Claim Missing Document
Check
Articles

Analisis post mortem kulit kambing mentah yang diolah di UPTD penyamakan kulit Padang Panjang Sri Mutiar; Anwar Kasim; Emriadi Emriadi; Alfi Asben
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 37, No 1 (2021): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20543/mkkp.v37i1.6699

Abstract

Tujuan dari studi ini untuk mengetahui persentase kulit mentah yang memenuhi syarat untuk disamak dan kulit mentah reject serta untuk mengetahui tingkat kualitas kulit mentah dari sumber baik dari dalam atau dari luar kota yang menggunakan jasa UPTD penyamakan kulit. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive random sampling terhadap 100 lembar kulit kambing mentah tanpa memperhatikan memenuhi syarat atau tidak sebelum proses penyamakan. Pengolahan data menggunakan analisis statistik deskriptif dengan menggunakan Microsoft Excel. Hasil pengamatan panelis di UPTD pengolahan kulit mentah yang memenuhi syarat untuk disamak adalah 93,22±4,15% dan rata-rata kulit reject adalah 6,45±1,33%. Kualitas kulit mentah dari beberapa daerah yang menggunakan jasa UPTD untuk penyamakan kulit sebagian besar adalah kualitas 2 dan kualitas 3. Berdasarkan pengamatan dimensi rata-rata kulit mentah awet garam memiliki luas 4,78 ft2, panjang 88,81 cm, lebar 64,31 cm dan ketebalan 1,49 mm. Berdasarkan cacat pada kulit mentah nilai tertinggi disebabkan karena benjolan caplak yaitu 14%.
Pemanfaatan Bengkuang (Pachyrhizus Erosus) Afkir untuk Pembuatan Bedak Dingin pada Kelompok Wanita Tani Berkat Yakin Kec. Batang Anai Kab. Padang Pariaman Alfi Asben; Deivy Andhika Permata; Ira Desri Rahmi; Risa Meutia Fiana
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2 No 1 (2018)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3225.886 KB) | DOI: 10.25077/logista.2.1.37-47.2018

Abstract

ABSTRAK: Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mengurangi kerugian petani dan pedagang bengkoang serta mengoptimalkan umbi bengkoang kelompok tani dengan peningkatan nilai tambah melalui produk bedak dingin. Umbi bengkoang yang tidak terjual lagi dan diangkap afkir dimana kurang layak untuk jadi produk olahan pangan dimanfaatkan untuk membuat bedak dingin. Pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan tahapan : 1) Pembuatan dan pengujian bedak dingin bengkoang dengan menggunakan 3 (tiga) jenis ketuaan umbi bengkoang. Pengamatan yang dilakukan meliputi rendemen, derajat warna putih, pH dan uji organoleptik bedak dan uji iritasi ; dan 2) Penyuluhan dan demontrasi/pelatihan pembuatan bedak dingin pada kelompok mitra. Pada penyuluhan disampaikan: i) Potensi umbi bengkoang, ii) Faktor-foktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan bengkoang afkir, dan iii) Faktor yang diperhatikan dalam membuat produk bermutu baik dan dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah : 1) Bengkoang afkir (sisa yang tidak terjual) mempunyai potensi dan dapat serta aman untuk dijadikan bedak dingin; 2). Hasil penelitian (pengujian) bedak dingin bengkoang afkir memberikan hasil yang hampir sama dengan bedak dingin menggunakan bengkoang segar ataupun bengkoang yang panen tua (5-5.5 bulan). Pati bengkoang afkir lebih tinggi dari bengkoang segar dan kadar air yang lebih rendah; dan 3). Anggota kelompok wanita tani Berkat Yakin dapat memahami dan mampu membuat bedak dingin bengkoang afkir yang baik untuk dapat disimpan dalam waktu yang lama.Kata kunci: Bengkoang afkir, Bedak dingin, Pengabdian, Kelompok wanita tani Utilization of Reject Bengkoang (Pachyrhizus Erosus) on Cold Mask Production in Berkat Yakin Farmer Women Group at Sub District of Batang Anai District of Padang PariamanABSTRACT: The aim of the community service were to reduce losses of bengkoang farmers and traders, and also to optimize bengkoang tubers farmer groups with increased value added through cold mask products. Bengkoang tubers that not sell anymore and considered reject where less feasible to be food products used to make the cold mask. This community service was done by stages: 1) Making and testing of cold mask bengkoang by using 3 (three) maturity types of bengkoang tuber. The observations included rendement, white color, pH, organoleptic test of mask, and irritation test; and 2) Counseling and demonstration / training of making cold mask in group of partner. In the counseling delivered: i) Bengkoang tuber potency, ii) Factors to consider in determining reject bengkoang , and 3) Factors considered in making good quality products and can be stored for long periods. The results of this community service activity were: 1) Reject bengkoang (unsold remnant) has the potential and can and safe to be used as cold mask; 2). The cold mask product of reject bengkoang had same quality with cold mask using fresh bengkoang or old harvested bengkoang (5-5.5 month). Starch of reject bengkoang higher than fresh bengkoang and it’s water content is lower; and 3). Members of farmer women group Berkat Yakin can understand and able to make cold mask from reject bengkoang and good to be stored for a long time.Keywords: Reject bengkoang, Cold mask, Community service, Farmer women group
PENGOLAHAN JAGUNG MENJADI SIRUP JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN KELOMPOK WANITA TANI DI NAGARI KOTO TANGAH KECAMATAN TILATANG KAMANG KABUPATEN AGAM Risa Meutia Fiana; Cesar Welya Refdi; Alfi Asben; Vioni Derosya; Diana Sylvi
Jurnal Hilirisasi IPTEKS Vol 2 No 3.b (2019)
Publisher : LPPM Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.163 KB) | DOI: 10.25077/jhi.v2i3.b.328

