Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika

Analisis Kemampuan Literasi Matematis Siswa Muzaki, Ahmad; Masjudin
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 8 No. 3 (2019): September
Publisher : Department of Mathematics Education Program IPI Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/mosharafa.v8i3.584

Abstract

Tuntutan kemampuan siswa dalam matematika tidak sekedar memiliki kemampuan berhitung saja, akan tetapi mampu menggunakannya dalam pemecahan masalah sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan literasi matematis siswa kelas XI SMAN 1 Kediri. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari 6 siswa dari 26 total siswa dalam 1 kelas. Penelitian ini memperhatikan faktor kemampuan awal matematis siswa (KAM). Berdasarkan hasil penelitian, 19% siswa tergolong kategori KAM tinggi dapat menyelesaikan soal rutin, menginterpretasikan masalah dan menyelesaikannya dengan rumus, melaksanakan prosedur dengan baik, mampu untuk mengatasi situasi yang kompleks serta menggunakan penalarannya dalam menyelesaikan masalah, serta siswa mampu bekerja secara efektif serta menginterpretasikan representasi yang berbeda kemudian menghubungkannya dengan dunia nyata (Level 4).Siswa yang tergolong kategori KAM sedang (66%)dapat menyelesaikan soal rutin, menginterpretasikan masalah dan menyelesaikannya dengan rumus, serta melaksanakan prosedur dengan baik (Level 3). Siswa dengan kategori KAM rendah (15%) hanya mampu menyelesaikan soal rutin (level 1). Demands on the ability of students in mathematics cannot just have the ability to count alone, but they can use it in solving everyday problems. This study aims to analyze the mathematical literacy ability of students at grade XI of SMAN 1 Kediri. The research method used was descriptive qualitative. The research subjects consisted of 6 students from 26 total students in 1 class. This study pays attention to the student's initial mathematical ability (IMA) factor. Based on the results of the study, 19% students who had high IMA could solve routine problems, interpret problems and solve them with formulas, carried out procedures well, we're able to overcome complex situations and used reasoning in problem-solving, and they were able to work effectively and interpreted representations that were different then connected it to the real world (Level 4). Students who had medium IMA (66%) were able to solve routine problems, interpreted problems and solved them with formulas, and carried out procedures well (Level 3). While students who had low IMA (15%) were only able to solve routine problems (level 1).
Transpotition Didactic Design in Mathematics Learning: A Hermeneutic Phenomenology Muzaki, Ahmad; Masjudin, Masjudin; Pujilestari, Pujilestari; Nissa, Ita Chairun; Yuliyanti, Sri
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 13 No. 4 (2024): October
Publisher : Department of Mathematics Education Program IPI Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/mosharafa.v13i4.1951

Abstract

Abstrak Meskipun banyak penelitian telah mengeksplorasi pentingnya pecahan dalam kurikulum sekolah dasar, penelitian mengenai topik ini di tingkat sekolah menengah pertama masih terbatas, terutama dalam mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa dan merancang pendekatan alternatif untuk mengatasi tantangan tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kedua aspek tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah fenomenologi hermeneutik. Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 1 Narmada Lombok Barat yang terdiri dari 29 siswa kelas VIII. Peneliti berperan sebagai instrumen utama yang didukung dengan beberapa alat seperti tes operasi pecahan, pedoman wawancara mendalam. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa rendahnya kemampuan siswa dalam mengoperasikan bilangan bulat, khususnya perkalian dan pembagian, merupakan faktor utama kesulitan belajar. Rancangan didaktis terdiri dari 3 tahap. Tahap pertama meliputi beberapa kegiatan yaitu Ayo Tebak dan Ayo Baca. Tahap kedua meliputi kegiatan-kegiatan seperti Mari Mencari, Mari Berdiskusi, dan Mari Menyimpulkan. Tahap ketiga terdiri dari kegiatan Ayo Latihan dan Refleksi Diri. Tahapan ini dikembangkan untuk memperkuat pemahaman terhadap prasyarat tersebut melalui kegiatan yang melibatkan penentuan kelipatan persekutuan terkecil dan faktor persekutuan terbesar. Sebagai rekomendasi, penelitian ini menyarankan agar guru matematika mengadopsi berbagai situasi didaktik berbasis masalah dalam pembelajaran pecahan. Abstract Although numerous studies have explored the role of fractions in the elementary school curriculum, research at the junior high school level remains limited, especially in identifying factors contributing to students' learning difficulties and developing alternative instructional approaches to address these challenges. This study aimed to examine both aspects. A hermeneutic phenomenology method was employed, with participants consisting of 29 eighth-grade students from SMPN 1 Narmada in West Lombok. The researcher acted as the primary instrument, supported by tools such as fraction operation tests and in-depth interview guidelines. The findings indicated that students’ difficulties stemmed primarily from their weak understanding of integer operations, particularly multiplication and division. To address this, a three-stage didactic design was implemented. The first stage included activities like "Let’s Guess" and "Let’s Read." The second stage incorporated "Let’s Search," "Let’s Discuss," and "Let’s Conclude." The final stage consisted of "Let’s Practice" and "Self-Reflection." These stages were designed to strengthen prerequisite knowledge through exercises on determining the least common multiple and greatest common factor. The study recommends that mathematics teachers integrate problem-based didactic strategies into fraction instruction.