Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

DESAIN PEMBELAJARAN JARAK JAUH UNTUK MEMBANGKITKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MASA PANDEMI COVID-19 Sangputri Sidik; Vera Mandailina; Nurul Hikmah; Yuni Susilowati; Risna Zubaidah; Syaharuddin Syaharuddin
Paedagoria : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Kependidikan Vol 12, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/paedagoria.v12i2.4962

Abstract

Abstrak: Motivasi belajar siswa merupakan hal penting yang harus diperhatikan selama proses pembelajaran daring pada masa pandemi COVID-19. Oleh sebab itu, tulisan ini bertujuan menawarkan desain pembelajaran yang bisa dijadikan rujukan oleh guru dalam menyampaikan pelajaran kepada siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menganalisis kebijakan pemerintah dalam menerapkan pembelajaran jarak jauh ataupun pembelajaran tatap muka terbatas, menganalisis hasil-hasil penelitian revelan dengan pembelajaran daring, serta menyusun rancangan pembelajaran jarak jauh yang mampu meningkatkan motivasi belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penyusunan silabus dan rencana pembelajaran sebaiknya berbasis blended learning, (2) menggunakan sumber belajar yang sesuai standar kurikulum seperti Rumah Belajar, (3) optimalisasi penggunaan media komunikasi yang mudah diakses oleh siswa seperti WhatsApp dan Zoom Meeting, (4) tugas sebaiknya berbasis project, praktikum lapangan dan berjenjang, (5) soal evaluasi disusun menggunakan Google Form atau Schoology dengan tipe soal berbeda setiap anak.Abstract: Student learning motivation is an important thing to note during the online learning process during the COVID-19 pandemic. Therefore, this paper aims to offer a learning design that can be used as a reference by teachers in delivering lessons to students. This research is qualitative research by analyzing government policies in applying distance learning or limited face-to-face learning, analyzing research results relevant to online learning, and drafting distance learning designs that can increase students' learning motivation. The results showed that (1) the preparation of syllabus and learning plan should be based on blended learning, (2) using learning resources that meet curriculum standards such as Learning House, (3) optimization of the use of communication media that is easily accessible to students such as WhatsApp and Zoom Meeting, (4) tasks should be project-based, field and tiered practicum, (5) evaluation questions are prepared using Google Form or Schoology with different types of questions every child.
PENGENALAN DAN PELATIHAN MEDIA SOSIAL KEPADA PELAKU HOME INDUSTRI SEBAGAI STRATEGI PEMASARAN DI MASA PANDEMI COVID-19 DI KELURAHAN BAILANG KOTA MANADO Sangputri Sidik; Siti Fathimah; Awaluddin Hasrin
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2022): volume 3 Nomor 1 Tahun 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v3i1.3396

Abstract

Pelaku home industry cenderung kurang update dalam mempromosikan hasil kerajinannya, sehingga dalam hal pemasaran hanya diseputaran lingkungannya saja. Jika dioptimalkan teknik pemasaran hasil produk kerajinan ini mampu meningkatkan omset penjualan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga ibu-ibu pelaku home industry. Terlebih lagi di masa pandemi covid 19 yang mewajibkan masyarakat untuk membatasi aktivitas diluar rumah. Dengan kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat membuat para pelaku home industry semakin terpuruk dalam hal pemasaran. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan metode pengenalan media sosial yang mencakup beragam media sosial yang dapat dimanfaatkan dalam mempromosikan hasil produk kerajinan home industry kepada ibu-ibu pelaku home industry, kemudian melakukan pelatihan langsung guna menunjang kemampuan mengoperasikan media sosial. Kegiatan ini berdampak positif bagi para pelaku home industry di Kelurahan Bailang, Kota Manado, karena selama ini mereka hanya mempromosikan hasil produknya melalui mulut ke mulut atau hanya lewat toko kelontong yang dibuat sekedarnya. Setelah mengikuti pelatihan ini terdapat peningkatan pengetahuan pada penggunaan media sosial dan peningkatan keterampilan serta menambah wawasan dalam rangka meningkatkan penjualan dan tentunya meningkatkan pendapatan bagi pelaku home industry.
KAWASAN WISATA KULINER JALAN RODA (JAROD) SEBAGAI RUANG EKSPRESI WAKTU LUANG (LEISURE) MASYARAKAT KOTA MANADO Awaluddin Hasrin; Abdul Rasyid Umaternate; Sangputri Sidik
Jurnal Community Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jcpds.v6i1.1868