Abstract

Jagung merupakan komoditas unggulan kedua setelah padi dalam pembangunan pertanian Sumatera Barat dengan target produksi 1 juta t pada tahun 2015 Pemanfaatan jagung di Nagari Koto Tangah belum optimal.Jagung yang terdapat di Nagari Koto Tangah dimanfaatkan sebagai pakan ternak.Pengembangan jagung menjadi produk yang lebih lanjut dapat menjadi komoditas unggulan agribisnis. Pengolahan hasil tanaman jagung dimaksudkan untuk memperpanjang masa simpan jagung, meningkatkan nilai estetika jagung, meningkatkan keanekaragaman makanan dengan bahan dasar jagung, meningkatkan nilai jual, dan daya saing olahan jagung. Permasalahan jagung dari sisi kelembagaan yang ada pada kelompok tani jagung yaitu masih banyak petani jagung yang belum mampu mengolah jagung menjadi produk turunannya Produk turunan jagung yang mudah dilakukan dengan menerapkan teknologi yang sederhana yaitu dengan menjadikan jagung menjadi sirup jagung. Usaha pengelolaan jagung menjadi sirup jagung ini dilakukan bersama Kelompok Wanita Tani di Nagari Koto Tangah Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam. Tujuan melakukan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah menghasilkan produk olahan jagung seperti sirup jagung dan melihat peluang sirup jagung jika di produksi sehingga meningkatkan pendapatan petani jagung di Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam. Metode analisis yang digunakan yaitu menganalisis aspek teknis dan produksi, kelayakan usaha dengan menghitung nilai BEP, aspek pemasaran, aspek manajemen dan organisasi dan dukungan masyarakat. Berdasarkan aspek yang diamati tersebut produk ini layak untuk dilaksanakan dengan beberapa perbaikan.Kelayakan usaha dilihat berdasarkan nilai BEP. Nilai BEP untuk sirup jagung yaitu 2.268 botol atau Rp. 22.680.000.
STUDI KARAKTERISTIK SELAI KOLANG KALING MARKISA DENGAN PENAMBAHAN PEWARNA ANGKAK Alfi Asben; Gunarif Taib; Yuni Rahmawati
Jurnal Ilmu dan Teknologi Terapan Pertanian Vol 3 No 1 (2019): Journal of Applied Agricultural Science and Technology
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32530/jaast.v3i1.61

Abstract

Pengolahan selai dengan bahan baku kolang kaling dan buah markisa akan memberikan warna selai yang kurang menarik. Pigmen angkak dapat dijadikan alternatif pewarna alami yang baik dan cukup stabil dimana juga dapat meningkatkan aktivitas antioksidan pada produk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan dan konsentrasi yang tepat bubuk angkak terhadap karakteristik selai kolang kaling markisa. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan tersebut adalah penambahan bubuk angkak yaitu : A (tanpa (0%)), B (1%), C (2%), D (3%) dan E (4%). Data dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis of varian (ANOVA) dan dilanjutkan dengan Duncan New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf 5%. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa penambahan angkak memberikan hasil berpengaruh nyata pada hampir semua parameter karakteristik selai yang dianalisis. Penambahan bubuk angkak 1% (B) merupakan perlakuan terbaik berdasarkan analisis sensori dengan karakteristik sebagai berikut : kadar air 28,18%, ohue 11,99, aktivitas antioksidan 20,58% (pada konsentrasi 100.000 ppm), pH 3,65, total padatan terlarut 59,33%, kadar sakarosa 55,42%, angka lempeng total 1,0 x103 cfu/g dan lovastatin 3,09 ppm.
Produksi dan karakterisasi selulosa mikrokristalin dari limbah batang kelapa sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) hasil replanting perkebunan Chandra Gunawan; Alfi Asben; Tuty Anggraini; Athanasia Amanda Septevani
Jurnal Penelitian Kelapa Sawit Vol 29 No 3 (2021): Jurnal Penelitian Kelapa Sawit
Publisher : Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/iopri.jur.jpks.v29i3.139

