Claim Missing Document
Check
Articles

FENOTIPE BOBOT BADAN DAN UKURAN TUBUH ENTOG (Cairina moschata) DI DESA TEGALWERU KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG Anan Matur; Sunaryo Sunaryo; Mudawamah Mudawamah
REKASATWA : Jurnal Ilmiah Peternakan Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.853 KB) | DOI: 10.33474/rekasatwa.v1i2.4524

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman dan perbedaan bobot badan dan ukuran tubuh (morfometri) dari berbagai umur maupun jenis kelamin entog, di Desa Tegalweru Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Materi penelitian yang digunakan adalah 25 ekor entog jantan dewasa dan 33 ekor entog betina dewasa serta 25 ekor entog jantan muda dan 31 ekor entog betina muda. Metode yang digunakan adalah deskriptif untuk menggambarkan bobot badan dan ukuran tubuh. Pengelompokan umur didasarkan pada hasil wawancara dengan peternak dilanjutkan dengan engecekan kondisi fisik ternak. Hasil penelitian menunjukan bahwa fenotipe bobot badan  jantan dengan betina pada entog dewasa berbeda sangat nyata (P<0,01) demikian juga antara entog jantan dan  betina muda serta jantan dewasa dengan jantan muda berbeda sangat nyata (P<0,01) serta antara entog betina dewasa dengan muda terdapat tidak berbeda nyata (P>0,05). Fenotipe ukuran tubuh (panjang badan, lingkar dada, panjang paruh, panjang leher, panjang kaki, dan panjang sayap) antara entog jantan dengan betina dewasa berbeda sangat nyata (P<0,01) kecuali lingkar paha tidak berbeda nyata (P>0,05). Sedangkan pada semua ukuran tubuh antara entog jantan dengan betina muda dan dewasa terdapat perbedaan sangat nyata (P<0,01). Kecuali antara entog betina dewasa dan muda berbeda nyata (P<0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bobot badan entog muda sangat nyata lebih rendah 12,16% - 42,47% dibandingkan dengan entog dewasa baik pada  jantan maupun betina. Begitu pula ukuran tubuh entog muda sangat nyata lebih rendah 10,59% - 35,69% dibandingkan entog dewasa baik pada jantan maupun betina. Kata Kunci : Bobot badan, Ukuran tubuh entog, Chairina moschata
Estimation of Repeatability and the Most Probable Producing Ability (MPPA) Based on Birth Weight and Weaning Weight for Ranking of Sapudi Sheep A. A. Mirella; Mudawamah Mudawamah; Sumartono Sumartono
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 17, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.17.2.82-86

Abstract

This study was conducted to estimate the repeatability and MPPA values of Sapudi ewe based on birth weight and weaning weight. Samples used 93 Sapudi lambs from 26 ewes that lambed three times, and the observed variables were lambing weight and weaning weight. Collected data were analyzed quantitatively. Estimating repeatability by analyzing the variance of the relationship between sibling and the parental rank was based on the relative MPPA formula..  The results showed that the average lambing and weaning weights were 2.789±0.206 kg and 10.058±1.470 kg. The repeatability of lambing and weaning weight were 0.108±0.119, and 0.565±0.104 belonged to the low and high categories. The average MPPA of lambing and weaning weight were 0.001 and 0.087. MPPA values of lambing and weaning weight range from -0.087 to 0.075 and -1.721 to 2.713. The highest ranking of the Sapudi ewe in lambing and weaning weight is ear tag 103 and ear tag 27 with MPPA 0.075 and 2.713. It can be concluded that there were 11 ewes with MPPA lambing and weaning weight above the average MPPA population that should be maintained in the population.  
EVALUASI GENETIK SAPI PERAH PEJANTAN NON SELECTED DAN SELECTED DI UPT PT DAN HMT BATU Cicik Sulistyo Winarni; Mudawamah Mudawamah; Inggit Kentjonowaty
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi Peternakan Vol 1, No 1 (2020): FEBRUARI
Publisher : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.056 KB)