Abstract

This paper aims to understand the practice of using leisure time in the Jalan Roda (Jarod) area of the city of Manado. This research is focused on coffee shops located in the culinary area of jalan roda in the city of Manado. The determination of this area by considering several aspects, namely the representation of coffee shops located in the city centers and the jalan roda area (Jarod) is a gathering point for all people in the city of Manado. Researchers used a qualitative descriptive analysis aimed at describing in depth the phenomenon of the existence of a culinary jalan roda in the city of Manado as a means or space for leisure expression for the people of Manado. Based on this research, jalan roda area (Jarod) the Manado City is a place where people can relax. This area is a gathering point for people from various backgrounds, ranging from students, brokers, artists, cultural figures, journalists, business people, and even public officials. Different from the concept of coffee, or modern coffee shops in general. Coffee shops in jalan roda (Jarod) is somewhat simpler. Far from modern impression. If in general the concept of modern coffee or coffee maker puts forward an attractive and instagramable interior design for the visitors. Jalan roda region (Jarod) actually retains it’s classic style. The table model is made lengthwise so that everyone who visits can sit at the table with other people who have not been known before.
Women's Political Behavior In Tomohon City – North Sulawesi Sangputri Sidik
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 7, No 1 (2023): JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/jisip.v7i1.4107

Abstract

Ketidakpastian pendapatan yang diperoleh oleh kepala keluarga sebagai seorang nelayan mendorong anggota ibu rumah tangga nelayan untuk bekerja agar memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui peran perempuann dalam meningkatkan ekonomi keluarga nelayan di Desa Gangga Dua dan juga untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi perempuan dalam meningkatkan ekonomi keluarga nelayan. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran perempuan dalam meningkatkan ekonomi keluarga nelayan mengurus rumah tangga merupakan prioritas utama, mendampingi suami, mngurus anak serta membantu suami bekerja walaupun hanya menjalankan usaha warung kecil dapat membantu menambah pendapatan ekonomi keluarga. Dalam menjalankan peran tersebut tidak luput dari kendala yang mereka hadapi, kendala yang dihadapi perempuan dalam meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga nelayan yakni kendala dalam soal modal untuk usaha yang dijalankan. Karena kondisi warung yang hanya berada di dalam kampung serta pembeli yang hanya berasal kampung itu menyebabkan mereka tidak mendapatkan keuntungan banyak
Adaptation of Minahasa Local Wisdom (Maleo-Leosan) as Sociology Teaching Material Siti Fathimah; Awaluddin Hasrin; Sangputri Sidik
AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Vol 15, No 1 (2023): AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan
Publisher : STAI Hubbulwathan Duri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35445/alishlah.v15i1.1723

Abstract

This research aims to develop sociology teaching materials in Senior High Schools about the basic competence of recognising and identifying the realities of individuals, groups, and social relations in society. This research was conducted in Minahasa Regency using a development (RD) method, namely developing a Sociology textbook Class X Semester 1 based on Minahasa local wisdom Maleo-leosan. Data were collected with a qualitative approach by conducting in-depth and structured interviews, observation, and documentation. The research results are the Minahasa community's local values in the form of local Maleo-leosan ideas. This can be elaborated in several sub-materials of sociology in Class X Semester 1, especially on the essential competencies of recognising and identifying the reality of individuals, groups, and social relations in society. Finally, of course, by developing to become a reference that teachers in schools can use as a reference book.
Konsep Pendidikan Keadilan Gender di Dalam Sistem Pendidikan Indonesia (Studi Komparasi Pemikiran M. Quraish Shihab dan KH. Husein Muhammad) Sidik, Sangputri; Tanipu, Funco; Solapari, Nuryati; Assabana, Mohammad Syahru; Rahman, Rahmania
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 6 No. 4 (2023): JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan)
Publisher : STKIP Yapis Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.593 KB) | DOI: 10.54371/jiip.v6i4.1949

