Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search
Journal : Bandung Conference Series : Medical Science

Hubungan Jarak Rumah ke Puskesmas dengan Kepatuhan Pengobatan Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Patokbeusi Subang Riki Yudiana; Zulmansyah; Herry Garna
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.172

Abstract

Abstract. Tuberculosis is a chronic infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis which is chronic. Based on WHO Burden Disease data (2018), tuberculosis is the top 10 disease causing death. Drugs to reduce the eradication of tuberculosis are tablets of fixed dose combination anti-tuberculosis drugs (OAT-KDT). Non-adherence in undergoing treatment will cause resistance to OAT-KDT. The purpose of this study was to analyze the relationship between the distance from home to the puskesmas with adherence to taking OAT-KDT at the Subang Patokbeusi Public Health Center during February–June 2021. This type of research was quantitative with an observational analysis method with a cross-sectional approach. Data were obtained from medical records of tuberculosis patients period Januari 2020–Januari 2021. Data analysis used the chi-square test. If there are cells <5 then the Fisher exact test is used. The number of samples were 68 people. Processing and analyzing data used statistical application SPSS 25.00 for Mac with a significance degree of p<0.005. Pulmonary TB patients with a distance from home to the health center <5 km, 5–10 km, and >10 km who were adherence to taking medication, 30/31 people, 31/32 people, and 3/5 people (p=0.003) consequentially it means that there was a significant relationship. In conclusion, there is a relationship between the distance from the house to the puskesmas with the compliance of tuberculosis patients in undergoing treatment. Abstrak.Tuberkulosis adalah penyakit menular kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang bersifat kronis. Berdasar atas data Burden Disease WHO (2018), tuberkulosis menjadi penyakit 10 teratas penyebab kematian. Obat untuk menurunkan eradikasi penyakit tuberkulosis, yaitu tablet obat anti-tuberkulosis kombinasi dosis tetap (OAT-KDT). Ketidakpatuhan dalam menjalani pengobatan akan menyebabkan resistensi terhadap OAT-KDT. Tujuan penelitian ini menganalisis hubungan jarak rumah ke puskesmas dengan kepatuhan meminum OAT-KDT di Puskesmas Patokbeusi Subang dilaksanakan Februari–Juni 2021. Jenis penelitian kuantitatif dengan metode observasional analisis dengan pendekatan cross-sectional. Data diperoleh dari medical record pasien tuberkulosis periode Januari 2020–Januari 2021. Analisis data menggunakan uji chi-square. Jika terdapat sel <5 maka digunakan uji Eksak Fisher. Jumlah sampel 68 orang. Pengolahan dan analisis data menggunakan aplikasi statistika SPSS 25.00 for Mac dengan derajat kemaknaan p<0,005. Pasien TB paru dengan jarak rumah ke puskesmas <5 km, 5–10 km, dan >10 km yang patuh meminum obat berturut-turut 30/31 orang, 31/32 orang, dan 3/5 orang (p=0,003) artinya terdapat hubungan bermakna. Simpulan, terdapat hubungan jarak rumah ke puskesmas dengan kepatuhan pasien tuberkulosis dalam menjalani pengobatan.
Scoping Review: Hambatan Penerapan Telemedicine di Indonesia Kharisma Firda Amalia; Eka Hendryanny; Herry Garna
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.1287

Abstract

Abstract. Telemedicine is a long-distance health service using telecommunications media. The use of telemedicine is currently increasing during the COVID-19 pandemic due to the social restrictions implemented to avoid wider exposure of the virus. This study uses a scoping review method. The search of the articles is conducted using the Google scholar database and other published articles. There are 60 articles found and among them are 4 articles that meet the criteria. The application of telemedicine in Indonesia has not been carried out optimally because it is still constrained by inadequate infrastructure and the quality of the internet network that has not been comprehensive throughout Indonesia. Abstrak. Telemedicine merupakan layanan kesehatan jarak jauh menggunakan media telekomunikasi, penggunaan telemedicine saat ini terus mengalami peningkatan, peningkatan terjadi pada masa pandemik COVID-19 karena pembatasan sosial agar tidak terjadi paparan yang lebih luas. Penelitian ini menggunakan metode scoping review. Pencarian artikel mengunakan database Google scholar dan artikel lainnya yang dipublikasikan. Terdapat 60 artikel dan 4 artikel yang sesuai dengan kriteria. Penerapan telemedicine di Indonesia belum dilakukan secara maksimal karena masih terkendala insfrastruktur yang belum memadai dan kualitas jaringan internet yang belum menyeluruh di seluruh wilayah Indonesia.
Hubungan Personal Hygiene dan Tingkat Pengetahuan dengan Kejadian Skabies pada Santri Pesantren Miftahul Huda Al-Hadi Tasikmalaya Shafira Nefananda Kariza; Herry Garna; Agung Firmansyah Sumantri
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.1302