Abstract

Selulosa mikrokristalin merupakan turunan dari selulosa atau selulosa yang dimodifikasi dalam skala mikro dengan ukuran panjang sekitar 10-200 µm yang bersifat kristalin. Batang kelapa sawit dapat digunakan sebagai salah satu alternatif produksi selulosa mikrokristalin. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan selulosa mikrokristalin dari batang kelapa sawit dan mengetahui karakteristik setiap tahapan perlakuannya. Diperoleh selulosa mikrokristalin dengan kandungan selulosa yang berhasil ditingkatkan dari 31,11 ± 2,01% menjadi 84,35 ± 1,04%, hal ini sesuai dengan gugus puncak serapan FTIR dan seiring dengan penurunan kandungan lignin dan hemiselulosa. Analisa XRD menunjukkan terjadinya peningkatan kristalinitas dari MCC hingga 78% setelah melalui tahapan perlakuan kimia. Hasil SEM didapatkan MCC dengan panjang dan lebar sebesar 43,2 ± 19,6 µm dan 11,4 ± 8,1 µm dan menunjukkan terjadinya pemecahan komponen kompleks pada serat Raw batang kelapa sawit yang digambarkan dengan struktur dari permukaan yang menjadi lebih halus dan berbentuk fibril yang teratur. Berdasarkan hasil penelitian ini, proses delignifikasi, pemutihan, dan hidrolisis asam secara bertahap berhasil memproduksi selulosa mikrokristalin dari batang kelapa sawit.
Pemanfaatan Enzim Papain dalam Pembuatan Pakan Ikan Lele serta Pengolahan Nugget Ikan Lele Deivy Andhika Permata; Sahadi Didi Ismanto; Alfi Asben
Warta Pengabdian Andalas Vol 26 No 1 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jwa.26.1.62-68.2019

Abstract

Kelompok Muda Berkarya is a fisheries business group engaged in catfish farming. Issues incurred by partners are the costs incurred to buy pellets and slow growth of catfish. Besides that, the Kelompok Muda Berkarya and homemakers of fishers on Vilagge Pulau Karam are also interested in getting training on the manufacture of catfish processed products. However, there is no information on how to process it. Thus, improvement was carried out using counseling and demonstration methods, assistance, monitoring, and evaluation. From the results of the activities carried out, improving the understanding of fostered partners in making fish feed by adding papain enzymes and making catfish nuggets. The resulting pellets require low production costs and can be increased growth of catfish.
PENGGUNAAN TAUGE YANG BERBEDA SEBAGAI SUMBER NITROGEN PADA PEMBUATAN NATA DE YAM Wenny Surya Murtius; Alfi Asben; Risa Meutia Fiana; Indah Khairun Nisa
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 25, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.25.1.104-113.2021

Abstract

Penelitian ini menggunakan tauge dari kacang hijau sebagai sumber nitrogen untuk memproduksi nata dari bengkoang. Tauge yang digunakan adalah dari 4 kondisi tauge yang berbeda, dengan tujuan penelitian menentukan kondisi tauge terbaik sebagai sumber nitrogen berdasarkan karakteristik nata yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan metode eksploratif dengan 4 perlakuan dan 2 ulangan. Perlakuan pada penelitian ini menggunakan kondisi tauge berbeda diantaranya adalah; tunas tauge, tauge segar, tauge akan busuk dan tauge layu. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah total gula dan nitogen pada bahan baku, serat kasar, rendemen, ketebalan, berat, tekstur dan organoleptik meliputi; warna, tekstur, aroma dan rasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi tauge yang berbeda menyebabkan serat kasar, rendemen, ketebalan, berat, tekstur dan snsory yang berbeda. Berdasarkan karakteristik fisik dan kimia produk perlakuan D (tauge layu) merupakan produk terbaik dengan rata-rata nilai serat kasar 5,82%, rendemen 81,73%, ketebalan 1,05 cm, berat 335,07 g, tekstur 123,58 N/cm.
PENGARUH PENGGUNAAN LINDI HITAM PADA PROSES BIODELIGNIFIKASI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT TERHADAP DEGRADASI KOMPONEN LIGNOSELULOSA Deivy Andhika Permata; Anwar Kasim; Alfi Asben; Yusniwati Yusniwati
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 26, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.26.1.124-129.2022

