Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search
Journal : Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP)

PENERAPAN TEKNOLOGI DRIP-FERTIGASI PADA KEBUN SAYURAN KWT BATUA RAYA VIII, KOTA MAKASSAR Dermawan, Rahmansyah; Nurfaida, Nurfaida; Dariati, Tigin; Yanti, Cri Wahyuni Brahmi; Iswoyo, Hari; Mantja, Katriani; Ridwan, Ifayanti; Juita, Nirmala
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 10 No. 1 (2024): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 10 NO. 1 OKTOBER 2024
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v10i1.35797

Abstract

Pengembangan teknologi pada kebun sayuran di Kelompok Wanita Tani (KWT) perlu dilakukan untuk peningkatan efisiensi terutama dalam hal pemeliharaan tanaman. Penyiraman dan pemupukan tanaman secara manual dapat dilakuan tetapi akan menguras tenaga dan waktu. Penerapan teknologi drip-fertigasi diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dalam pemeliharaan tanaman di kebun. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mitra mengenai pemeliharaan kebun sayuran menggunakan teknologi drip-fertigasi. Teknologi drip-fertigasi mampu menjadi solusi bagi permasalahan yang dialami mitra dalam hal penyiraman dan pemupukan tanaman sayuran di kebun. Drip-fertigasi meningkatkan efisiensi penggunaan air dan pupuk dalam mengatasi dampak negatif perubahan iklim (kekeringan). Teknologi penyiraman dan pemupukan yang baik diharapkan meningkatkan produksi dan kualitas tanaman sayuran di kebun-kebun KWT. Tujuan lain, agar ibu-ibu anggota KWT semakin bersemangat dan bergairah dalam melakukan kegiatan budidaya sayuran karena adanya teknologi penyiraman dan pemupukan secara bersamaan (fertigasi) yang meringankan beban kerja, menghemat waktu, dan biaya. Kegiatan ini membekali mitra dengan keterampilan budidaya tanaman sayuran, diperkenalkan dengan teknologi drip-fertigasi, dan mendapatkan pengetahuan, wawasa serta keterampilan mengenai penyiraman dan pemupukan yang baik. Kegiatan ini berlangsung selama 6 bulan di lokasi mitra, yaitu di KWT BATUA RAYA VIII di Kelurahan Paropo, Kecamatan Panakukang, Kota Makassar. Luaran dari kegiatan ini berupa peningkatan pengetatahuan dan keterampilan tentang budidaya sayuran berbasis drip-fertigasi, teknologi tepat guna berupa instalasi drip-fertigasi yang dapat digunakan oleh mitra,  dan tersebarnya pengetahuan dan informasi terkait kegiatan ini di media massa dan online. ABSTRACT Technology development in vegetable gardens in women farmer groups (KWT) needs to be done to increase efficiency, especially in terms of plant maintenance. Manual watering and fertilizing of plants can be done but it will drain energy and time. The application of drip-fertigation technology is expected to increase efficiency in plant maintenance in the garden.  This community service activity aims to provide knowledge and skills to partners regarding the maintenance of vegetable gardens using drip-fertigation technology. Drip-fertigation technology can be a solution to the problems experienced by partners in terms of watering and fertilizing vegetable plants in the garden. Drip-fertigation increases the efficiency of water and fertilizer use in overcoming the negative impacts of climate change (drought). Good watering and fertilization technology is expected to increase the production and quality of vegetable crops in KWT gardens. Another goal is to make the women members of KWT more enthusiastic and passionate in doing vegetable cultivation activities because of the technology of watering and fertilizing simultaneously (fertigation) which lightens the workload, saves time, and costs. This activity equipped partners with vegetable cultivation skills, introduced them to drip-fertigation technology, and gained knowledge, awareness and skills regarding proper watering and fertilization. This activity took place for 6 months at the partner location, namely at KWT BATUA RAYA VIII in Paropo Village, Panakukang District, Makassar City. The output of this activity is an increase in knowledge and skills about drip-fertigation-based vegetable cultivation, appropriate technology in the form of drip-fertigation installations that partners can use, and the spread of knowledge and information related to this activity in mass media and online. Keywords: Drip-fertigation, urban agriculture, women farmer groups, vegetables.
PENDAMPINGAN PETANI DALAM PENINGKATAN KUALITAS BUAH MELON DENGAN TRICHODERMA DAN BIOCHAR DI KWT ALAMANDA, KELURAHAN PACCERAKKANG Mantja, Katriani; Dermawan, Rahmansyah; Yanti, Cri Wahyuni Brahmi; Dariati, Tigin; Ridwan, Ifayanti; Sulaeha, Sulaeha; Nurfaida, Nurfaida; Iswoyo, Hari; Faried, Muhammad
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 10 No. 1 (2024): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 10 NO. 1 OKTOBER 2024
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v10i1.35920