Abstract

Abstract. Scabies is an infectious skin disease due to the infestation and sensitization of the mite Sarcoptes scabiei (S. scabiei) which is a parasite that can tunnel through the skin. Scabies is often in inhabited places such as boarding schools, dormitories, prisons, and areas, occurring in association with poor hygiene and behavior. The purpose of this study was to determine the relationship between personal hygiene and knowledge level with the incidence of scabies in male students at Miftahul Huda Al-Hadi Islamic Boarding School Tasikmalaya. This study used an observational method with a cross-sectional design using a questionnaire and related patient data forms. The number of respondents in this study amounted to 65 people who were taken using purposive sampling. Data collection was carried out in the period March–October 2021. The results showed that the majority of students at Miftahul Huda Al-Hadi Islamic Boarding School Tasikmalaya 40 students (62%) experienced scabies. The majority of students' hygiene was sufficient (51%) and the level of knowledge was poor (65%). The results of the bivariate chi-square analysis showed that there was a relationship between personal hygiene and level of knowledge with the incidence of scabies (p-value = 0.001 > 0.05). In conclusion that there is a relationship between personal hygiene and level of knowledge with the incidence of scabies in students at Miftahul Huda Al-Hadi Islamic Boarding School Tasikmalaya. Abstrak. Skabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infeksi tungau (S. scabiei), parasit yang dapat menyerang kulit. Skabies sering terjadi di tempat berpenghuni banyak seperti pondok pesantren, asrama, penjara, dan daerah kumuh, yang berhubungan dengan kebersihan dan perilaku penghuni yang buruk. Tujuan penelitian ini adalah memperjelas hubungan personal hygiene dan tingkat pengetahuan dengan kejadian skabies pada santri di Pondok Pesantren Miftahul huda Al Hadi Tasikmalaya. Penelitian ini adalah metode observasional dengan rancangan cross sectional menggunakan kuesioner dan formulir data santri terkait. Responden penelitian ini berjumlah 65 orang yang diambil dengan teknik purposive sampling. Pengambilan data dilakukan periode bulan Maret hingga Oktober 2021. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas santri di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Hadi Tasikmalaya 40 orang santri (62%) mengalami kejadian skabies. Mayoritas personal hygiene santri cukup (51%) dan tingkat pengetahuan buruk (65%). Hasil analisis bivariat chi-square menunjukkan hubungan personal hygiene dan tingkat pengetahuan dengan kejadian skabies (p = 0,001 > 0,05). Simpulan, terdapat hubungan personal hygiene dan tingkat pengetahuan dengan kejadian skabies pada santri di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Hadi Tasikmalaya.
Computer Vision Syndrome pada Dosen Tahap Akademik Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung selama Pandemi COVID-19 Farah Talitha Nawiryasa; Eva Rianti Indrasari; Herry Garna
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.1828