Abstract

Penelitian dilakukan di UPT PT dan HMT Desa Beji Kecamatan Junrejo Kota Batu untuk mengevaluasi mutu genetik melalui nilai Nilai Pemuliaan (NP) dan Most Probable Producing Ability (MPPA) antara sapi perah pejantan None Selected (NS) dan Selected (S) melalui produktivitas anak betina. Materi penelitian terdiri dari semen beku dari NS 6 ekor dan S 3 ekor, 86 ekor induk, 43 ekor anak betina (NS), dan 43 ekor anak betina (S). Metode penelitian adalah studi kasus dari data sapi perah periode 2014-2017.  Variabel yang diamati adalah berat lahir (BL), berat umur 1,5 tahun (BU1,5) dan lingkar dada umur 1,5 tahun (LDU1,5).  Estimasi  heritabilitas (h²) dan  ripitabilitas (r) dengan metode half sib, analisis data dengan uji t tidak berpasangan.  Hasil penelitian menunjukkan rataan semua sifat dari S berbeda nyata (P<0,01) dibandingkan dengan NS.  Nilai h² dan r berbagai sifat dari kelompok NS dan S adalah kategori rendah.  Kesimpulan adalah rataan semua sifat pada kelompok S lebih tinggi daripada kelompok NS tetapi memenuhi standar nasional bibit sapi perah. Nilai heritabilitas, ripitabilitas, NP dan MPPA semua sifat pada S lebih tinggi daripada NS. Evaluasi genetik pada S dan NS berdasarkan NP dan MPPA adalah berbeda untuk semua sifat kecuali pada BL.Kata kunci: heritabilitas, ripitabilitas, NP, MPPA The aim was to evaluate the genetic quality of None Selected dairy bulls (NS) and Selected (S)  based on daughter productivity through Breeding Value (BV) and Most Probable Producing Ability (MPPA). The research material consisted of frozen semen from NS 6 heads and S 3 heads, 86 cows, 43 daughters (NS), and 43 daughters (S). The research method was a case study of data from 2014-2017 dairy cattle. The observed variables were birth weight (BW), 1.5-year age weight (W1.5) and 1.5-year-old chest circumference (CC1.5). Estimation of heritability (h²) and repeatability (r) used the half-sib method.   Data analysis was unpaired t-test. The results showed the mean of all traits in S was significantly different (P <0.05) compared to NS. The h² and r values of various characteristics of the NS and S groups were in a low category. The conclusion was the average of all traits in the S group was higher than the NS group but met the national standards for dairy bull breeds. Heritability, repeatability, BV and MPPA values were higher in S than NS. Genetic evaluation of S and NS based on BV and MPPA was different rank for all traits except for BW. Key words: heritability, repeatability, BV, MPPA
PENGARUH LAMA PEMERAMAN TERHADAP KUALITAS YOGHURT DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI SARI PATI IKAT SILANG Supiyah Puteri Ramdhani; Inggit Kentjonowaty; Mudawamah Mudawamah
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi Peternakan Vol 1, No 1 (2020): FEBRUARI
Publisher : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.299 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh lama pemeraman terhadap kualitas yoghurt dengan berbagai konsentrasi sari pati ikat silang. Materi penelitian adalah susu segar, starter, pati sagu modifikasi. Peralatan yang digunakan panci pasteurisasi, spatula, termometer, timbangan digital, gelas ukur, kertas label, toples pemeraman, beaker glass. Metode penelitian adalah eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang di berikan yaitu : P0=  Tanpa penambahan pati sagu modifikasi ikat silang, P2=  Penambahan pati sagu modifikasi ikat silang sebanyak 2 %, P4= 4 %. Dengan lama pemeraman yang di berikan yaitu : L12= Lama pemeraman 12 jam, L24= 24 jam, L36= 36 jam. Data di analisis dengan analisis SPSS dan di lanjut dengan Uji LSD untuk yang berpengaruh.               Hasil penelitian menunjukan bahwa Lama pemeraman tidak mempengaruhi P>0,05 viskositas, sineresis, kadar keasaman, total BAL. Penambahan sari pati ikat silang mempengaruhi P<0,05 viskositas, sineresis, kadar keasaman dan juga total BAL. Terdapat interaksi P<0,05 antara penambahan pati dan lama pemeraman pada viskositas, sineresis, dan juga total BAL. Perlakuan terbaik yaitu P4L36 dengan penambahan pati 4% dan lama pemeraman 36 jam.               Kesimpulan Lama pemeraman tidak memberikan pengaruh terhadap kualitas yoghurt, sedangkan penambahan sari pati ikat silang memberikan pengaruh terhadap viskositas, sineresis. Untuk mengetahui lebih dalam tentang BAL dengan penambahan sari pati disarankan penelitian lebih lanjut tentang kemampuan bakteri asam laktat dalam menggunakan sari pati ikat silang dengan lama fermentasi yang optimum pada suhu ruang dan suhu refrigator.Kata kunci : Yoghurt, Sari pati ikat silang, Viskositas, Sineresis This study aims to analyze the effect of ripening duration on the quality of yogurt with various concentrations of cross-linked starch extract. Research material is fresh milk, starter, modified sago starch. Equipment used for pasteurization