Abstract

Kelompok Wanita Tani (KWT) merupakan komponen pendukung ketahanan pangan di kota. Salah satunya yang berada di Kota Makassar, KWT Alamanda, belum memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan biochar pada budidaya tanaman di lahannya. Selain itu, pengetahuan terkait manfaat mikroba yang dapat membantu dalam meningkatkan ketahanan tanaman budidaya terhadap serangan penyakit terutama Trichoderma juga masih kurang dikalangan KWT mitra ini. Tujuan pengabdian pada masyarakat ini adalah sebagai transfer pengetahuan kepada mitra tentang penggunaan Biochar dan Trichoderma pada budidaya tanaman Melon. Metode yang digunakan pada kegiatan pengabdian ini adalah penyuluhan dan pelatihan dalam bentuk pendampingan budidaya Melon pada lahan KWT mitra. Selama kegiatan pengabdian, kelompok mitra secara aktif mengikuti penyuluhan dan pelatihan.  Sebanyak 20 orang anggota KWT Alamanda mengikuti kegiatan ini. Pendampingan dilakukan pada semua tahapan budidaya melon menggunakan biochar dan Trichoderma yang dilaksanakan pada  demonstration plot sejak persiapan lahan sampai panen. Dari kegiatan pengabdian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan mitra sebesar 25% dalam melakukan budidaya tanaman melon yang diindikasikan oleh hasil pre-test dan post-test. ABSTRACT Women Farmers Group (KWT) is a supporting component of food security in the city. One of the KWTs in Makassar City, KWT Alamanda, does not have the knowledge and skills to utilize biochar in cultivating crops on their land. In addition, knowledge related to the benefits of microbes that can help increase the resistance of cultivated plants to disease attacks, especially Trichoderma, is still lacking among these KWT partners. The purpose of this community service is to transfer knowledge to partners about the use of Biochar and Trichoderma in Melon crop cultivation. The method used in this community service activity is counseling and training in the form of Melon cultivation assistance on the KWT partner's land. The partner group actively participated in counseling and training during the service activities.  A total of 20 members of KWT Alamanda participated in this activity. Assistance is carried out at all stages of melon cultivation using biochar and Trichoderma, which are carried out on demonstration plots from land preparation to harvest. From the service activities, it can be concluded that partners' knowledge and skills increased by 25% in cultivating melon plants, as indicated by the pre-test and post-test results. Keywords: Melon, KWT, Biochar, Trichoderma.
POTENSI PENGEMBANGAN TANAMAN LANSKAP PADA KELOMPOK WIRAUSAHA PANAIKANG DI KOTA MAKASSAR Nurfaida, .; Mantja, Katriani; Dachlan, Amirullah; Dariati, Tigin
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 2 No. 1 (2016): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 2 NO. 1 OKTOBER 2016
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v2i1.1477