Abstract

Abstract. Computer vision syndrome (CVS) is a group of eye and vision-related symptoms that arise due touse of computers or gadgets prolonged. Risk factors for CVS include individual, environmental, and computer factors. The use of gadgets is increasing during the COVID-19 pandemic because the government urges the public including teachers such as lecturers to work from home. This study aims to determine the incidence of CVS in lecturer at the academic stage of FK Unisba during the COVID-19 pandemic starting from February–December 2021. This type of research is quantitative with analytic observational method and cross sectional design. The instrument used is a questionnaire. In this study, data were obtained as many as 60 lecturers of the academic stage of FK Unisba with total sampling technique. The data analysis used was univariate and chi square test for bivariate analysis. The results showed that the most complained symptoms were tired eyes from asthenopia symptoms (44%), watery eyes and itchy eyes from ocular surface symptoms respectively 31%, difficulty focusing vision and increased sensitivity to light from visual symptoms respectively 24%, and shoulder pain from extraocular symptoms (40%). In conclusion, most of the lecturers at the academic stage of FK Unisba experienced CVS. The results of the analysis did not show a relationship between risk factors and the incidence of CVS (p>0.05). It is recommended that there be preventive prevention against CVS complaints. Abstrak. Computer vision syndrome (CVS) merupakan sekumpulan gejala terkait mata dan penglihatan yang muncul akibat penggunaan komputer atau gadget dalam waktu lama. Faktor risiko CVS di antaranya faktor individu, lingkungan, dan komputer. Penggunaan gadget semakin meningkat di masa pandemi COVID-19 karena pemerintah menghimbau masyarakat termasuk pengajar seperti dosen melakukan work from home. Penelitian ini bertujuan menganalisis kejadian CVS pada dosen tahap akademik FK Unisba selama pandemi COVID-19 dimulai dari Februari–Desember 2021. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode observasional analitik dan desain cross sectional. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner. Pada penelitian ini didapatkan data sebanyak 60 dosen tahap akademik FK Unisba dengan teknik total sampling. Analisis data yang digunakan adalah univariat dan uji chi square untuk analisis bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala yang paling banyak dikeluhkan adalah mata lelah dari gejala astenopia (44%), mata berair dan mata gatal dari gejala permukaan okular masing-masing 31%, sulit memfokuskan penglihatan dan merasa silau saat melihat cahaya terang dari gejala visual masing-masing 24%, dan nyeri bahu dari gejala ekstraokular (40%). Simpulan, sebagian besar dosen tahap akademik FK Unisba mengalami CVS. Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan antara faktor risiko dan kejadian CVS (p>0,05). Disarankan pencegahan preventif terhadap keluhan CVS.
Manfaat ASI Eksklusif dalam Pencegahan Penyakit Infeksi pada Anak: Kajian Pustaka Nadiyah Oktaviani; Ratna Damailia; Herry Garna
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.1860

Abstract

Abstract. Breastfeeding is known to be a way of feeding babies that cannot be replaced because it provides many benefits for children and mothers. Benefits obtained by children that are breastfed such as prevention against chronic diseases and conditions such as type 2 diabetes, asthma, and obesity. Exclusive breastfeeding also has benefits to prevent and decrease the incidence of infectious diseases such as gastroenteritis, acute respiratory tract infections (ARTI), to acute otitis media (AOM). This article is a literature study that aims to provide information about the benefits of exclusive breastfeeding in the prevention of infectious diseases in children. Abstrak. Pemberian ASI diketahui menjadi cara pemberian makanan pada bayi yang tidak dapat digantikan karena memberikan banyak manfaat bagi anak dan ibu. Manfaat yang didapatkan oleh anak jika mendapatkan ASI seperti pencegahan terhadap penyakit dan kondisi kronis seperti diabetes tipe 2, asma, dan obesitas. ASI eksklusif juga memiliki manfaat untuk mencegah dan menurunkan kejadian penyakit infeksi seperti gastroenteritis, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), hingga otitis media akut (OMA). Artikel ini merupakan suatu kajian pustaka yang bertujuan memberikan informasi tentang manfaat ASI eksklusif dalam pencegahan penyakit infeksi pada anak.
Faktor Risiko Kejadian Akne Vulgaris pada Remaja Putri SMKN 10 Cilawu di Kabupaten Garut Naufal Khairunnisa Syahira Sulung; Herry Garna; Indri Budiarti
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.5722