pans, spatulas, thermometers, digital scales, measuring cups, label paper, curing jars, beaker glass. The research method was an experiment using a completely randomized design (CRD) factorial pattern with 3 treatments and 3 replications. The treatments given were: P0 = without the addition of crosslinked modified sago starch, P2 = addition of crosslinked modified sago starch as much as 2%, P4 = 4%. With a long curing given, namely: L12 = curing duration 12 hours, L24 = 24 hours, L36 = 36 hours. Data were analyzed by SPSS analysis and followed by LSD test for influential people.The results showed that duration of ripening did not affect P> 0.05 viscosity, syneresis, acidity, total LAB. The addition of crosslinked starch extract affected P <0.05 viscosity, syneresis, acidity and also total LAB. There was an interaction of P <0.05 between starch addition and ripening duration on viscosity, syneresis, and also total LAB. The best treatment is P4L36 with the addition of 4% starch and ripening duration of 36 hours.Conclusion The duration of ripening did not influence the quality of yogurt, while the addition of cross-tied starch extract gave an effect on viscosity, syneresis. To find out more about LAB with the addition of starch extract it is recommended further research on the ability of lactic acid bacteria to use cross-linked starch extract with optimum fermentation time at room temperature and refrigator temperature.Keywords: Yogurt, Cross-linked Starch, Viscosity, Sineresis
PENDUGAAN KEUNGGULAN GENETIK PEJANTAN KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) BERDASARKAN SIFAT KUANTITATIF CEMPE DI BALAI BESAR INSEMINASI BUATAN SINGOSARI Zulchaidi Zulchaidi; Achmad Setiyono; Mudawamah Mudawamah; Sumartono Sumartono
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi Peternakan Vol 2, No 1 (2021): FEBRUARI
Publisher : Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.489 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter genetik heritabilitas dan ripitabilitas pejantan kambing PE serta menentukan rangking pejantan kambing PE melalui breeding value dan MPPA. Materi penelitian adalah cempe kambing PE berjumlah 30 ekor dari 4 pejantan (Damar, Danur, Fikra dan Dhika). Variabel yang diamati pada penelitian adalah sifat kuantitatif meliputi berat lahir (BL), berat sapih (BS), tinggi pundak (TP), panjang telinga (PT), lingkar dada (LD), lingkar skrotum (LS) dan PBBH. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode korelasi saudara tiri sebapak untuk menduga heritabilitas, metode intraclass correlation untuk menduga ripitabilitas, serta pendugaan nilai MPPA dan breeding value pada berbagai sifat kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan nilai heritabilitas 0,16 (PBBH), 0,13 (PB), dan 0,01 (LD) termasuk dalam kategori rendah, sedangkan BL (0,23), BS (0,21) dan PT (0,33) termasuk dalam kategori heritabilitas sedang, serta TP (0,64) dan lingkar skrotum (0,49) tergolong sebagai heritabilitas kategori tinggi. Nilai ripitabilitas BL (0,02), BS (0.05), PBBH (0.06), TP (0.11), PB (0.01), LD (0.02), PT (0.09) serta lingkar skrotum (0,15) termasuk dalam kategori ripitabilitas rendah. Nilai MPPA sifat BL berkisar antara -0,04 – 0,05, sedangkan sifat BS (-0,07 – 0,14), PBBH (-0,004 – 0,004), TP (-2,43 – 3,05), PB (-0,01 – 0,02), LD (-0,47 – 0,73), PT (-0,52 – 0,42), dan LS (-0,83 – 1,09). Nilai BV sifat BL berkisar antara -0,42 – 0,56, sedangkan sifat BS (-1,60 – 1,85), PBBH (-0,011 – 0,012), TP (-14,72 – 18,51), PB (-2,88 – 5,10), LD (-0,21 – 0,33), PT (-1,91 – 1,54), dan LS (-2,68 – 3,51). Kesimpulan dari penelitian ini adalah nilai heritabilitas berbagai sifat kuantitatif termasuk dalam kategori rendah (PBBH, PB, LD), sedang (BL, BS, PT) dan tinggi (TP dan LS). Nilai ripitabilitas sifat kuantitatif termasuk dalam kategori rendah. Nilai MPPA berbeda dengan nilai Breeding value tetapi sama-sama mempunyai nilai negatif dan positif pada sifat kuantitatif (BL, BS, PT, PBBH, PB, LD, TP dan LS). Berdasarkan nilai MPPA dan nilai BV rangking pertama untuk sifat BL dan PT yaitu Pejantan Danur. Pejantan Fikra rangking pertama untuk TP, PB, LD. Pejantan Damar rangking pertama untuk sifat BS dan lingkar skrotum, sedangkan rangking pertama untuk sifat PBBH yaitu Pejantan Dhika. Kata Kunci: breeding value, heritabilitas, MPPA, Peranakan Etawah, ripitabilitas
PENGEMBANGAN WISATA KOLAM RENANG PENTUNGAN SARI DAN URUNG-URUNG DI DESA TOYOMARTO KEC. SINGOSARI KAB. MALANG Ach. Akmal Basyar; Muh. Ainun Syamsuddin Haris; M. Rizqi Hamdilah; M. Ricky Adi Santoso; Juliadi Azhar Kurniawan; M. Faisal Armanda; Taufiqur Rahman; Mudawamah Mudawamah
JURNAL PENGABDIAN AL-IKHLAS UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARY Vol 8, No 1 (2022): AL-IKHLAS JURNAL PENGABDIAN
Publisher : Universitas Islam kalimantan MAB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jpaiuniska.v8i1.5513