Abstract

Masyarakat masih banyak yang belum mengetahui apa arti gender. Banyak yang melihatnya hanya sebagai perbedaan seksual atau biologis antara pria dan wanita. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) mendeskripsikan pemikiran M. Quraish Shihab tentang gagasan gender dalam pendidikan Islam; 2) untuk mendeskripsikan apa itu KH. Husaein Muhammad memikirkan gagasan gender dalam pendidikan Islam; dan 3) untuk menjelaskan bagaimana ide mereka tentang gender dalam pendidikan Islam yang sama dan berbeda. Artikel ini menggunakan metode yang disebut "elaborasi deskriptif-komparatif" dan metode studi dari perpustakaan. Dari kajian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) M. Quraish Shihab mengatakan bahwa perbedaan jasmani antara laki-laki dan perempuan tidak ada kaitannya dengan kemampuan yang diberikan Allah SWT kepada manusia. Allah SWT memberi mereka kecerdasan dan kemampuan berpikir yang sama. 2) kondisi mental KH. Husein Muhammad berpikir bahwa hidup selalu menjadi lebih baik dan lebih besar. Wanita semakin pintar dan pintar, dan semakin banyak dari mereka yang lebih pintar daripada pria. Ini karena masyarakat telah membantu setiap orang mencapai potensi penuh mereka. 3) Kedua orang ini dikenal mendukung persamaan hak bagi laki-laki dan perempuan dalam Islam dan sekolah Islam. 4) Kedua orang ini memiliki pemikiran yang sama tentang persamaan hak bagi laki-laki dan perempuan. Perbedaan pendidikan dan cara berpikir kedua orang tersebut menjelaskan mengapa mereka memiliki pemikiran yang berbeda tentang kesetaraan perempuan dalam pendidikan Islam.
Perjuangan Perempuan Kota Tomohon Pada Kontestasi Politik Lokal Sangputri Sidik; Awaluddin Hasrin; Siti Fathimah; Hamsah Hamsah; Sanita Carolina Sasea
PADARINGAN (Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi) Vol 5, No 02 (2023): PADARINGAN : Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/pn.v5i02.8127

Abstract

This study discusses the form of political participation of women in Tomohon City. The presence of women in the Indonesian political stage is an important discourse on the progress of democracy in Indonesia.  However, there are still many obstacles among women to appear in political contestation, especially in political contestation. This research shows that the trend of political participation among women in Tomohon City continues to increase. This can be seen from the presence of female mayoral candidates who ran in the contestation of the 2019 Tomohon City Elections, namely Jilly Gabriel Eman paired with Virgie Baker. In the executive area, there are at least 40% of women who position as members of the Tomohon City Parliament. Meanwhile, in the aspect of election organizers, there are women representatives in the KPU and BAWASLU of Tomohon City. This condition does not necessarily mean that the involvement of women in the world of politics goes smoothly, but there are still obstacles that must be faced by women in participating in the world of politics in Tomohon City This research also aims to always revive gender discussions in social life. Gender mainstreaming is one of the agendas that must continue to be implemented in various sectors and lines of social life, especially in the academic environment.
Tantangan Pendidikan Sosiologi Di Era Industri 4.0 Hamsah Hamsah; Sangputri Sidik; Romi Mesra; Rahmat Nur
PADARINGAN (Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi) Vol 5, No 03 (2023): PADARINGAN : Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/pn.v5i03.9463

Abstract

This article is a study that highlights the various problems and challenges faced by the sociology education discipline in the Industrial 4.0 era. Included in it is to see the existence of sociology education in the midst of the current globalization. The method used in this writing is the method of literature by collecting various relevant research results. The conclusion of this study is that era 4.0 presents challenges to sociology education while providing opportunities if it is managed properly. Among the challenges are developments in information and communication technology, learning methods and curriculum changes.
TREN KECANTIKAN DAN IDENTITAS SOSIAL: ANALISIS KONSUMSI KOSMETIK DAN OBJEKTIFIKASI DIRI DI KALANGAN PEREMPUAN KOTA PALOPO Awaluddin Hasrin; Sangputri Sidik
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 12, No 4 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v12i4.71618