Abstract

Abstract. Young women between the ages of 14 and 17 (the age factor), menstrual patterns, junk food consumption, factors using cosmetics, and menstrual patterns all influence the emergence of acne vulgaris. Acne vulgaris is a chronic inflammation/skin disease of the pilosebaceous with papules, blackheads, nodules, pustules, and cysts. This study's goal was to identify the variables influencing the prevalence of acne vulgaris in female teenagers attending SMKN 10 in the Garut Regency. This study uses a case-control design and purposive sampling to collect data. 166 trial participants in total, 83 were without acne vulgaris. Using a questionnaire, data was gathered by looking at the face from the side up. Chi-square analysis was done on the data. The majority of young women with acne vulgaris used cosmetics up to 65 (78.3%) more than those without the condition. 47 (56.6%) people (or the majority) utilized cosmetics (p=0.005) with odd ratio 0,362. 43 (57.8%) of the 83 acne vulgaris patients exhibited inconsistent sleeping patterns, as opposed to 35 (42.2%) who had regular sleeping habits. Additionally, only 16 (19.3%) of the millet 83 individuals (19.3% of those with normal sleep habits) had acne vulgaris, compared to 67 (80.7%) (p=0.002) of those with irregular sleep patterns (Vulgar acne) with odd ratio 4.818. Keywords: Acne vulgaris, use of cosmetics, sleep patterns, young women. Abstrak. Acne vulgaris merupakan penyakit kulit inflamasi kronis yang ditandai dengan papul, komedo, nodul, pustul, dan kista. Dimulai pada usia remaja umur 14–17 tahun. Penggunaan berganti-ganti kosmetik, dan pola tidur adalah faktor risiko timbul acne vulgaris. Tujuan penelitian mengetahui faktor risiko kejadian acne vulgaris pada remaja putri SMKN 10 Cilawu Kabupaten Garut. Penelitian ini adalah penelitian kasus kontrol dengan teknik purposive sampling. Sebanyak 166 subjek penelitian terdiri dari 83 subjek remaja putri akne vulgaris dan 83 subjek tanpa akne vulgaris. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dan pengambilan foto wajah tampak depan dan samping untuk menentukan akne vulgaris atau tidak. Analisis data menggunakan uji chi-square dan Fisher exact. Hasil menujukkan remaja putri yang mengalami akne vulgaris mayoritas menggunakan kosmetik sebanyak 65 (78,3%) dan tidak mengalami akne vulgaris mayoritas menggunakan kosmetik sebanyak 47 (56.6%; p=0,005) dengan nilai odd ratio 0,362. Dari 83 orang kejadian akne vulgaris sebanyak 43 (57,8%) pola tidur tidak teratur dan 35 (42,2%) dengan pola tidur teratur. Selanjutnya, dari 83 orang tidak akne vulgaris sebanyak 67 (80,7%; p=0,002) dengan pola tidur tidak teratur dan dengan pola tidur teratur 16 (19,3%) dengan nilai odd ratio 4,818. Simpulan, terdapat hubungan pola haid tidak teratur, konsumsi junk food, penggunaan berganti-ganti kosmetik, dan pola tidur dengan kejadian akne vulgaris. Kata Kunci: Akne vulgaris, pemakaian kosmetik, pola tidur, remaja putri.
Analisis Faktor Risiko Kejadian Mask-Induced Acne (Maskne) Berdasarkan Karakteristik Tenaga Kesehatan RSUD Sumedang di Masa Pandemi Covid-19 Safana Edisa; Herry Garna; Rika Nilapsari
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.6594

Abstract

Abstract. Until now, people's behavior around the world has changed due to the emergence of the COVID-19 pandemic, one of which is the obligation to wear masks. However, various side effects occur, especially on the skin when using a mask for a certain period of time, one of which is mask-induced acne (maskne). This study aims to analyze the risk factors for masks based on the characteristics of the subjects. This type of research is quantitative using observational analytic methods with a cross-sectional design. Subjects were selected using purposive sampling with a total of 110 people at Sumedang Regional General Hospital in March–September 2022. Data analysis used univariate and chi-square test for bivariate analysis. The results of the study found that most of the Sumedang Hospital health workers were women (34.5%) and had a history of suffering from acne (56%). Based on bivariate analysis, it was found that the value of p <0.05 for gender and history of suffering from acne, which means there is a relationship with the incidence of mask-induced acne (maskne). The use of masks is not the only cause of maskne, there are other factors such as heredity, hormones, and so on. In conclusion, there is a relationship between gender and a history of suffering from acne with the incidence of mask-induced acne (maskne). Abstrak. Sampai saat ini, perilaku hidup masyarakat di seluruh dunia berubah akibat munculnya pandemi COVID-19, diantaranya adalah kewajiban dalam penggunaan masker. Namun demikian, berbagai efek samping timbul terutama pada kulit apabila menggunakan masker dalam jangka waktu tertentu, salah satunya adalah mask-induced acne (maskne). Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor risiko kejadian maskne berdasarkan karakteristik subjek. Jenis penelitian adalah kuantitatif menggunakan metode analitik observasional dengan desain cross-sectional. Subjek dipilih menggunakan purposive sampling dengan jumlah 110 orang di RSUD Sumedang pada bulan Maret–September 2022. Analisis data menggunakan univariat dan uji chi-square untuk analisis bivariat. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar tenaga kesehatan RSUD Sumedang adalah wanita (34,5%) dan memiliki riwayat menderita akne (56%). Berdasarkan analisis bivariat didapatkan nilai p<0,05 untuk jenis kelamin dan riwayat menderita akne, yang artinya terdapat hubungan dengan kejadian mask-induced acne (maskne). Penggunaan masker bukan satu-satunya penyebab maskne, terdapat faktor lain seperti herediter, hormon, dan lain sebagainnya. Simpulan, terdapat hubungan antara jenis kelamin dan riwayat menderita akne dengan kejadian mask-induced acne (maskne).
Scoping Review: Hubungan Suplementasi Vitamin D dengan Pencegahan dan Pengobatan Tuberkulosis pada Anak Alma Yulistia Fadhilah; Herry Garna; Wedi Iskandar
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.6599