Abstract

Pengembangan wisata lokal perlu dipromosikan agar menjadi destinasi yang dikenal masyarakat dan terjangkau yang menjadi salah satu solusi dalam situasi pandemi covid-19.  Dengan pengembangan wisata lokal maka masyarakat tidak harus menuju wisata yang di luar kota sehingga pusat keramaian bisa dikurangi dan tersebar untuk memenuhi prokes social distancing.  Metode kegiatan Pengabdian Masyarakat ini melibatkan mahasiswa kandidat Sarjana Mengabdi (KSM) Tematik kelompok 102 Universitas Islam Malang (UNISMA) yang secara offline atau secara langsung melakukan kegiatan pengabdian dengan protokol kesehatanWisata yang menjadi tempat kegiatan pengabdian adalah Pentungan Sari dan Urung-Urung.  Pentungan sari adalah tempat wisata kolam yang berada desa Toyomarto dengan air berasal dari sumber alami yang mengalir ke kolam tersebut.  Urung-urung merupakan tempat wisata lokal yang terletak di Dusun Ngujung Desa Toyomarto Kecamatan Singosari yang berpotensi menjadi salah satu desa wisata  cagar budaya yang terdapat peninggalan masa lalu berupa candi, sumber mata air dan prasasti sejarah serta lumpang kentheng yang terbuat dari batu peninggalan Mpu Sindok. Untuk membantu pengembangan wisata kolam renang Pentungan Sari dan Urung-urung, kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah pemasangan petunjuk arah dan melakukan gerakan bersih wisata dan mensosialisasikan foto-foto wisata tersebut ke berbagai media sosial baik media online dan instagram agar lebih di kenal wisatawan luar.Kata kunci : sumber air, cagar budaya, KSM tematik, lumpang kentheng
Estimation of Repeatability and Most Probable Producing Ability (MPPA) of Sapudi Sheep Based on Daily Body Weight Gain of Lambs from Birth to Pre-weaning and Weaning Mudawamah Mudawamah; M. Z. Anwar; Sumartono Sumartono
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 17 No 3 (2022)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.17.3.149-154