Abstract

Elemen utama di dalam lanskap adalah elemen tanaman. Untuk memenuhi kebutuhan tanaman dalam pembangunan suatu taman atau lanskap diperlukan pemasok bahan bibit tanaman lanskap selain arsitek lanskap, kontraktor lanskap, dan pengelola lanskap. Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok mitra terutama dalam perbanyakan tanaman, pemeliharaan tanaman, dan pembuatan taman sehingga potensi yang dimiliki dapat mendukung pengembangan wirausaha tanaman lanskap. Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah pengumpulan data melalui kuisioner, pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan, analisis deskriptif, analisis SWOT, dan rekomendasi. Mitra kegiatan ini adalah kelompok wirausaha tanaman lanskap Panaikang yang berlokasi di Jalan Urip Sumoharjo, Kelurahan Panaikang, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar. Hasil kuisioner menunjukkan bahwa untuk menyediakan bibit umumnya dibeli dari Jawa (41%). Teknik perbanyakan yang sudah dilakukan kelompok mitra adalah biji (80%), setek (80%), dan cangkok (80%) dengan jenis tanaman yang diperbanyak, antara lain, kembang kertas, kamboja, pucuk merah, dan tanaman buah-buahan. Dalam melakukan perbanyakan, umumnya tanaman langsung ditanam (82%) tanpa menggunakan hormon tumbuh (90%). Selain menjual bibit tanaman, kelompok mitra juga terlibat dalam pembuatan taman (70%) terutama taman rumah tinggal (47%) yang dibuat berdasarkan desain kelompok mitra sendiri (100%). Terkait pengelolaan, kelompok mitra umumnya hanya melakukan kegiatan pemeliharaan berupa penyiraman tanaman (59%). Kegiatan penyuluhan dan pelatihan dilakukan dengan penyampaian materi mengenai peluang bisnis tanaman lanskap, teknik perbanyakan tanaman, teknik pemeliharaan tanaman, dan pembuatan taman. Dari kegiatan yang dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa kelompok mitra telah berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan kegiatan guna pengembangan wirausaha tanaman lanskap.  Kata kunci: perbanyakan tanaman, tanaman lanskap, wirausaha
PENERAPAN KONSEP 3 R (REDUCE, REUSE DAN RECYCLE) DALAM PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DI PERUMAHAN KAMPUNG LETTE KOTA MAKASSAR Nurfaida, .; Mustari, Kahar; Dariati, Tigin
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 1 No. 1 (2015): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 1 NO. 1 OKTOBER 2015
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v1i1.2187

Abstract

Volume sampah terbesar di Kota Makassar adalah sampah organik yang berasal dari lingkungan permukiman. Sampah dapat dikelola dan diolah menjadi kompos dan pupuk cair. Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok mitra dalam membuat kompos dan pupuk cair. Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah workshop dan pembelajaran partisipatif dengan kegiatan berupa  pelatihan dan penyuluhan mengenai pengelolaan sampah organik rumah tangga berbasis 3R (reduce, reuse dan recycling) serta  serta praktek pembuatan  pupuk organik cair. Mitra kegiatan ini adalah kelompok Majelis Taklim Ukhuwah Muhajirin di Perumahan Kampung Lette, Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar. Dalam pelaksanaan kegiatan, kelompok mitra telah memiliki pengetahuan pengelolaan sampah namun belum pernah mempraktekkan pembuatan pupuk cair dari sampah organik dari limbah rumah tangga. Kelompok mitra telah berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang dilakukan. Kata kunci: pengelolaan sampah, pupuk cair, sampah organik
PEMANFAATAN SAMPAH ANORGANIK MENJADI PRODUK BERDAYA GUNA Ridwan, Ifayanti; Nurfaida, .; Mantja, Katriani
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 1 No. 2 (2016): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 1 NO. 2 MEI 2016
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v1i2.2196