Abstract

Abstract. Tuberculosis (TB) is an airborne infectious disease caused by the bacterium Mycobacterium tuberculosis which affects humans and is the leading cause of death worldwide. In cases of children with TB, there are twenty-two countries with high boundries countries ranging 3–25% of cases. Vitamin D supplements can be given as a support for the prevention and treatment of TB. The purpose of this study was to assess the relationship between vitamin D supplementation with the prevention and treatment of tuberculosis in children based on research in the last 10 years. This study uses a scoping review study. The databases used are Pubmed, ScienceDirect, SpringerLink, and ProQuest. Search for selected articles in 2012–2022 using a randomized controlled trial (RCT) research design. From 9,570 articles filtered based on the inclusion criteria, there were 657 articles, then followed by filtering the exclusion criteria, 637 articles were obtained and there were 18 duplications of 18 articles so that there were 2 articles that met the eligibility criteria based on PICOS. The results in one of the articles stated that vitamin D supplementation did not significantly prevent the risk of tuberculosis infection and in one of the articles showed that vitamin D supplementation had an effect on the resolution of fever and cough. In conclusion, serum levels of vitamin D {25(OH)D} had an effect on the resolution of fever and cough but did not prevent the risk of tuberculosis. Abstrak. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular melalui udara yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang memengaruhi manusia dan penyebab utama kematian di seluruh dunia. Pada kasus anak dengan TB terdapat duapuluh dua negara dengan high boundries countries berkisar 3–25% kasus. Suplemen vitamin D dapat diberikan sebagai penunjang untuk pencegahan dan pengobatan TB. Tujuan penelitian ini adalah menilai bagaimana hubungan suplementasi vitamin D dengan pencegahan dan pengobatan tuberkulosis pada anak berdasarkan penelitian pada 10 tahun terakhir. Penelitian ini menggunakan studi scoping review. Database yang digunakan, yaitu Pubmed, ScienceDirect, SpringerLink, dan ProQuest. Pencarian artikel yang dipilih tahun 2012–2022 dengan desain penelitian randomized controlled trial (RCT). Dari 9,570 artikel dilakukan filtrasi berdasar atas kriteria inklusi terdapat 657 artikel, kemudian dilanjutkan dengan filtrasi kriteria eksklusi didapatkan 637 artikel dan terdapat duplikasi sebanyak 18 artikel sehingga artikel yang memenuhi kriteria kelayakan berdasar atas PICOS adalah 2 artikel. Hasil pada salah satu artikel menyatakan bahwa suplementasi vitamin D tidak signifikan mencegah risiko infeksi TB dan satu artikel lainnya menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D berpengaruh terhadap resolusi demam dan batuk. Simpulan, kadar vitamin D {25(OH)D} serum berpengaruh terhadap resolusi demam dan batuk, tetapi tidak mencegah risiko tuberkulosis.
Literature Review: Pengaruh Defisiensi Vitamin D terhadap Proses Pertumbuhan Tulang pada Balita Stunting Fathia Salsabila Fakhira; Herry Garna; Dyana Eka Hadiati
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.6751