Abstract

This research aimed to estimate the repeatability and MPPA values of Sapudi ewes based on the lamb’s daily gain from birth to pre-weaning and weaning. Using recorded data in a pedigree of lamb, 53 data with half-sib relationship came from 14 ewes which included the record of body weight gain of Sapudi lambs from birth to pre-weaning and weaning. The data were analyzed by descriptive method with a quantitative approach. The study showed that the average daily gain of pre-weaning and weaning was 007 kg/day. The repeatability value of pre-weaning and weaning daily gain was 0.636 in the high category and 0.377 in the medium category. The MPPA daily gain values for pre-weaning and weaning ranged from -0.032 to 0.018 and -0.016 to 0.009. The research concluded that the Sapudi sheep ewes based on the MPPA daily gain pre-weaning were six heads with four rankings, while the daily weight gain weaning was ten heads with ranking of five. The highest rank of Sapudi ewes in pre-weaning and weaning daily gain was ear tag 094 with MPPA values of 0.018 and 0.009. It is recommended that further research can be conducted to estimate the repeatability value of quantitative periodically as the basis for the selection and culling of livestock.
ANALISIS KEMIRIPAN GENETIKA ANTARA KAMBING PERANAKAN ETTAWA HASIL KAWIN ALAM DENGAN INSEMINASI BUATAN BERDASARKAN RAPD Mudawamah M; I.D. Retnaningtyas; M.F. Wadjdi; Badriyah B; S. Susilowati; Aulanni’am A; Gatot Ciptadi
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 8, No 2 (2014): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.01 KB) | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v8i2.2636

Abstract

Analisis genetika menggunakan random amplified polymorphic DNA (RAPD) untuk mengetahui kemiripan genetika antara kambing peranakan Ettawa (PE) hasil inseminasi buatan (IB) dan kawin alam (KA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 20 primer OPA hanya 10 primer yang bisa digunakan untuk mengamplifikasi fragmen deoxyribonucleic acid (DNA) dalam kelompok kambing PE, yang terdiri atas 21 kambing hasil KA dan 19 kambing hasil IB. Berdasarkan profil DNA yang diperoleh dan hasil analisis dengan software numerical taxonomy and multivariate analysis system (NTSYS) disimpulkan bahwa hubungan genetika antara kambing PE hasil kawin alam dengan inseminasi buatan adalah sebesar 48% dan dikategorikan rendah.
ANALISIS KEMIRIPAN GENETIKA ANTARA KAMBING PERANAKAN ETTAWA HASIL KAWIN ALAM DENGAN INSEMINASI BUATAN BERDASARKAN RAPD Mudawamah M; I.D. Retnaningtyas; M.F. Wadjdi; Badriyah B; S. Susilowati; Aulanni’am A; Gatot Ciptadi
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 8, No 2 (2014): September
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v8i2.2636

Abstract

Analisis genetika menggunakan random amplified polymorphic DNA (RAPD) untuk mengetahui kemiripan genetika antara kambing peranakan Ettawa (PE) hasil inseminasi buatan (IB) dan kawin alam (KA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 20 primer OPA hanya 10 primer yang bisa digunakan untuk mengamplifikasi fragmen deoxyribonucleic acid (DNA) dalam kelompok kambing PE, yang terdiri atas 21 kambing hasil KA dan 19 kambing hasil IB. Berdasarkan profil DNA yang diperoleh dan hasil analisis dengan software numerical taxonomy and multivariate analysis system (NTSYS) disimpulkan bahwa hubungan genetika antara kambing PE hasil kawin alam dengan inseminasi buatan adalah sebesar 48% dan dikategorikan rendah.
Phenotype and Genotype Expression with the GDF9 Gene in the Sapudi and Garut Sheeps Nikhmatul Hairoh; Mudawamah Mudawamah; Sumartono Sumartono
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol. 24 No. 2 (2023): TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtapro.2023.024.02.3