Abstract

Lignoselulosa merupakan komponen utama tandan kelapa sawit yang terdiri dari lignin, selulosa dan hemiselulosa. Keberadaan lignin menjadi faktor pembatas dalam penggunaan serat. Upaya untuk mengurangi lignin dapat dilakukan melalui proses biodelignifikasi. Penelitian ini melakukan proses biodelignifikasi dengan menggunakan lindi hitam yang diperoleh dari biodelignifikasi spontan tandan kosong kelapa sawit fraksi serat campuran. Penelitian didesain menggunakan rancangan acak lengkap dengan 3 kali ulangan, data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji F dan jika berbedanya dilanjutkan dengan uji DNMRT pada α 5%. Perlakuan yang diberikan yaitu perbedaan persentase lindi hitam yang digunakan sebesar 1%, 3%, 5%, 7%, dan 9% pada proses biodelignifikasi tandan kosong kelapa sawit fraksi serat panjang. Pada serat hasil biodelignifikasi dilakukan analisis kadar hemiselulosa, kadar selulosa dan kadar lignin. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penggunaan lindi hitam pada proses biodelignifikasi tandan kosong kelapa sawit fraksi serat panjang berpengaruh nyata terhadap kadar hemiselulosa, selulosa dan lignin. Semakin banyak lindi hitam yang digunakan semakin tinggi persentase degradasi komponen lignoselulosa yang terjadi.
KARAKTERISTIK DAN SENYAWA BIOAKTIF EKSTRAK KERING DAUN KLUWIH DARI POSISI DAUN YANG BERBEDA Deivy Andhika Permata; Alfi Asben
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 21, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.566 KB) | DOI: 10.25077/jtpa.21.2.79-85.2017

Abstract

Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati, diantaranya tanaman kluwih. Di masyarkat luas rebusan daun kluwih dikenal sebagai obat diabetes. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, sebagai langkah awal melihat potensi ektrak kering daun kluwih sebagai sediaan yang dapat diaplikasikan dalam pembuatan pangan fungsional, obat-obatan atau sediaan jamu. Daun kluwih pada posisi berbeda dilakukan ekstraksi dengan pelarut air kemudian dipekatkan menggunakan rotary vacuum evaporator kemudian dibuat menjadi ekstrak kering dengan bantuan freeze dryer. Pengamatan yang dilakukan, yaitu rendemen, kadar air, kadar abu, analisis kualitatif fitokimia, serta total polifenol. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh karakteristik dan komponen bioaktif ekstrak kering daun muda, tua dan sangat tua berturut-turut sebagai berikut: rendemen sebesar 5,49%, 5,23% dan 5,34%; kadar air sebesar 10,11%, 10,16%, dan 10,30%; kadar abu 12,76%, 12,35%, dan 12,30%. Pada semua ekstrak daun mengandung alkaloid, triterpenoid, flavonoid, saponin, fenolik dan tanin. Total polifenol ekstrak kering daun muda, tua dan sangat tua berturut-turut, yaitu 11.175 mgGAE/g, 10.238,89 mgGAE/g, dan 7.858,33 mgGAE/g. 
PENGARUH CHEMICAL TREATMENT TERHADAP SIFAT FISIK, KANDUNGAN SELULOSA DAN KEKUATAN TARIK SERAT ALAM RAMI Edi Syafri; Anwar Kasim; Hairul Abral; Alfi Asben
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 19, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.758 KB) | DOI: 10.25077/jtpa.19.2.18-24.2015

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh chemical treatment  menggunakan  NaOH pada serat alam rami terhadap kandungan selulosa serat, sifat fisik dan kekuatan tarik  serat alam  rami. Serat mendapat perlakuan NaOH dengan variasi konsentrasi 0, 2.5, 5, 7.5% dan dibandingkan dengan rami yang didekortikasi (green ramie). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan NaOH menyebabkan  terjadinya degradasi lignin, hemiselulosa dan juga selulosa serat rami. Dari pengamatan menggunakan SEM (Scanning Electro Microscopy) terlihat bahwa permukaan serat rami setelah mengalami chemical treatment menjadi lebih kasar dibandingkan dengan sebelum mengalami perlakuan. Penurunan kandungan selulosa serat rami itu akan menyebabkan  turunnya kekuatan. Kekuatan tarik serat rami terkecil sebesar 707.083 MPa pada perlakuan NaOH 7.5 %. Hasil penelitian ini selanjutnya digunakan sebagai acuan perlakuan awal pada serat alam rami untuk pembuatan material bionanokomposit.Kata kunci : serat alam rami, chemical treatment, selulosa,  kekuatan tarik