Abstract

Sampah anorganik lebih sulit ditangani dibandingkan sampah organik karena sampah anorganik terutama kaleng dan plastik sulit terurai secara biologis oleh alam. Sampah anorganik dapat dimanfaatkan menjadi produk berdaya guna. Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok mitra dalam memanfaatkan sampah anorganik menjadi produk berdaya guna. Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah pembelajaran partisipatif dengan kegiatan berupa penyuluhan, pelatihan, dan kunjungan studi banding. Mitra kegiatan ini adalah kelompok rumah tangga binaan Yayasan Aminuddin Salle dan kelompok guru SDI Al-Azhar 34 yang keduanya berlokasi di Kota Makassar. Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan penyampaian materi mengenai sampah anorganik mencakup jenis, lama penguraian, cara pengelolaan, contoh produk, dan cara pembuatan. Kegiatan pelatihan dilakukan berupa praktek pembuatan produk berdaya guna yang dibuat dari kertas koran, botol minuman, kemasan sabun, dan kain bekas. Produk yang dipraktekkan adalah tempat pensil, tempat peralatan makan, tas dari gelas minuman, dan perhiasan bros-bros cantik. Kunjungan studi banding dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai peluang kewirausahaan produk dari sampah anorganik. Dari kegiatan yang dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa kelompok mitra telah berpartisipasi aktif dalam memanfaatkan sampah anorganik menjadi produk berdaya guna karena dari sampah dapat dibuat produk yang menarik dan layak dijual. Kata kunci: pemanfaatan, produk berdaya guna, sampah anorganik
PENDAMPINGAN PENATAAN TAMAN SEKOLAH DI SMAN 17 MAKASSAR SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN SEKOLAH ADIWIYATA Yanti, Cri Wahyuni Brahmi; Dariati, Tigin; Nurfaida, .; Jaya, Abdul Mollah
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 4 No. 1 (2018): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 4 NO. 1 OKTOBER 2018
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v4i1.5487

Abstract

Sekolah adiwiyata merupakan program pemerintah untuk menciptakan warga sekolah, khususnya peserta didik yang peduli dan berbudaya lingkungan, sekaligus mendukung dan mewujudkan sumberdaya manusia yang memiliki karakter bangsa terhadap perkembangan ekonomi, sosial, dan lingkungannya dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Saat ini masih ada beberapa sekolah termasuk Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 17 Makassar yang belum menjadi sekolah adiwiyata sehingga perlu bimbingan dan pendampingan terkait kegiatan dalam program adiwiyata. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah penyuluhan dan pelatihan. Pengelolaan sampah organik dan penataan taman sekolah menjadi fokus kegiatan. Pengetahuan mitra akan sekolah adiwiyata, pengelolaan sampah organik dan penataan taman sekolah mengalami peningkatan setelah mengikuti kegiatan pelatihan. Kelompok mitra berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang dilakukan dan berhasil mengolah sampah organik menjadi kompos untuk digunakan dalam penataan dan pemeliharaan taman sekolah. Taman sekolah juga berhasil direvitalisasi sehingga lebih estetik. Kata kunci: Taman sekolah, adiwiyata, kompos, sampah organik.
PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI DESA BILA KECAMATAN DUA PITUE KABUPATEN SIDRAP Ridwan, Ifayanti; Yassi, Amir; Iswoyo, Hari; Dermawan, Rahmansyah; Mollah, Abdul; Nurfaida, .; Yanti, Cri Wahyuni Brahmi; Dariati, Tigin; Mantja, Katriani; Widiayani, Nuniek
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 4 No. 2 (2019): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 4 NO. 2 MEI 2019
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v4i2.7422

Abstract

Sebuah upaya pemberdayaan masyarakat telah dilakukan melalui program KKN-PPM di Desa Bila, Kecamatan Duapitue, Kabupaten Sidrap bertema Pemberdayaan Petani, Peternak, dan Nelayan di Kecamatan Pitueriase Kabupaten Sidrap Dalam Pengelolaan Sumberdaya Lokal. Salah satu program yang dilaporkan dalam tulisan ini adalah terkait program pengembangan pertanian organik pada lahan sawah tadah hujan. Metode yang digunakan terdiri dari persiapan program yakni pembekalan mahasiswa dan pelaksanaan program berupa penyuluhan dan pelatihan teknologi budidaya tanaman padi pada lahan sawah tadah hujan melalui pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT), pelatihan pembuatan pupuk organik cair (POC) dan pestisida nabati (Pesnab) serta pembuatan demplot. Dari pelaksanaan kegiatan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat berjalan dengan baik dan mendapatkan antusiasme masyarakat. Selain itu melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan serta percontohan dengan adanya demplot, pemahaman dan keterampilan masyarakat petani di daerah mitra bertambah dalam hal membudidayakan tanaman padi organik di lahan sawah tadah hujan.Kata Kunci: pemberdayaan, padi, sawah tadah hujan, teknologi budidaya.
PEMBINAAN KELOMPOK TANI MENJADI PETANI PENANGKAR BENIH UNGGUL SEBAGAI UPAYA DALAM MENGATASI KELANGKAAN BENIH PADI DI KECAMATAN BENGO KABUPATEN BONE BDR, Muh. Farid; Nasaruddin, .; Ridwan, Ifayanti; Jamil, Hatta; Iswoyo, Hari; Mantja, Katriani; Nurfaida, .
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 5 No. 2 (2020): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 5 NO. 2 MEI 2020
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v5i2.10139