Abstract

This study aims to determine the expression of phenotypes and genotypes in Sapudi and Garut sheep, as well as differences between GDF9 exon 1 gene expression and phenotypic traits in Sapudi and Garut sheep. The research method used is a quantitative descriptive method. The material used was 48 rams kept at UPT Breeding Cattle and Forages in Jember and Seribu Pulau Children's Farm, Kangploso Farm, Malang. As for the observation of GDF9 gene expression by qPCR analysis using GDF9 gene primers with a sample of 8 tails. Data analysis used unpaired t-test analysis and continued with the BNT test. Observation of phenotypic traits included body length (PB), chest circumference (LD), and body height (TB). The genotype observed was GDF9 gene expression. The results showed very significant differences in the phenotypic characteristics of the Sapudi and Garut sheep (P<0.01). Based on the study, there were differences in the expression of the phenotypic traits of Sapudi and Garut sheep on body length (Sapudi 63.21a ± 3.39; Garut 77.71b ± 5.66) cm, chest circumference (Sapudi 76.15a ± 3.81; Garut 83, 00b ± 8.75) cm and height (Sapudi 64.96a ± 3.97; Garut 73.50b ± 5.60) cm. There was a very significant difference (P<0.01) in genotypic traits from the qPCR results of the GDF9 gene between sheep breeds, namely Sapudi sheep 31.66 ± 5.61 and Garut sheep 23.70 ± 2.40.
Co-Authors A. A. Mirella AA Sudharmawan, AA Ach. Akmal Basyar Achmad Iklilul L.L. As’ad Achmad Setiyono Afidhatul Masruroh Agus Budiarto Aisyah Dian Sulistyaningarum Alhikami, Waliyyul Ahdi Anan Matur Armada armada Aulanni'am, Aulanni'am Badriyah B Badrus Sholeh Cicik Sulistyo Winarni D. Sunarto Darmawan, Drajad Azis Dedi Suryanto Deni Sartika Diani, Khonita Rahma Eka Putri, Yosephine Angelina Yulia Faiqul Mubarok Fatimah Azzahra Fitriyah Fitriyah Gatot Ciptadi Gusfarisa Rafika Putri Hadiansyah Hadiansyah Hendy Mahendra Hendy Mahendra Herman Christantyo I Gusti Putu Diva Awatara I.D. Retnaningtyas Indrajaya, Putra Inggit Kentjonowaty Juliadi Azhar Kurniawan Khoirur Roziqin Khonita R. Diani M. Auzaini M. Faisal Armanda M. Ricky Adi Santoso M. Rizqi Hamdilah M. Z. Anwar M. Z. Fadli M. Zainul Fadli M.F. Wadjdi Mahendra, Hendy Meyya L. Zain Muh. Ainun Syamsuddin Haris Musdalifah, Faigah Nabila Latifa Hae Nikhmatul Hairoh Nur Rohman, Mohamad Agung Nurul Humaidah Oktavia Rahayu Puspita Oktavia Rahayu Puspitarini Rahman, A. K. Rahmatullah, Aldin Akbar Retnaningtyas, irawati Dinasari rohimah Rohimah S. Ali S. Susilowati S. Susilowati Sari, Ayu Mufidah Kartika Setiawan setiawan Sholihah, Anis Sri Susilowati Sugiono, Sugiono Sukiman, Anding Sumartono Sumartono Sumartono Sumartono Sumartono Sumartono Sumartono Sunaryo Sunaryo Supiyah Puteri Ramdhani Susilowati S Taufiqur Rahman Trijaya Trijaya Trisakti, Adinda Rizky Umi Kalsum Usman Ali Wibowo, Heru Budi widayat, moch widayat Widianto, Tri Yudi Hartoyo Yuwantoro yuwantoro Zulchaidi Zulchaidi