Nur Ika Trisnawati Setyawati, Eni Shinta Nur F. Subiakto, Diah Wulandari Suci Siska Suci Siska, Suci Sucika Miftarul Anzila Suparti - - Suparti Suparti Suparti Suparti Suparti Suparti Suparti, S Susetyawati, Nabila Junisky Syalala, Yoni Syifa Zulfiani Zakiyah Susilo Tania, Tantri Titik Suryani Triana Ambarwati Triastuti Rahayu Trihutant, Intan Wahyu Tyas, Elin Tiara Hayu Styaning Utami, Fatiya Dwi Vanda Fikoeritrina Vanda Fikoeritrina, Vanda W, Akhadia S. Wahyu K. J Wahyu Purwo Raharjo Wahyuni, Sari Eka Teguh Warsiti, W Widya Primerika Widya Primerika, Widya Widyastuti, Hesty Yuniar Trisna Wardana Zahra Konitah