Abstract

Problems faced by the Pangisoreng UPB partners and Allapporeng II farmer groups are the unavailability of superior seeds and scarcity of fertilizer during the planting season, low farming capital, the land is saturated with inorganic fertilizers and there is no use of organic fertilizers, resulting in soil cracking in the dry season and cause rice drought. The use of liquid fertilizer has not been carried out, the waste planting system is wasteful use of seeds, rat pest attacks due to the wrong planting system, and the knowledge and expertise of farmers in producing seeds, compost, liquid fertilizer / biopesticides are lacking; thus causing rice productivity and low farmer income. From the range of solutions offered, the activities that have been carried out are: (a) fostering farmer groups to become seed breeders so they can produce superior seeds independently, while encouraging new potential entrepreneurs, (b) training farmers to process locally available organic waste into fertilizer compost, liquid fertilizer / biopesticide, (c) improve the planting system from hambur into a planting system, move through seed demonstration plot and (d) provide assistance during the activity. The output targets to be achieved on PKM are: Superior seed production, compost production, liquid fertilizer / biopesticide, increased productivity from 5.5 tons / ha to 8-9 tons / ha. From the implementation of the activities carried out it can be concluded that the activities were welcomed by members of partner farmer groups because they were classified as new. Making compost and liquid organic fertilizer can be done by utilizing local materials and considering the function of each ingredient.Keywords: Rice seeding, compost, liquid fertilizer, planting system.  ABSTRAKPermasalahan yang dihadapi oleh mitra UPB Pangisoreng dan kelompok tani Allapporeng II adalah tidak tersedianya benih unggul dan kelangkaan pupuk saat musim tanam, modal usaha tani yang rendah, lahan sudah jenuh dengan pupuk anorganik dan tidak ada penggunaan pupuk organik, sehingga terjadi keretakan tanah pada musim kemarau dan menyebabkan padi kekeringan. Penggunaan pupuk cair belum dilaksanakan, sistem tanam hambur yang boros penggunaan benih, serangan hama tikus akibat sistem tanam yang salah, serta pengetahuan dan ketermpilan petani dalam memproduksi benih, pupuk kompos, pupuk cair/biopestisida yang kurang; sehingga menyebabkan produktivitas padi dan pendapatan petani rendah. Dari rangkaian solusi yang ditawarkan, kegiatan yang telah dilaksanakan adalah: (a) pembinaan kelompok tani menjadi penangkar benih sehingga mampu memproduksi benih unggul secara mandiri, sekaligus mendorong menjadi calon wirausaha baru, (b) melatih petani mengolah limbah organik yang tersedia secara lokal menjadi pupuk kompos, pupuk cair/ biopestisida, (c) memperbaiki sistem tanam dari hambur menjadi sistem tanam pindah melalui demplot perbenihan serta (d) melakukan pendampingan selama kegiatan berlangsung. Target luaran yang ingin dicapai pada PKM adalah: Produksi benih unggul, produksi kompos, pupuk cair /biopestisida, peningkatan produktivitas dari 5,5 ton/ha menjadi 8-9 ton/ha. Dari pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kegiatan disambut baik oleh anggota kelompok tani mitra karena tergolong baru. Pembuatan kompos dan pupuk organik cair dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan local dan mempertimbangkan fungsi dari masing-masing bahan.Kata kunci: Perbenihan padi, kompos, pupuk cair, sistem tanam
DEMONSTASI PLOT BUDIDAYA BAWANG MERAH MENGGUNAKAN BIJI BOTANI (TRUE SHALLOT SEED) PADA KELOMPOK PEMUDA TANI CIPTA KARYA DESA PARAMBAMBE KECAMATAN GALESONG KABUPATEN TAKALAR: Demonstration of Shallot Cultivation Plot Using Botani Seeds (True Shallot Seed) at Youth Farmers Group Cipta Karya Parambambe Village, Galesong District, Takalar Regency Syam'un, Elkawakib; Diansari, Pipin; Jayadi, Muhammad; Nurfaida, Nurfaida; Mantja, Katriani; Faried, Muhammad; Lestari, Dwi; Tambung, Astina
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 10 No. 4 (2025): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 10 NO. 4 JULI 2025
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v10i4.42160