Abstract

Abstract. Stunting is one of the problems of linear growth failure due to unbalanced intake of macronutrients and micronutrients. One of the micronutrients that has a close relationship with the incidence of stunting is vitamin D which plays an important role in the development and maintenance of bone mineralization and helps the process of bone formation. Descriptive analitics research method through literature study by collecting several previous studies with the purpose to determine the effect of vitamin D deficiency on the process of bone growth in stunting toddlers. The results of this study show that there is an effect of vitamin D deficiency on the process of bone growth in stunted toddlers by inhibiting the function of IGF-1 in increasing osteoblastogenesis thereby reducing the rate of bone growth. In conclusion, vitamin D has an important role in the process of bone growth in stunting toddlers. Keywords: Bone; stunting; toddler; vitamin D Abstrak. Stunting merupakan salah satu permasalahan kegagalan pertumbuhan linear akibat asupan gizi makronutrien dan mikronutrien yang tidak seimbang. Salah satu zat mikronutrien yang memiliki hubungan erat dengan kejadian stunting adalah vitamin D yang berperan penting dalam pengembangan dan pemeliharaan mineralisasi tulang serta membantu proses formasi tulang. Metode penelitian analisis deskriptif melalui studi literatur dengan mengumpulkan beberapa penelitian terdahulu dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh defisiensi vitamin D terhadap proses pertumbuhan tulang pada balita stunting. Hasil studi ini menunjukan adanya pengaruh defisiensi vitamin D terhadap proses pertumbuhan tulang pada balita stunting yaitu terhambatnya fungsi IGF-1 dalam peningkatan osteoblastogenesis sehingga menurunkan laju pertumbuhan tulang. Kesimpulan vitamin D memiliki peranan penting terhadap proses pertumbuhan tulang pada balita stunting. Kata Kunci: Balita; stunting; tulang; vitamin D
Studi Literatur: Kecemasan pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Maulya Listrianti; Herry Garna; Gilang Mutiara
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.6243