Abstract

Beauty is a fundamental aspect of women's existence. They have aspirations to fulfill society's beauty norms. This research seeks to examine the complexity of the idea of beauty among Palopo City and emphasize its impact on women's consumer behavior. Data was collected using qualitative methodology by conducting in-depth interviews and observations of women from various age groups in Palopo City. Research findings show that women in the city of Palopo conceptualize beauty as a combination of physical aspects that can be measured and non-physical aspects, such as self-confidence and self-perception. Beauty is partly formed by advertisements in the mass media, which align with the goals of capital owners in the beauty business, giving rise to the concept of the beauty myth. Apart from that, this concept is also formed by self-objectification that arises from the social environment. The use of cosmetics has become a basic need for women and increases self-confidence. However, this consumptive behavior also has a negative impact, encouraging a wasteful lifestyle and forming a false consciousness because someone feels valued in society only when they have made an effort to look beautiful.   Keywords: Women, Beauty, Consumerism, Palopo City AbstrakKecantikan merupakan aspek mendasar dari eksistensi perempuan. Mereka memiliki cita-cita untuk memenuhi norma kecantikan dalam masyarakat. Penelitian ini berupaya untuk mengkaji kompleksitas gagasan kecantikan di kalangan warga Kota Palopo dan menekankan dampaknya terhadap perilaku konsumtif perempuan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metodologi kualitatif, yaitu dengan melakukan wawancara mendalam dan observasi terhadap perempuan dari berbagai kelompok umur di Kota Palopo. Temuan penelitian menunjukkan bahwa perempuan di kota Palopo mengonseptualisasikan kecantikan sebagai perpaduan pada aspek fisik yang dapat diukur dan aspek nonfisik, seperti kepercayaan diri dan persepsi diri. Konsep kecantikan sebagian dibentuk oleh iklan-iklan di media massa yang sejalan dengan tujuan pemilik modal dalam bisnis kecantikan sehingga memunculkan konsep mitos kecantikan. Selain itu, konsep ini juga dibentuk oleh objektifikasi diri yang muncul dari lingkungan sosialnya. Penggunaan kosmetik telah menjadi kebutuhan mendasar bagi perempuan, dan meningkatkan rasa percaya diri. Namun demikian, perilaku konsumtif ini juga menimbulkan dampak buruk, mendorong gaya hidup boros dan membentuk suatu kesadaran palsu bagi mereka karena seseorang merasa dihargai dalam suatu masyarakat hanya ketika mereka telah berupaya untuk tampil cantik Kata Kunci: Perempuan, Kecantikan, Konsumerisme, Kota Palopo
Penguatan Kompetensi Guru dalam Menghadapi Tantangan Kurikulum Merdeka: Studi Kasus pada Pembelajaran IPS: Sosiologi Siti Fathimah; Sangputri Sidik; Rahmania Rahman
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 1 (2024): Volume 7 No 1 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i1.12770

Abstract

ABSTRAK Kurikulum Merdeka telah menjadi pusat perhatian dalam upaya reformasi pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini dirancang untuk memberikan kemerdekaan yang lebih besar kepada guru dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan konteks lokal. Namun, pelaksanaan Kurikulum Merdeka juga menimbulkan sejumlah tantangan bagi guru. Artikel ini menyajikan hasil dari kegiatan program pelatihan yang bertujuan untuk memahami bagaimana penguatan kompetensi guru dapat membantu mereka mengatasi tantangan yang muncul dalam konteks Kurikulum Merdeka, dengan fokus pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), khususnya sosiologi. Melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan dengan 25 orang guru IPS yang berada di Kabupaten Minahasa. Kegiatan pelatihan ini mengungkap sejumlah tantangan yang dihadapi guru dalam menghadapi Kurikulum Merdeka, seperti kebutuhan akan sumber daya yang lebih banyak, penyesuaian kurikulum yang lebih luas, dan perubahan paradigma dalam pengajaran. Melalui pelatihan dan pengembangan kompetensi, guru dapat memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengatasi tantangan ini. Pelatihan ini juga memungkinkan guru untuk menciptakan pembelajaran yang lebih kontekstual, relevan, dan berorientasi pada siswa. Pentingnya penguatan kompetensi guru dalam menghadapi tantangan Kurikulum Merdeka. Dengan pelatihan yang tepat, guru dapat lebih siap untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran IPS: Sosiologi. Kata Kunci: Kurikulum Merdeka, Ilmu Pengetahuan Sosial, Sosiologi, Penguatan Kompetensi Guru, Reformasi Pendidikan.  ABSTRACT The Merdeka Curriculum has taken centre stage in Indonesia's education reform efforts. The curriculum is designed to give teachers greater independence in designing learning that suits local needs and contexts. However, the implementation of the Merdeka Curriculum also poses a number of challenges for teachers. This article presents the results of a training programme activity that aims to understand how strengthening teachers' competencies can help them overcome the challenges that arise in the context of the Merdeka Curriculum, with a focus on Social Science (IPS) subjects, particularly sociology. Through training and mentoring activities with 25 social studies teachers in Minahasa Regency. This training activity revealed a number of challenges that teachers face in dealing with the Merdeka Curriculum, such as the need for more resources, broader curriculum adjustments, and paradigm shifts in teaching. Through training and competency development, teachers can gain the necessary skills and knowledge to overcome these challenges. This training also enables teachers to create more contextualised, relevant and student-centred learning. The importance of strengthening teacher competencies in facing the challenges of the Merdeka Curriculum. With the right training, teachers can be better prepared to implement the Merdeka Curriculum in social studies learning: Sociology. Keywords: Curriculum Merdeka, Social Science, Sociology, Strengthening Teacher Competence, Education Reform.