Abstract

Bawang merah dikenal sebagai sayuran umbi merupakan salah satu komoditas penting, selain untuk bumbu dapur juga digunakan sebagai pengobatan herbal untuk meningkatkan imunitas tubuh. Peningkatan produktivitas bawang merah, selain meningkatkan hasil panen juga mengurangi biaya produksi per satuan hasil, sehingga margin keuntungan petani menjadi lebih besar. Kebutuhan bawang merah dalam negeri dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan seiring dengan beragamnya pemanfaatan bawang merah selain bumbu dapur juga bahan baku berbagai olahan. Petani membudidayakan bawang merah umumnya menggunakan bibit dari umbi. Dalam satu hektar dibutuhkan umbi bibit 1-1.2 ton/ha dengan ukuran umbi sedang (5-10 g), saat musim tanam tiba harga bibit bawang merah Rp40.0000-Rp50.000/kg. Harga bibit bawang merah melalui lapak daring sudah mencapai Rp75.000/kg, bagi petani yang modalnya terbatas pada sentra produksi menunda menanam dan beralih ke komoditas lain. Oleh karena itu, dibutuhkan alternatif sumber bibit yaitu mengggunakan biji botani atau true shallot seed (TSS). Kelebihan biji botani (TSS) sebagai bibit di antaranya hanya 4-6 kg/ha dibandingkan umbi yang mencapai 1-1,2 ton/ha, biaya bibit sekitar Rp18 juta/ha dibandingkan dengan umbi yang mencapai Rp50 juta-Rp60 juta/ha, lebih tahan simpan (2 tahun), ukuran umbi lebih besar dan seragam serta produktivitasnya lebih tinggi (>20 ton/ha). Budidaya bawang merah dari biji merupakan terobosan untuk meningkatkan produktivitas di atas rata-rata nasional (9,8 t/ha). Teknologi penanaman bawang merah menggunakan biji belum banyak dipahami di tingkat petani walau memilki banyak  keuntungan sehingga perlu dilakukan pelatihan dan demonstrasi plot. Kata kunci: Biji, umbi, bawang merah, produktivitas tinggi, ramah terhadap lingkungan.   ABSTRACT Shallots are known as bulb vegetables and are one of the essential commodities, not only used as kitchen spices but also as herbal medicine to boost the body's immunity. Increasing shallot productivity enhances yield and reduces production costs per unit of output, resulting in greater profit margins for farmers. The domestic demand for shallots tends to increase yearly, driven by their various uses, not only as spices but also as raw materials for various processed products. Farmers generally cultivate shallots using bulbs as planting material. One hectare of land requires 1-1.2 tons of medium-sized bulb seeds (5-10 g). During the planting season, the price of shallot seeds ranges from IDR.40,000 to IDR50,000/kg. The price of shallot seeds on online marketplaces has reached IDR75,000/kg, making farmers with limited capital in production centers postpone planting and switch to other commodities. Therefore, an alternative seed source is needed, which is botanical seeds or True Shallot Seed (TSS). The advantages of TSS include requiring only 4-6 kg/ha compared to bulbs which require 1-1.2 tons/ha, seed costs of around IDR18 million/ha compared to bulbs which reach IDR50 million-IDR60 million/ha, longer shelf life (up to 2 years), larger and more uniform bulb size, and higher productivity (>20 tons/ha). Shallot cultivation using TSS is a breakthrough to increase productivity above the national average (9.8 t/ha). However, farmers still do not widely understand the technology for planting shallots using seeds despite its many benefits, thus requiring training and demonstration plots. Keywords: Seeds, bulbs, shallots, high productivity and the environment friendly.
PENYULUHAN PENGGUNAAN BENIH BERMUTU DALAM BUDIDAYA TANAMAN HORTIKULTURA PADA KELOMPOK WANITA TANI SELASIH KOTA MAKASSAR Riadi, Muh.; Dermawan, Rahmansyah; Iswoyo, Hari; Nurfaida, Nurfaida; Ridwan, Ifayanti; Dariati, Tigin; Mantja, Katriani; Yanti, Cri Wahyuni Brahmi; Laurenze, Reynaldi; Faried, Muh.; Bahrun, Abd. Haris; Anugerahwati, Andi
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 10 No. 4 (2025): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 10 NO. 4 JULI 2025
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v10i4.44748