Abstract

Abstract. Diabetes mellitus is a common metabolic disorder associated with elevated blood glucose levels or hyperglycemia. Diabetes mellitus is a chronic disease so it can cause anxiety which can affect blood sugar control. This study aims to determine the effect of anxiety levels on people with type 2 diabetes mellitus from previous studies. The research method used is a literature study that originates from articles, journals, and books that aim to compile theories in this study which were published in 2012–2022. The results of the study show that there is an effect of anxiety on the condition of people with diabetes mellitus, namely unbalanced blood sugar control, this is due to increased blood sugar levels caused by the release of the ACTH hormone which is produced when anxiety occurs. The percentage of anxiety in people with diabetes mellitus is related to changes in health conditions and lifestyle to achieve therapeutic success. Abstrak. Diabetes melitus adalah gangguan matabolisme umum yang terkait dengan kadar glukosa darah yang meningkat atau hiperglikemia. Diabetes melitus ialah penyakit kronis sehingga dapat menimbulkan kecemasan yang dapat memengaruhi kontrol gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat kecemasan pada penderita diabetes melitus tipe 2 dari penelitian-penelitian terdahulu. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur yang bersumber dari artikel, jurnal, dan buku yang bertujuan untuk menyusun teori dalam penelitin ini yang dipunlikasi pada tahun 2012–2022. Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kecemasan terhadap kondisi penderita diabetes melitus, yaitu kontrol gula darah yang tidak seimbang, hal tersebut dikarenakan peningkatan kadar gula darah yang diakibatkan pengeluaran hormon ACTH yang dihasilkan ketika terjadi cemas. Persentase kecemasan pada penderita diabetes melitus berkaitan dengan perubahan kondisi kesehatan dan gaya hidup untuk mencapai keberhasilan terapi.
Co-Authors Aam Maryamah Achmad Suardi Achmad Surjono Adjat Sedjati Rasyad Adjat Sedjati Rasyad Adjat Sedjati Rasyad Adjat Sedjati Rasyad Agnes Rengga Indrati Agung Firmansyah Sumantri Ahmad Suardi Alamsyah Aziz Alex Chairulfatah Alex Chairulfatah Alma Tanzia Nasa Alma Yulistia Fadhilah Alma Yulistia Fadhilah Andi Rinaldi Andika Ilham Rahmadi Prianza Andre van der Venn Andriane, Yuke Ani Melani Maskoen Aniceto Cardoso Barreto Anita Deborah Anwar Annesya Atma Battya Annisa Kusumawardhani Annisa Rahmah Furqaani Ardini Saptaningsih Raksanagara Ardini Saptaningsih Raksanagara Ardini Saptaningsih Raksanagara, Ardini Saptaningsih Ari indra Susanti Arief Guntara Atia Mansoorah Atie Rachmiatie Aulia Fitri Swity Azhali M. S. Bachti Alisjahbana Batara, Triando Budi Setiabudiawan Budi Setiabudiawan BUDI SETIABUDIAWAN Budiman , Budiman Buti Azfiani Buti Azfiani Azhali Cherawaty, Aneu Cissy B. Kartasasmita Citra Kartika Dadang Hudaya Dadang Hudaya S Deborah Anwar, Anita Dedi Rachmadi Delfian Rahmat Aditia Delia Oktaviani Solihat Deni K. Sunjaya Dessy Afrianti Dida A. Gurnida Dida Akhmad Gurnida Dika Rifky Fernanda Dilla Latul Anjaniah Dina Garniasih Djatnika Setiabudi Donissa Aurel Titania Dwi Prasetyo Dyana Eka Hadiati Dzulfikar D. Lukmanul Hakim Eddy Fadlyana Eka Hendryanny Eka Nurhayati Endah Pujiastuti Endang Widajanti Eva Rianti Indrasari Fajarini Putri Hidayat Farah Talitha Nawiryasa Farid Husin Fathia Salsabila Fakhira Fauzia Laili Fina Meilyana Finda Wijayanti Firman Fuad Wirakusumah Fiva A Kadi Gaga Irawan Gartika Sapartini Gibran Bramasta Dirgavansya Gilang Mutiara Giyawati Yulilania Okinarum Hadi Susiarno Halimatus Saidah Hana Sofia Hana Sopia Rachman Harefa, Umy Darni Harry Iskandar Heda Melinda D. Nataprawira Heni Nurakilah Henne Giyantini Henri Setiawan Herawati, Yanti Herri S. Sastramihardja Herry Herman Herry Sastramihardja, Herry Heru Haerudin Hidayat Wijayanegara Hinta Meijerink Ida Parwati Indri Budiarti Ingrid Rita Sitomorang Irvan Afriandi Ismawati Ismayanty, Devie Iwin Sumarman Iwin Suwarman Jernihati Krisniat Harefa Jujun Junia Julistio Djais Julistio Djais Julistio T. B. Djais Julistio T.B. Djais Khairunnisa, Dini Pajriani Kharisma Firda Amalia Komalaningsih , Sri Kusnandi Rusmil Lelly Yuniarti Leri Septiani Lestari, Meti Widya Lina Herlina Linda Marlina Lisa Adhia Garina Lony Novita M.S. Azhali Ma&#039;mun Sutisna Ma&#039;mun Sutisna Ma&#039;mun Sutisna Maulya Listrianti Maya Tejasari Ma’mun Sutisna Melati Yuliandari Melvi Imelia Risa Metty Nurherliyany Mohamad Yanuar Anggara Muhammad Kasrial Myrna Soepriadi Nadiyah Oktaviani Nanan Sekarwana nashriva, Ita Naufal Khairunnisa Syahira Sulung Nenden Ismawaty Nisa Lathifah Rohmatika Novila Sjafri Bachtiar Novilia Sjafri Bachtiar Novita Ayu Indraswati Nur Maulida Najwa Rahima Nur Melani Sari Nurlatifah, Teni Nurul Auliya Kamila Oky Haribudiman Ponpon Idjradinata Ponpon Idjradinata Ponpon S Idjradinata R. Ayu Wulandari Sekarini R.M Ryadi Fadil Rahayu, Bintari Dwi Rahmat Budi Rahmawaty, Ike Ratna Damailia Reinout van Crevel Reni Ghrahani Reni Ghrahani Retno Ekowati Retno Saraswati Revan Muhammad Rhena Alma Ramadianti Rika Nilapsari Riki Yudiana Riki Yudiana Rina Permatasari Rizki, Fathia Rowawi, Roni RR. Ella Evrita Hestiandari Ryandini, Gessyla Safana Edisa Samsudin Surialaga Sandriani Shafira Nefananda Kariza Silfian, Silfian Siti Sugih Sjarif Hidajat Soenarjati Soedigo Adi Soenarjati Soedigo Adi Sri Endah Rahayuningsih Sri Hennyati Amiruddin Sri Komalaningsih Suardi, Achmad Sugih H, Siti Sugih, Siti Suminar, Ratna Suryani Soepardan Susiarno, Hadi Sutisna , Ma'mun Sutisna, Ma’mun Tania Novi Tina Ramayanthi Tisnasari Hafsah Titik Respati Tono Djuwantono Waya Nurruhyuliawati, Siti Aminah, Uni Gamayani, Eddy Fadlyana Wedi Iskandar Wiwin Winiar Yani Dewi Suryani Zulmansyah Zulmansyah , Zulmansyah