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Selasih bertujuan untuk memberikan pemahaman dan meningkatkan pengetahuan anggota KWT mengenai karakteristik benih bermutu dan dampak penggunaan benih bermutu terhadap produktivitas tanaman hortikultura. Pendekatan yang digunakan pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah partisipatif-edukatif dalam bentuk penyuluhan, dimana anggota mitra dilibatkan secara aktif dalam setiap tahapan kegiatan. Pada tahap akhir dilakukan evaluasi terhadap peningkatan pengetahuan mitra menggunakan pre-test dan post-test. Kegiatan penyuluhan dihadiri oleh 40 peserta yang terdiri atas anggota KWT Selasih, penyuluh pertanian dari Dinas Perikanan dan Pertanian (DP2) Kota Makassar, masyarakat sekitar, dosen dan mahasiswa. Kegiatan pengabdian meliputi pemberian materi oleh tim pengabdi kemudian dilanjutkan diskusi dan tanya jawab. Kegiatan penyuluhan telah berhasil meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mitra tentang pentingnya menggunakan benih bermutu dalam budidaya tanaman hortikultura. Mitra juga telah memahami peran pemuliaan tanaman dalam menghasilkan benih dan bibit unggul tanaman hortikultura serta praktik budidaya yang baik menggunakan pupuk organik dan anorganik. Peningkatan pemahaman peserta ditunjukkan dari hasil pre-test dan post-test yakni dari seluruh pertanyaan terjadi peningkatan rata-rata sebesar 45,71% dari 22,86% menjadi 68,57%. Kata kunci: Benih bermutu, tanaman hortikultura, penyuluhan, kelompok wanita tani. ABSTRACT The community service activities carried out at the Selasih Women Farmers Group (KWT) aim to provide understanding and increase the knowledge of KWT members regarding the characteristics of high-quality seeds and the impact of using high-quality seeds on the productivity of horticultural crops. The approach used in the community service activities is participatory-educational in the form of counseling, where partner members are actively involved in every stage of the activity. At the final stage, an evaluation of the increase in partner knowledge was conducted using pre-tests and post-tests. The extension activity was attended by 40 participants, consisting of KWT Selasih members, agricultural extension officers from Department of Fisheries and Agriculture (DP2) of Makassar City, local community member, lecturers, and students. The community service activities included material delivery by the community service team, followed by discussions and question-and-answer sessions. The extension activity successfully increased partners' knowledge and understanding of the importance of using high-quality seeds in horticultural crop production. The partners also understood the role of plant breeding in producing high-quality seeds and seedlings for horticultural crops, as well as good cultivation practices using organic and inorganic fertilizers. The improvement in understanding was demonstrated by the results of the pre-test and post-test, namely from all questions there was an average increase from 22.86% to 68.57% or 45.71%. Keywords: High-quality seeds, horticulture crops, extension services, women farmers group.